Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek

PT. NAFAC MITRA UTAMA mendapat kepercayaan dari PT


Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jakarta – Cikampek untuk
mengerjakan proyek jasa konsultasi perencanaan Teknik pekerjaan
pembangunan Tanggul Taktis KM 08+800 B pada ruas jalan tol Jakarta –
Cikampek tahun 2023. Proyek ini dimulai sejak bulan Agustus 2023 dan
berlangsung selama 3 bulan. Proyek ini berlokasi di area Jalan Toll
Jakarta – Cikampek KM 08+800. Penandatanganan perjanjian
dilaksanakan di kantor PT Jasamarga Tollroad, perjanjian ini memiliki 3
bulan. Proyek Pembatas Jalan Median Concrete Barrier atau MCB
tersebut dilaksanakan pada KM 08+800 B pada Ruas Jalan Tol Jakarta –
Cikampek yang terletak di Provinsi Jawa Barat.

2.2 Lokasi Proyek

Lokasi proyek pengawasan pembangunan median concrete barrier


Tanggul Taktis KM pada Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek oleh PT.
NAFAC MITRA UTAMA terletak di KM 08+800 B pada Ruas Jalan
Tol Jakarta – Cikampek dan dapat dicapai dengan menggunakan sepeda
motor atau mobil dalam waktu 20 menit perjalanan.

7
Sumber : Olahan dokumentasi penelitian, 2023.

Gambar 2.1: letak lokasi proyek

2.3 Data Proyek

2.3.1 Data Umum

Pemilik Proyek : PT Jasamarga Tollroad Maintenance


Area Jakarta – Cikampek

Alamat : Jalan Teuku Umar Sepanjang Jaya


Kota Bekasi 17114

Nomor Telepon : 021 – 8216515

Nomor Faksimili : 021 – 8216507

e-mail : Kontrak.manajemen@jmtm.co.id

Konsultan Perencana : PT Nafac Mitra Utama

Alamat : Jalan RC Veteran 1-I Bintaro

Nomor Telepon : 021 – 7362639

Nomor Faksimili : 021 – 7362583

8
e-mail : nafacmu@yahoo.com

Nomor Kontrak : 23/KONTRAK-CA-JAPEK/VIII/


2023

Tanggal : 2 Agustus 2023

Jenis Kontrak : Harga Satuan Tetap (Fixed Unit


Price)

Nilai Kontrak : Rp 545.010.000,- sudah termasuk


Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 11%.

Surat Penunjukkan (Gunning) Penyedia Jasa

Nomor : 1588/CA-JPK/EXT/JMTM/VIII/2023

Tanggal : 28 Juli 2023

Surat Pengumuman Pemenang

Nomor : 12/PAN/KONSUL.TT-JAPEK/VII/
2023

Tanggal : 25 Juli 2023

Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi

Nomor : 06/BA/PAN/KONSUL.TT-JAPEK/
VII/2023

Tanggal : 28 Juli 2023

Surat Penawaran Pihak Kedua beserta lampiran – lampirannya

Nomor : 013/NMU-DIR/TEND-JMTM/
JAPEK/VII/2023

Tanggal : 18 Juli 2023

9
Kontraktor : PT Evic Mora Sugih

Alamat : Jalan Kemang Amarilis Raya Blok


AH, No. 63 Bojong Rawalumbu,
Kota Bekasi Jawa Barat 17116

Nomor Telepon : 021 – 8273 3311

E-mail : Pt.evicmorasugih@gmail.com

Nomor Kontrak : 21/KONTRAK-CA-JAPEK/VIII/


2023

Tanggal : 2 Agustus 2023

Jenis Kontrak : Harga Satuan Tetap (Fixed Unit


Price)

Nilai Kontrak : Rp 3.993.891.000,- sudah termasuk


Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 11%.

Surat Penunjukkan (Gunning) Penyedia Jasa

Nomor : 1586/CA-JPK/EXT/JMTM/VIII/2023

Tanggal : 28 Juli 2023

Surat Pengumuman Pemenang

Nomor : 13/PAN/PEMB.TT-JAPEK/VII/2023

Tanggal : 25 Juli 2023

Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi

Nomor : 06/BA/PAN/PEMB.TT-JAPEK/VII/
2023

Tanggal : 25 Juli 2023

10
Surat Penawaran Pihak Kedua beserta lampiran - lampirannya

Nomor : 0535/LBA/04/EMS/2023

Tanggal : 18 Juli 2023

2.3.2 Data Teknis

Nama Proyek : Perencanaan Teknik Pekerjaan


Tanggul Taktis KM 08+800 B Pada
Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek
Tahun 2023.

11
2.4 Lingkup Pekerjaan Proyek

2.4.1 Persiapan

Tahap pertama pekerjaan persiapan dimulai dari pemeriksaan letak


lokasi dan muka air banjir, pekerjaan pengukuran dan pematokan,
pekerjaan mutual check, dan pekerjaan pendukung lainnya

2.4.2 Pekerjaan Pondasi dan bangunan bawah

Tahapan pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan pondasi tiang pancang,


pekerjaan pondasi sumuran, pekerjaan Pile Cap, pekerjaan pilar, dan
pekerjaan Abutment

2.4.3 Pekerjaan bangunan Atas (Jembatan)

Tahapan pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan perancah, pekerjaan


pemasangan rangka jembatan, pekerjaan lantai jembatan, dan pekerjaan
Finishing

2.5 Manajemen Proyek

Suatu struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen atau


pengelolaan suatu proyek. Manajemen adalah suatu cara untuk
mengelola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu. Manajemen dalam
proyek konstruksi merupakan suatu sistem yang mengkoordinasi
seluruh kegiatan yang yang berhubungan dalam proyek konstruksi.

12
Dimana pada tiap bagiannya memiliki hak dan kewajibannya masing
masing.

Owner
KEMENTERIAN PUPR

Konsultan Konsultan Kontraktor


Perencana Pengawas Pelaksana
PT. Maratama Cipta PT. Baja Titian PT. Bukaka Teknik Utama
Mandir Utama
i

Gambar 2.4. Struktur organisasi proyek pembangunan Jembatan


Callender Hamilton

2.5.1 Pemilik Proyek

Suatu badan hukum (lembaga pemerintah/swasta) atau perorangan yang


mempunyai keinginan untuk mendirikan bangunan dengan kemampuan
dana yang dimilikinya dan bertindak sebagai pemberi kerja kepada
kontraktor dan konsultan. Tugas dan kewajiban sebagai berikut:

1. Menyediakan atau membayar sejumlah biaya Yang diperlukan untuk


terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.

2. Menerima pekerjaan apabila telah selesai dan menyetujuinya.

3. Menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas rencana yang


dikemukakan oleh konsultan pengawas.

13
4. Menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan
proyek, agar kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya, antara Iain surat izin yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dan keterangan Iain yang diperlukan. Pemilik proyek, baik dari
perseorangan maupun kelompok yang menanamkan modalnya.

2.5.2 Konsultan Pengawas

Pemilik proyek akan menunjuk perwakilan baik dari internal


perusahaan maupun pihak konsultan pengawas, yang diberi wewenang
untuk mewakili pemilik proyek. Tugas dan tanggung jawab konsultan
pengawas secara umum adalah :

l. Mengadakan pengawasan langsung di lapangan selama


pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh pelaksana kontraktor.

2. Memberikan petunjuk-petunjuk teknis pada kontraktor guna


menjaga hasil pelaksanaan proyek sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.

3. Memberikan instruksi dan koreksi pada kontraktor bila ada


penyimpangan pelaksanaan pekerjaan.

4. Memberikan saran serta turut memecahkan masalah kesulitan


teknis yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan.

5. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan dan pemakaian


bahan bangunan yang tidak sesuai dengan design yang
disetujui.

6. Menyerahkan berita acara realisasi kemajuan fisik proyek


kepada pemilik proyek.

14
7. Membuat laporan teknis mengenai kemajuan fisik dan
hambatan Yang terjadi di lapangan, berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan kepada pernilik proyek.

8. Memberikan pernyataan telah selesainya proyek kepada


pemberi tugas.

2.5.3 Pelaksana / Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima dan


menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah
tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaannya kontraktor dapat menunjuk sub-sub kontraktor untuk
membantunya dalam pekerjaan tertentu dengan sepengetahuan pemberi
tugas.

Tugas dan tanggung jawab kontraktor secara umum adalah •

l. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan mematuhi


peraturan dalam dokumen kontrak yang berkaitan dengan
penyelenggaraan bangunan berupa gambar-gambar kerja.

2. Mengadakan perhitungan kembali ukuran-ukuran yang dianggap


meragukan dalam membuat gambar detail pelaksanaan (shop
drawing),

15
serta perbaikan gambar kerja dan gambar akhir pekerjaan (as
built drawing) yang disetujui oleh konsultan pengawas sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga akan mempermudah
dalam pelaksanaan dan pengawasan di lapangan.

3. Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan bahan-bahan


sesuai dengan yang diisyaratkan.

4. Membayar semua biaya pelaksanaan, misalnya upah buruh, sewa


alat dan peralatan kerja yang lainnya.

5. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui dan


diserahkan kepada konsultan pengawas disertai keterangan
mutu bahan, alat dan hasil test laboratorium.

6. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul


di lapangan kepada pemilik proyek dan pengawas.

7. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan proyek seperti yang telah


ditetapkan dalam dokumen kontrak.

8. Mengikuti atau menghadiri rapat-rapat koordinasi yang


diselenggarakan oleh pemilik proyek secara berkala.

9. Memilih serta mengawasi sub kontraktor untuk melaksanakan


pekerjaan tertentu dengan persetujuan konsultan
pengawas.

10. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau tidak sempurnanya


pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dan semua
biaya ditanggung oleh kontraktor.

11. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.

12. Menjamin dan menjaga keamanan, ketertiban selama


pelaksanaan proyek.

16
Tugas Struktural Organisasi kontraktor

1. Project Manager, yaitu orang yang ditunjuk untuk menggerakan


organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai keberhasilan
suatu proyek. Project Managerbertanggung jawab atas laporan
proyek yang kemudian diberikan kepada direktur utama.

2. Site Manager, yaitu orang yang bertugas untuk menggantikan


Project Manager di lapangan. Site Manager wajib memberi laporan
dan bertanggung jawab kepada Project Manager.

3. HSE atau K3 Konstruksi mempunyai tugas dan tanggung jawab


terhadap keselamatan dan keamanan para pekerja dengan
memberikan safety induction, safety talk, tool box meeting, dan
rambu - rambu sekitar proyek. K3 Konstruksi bertanggung jawab
kepada Site Manager atas keselamatan seluruh pekerja lapangan.

4. Supervisi bertugas untuk mengontrol pekerjaan dilapangan supaya


sesuai dengan kontrak kerja dan perjanjian yang ada. Supervisi
bertanggung jawab secara langsung mengenai hal-hal yang terjadi
dilapangan.

5. Quality Control bertugas memantau pelaksanaan pengendalian mutu


dalam proses produksi dan melakukan perbaikan kualitas.

Bertanggung jawab dan memberi laporan kepada Site Manager.

6. Administrasi & Logistik

Administrasi mempunyai tugas dan kewajiban untuk memperbarui


atau menjaga informasi,serta mempersiapkan surat menyurat dengan
staff maupun sub kontraktor.

Logistik Mempunyai tugas dan kewajiban untuk membuat jadwal


pengadaan bahan berdasarkan waktu penggunaannya. Bertanggung
jawab memberi laporan kepada Site Manager dan Supervisi.

17
7. Engeneering, mempunyai tugas untuk membuat gambar pelaksanaan,
menyesuaikan gambar rencana dengan lapangan, dan membuat
gambar akhir pekerjaan,

8. Surveyor, mempunyai tugas dan kewajiban untuk melakukan


pengukuran lapangan dengan peralatan seperti theodolit, total
station, waterpass untuk kebutuhan engeneering dan supervisi
lapangan.

2.6 Pengawasan dan Pengendalian Proyek

Dalam suatu proses prodüksi, tahap pengcndalian (controlling)


mutlak hanıs dilakukan, agar diperoleh hasil yang optimal baik dari segi
kualitatif, maupun waktu pelaksanaan dan tentunya pekerjaan hanıs
sesuai dengan rencana prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam
pelaksanaan sehingga masingmasing pihak dapat bekerja sesuai dengan
tanggung jawabnya masing-masing. Tiga hal yang perlu dikendalikan
dalam pelaksanaan proyek yaitu pengendalian mutu, waktu, dan biaya.

2.6.1 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan suatu peristiwa yang dilakukan


dengan cara mengontrol kualitas bahan agar bisa mendapatkan
mutu yang berkualitas . Dalam proyek pembangunan jembatan
Sungai kelay, banyak hal yang dilakukan untuk menjaga mutu
dari bahan yang digunakan, antara lain .

I. Work Permit (Ijin Pekerjaan)

Ijin pekerjaan diajukan oleh PT. Bukaka Utama Teknik dan


disetujui oleh pengawas PUPR

2. Mock Up (Acuan)

Suatu standart bentuk dan kualitas hasil pekerjaan yang akan


dijadikan acuan pelaksanaan suatu pekerjaan, Mock Up ini

18
diajukan oleh PT, Bukaka Utama Teknik berdasar spesifikasi
teknis.

3. Uji kekencangan baut

Kekencangan baut atau torsi yang pas hanıs diberikan pada


sebuah baut unluk menjaga agar baut tersebut tidak kehilangan
tegangan dalam menahan atııu menyambung dua atau lebih
komponen struktur baja, Baut hanıs dikencangkan sesuai beban
aman maksimum yang dapat diberikan tanpa menyebabkan
perubahan benttik, misalnya bengkok. Metode yang dilakukan
adalah mengecek beberapa baut secara random menggunakan
kunci momen. Besar momen torsinya terlebih dahulu disetting
sesuai dengan diameter baut,

4. Slump Test

Pada proyek ini untuk pengendalian terhadap kualitas beton,


dilakukan uji slump terlebih dahulu sebelum melakukan
pengecoran Kegunaan uji slump ini untuk mengetahui nilai
slump test, yang diambil dari tingkat kekentalan pada beton
tersebut. Ketentuan dari nilai slump berkisar antara 8-12 cm,
jika nilai yang dihasilkan kurang dari 8 cm maka beton tersebut
menandakan terlalu padat sedangkan untuk nilai slump yang
dihasilkan lebih dari 12 cm maka beton tersebut menandakan
terlalu cair. Dalam pengujian di lapangan sebelum dilakukan
pengecoran hasil uji slump test yaitu 10 cm, berarti campuran
yang digunakan memiliki mutu yang baik.

5. Uji Kuat Tekan Beton

Uji kuat tekan beton dilakukan guna memastikan mutu beton


yang digunakan. Sampel diambil sebelum melakukan
pengecoran dan dimasukan kedalam tabung silinder dengan
diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm Sampel beton yang

19
berumur 7 hari, 14 hari, dan 21 hari akan dites dilaboratorium
untuk mengetahui kuat tekan beton. Hasil dari tes akan dilihat
pola retakan dan hasil kuat tekannya. Pengunjian kuat tekan
beton dilakukan di UPT Laboratorium Bahan Kontruksi
Pemerintah Kabupaten Berau. Pengendalian kualitas beton
dilaksanakan oleh team Quality Control dengan acuan-acuan
yang telah ditetapkan, dimana team ini akan mengawasi dan
memastikan setiap tahapan pelaksanaan dalam metode
pengecoran dilaksanakan dengan benar oleh para pelaksana
pekerjaan. Pengendalian kualitas beton berdasarkan aturan yang
berlaku sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-
2847-2002).

Frekuensi pengambilan sampel beton dan Evaluasi serta


penerimaan mutu beton berdasarkan kebutuhan dari pemilik
pekerjaan (refer to Owner Specification). Berikut ini tabel
pengendalian kualitas beton pada proyek pembangunan
Jembatan Callender Hamilton :

Tabel 2.1. Pengcndalian kualitas beton

Deskripsi SNI 03-2874-2002

20
Frekuensi pengambilan sampel I pasang sampel per 120 m3 beton, jumlah total benda uji
beton minimal 5 buah per mutu beton

Evaluasi dan penerimaan mutu - Rata-rata dari 3 nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak
beton boleh ada yang kurang dari nilafc '

- Rata-rata dari 2 nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak


boleh kurang dari nilaifc '-3,5 Mpa)

- Ketentuan untuk mutu beton dari benda uji yang dirawat


dilapangan, adalah tidak boleh kurang dari 85% kuat tekan
atau mutu beton yang dirawat di laboratorium

Tindakan jika mutu beton tidak Tindakan yang diambil jika terjadi hasil evaluasi terhadap uji
memenuhi syarat kuat tekan benda uji menunjukkan mutu beton tidak
memenuhi syarat :

- Analisis untuk menjamin bahwa tahanan swktur dalam


memikul beban masih dalam batas aman (analisa
kemampuan beban layan aktual)

- Jika analisis menunjukkan bahwa struktur berkurang


kekuatannya secara signifikan, dilakukan uji contoh beto
uji (coring) pada lokasi yang bermasalah, sebanyak
minimal 3 contoh uji beton inti pada tiap nilai yang
bermasalah.

Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring),


dianggap memenuhi syarat apabila :

- tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton inti yang


kurang dari (75%fc')

- tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 sampel beton


inti yang kurang dari (85%fc')

21
Jika hasil dari pengujian beton inti (coring) masih tidak
memenuhi syarat, maka langkah yang bisa dilakukan :

- dilaksanakan Ilji beban jika diperintahkan oleh Pengawa


atau Perencana yang diatur dalam pasal 22 SNI 03-
28472002

- ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika


memungkinkan dan diijinkan oleh Pengawas

- Struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang.

Sumber : PT. Bukaka Utama Teknik

2.6.2 Pengawasan Pekerjaan

Pengawasan pada proyek jembatan sungai kelay dilakukan


dengan melihat di lapangan apakah jumlah, ukuran ,dan panjang
besi sesuai dengan rencana dan melihat apakah kondisi
sambungan sudah benar terkait pekerjaan pembesian ini
dikerjakan oleh pelaksana lapangan pekerjaan pembesian inipun
dilakukan dekat dengan lokasi proyek, sehingga pekerjaan bisa
lebih cepat.

2.6.3 Laporan Pelaksanaan

Laporan didapat dari hasil pekerjaan harian yang telah


dilaksanakan. Biasanya laporan berisi tentang jumlah pekerja
alat yang dipakai dan bahan yang digunakan serta kemajuan
fisik proyek. Selain laporan harian ada juga laporan mingguan
dan bulanan. Laporan tersebut akan diserahkan ke pemilik
proyek untuk mengetahui progress proyek.

2.6.4 Rapat /Meeting

22
Rapat dihadiri Oleh kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik
proyek. Biasanya rapat rutin diadakan seminggu sekali, bisa
juga diadakan rapat khusus (jika diperlukan) dengan tujuan
untuk mendiskusikan keputusan apabila terjadi suatu perubahan
dilapangan dan meminta persetujuan dari pemilik proyek.

2.6.5 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya pada proyek bertujuan mengatur anggaran


yang dibutuhkan dalam suatu proyek supaya pengeluaran tidak
melebihi anggaran. Untuk menekan besarnya pengeluaran pada
proyek ada empat aspek yang perlu dilakukan pengawasan yaitu
bahan, alat, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan (time
schedule) yang sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Aspek-
aspek tersebut sangat krusial dampaknya terhadap berjalannya
suatu proyek.

1. Bahan

Pemakaian bahan pada proyek diusahakan memanfaatkannya


seoptimal mungkin supaya tidak ada yang terbuang secara
cumacuma seperti contoh dalam pembuatan tulangan,
pemotongan dan pembengkokan dilakukan dengan efısien dan
diusahakan agar besi tidak ada yang tersisa.

2. Alat

23
Dalam pemakaian alat hanıs digunakan sebaik-baiknya supaya
alat tersebut tidak berhenti prodüksi dan hanıs disesuaikan
dengan pekerjaan yang ada. di proyek pembangunan jembatan
sungai kelay. pemakaian alat sudah optimal karena setiap alat
digunakan dengan baik pada saat jam kerja dan tidak ada alat
yang tidak beroperasi pada saat jam kerja.

3. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja hanıs disesuaikan dengan volume


pekerjaan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal.Pada
proyek ini sudah ditinjau bahwa jumlah tenaga kerja yang
dipakai sesuai dengan pekerjaan yang dibuktikan dengan
ketepatan waktu pekerja saat maşuk, istirahat, dan tidak libur
saat hari kerja.

4. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Pengendalian waktu pada proyek ini adalah bagian dari


pengendalian proyek yang berupa penjadwalan pelaksanaan
pekerjaan supaya proyek tersebut bisa selesai tepat waktu,
supaya bisa melihat pekerjaan yang sudah terselesaikan maka
dibuat time schedule.Tjme schedule merupakan perencanaan
waktu tiap pekerjaan, yang berfungsi sebagai alat untuk
mengontrol pelaksanaan pekerjaan sehingga suatu pekerjaan
dapat diketahui waktu untuk memulai, menyelesaikan, dan
durasi waktu yang (libutuhkan pada pekerjaan serta pekerjaan
yang dapat dikerjakan secara bersamaan.

2.6.6 Kurva S

Kurva S dibuat agar dapat mengetahui situasi dan kondisi


perkembangan fisik proyek dan juga dapat mengetahui
pekerjaan yang mengalami keterlambatan atau kemajuan, baik

24
dari segi kedatangan material, alat, dan lain — lain. Kurva S ini
dibuat oleh kontraktor.

2.6.7 Permasalahan dan Pemecahan

Dalam sebuah proyek pasti mengalami masalah baik di lapangan


maupun di kantor. Hal ini dapat berdampak pada hasil pekerjaan
yang dilakukan, Beberapa masalah yang terjadi diproyek
adalah :

1. Cuaca

Cuaca merupakan faktor yang sangat menentukan pekerjaan


dapat berjalan atau tidak. Apabila hujan maka segala kegiatan di
lapangan berhenti, hal ini dikarenakan kondisi jalan di lapangan
tidak bisa dilewati karena licin. Karena selama proyek berjalan
sering terjadi hujan, maka pekerjaan sering dihentikan dan
akibatnya ada keterlambatan, berdasarkan hasil monitoring
cuaca, bisa diusulkan untuk tambahan waktu pelaksanaan.

2. Kerusakan Alat

Alat berat menjadikan semua pekerjaan jadi lebih cepat. Akan


tetapi kerusakan alat beratjuga akan menghambat pekerjaan.

3. Keselamatan Pekerja

keselamatan pekerja harus diperhatikan, hanya beberapa pekerja


yang menggunakan helm proyek,sepatu safety, sedangkan
pekerja ynng lainnya tidak menggunakan helm proyek, tidak
menggunakan rompi, tidnk menp,gunaknn seputu safety. Solusi
yang harusnya ambil yaitu dengan memperhatikan keselamatan
pekerja sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginknn
dalam pengerjaan proyek.

25

Anda mungkin juga menyukai