Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

REGENERASI EKOR IKAN ZEBRA DANIO

DISUSUN OLEH :
NAMA : JOYCE BASANA DIONESA S
NIM : 4223341026
KELAS : PSPB 22 A

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
I.PENDAHULUAN
Ada banyak jenis regenerasi yang terjadi pada ikan yang ekornya terpotong.
Pada ikan, proses regenerasi yang terjadi adalah regenerasi epigenetik, yaitu jenis
regenerasi yang melibatkan diferensiasi struktur dewasa hingga membentuk massa
sel yang tidak berdiferensiasi. Massa sel ini disebut blasterna. Regenerasi
epigenetik terjadi ketika selaput (organ motorik) seperti kaki atau sirip diganti.
Regenerasi ini juga merupakan suatu proses yang mengakibatkan terjadinya
penggantian organ atau jaringan akibat cedera atau amputasi. Hal ini sesuai dengan
apa yang dikatakan Attika dkk.(2021) yang menyatakan bahwa setelah planaria
dipotong, area yang terluka dengan cepat ditutupi oleh lapisan tipis sel epidermis.
Sel-sel yang berdiferensiasi kemudian menumpuk di bawah luka, menciptakan
struktur tidak berpigmen yang disebut blastema regeneratif. Setelah regenerasi, sel-
sel yang lebih berdiferensiasi akan berlanjut dan terakumulasi dalam blastokista,
menyebabkan pertumbuhan yang cepat. Dalam seminggu, diferensiasi struktur
yang hilang akan terjadi. Menurut Kalthof (1996) regenerasi yang tidak lengkap
ditandai dengan bentuk tubuh yang sama tetapi ukuran yang berbeda pada salah
satu tahap regenerasi.
Ikan zebra mempunyai kemampuan pemulihan fungsional yang cukup baik
(Lush, 2014). Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk meregenerasi
fotoreseptor dan neuron retina setelah cedera. Perlakuan dilakukan dengan
mengamputasi ekor dan sirip perut zebra untuk menganalisis aktivitas regenerasi.
Beginilah cara ekor zebra beregenerasi. Sirip ekor zebra mengeluarkan sedikit
darah akibat sayatan tersebut. Lapisan transparan tipis di sepanjang permukaan
potongan muncul 1 hari setelah pemotongan (20-24 jam). Artinya proses
penyembuhan luka sudah selesai dan proses pembentukan edema sudah dimulai.
Sekitar 1 hingga 3 jam setelah pemotongan, lapisan tipis kutikula akan menutupi
luka. Reaksi ini tidak terkait dengan proliferasi sel. Penebalan lapisan dimulai pada
hari kedua setelah pemotongan (48 jam) sepanjang bidang pemotongan. Penebalan
lapisan menandakan terjadinya pembentukan blastema oleh proliferasisel pada
bagian distal pada bidang pemotongan dan disorganisasimesenkim .Tahap
diferensiasi ditunjukkan oleh terbentuknya beberapa bulatan atau pulau darah
bagian proksimal bakal jari-jari berupagumpalan berwarna merah pada hari ke-2
atau Diferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka yang dapat membuat sel tersebut
bersifat muda kembali. Proses angiogenesis lah yang menandakan hal tersebut
terjadiyang mana terbentukannya pembuluh darah kapiler baru yangmerupakan
proses alami .
Perkembangan regeneratif dimulai pada harike-3 dimana regenerat yang semakin
panjang pada daerah perifer dibandingkan dengan daerah medial. Struktur sirip
ekor ikan zebratelahterbentuk pada awal perkembangan regenerative dan terus
memanjanghingga hari ke-8 (Goldshmith et al., 2012). Secara singkat Terdapat
beberapa tahapan dalam proses regenerasi ekor ikan yaitu•Penyembuhan
Luka•pembentukan blastema atau pemanjangan
blastema•Diferensiasi•Perkembangan regeneratif. Dibutuhkan waktu yang lama
agar ekor ikan dapat mencapai ukuran dan bentuk aslinya.
Sirip ekor perlu kembali ke keadaan semula pada suhu 22-31 derajat Celcius,
yaitu 22,25 yaitu sekitar 1,63 hari untuk pemotongan vertikal dan 23,67 yaitu
sekitar 0,94 hari untuk pola pemotongan diagonal, yang menunjukkan bahwa
pemotongan pola tersebut dapat mempengaruhi waktu regenerasi ekor ikan. Selain
itu, faktor suhu dan nutrisi makanan juga mempengaruhi waktu pembentukan ekor
ikan.
II. Pembahasan
Tipe regenerasi pada ekor ikan bersifat epigenetik, yaitu tipe regenerasi
dimana bagian tubuh yang hilang diregenerasi dari sel yang tidak berdiferensiasi.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Baguna (1989) dalam Attika dkk. (2021)
yang menyatakan bahwa setelah planaria dipotong, area yang terluka dengan cepat
ditutupi oleh lapisan tipis sel epidermis. Sel-sel yang berdiferensiasi kemudian
menumpuk di bawah luka, menciptakan struktur tidak berpigmen yang disebut
blastema regenerasi. Setelah regenerasi, sel-sel yang lebih berdiferensiasi akan
berlanjut dan terakumulasi dalam blastokista, menyebabkan pertumbuhan yang
cepat. Dalam seminggu, diferensiasi struktur yang hilang akan terjadi. Menurut
Kalthof (1996), regenerasi yang tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama tetapi ukuran yang berbeda pada salah satu tahapan regenerasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi gen dan hormon. Faktor eksternal meliputi air, makanan, dan cahaya.
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan
perkembangan hewan, khususnya hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila
hewan kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat
sehingga badannya kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka akan
mengalami pertumbuhan raksasa.
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskandari orang tua (induk) kepada
keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan
hewan. Makanan sangat diperlukanoleh hewan maupun makhluk hidup lain
makanan digunakan sebagaizat pembangun tubuh dan sumber energi. Air
merupakan pelarut danmedia untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. reaksi
metabolisme iniakan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel- sel yang
baru, danmemperbaiki sel-sel yang rusak. Cahaya matahari sangat diperlukan
dalam pembentukan vitamin D.Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.
Daerah pemotongan pada sirip ikan berbeda-beda, hal inidikarenakan pada
pemotongan sirip yang berbeda-beda dapatmenunjukkan organ mana yang dapat
melakukan regenerasi terlebihdahulu, dan sekaligus sebagai kontrol bagian organ
manakah yang akantumbuh terlebih dahulu dibandingkan dengan organ-organ
lainnya. Ekor yang diamputasi sebagian atau terluka seluruhnya mampu
memperbaiki dirinya sendiri melalui regenerasi epigenetik. Proses ini melibatkan
penambahan sel mesenkim baru untuk membentuk blastema, diikuti dengan
diferensiasi sel-sel tersebut menjadi fibroblas, sintesis dan pengendapan matriks
ekstraseluler, serta perbaikan morfologi. Morfologi pada Blastema ikan terbentuk
dari yang sudah ada sebelumnya, sel mesenkim yang berdiferensiasi dan
berproliferasi. dan berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang diperlukan untuk
pemulihan jaringan yang diamputasi. Saat sel blastema tertentu berdiferensiasi,
bentuk dan karakteristik membran luarnya berubah tergantung pada posisi yang
ditempatinya selama pembaruan ekor (Monroeet al., 2015)
Sirip ekor zebra sedikit berdarah setelah dipotong (Poss, et al., 2003).Saat
mengamati sirip ekor ikan zebra setelah dipotong, juga ditemukan sedikit
pendarahan. Lapisan transparan tipis di sepanjang area potongan muncul 1 hari
setelah pemotongan (20 hingga 24 jam). Artinya penyembuhan luka sudah selesai
dan pembentukan edema sudah mulai terjadi, karena 1 sampai 3 jam setelah eksisi,
lapisan tipis epidermis akan bergerak menutupi luka. Reaksi ini tidak
menyebabkan proliferasi sel. Penebalan lapisan dimulai pada hari ke-2 setelah
pemotongan (48 jam) atau 2 hari di sepanjang bidang pemotongan.Penebalan
lapisan menandakan terjadinya pembentukan blastema oleh proliferasi sel pada
bagian distal dari bidang pemotongan (Poss et al.,2000) dan disorganisasi
mesenkim (Poss et al.,2002).
Tahap diferensiasi ditunjukkan oleh terbentuknya pulau darah bagian
proksimal bakal jari- jari berupa gumpalan berwarna merah pada hari ke-2
Perkembangan regeneratif dimulai pada hari ke-3 dimana regenerat semakin
panjang pada daerah perifer sirip ekor dibandingkan dengan daerah
medial.Struktur sirip ekor telah terbentuk pada awal perkembangan
regenerativedan terus memanjang hingga hari ke-8 Perkembangan selanjutnya
adalah pembentukan ruas-ruas jari. Ruas- ruas jari terbentuk mulai hari ke-9 .Di
bagian proksimal mulai terjadi pembentukan ruas, ujung tiap jari-jariregenerat
terlihat bergerigi teratur dimana pada bagian sirip ekor ikan zebra merupakan
salah satu jaringan yang dapat dimanfaatkan karena aksesibilitasnya, strukturnya
yang sederhana, dan kemampuannya beregenerasi dengan cepat dan hampir tanpa
batas. Selama regenerasi sirip ekor ikan zebra, pada hari pertama setelah amputasi,
terbentuk jaringan putih di atas lokasi amputasi, terdiri dari luka epidermis dan
beberapa sel blastema. Pada pengukuran ke 4 setelah amputasi, terlihat ekor
berwarna putih diatas area amputasi yang terdapat edema. Pada pengukuran ke-6,
hasil proksimal mulai menunjukkan penampakan tulang dan pigmentasi sebagai
tanda redifferensiasi.Pada hari ke 30 setelah amputasi, ukuran sirip sudah hampir
sama dengan ukuran dan bentuk aslinya. Bagian putih jaringan tetap berada di
ujung untuk melakukan pertumbuhan homeostatis (Pfefferli et al., 2015). Sirip ekor
ikan zebra dapat dijadikan model untuk mempelajari regenerasi baik dari segi
penelitian proses maupun analisis molekuler.
Regenerasi merupakan proses perbaikan bagian tubuh yang rusak atau hilang
agar kembali normal. Proses regenerasi hingga sirip ekor kembali seperti semula
melalui banyak tahapan yaitu: 1. Penyembuhan luka; 2. Pembentukan blasema dan
pemanjangan Blasema; 3.Diferensiasi dan; 4.Perkembangan regeneratif (Sari, dkk.,
2016). Hal ini ditunjukkan melalui pertumbuhan dan perkembangan ruas sirip
ekor ikan zebra. Ruas jari yang dipotong membentuk ruas baru dan tidak
meregenerasi jaringan yang tersisa seperti halnya regenerasi anamorphosis seperti
pada planaria (Sari, dkk., 2016) Oleh karena itu ruas jari yang dipotong tetap
pendek dan mempunyai diameternya tetap, sedangkan ruas yang baru terbentuk
mempunyai diameter lebih kecil (lebih tipis). Selain itu, pada awal proses
regenerasi sirip ekor ikan zebra, terbentuk blastema, yaitu massa proliferasi yang
mengandung banyak sel progenitor, yang merupakan salah satu ciri khas proses
regenerasi epimorfosis (Poss et al., 2003 Sari, dkk.al., 2016).
III. Kesimpulan
Regenerasi adalah proses pembentukan kembali struktur yang rusak atau hilang
secara sempurna atau hampir sempurna ke dalam bentuk aslinya dan diatur secara
tepat oleh mekanisme seluler dan molekuler. Pada percobaan ini digunakan ekor
zebra. Sirip ekor zebra dapat dijadikan model untuk mempelajari regenerasi baik
dari segi penelitian proses maupun analisis molekuler.Proses regenerasi sirip ekor
zebra terjadi secara alami.
Berdasarkan hasil penelitian pada proses regenerasi sirip ekor ikan
zebra diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bentuk dan
ukuran semula oleh sirip ekor ikan zebra adalah berkisar 21-25 hari pada
suhu pemeliharaan 26°C. Proses regenerasi sirip ekor melalui tahap-tahap
berikut: 1. penyembuhan luka, 2. pembentukan blastema dan pemanjangan
blastema 3. diferensiasi, dan 4. perkembangan regeneratif. Selama proses
regenerasi sirip ekor menunjukkan bahwa pertumbuhan daerah perifer sirip
ekor lebih cepat dibandingkan dengan daerah medial. Terbentuknya blastema dan
ruas baru pada sirip ekor yang terpotong menunjukkan bahwa jenis regenerasi
pada sirip ekor ikan zebra adalah epimorphosis. Setelah diketahui pertumbuhan
daerah perifer sirip ekor lebih cepat dibandingkan dengan daerah medial
pada proses regenerasi sirip ekor ikan zebra,yaitudapat dilakukan penelitian lebih
lanjut ke tingkat molekuler mengenai gen yangterlibat untuk membentuk
struktur yang hilang sampai dicapai bentuk semula.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Attika, C., Zulfa, C. S., Atifah, Y., & Achyar, A. (2021, September). Pengaruh bagian potongan tubuh
terhadap pertumbuhan dan kecepatan daya regenerasi pada Euplanaria sp.(Planaria). In Prosiding
Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 1, pp. 5-6).

Kalthoff, K. 1996.Analysis of Biological Development . New York: McGraw-Hall Inc


Goldshmit, Y., Sztal, T. E., Jusuf, P. R., Hall, T. E., Nguyen-Chi, M., & Currie, P. D. (2012). Fgf-dependent
glial cell bridges facilitate spinal cord regeneration in zebrafish. Journal of Neuroscience, 32(22), 7477-
7492.

Monroe, J. D., Rajadinakaran, G., & Smith, M. E. (2015). Sensory hair cell death and regeneration in
fishes. Frontiers in cellular neuroscience, 9, 131.

Poss, K. D., Keating, M. T., & Nechiporuk, A. (2003). Tales of regeneration in zebrafish. Developmental
dynamics: an official publication of the American Association of Anatomists, 226(2), 202-210.

Poleo, G., Brown, C. W., Laforest, L., & Akimenko, M. A. (2001). Cell proliferation and movement during
early fin regeneration in zebrafish. Developmental dynamics: an official publication of the American
Association of Anatomists, 221(4), 380-390.

Nechiporuk, A., & Keating, M. T. (2002). A proliferation gradient between proximal and msxb-expressing
distal blastema directs zebrafish fin regeneration.

Lush, M. E., & Piotrowski, T. (2014). Sensory hair cell regeneration in the zebrafish lateral
line. Developmental Dynamics, 243(10), 1187-1.

Sari, N. K., Listyorini, D., & Gofur, A. (2016). Proses regenerasi sirip ekor pada ikan zebra. Edubiotik:
Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan, 1(01), 25-29.

Anda mungkin juga menyukai