Anda di halaman 1dari 17

KATA, KALIMAT EFEKTIF, FIKSI DAN PARAGRAF

(Dosen pengampu NURUL HASANAH, M.Pd.)

Disusun

Kelompok 7

OLEH :

Wiwi Friyandani 2220203861206117

Sri Maharany Alfaridzy 2220203861206112

Muhaemin Muhbang 2220203861206099

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

TAHUN AJARAN 2022

1
DAFTAR ISI

SAMPUL 1
DAFTAR ISI 2
A. Pengertian Kata 2
B. Pengertian Kalimat Efektif 3
a. Kesepadanan 3
b. Keparlemenan 4
c. Ketegasan 4
d. Kehematan 5
e. Kepaduan 7
C. FIKSI 9
a. Jenis cerita fiksi 9
b. Fiksi menurut para ahli 10
D. PARAGRAF 10
A. Paragraf gantung 11
B. Jenis-jenis paragraf 12
KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15

2
A. Pengertian Kata

Kata atau ayat merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam
bahasa Insdonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis
(subjek, predikat, objek atau keterangan) dalam suatu kalimat. Pengertian kata secara tunggal
dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat di artikan sebagai makna, isyarat,
ataupun penafsiran tentang sesuatu.

Kata atau unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa yaitu ujar atau bicara.
Pengertian kata secara tunggal dalam KBBI juga dapat di artikan sebagai makna, isyarat,
ataupun penafsiran. Kata juga dapat di artikan sebagai suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih Morfen. Umumnya kata terdiri dari satu akar
kata tanpa atau dengan beberapa Afiks. Gabungan dri kata dapat membentuk frasa, klausa,
atau kalimat.

1. Contoh kata yang terdiri dari satu akar


⮚ Adat ujar-ujar (kata-kata kias, peribahasa, dan sebagainya)

⮚ benda nomina;

⮚ dasar kata-kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar, misalnya jual
menjadi dasar bentuk jualan
⮚ depan preposisi;

⮚ ganti pronomina;

⮚ kunci kata atau ungkapan yang mewakili konsep atau gagasan yang menandai suatu
zaman atau suatu kelompok;
⮚ kerja verba;

⮚ sifat adjektiva;

2. Contoh kata yang terdiri dari beberapa akar


⮚ pengantar kata pendahuluan;

⮚ bentukan kata turunan;

⮚ nonreferensial kata yang tidak mempunyai acuan di luar bahasa;

⮚ turunan kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi, atau
panggabungan;
⮚ pungutan kata serapan;

3
⮚ sandang artikel;

⮚ tambahan adverbia;

⮚ sapaan kata yang digunakan untuk menyapa seseorang;

B. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengan atau atau pembacaseperti apa yang ada
dalam pikiran pembaca atau penulis. Kalimat efektif lebih nmengutamakan keefektifan
kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan,
ketegasan, kehematan, kepaduan dan kelogisan.

a. Kesepadanan

kesepadanan ialah adanya kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran, gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat ini di perhatikan oleh kesatuan
gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik.

● Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, seperti tercantum di bawah ini:


1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat sebuah kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi Ijazah SLTA.

Seharusnya:

Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah SLTA.

2. Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

Penyusunan yang disertasi ini saya dibimbing oleh para ptomotor.

Seharusnya

4
Penyusunan yang disertai ini di bimbing oleh para promotor.

3. Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal.

Contoh :

Kami datang agak terlambat. Sehingga tidak bisa memilih presiden.

Adiknya menjadi juara renang, Sedangkan kakaknya juara menari.

Seharusnya

Kami datang agak terlambat sehingga tidak bisa memilih presiden.

Adiknya menjadi juara renang sedangkan kakaknya juara menari.

b. Keparlemenan

Yang dimaksud keparlemenan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina maka bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba
maka bentuk kedua juga harus menggunakan verba

Contoh:

⮚ Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas
mata kuliah traslation dan pengetikan naskah asing.
Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dang pengeditan.

Kalimat a tidak ada kesetaraan karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda, yaitu menerjemahkan dan pengetikan. Kalimat itu dapat di perbaiki
dengan cara mensejajarkan kedua bentuk itu.

a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata
kuliah translation dan mengetik naskah asing.

Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata membaca, mengedit dan pengetikan. Kalimat harus diubah menjadi
predikat nominal, sebagai berikut.

b. langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang dan mengetik hasil
terjemahan.

5
c. Ketegasan

yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Kalimat itu memberikan penekanan atau ketegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat seperti berikut ini

1). Meletakkan kata yang di tonjolkan itu di depan kalimat

Contoh:

Harapan Rektor Unikom adalah agar mahasiswa lulus tepat waktu. Penekanannya
adalah : Harapan Rektor Unikom, jadi penekanan kalimat dapat dilakukan dengan peletakan
di dalam posisi kalimat.

2). Membuat urutan kata yang logis

Contoh :

Pencuri itu berlari, merangkak, dan meloncat agar tidak terlihat orang.

Seharusnya :

Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak terlihat orang.

3). Melakukan pengulangan kata-repetisi

Contoh :

Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan keramahan mereka.

4). Melakukan pertentangan terhadap ide yang di tonjolkan

Contoh :

Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan cerdas.

5). Mempergunakan partikel penekanan / penegasan

Contoh :

Saudaralah yang harus datang ke tempat itu.

6
d. Kehematan

Yang di maksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata,
frase, atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini
mempunyai arti kehematan terhadap kata yang memang tidak di perlukan.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Penghematan dapat di lakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.


a. karena ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

b. para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelan mereka mendengar aba-aba dari
panitia

perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:

a). Karena sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

b). Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mendengar aba-aba dari panitia.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat


pada hiponimi kata.
Kata hijau sudah mencakupi kata warna.

Kata merpati sudah mencakupi kata burung.

Perhatikan:

Ia memakai baju warna hijau.

Dimana engkau menangkap burung merpati itu?

Dapat di ubah menjadi

Ia memakai baju hijau

Di mana engkau menangkap merpati itu?

3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


Kesinoniman dalam satu kalimat.

Kata naik bersinonim dengan ke atas

Kata turun bersinonim dengan saja.

7
Kata turun bersinonim dengan saja

Kata sejak bersinonim dengan dari

Perhatikan kalimat- kalimat dibawah ini:

Dia hanya belajar komputer saja

Sejak dari tadi ia menunggu temannnya

Atau

Dia belajar komputer saja.

Dari tadi ia menunggu temannya.

4. Pengehematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang


berbentuk jamak, misalnya:

Bentuk tidak baku Bentuk baku

Para ibu-ibu Para ibu

Beberapa bapak-bapak Beberapa bapak

● Kecermatan
yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tetap dalam
pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut:

a. istri lurah yang cerewet itu.

b. dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan

kalimat a memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, adalah istri lurah.

Kalimat b memiliki makna ganda yaitu beberapa jumlah uang yaitu seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah.

e. Kepaduan

yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis. Misalnya :

8
Kemajuan teknologi dalam bentuk alat transpor memungkinkan manusia berpindah tempat
dari pulau ke pulau, dari desa ke desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu sebagai
lembaga yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang
denngan menyampaikan kepada generasi muda.

Silahkan diperbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu. Kalimat yang padu
menggunakan pola aspek-agen-verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
persona.

Makalah itu saya sudah kerjakan....

Saran yang di sampaikannya kami perhatikan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan aspek sebab terletak antara agen dan verbal.

Seharusnya kalimat itu berbentuk :

Makalah ini sudah saya kerjakan.

Saran yang di sampaikannya akan kami perhatikan.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek
penderita.

Perhatikan kalimat ini.

Mereka membahas dari pada persiapan pemilu.

Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan komputer.

Seharusnya :

Mereka membahas persiapan pemilu.

Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.

● Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan
sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Perhatikan kalimat di bawah ini :

a) Waktu dan tempat kami persilahkan

b) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini

9
Kalimat di atas tidak logis atau tidak masuk akal.

Kalimat yang logis sebagai berikut :

Rektor UNIKOM kami persilahkan.

Untuk menghemat waktu kita lanjutkan acara ini.

Bentuk yang salah

1. Kepada yang terhormat Rektor Unikom

2. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

3. Pendapat itu saya kurang cocok.

4. Mahasiswa membawa komputer sebanyak 5 unit.

5. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa

Bentuk yang benar

- Yang terhormat Rektor Unikom atau kepda Rektor Unikom


- Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
- Pendapat itu bagi saya cocok.
- Mahasiswa membawa komputer sebanyak lima unit.
- Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.

C. FIKSI

Fiksi bersifat rekaan atau imajinasi dari pengarang. Umumnya fiksi menggunakan bahasa
yang bersifat konotatif atau bukan sebenarnya. Dalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif
atau tidak mutlak. Karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku. Umumnya karya sastra
fiksi menyasar emosi atau perasaan penikmatnya, bukan logika. Terdapat pesan moral atau
amanat tertentu dalam karya fiksi.

Fiksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi adalah cerita rekaan dalam karya
sastra. Cerita fiksi ialah pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau rekaan, tidak
berdasarkan kenyataan. Proses imajinasi non ilmiah sangat diperlukan dalam membuat karya
fiksi. Dilansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa pengertian fiksi menurut ahli.

10
a. Jenis cerita fiksi

Dalam buku Prosa Fiksi (2015), jenis cerita fiksi dibagi menjadi dua, yaitu: fiksi lama dan
baru.Cerita fiksi lama biasanya mendapatkan pengaruh dari kebudayaan barat yang
disampaikan secara lisan karena belum mengenal tulisan.

1. Sastra Melayu

Dalam kesusastraan Melayu Lama, contoh cerita fiksi yaitu:

Cerita rakyat yang dibedakan menjadi berbagai jenis, seperti mite, jenaka, fabel, dan legenda.
Hikayat yaitu prosa panjang berbahasa Melayu dengan beberapa unsur, hindu, hindu-islam,
dan islam.

2. Karya Fiksi Baru

Sementara itu, contoh karya fiksi baru, yaitu: cerpen (cerita pendek), novel, prosa liris, dan
fiksi mini.

a. Cerpen

Pengertian cerpen ialah karangan cerita yang berpusat pada satu peristiwa pokok. Biasanya
dalam cerpen memiliki perwatakan jelas pada tokoh dan berakhir pada nasib.

b. Novel

Pengertian novel ialah cerita yang lebih panjang daripada cerpen karena memiliki konflik
yang lebih luas. Tokoh dan watak biasanya terus berkembang, sehingga penggambaran cerita
jauh lebih detail. Novel dibagi menjadi dua, yaitu novel serius dan hiburan.

c. Prosa

Pengertian prosa liris adalah karya sastra yang ditulis dan diungkapkan dengan unsur puitis.
Bahasa yang digunakan berima dan pencitraannya seperti puisi.

d. Fiksi Mini

Pengertian fiksi mini ialah karya berupa cerpen yang alur dan ending cerita ditentukan sendiri
oleh pembaca. Penulis fiksi mini memberikan kebebasan kepada pembaca dalam memahami
karyanya. Tata bahasa dan alur cerita fiksi mini biasanya menarik dan indah. Jadi secara
singkat, fiksi adalah cerita rekaan artinya bukan kejadian asli atau sebenarnya.

b. Fiksi menurut para ahli

1. Fiksi Menurut Wellek dan Warren


Pengertian fiksi adalah struktur bangunan yang koheren, dan tetap mempunyai tujuan estetik.

11
2. Fiksi Menurut Abrams
Pengertian fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan, karya naratif yang tidak menyaran pada
kebenaran sejarah.

3. Fiksi Menurut Nurgiyantoro


Dalam 'Teori Pengkajian Fiksi', Nurgiyantoro menjelaskan definisi fiksi adalah prosa naratif
yang memiliki sifat imajinatif. Akan tetapi, prosa tersebut bersifat masuk akal dan
mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan antar manusia.

Dengan demikian, fiksi dapat disajikan dalam berbagai format, mulai dari tulisan,
pertunjukan, film, hingga video game.

D. PARAGRAF

Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling
berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan dari paragraf
adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan
utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan
secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah kalimat
dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan uraian gagasan yang
disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan kualitas dari bacaan.
Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat topik. Selain itu, terdapat
kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf juga berfungsi untuk
mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf yaitu adanya kesatuan,
kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak berubah-ubah.

Paragraf merupakan bagian kecil dari suatu karangan. Sebuah karangan dapat terbentuk
dengan adanya paragraf di dalamnya. Kualitas suatu karangan ditentukan oleh keterampilan
dalam menulis paragraf. Tujuan utama dari pembentukan paragraf adalah untuk memudahkan
pembaca dalam memahami gagasan-gagasan utama yang berbeda tetapi berkaitan satu sama
lain di dalam karangan. Tiap paragraf hanya dapat berisikan satu gagasan utama sehingga
gagasan utama lainnya dapat diketahui pada paragraf lain. Tujuan lain dari pembentukan
paragraf adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar. Perhentian ini
memberikan waktu bagi pembaca untuk dapat memahami gagasan yang terkandung di dalam
setiap paragraf.

a. Gagasan utama

Inti permasalahan di dalam paragraf terletak pada topik utama atau gagasan utama.
Pembicaraan utama di dalam paragraf terpusat pada gagasan utama. Penyampaian gagasan
utama berbentuk sebuah kalimat topik.

12
b. Kalimat topik

Kalimat topik merupakan kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci dan
diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat topik bersifat lengkap dan dapat dipahami
tanpa adanya kalimat penjelas. Pesan yang disampaikan di dalam kalimat topik cukup jelas
dan dapat dibentuk. Letak kalimat topik umumnya di awal atau akhir paragraf. Fungsi dari
kalimat topik adalah mengendalikan gagasan utama.

c. Kalimat penjelas

Kalimat penjelas merupakan kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa adanya kalimat
lain atau hanya untuk menambah kejelasan dari kaimat pokok. Kejelasan arti dari kalimat
penjelas dapat diketahui setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
Pembentukan kalimat penjelas umumnya memerlukan pembentukan kata sambung dan kata
peralihan, Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat topik sehingga berisi keterangan
rinci, contoh, dan informasi tambahan lainnya.

A. Paragraf gantung

Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak dimasukkan
dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.

Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah
detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut
dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok,
bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat
berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang
spesifik.

● Kerangka paragraf
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf. Memberikan detail
pendukung untuk mendukung gagasan utama. Ditutup dengan kalimat penutup yang
menyatakan kembali gagasan utama.

B. Jenis-jenis paragraf

Berdasarkan teknik pemaparannya

● Paragraf naratif
Paragraf naratif merupakan paragraf yang berkaitan dengan penceritaan atau pendongengan.
Penggunaan paragraf naratif yaitu di dalam cerita pendek, novel, dan hikayat. Paragraf naratif
digunakan untuk menghibur para pembaca. Selain itu, paragraf naratif juga digunakan untuk
memberikan suasana yang sama seperti di dalam cerita kepada para pembaca. Penggunaan
paragraf naratif juga dapat memunculkan imajinasi di pikiran para pembaca.

13
● Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif juga disebut sebagai paragraf lukisan. Fungsi dari paragraf deskriptif
adalah memberikan gambaran tentang segala hal yang terlihat oleh penulisnya. Penulisan
paragraf deskriptif disesuaikan dengan tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan.
Paragraf deskriptif dapat disajikan secara berurutan tempat maupun berurutan waktu dan
sebaliknya. Penulisan paragraf deskriptif sepenuhnya memanfaatkan panca indra sebagai
penggambar kondisi yang ingin disampaikan.

● Paragraf ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga sebagai paragraf paparan. Penulisan paragraf ekspositoris
ditujukan untuk menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan.
Paragraf ekspositoris hanya menyajikan satu unsur dari objek. Teknik pengembangan
paragraf ekspositoris menggunakan analisis urutan kejadian ataupun analisis tata ruang.

● Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif dapat juga disebut dengan paragraf persuasif. Penulisan paragraf
argumentatif adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca mengenai pentingnya objek
tertentu yang dijelaskan dalam paragraf. Paragraf argumentatif ini banyak digunakan untuk
memberikan anjuran tentang sesuatu hal.

Berdasarkan letak kalimat utamanya

● Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan


persoalanpokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

● Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-


penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke
dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
1. Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta
khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:

Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan,
mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam
dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak
kelas tiga cukup pandai mengarang. Yang menjadi penjelasannya di atas adalah: Pemerolehan

14
nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan
peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.

Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali,
Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup
karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau
delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.

Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi
dalam 2 jenis bentuk paragraf generalisasi

● Jenis Jenis Paragraf Generalisasi


1. Loncatan Induktif

Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak
dari beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang
terjadi. Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini
sangatlah lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.

2.Tanpa Loncatan Induktif

Paragraf Generalisasi yang berbentuk Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf


generalisasi yang memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili
keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena
menggunakan fakta yang lengkap.

Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok
atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat
topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.

Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa
pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa
maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama.


Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang
banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah,

15
lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu
oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.

KESIMPULAN

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI
kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu
perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.

Kalimat efektif harus memperhatikan hal-hal pentingyaitu harus selalu memilih kata dan
istilah serta meletakkannya dengan posisi yang tepat, menggunakan tanda baca yang tepat,
mengusahakan agar kalimat memiliki kalimat yang logis, menggunakan kata yang tepat, juga
menggunakan imbuhan.

Fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-angan (fantasi)
dan bukan berdasarkan kejadian nyata’ hanyaberdasarkan imajinasi pengarang.

Paragraf merupakan kesatuan pikiran yang dengan adanya paragraf itu mengetahui ide itu
berawal dan berakhir.

PERTANYAAN

1. Apakah setiap kata memiliki arti?

Jawaban : Ya karena setiap kata dalam suatu kalimat mempunyai makna tersendiri dimana
dalam setiap kata bisa jdi penghubung dalam penyempurnaan suatu kalimat itu sendiri.

2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam cerita fiksi?

Jawaban : Unsur-unsur intrinsik cerita fiksi. Tema, yaitu gagasan atau ide dasar yang
menjadi landasan suatu karya sastra yang terkandung dalam teks. Tokoh, yaitu pelaku dalam
cerita. Alur atau plot, yaitu urutan kejadian cerita. Konflik, yaitu permasalahan-permasalahan
yang dihadapi para tokoh dalam cerita.

3. Bagaimana suatu paragraf dapat di katakan baik?

Jawaban : Paragraf yang baik hendaklah mematuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,


kelengkapan, dan urutan. Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap
paragraf hendaknya memiliki unsur kelengkapan yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas
yang bisa berupa fakta-fakta atau contoh-contoh.

4. Mengapa kita harus menggunakan kalimat efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain?

Jawaban : Kalimat efektif harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud,
atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama
oleh pembaca atau pendengar.

16
5. Apakah yang harus di perhatikan dalam penyampaian sebuah cerita fiksi?

Jawaban : Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan cerita adalah sebagai
berikut. Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Usahakan suaramu disesuaikan
dengan pendengar dan ruang yang ada. Pelafalan setiap kata harus tepat dengan artikulasi
yang sesuai sehingga cerita dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/433388705/Kesimpulan-Makalah-Kalimat-Efektif-Dan-Paragraf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kata#:~:text=Kata%20atau%20ayat%20merupakan%20satuan,atau
%20keterangan)%20dalam%20suatu%20kalimat.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paragraf
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a88a78b8c8b/contoh-syarat-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-dalam-
bahasa-indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fiksi

17

Anda mungkin juga menyukai