1 - Pendahuluan (Apa & Metode Berpikir) Penalaran Hukum, Struktur Kuliah, & Penilaian
1 - Pendahuluan (Apa & Metode Berpikir) Penalaran Hukum, Struktur Kuliah, & Penilaian
Penalaran Hukum
• Fokus selama ini pada: kasus (input) & jawaban (output), padahal ada
proses berpikir.
• Fokus selama ini pada: kasus (input) & jawaban (output), padahal ada
proses berpikir.
• Cara berpikir pada Anglo Saxon system dan Eropa Continental system
sama, yang berbeda adalah sumber hukumnya.
• Semua orang melakukan penalaran, tetapi yuris punya karakter yang khas
à Prof Arief: “berpikir yuridik”.
CARA BERPIKIR DALAM PENALARAN HUKUM = BERPIKIR YURIDIK
Suatu cara berpikir tertentu, yakni terpola dan terarah, dalam konteks sistem kaidah-
kaidah hukum positif dan kenyataan kemasyarakatan, untuk memelihara stabilitas dan
prediktabilitas demi menjamin ketertiban dan kepastian hukum, untuk menyelesaikan
kasus konkret secara imparsial-obyektif-adil-manusiawi.
Masalah pokok dalam kegiatan berpikir yuridik adalah pertanyaan: apa yang seharusnya
terjadi atau dilakukan orang tertentu, artinya apa hukumnya (apa hak dan kewajiban)
para pihak dalam situasi konkret tertentu? Lebih konkret lagi: siapa berhak
(berkewajiban) atas apa terhadap siapa berkenaan dengan apa dalam situasi konkret
apa dan atas dasar apa?
Pada kegiatan penalaran hukum, pengemban profesi hukum secara terus menerus akan
berpikir secara terpola dan terarah dalam konteks kaidah hukum yang terkait dengan
fakta yuridik untuk sampai pada pendapat hukum tertentu mengenai hak dan
kewajiban dari para klien yang berhadapan dengannya dan kondisi-kondisi yang
mengitarinya.
MODEL BERPIKIR dalam Penalaran Hukum
POSISI PENALARAN DALAM PERSPEKTIF LOGIKA DAN LUARANNYA
Pendapat
B. Arief Sidharta, Pengantar Logika – Sebuah Langkah Pertama
Pengenalan Medan Telaah, Cet. Ketiga, Bandung: Refika Aditama, Hukum
2010.
PENALARAN HUKUM :
“Proses menalar dalam kerangka dan berdasarkan tata-hukum positif mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban-
kewajiban yuridik spesifik dari subyek-subyek hukum tertentu” (Prof. B. Arief Sidharta)
Luaran :
Penalaran Hukum
Legal Reasoning /
Teori Argumentasi Yuridik /
Penemuan Hukum /
Rechtsvinding /
Law Making /
Logika Hukum
• Perlu diperhatikan:
Ø Pendapat yuris harus didasarkan pada kaidah hukum (bukan hanya
pada peraturan perundang-undangan semata)
Ø Pendapat yuris harus adil à tidak sekedar menerapkan kaidah hukum,
tetapi harus memperhatikan ‘rasa keadilan’
A. Sebelum UTS:
B. Setelah UTS:
Penilaian:
• UTS 30 %
• UTS 30 %
• KAT 40 %