Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Larutan dan
Elektrokimia Analitik
Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Isana Supiah Yosephine Louise, M.Si.
Disusun Oleh:
Elfina Salsabila
NIM. 21328251036
Pendidikan Kimia B
Oleh:
Elfina Salsabila
Program Studi Magister Pendidikan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah bagian dari sains yang mempelajari tentang struktur
materi, komposisi materi, sifat dan perubahan materi, serta energi yang terlibat pada
perubahan materi. Materi merupakan segala sesuatu (zat) yang mempunyai massa
dan menempati ruang Setiap materi atau zat memiliki sifat tertentu yang khas
sehingga hal ini dapat memudahkan manusia untuk mengenal dan membedakan
antara satu zat dengan zat lainnya. Secara kimia, materi dapat digolongkan menjadi
unsur, senyawa, dan campuran. Sedangkan secara fisika, materi dapat digolongkan
berdasarkan wujudnya, yakni materi berwujud padat, cair, dan gas. Selain ketiga
fasa zat tersebut, terdapat satu jenis fasa yang belum banyak diketahui, yaitu fasa
zat “Plasma”.
Sejatinya, plasma belum seberapa dikenal sebagai fase zat keempat baik di
kalangan pelajar maupun mahasiswa. Jika seseorang menyebut kata “plasma”,
maka suatu kemungkinan yang akan dipikirkan yakni plasma darah atau sebagainya
dan bukan merupakan fase zat. Sehingga sampai saat ini fase zat yang harus
diketahui itu berjumlah empat yang meliputi fasa zat padat, cair, gas, dan plasma.
Dalam ilmu fisika dan kimia, plasma merupakan substansi yang mirip dengan gas
dengan partikel terionisasi. Plasma bersifat konduktor listrik karena adanya
pembawa muatan yang cukup banyak sehingga bereaksi kuat terhadap medan
elektromagnet. Penelitian pertama yang mengarah pada penemuan konsep plasma
yaitu penelitian Langmuir pada tahun 1919 yang dilakukan terhadap atom dan
molekul. Gas terionisasi ini dinamakan “Plasma” karena terinspirasi oleh plasma
darah. Plasma memiliki sifat-sifat unik yang membedakannya dengan zat padat,
cair maupun gas sehingga ilmuwan menganggapnya sebagai wujud zat baru yang
berbeda.
Plasma adalah salah satu jenis fasa zat yang paling umum dijumpai di alam
semesta terutama pada bintang-bintang dan ruang hampa di luar angkasa dan inti
bumi. Penelitian tentang plasma secara teoritis maupun eksperimen pada aspek
fisika, kimia dan matematika telah berkembang dengan sangat baik. Ketertarikan
para ilmuwan terutama fisikawan pada plasma semakin bertambah setelah adanya
perpaduan antara fisika nuklir dan astronomi. Yang lebih menarik lagi adalah
hampir 99% alam semesta merupakan fase plasma. Namun bidang ini masih sangat
terbatas diajarkan pada pelajar terutama mahasiswa jika dibandingkan dengan ilmu
físika lainnya. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena kerumitan dari
disiplin ini yang menyangkut berbagai disiplin ilmu físika. Berdasarkan hal
tersebut, maka artikel ini akan membahas mengenai konsep fasa zat plasma
meliputi definisi, perbedaan plasma dengan fasa zat lain, proses terbentuknya
plasma, jenis-jenis plasma, karakteristik plasma, metode pengukuran plasma,
kegunaan plasma, dan contoh plasma dalam kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
A. Definisi Plasma
Secara garis besar, plasma adalah gas terionisasi. Plasma merupakan wujud
zat yang hampir serupa dengan gas, tetapi memiliki muatan listrik. Plasma memiliki
bentuk dan volume yang tidak tetap (Saraha, et al., 2017). Plasma dapat disebut
sebagai bentuk materi fase ke empat di alam setelah fase padat, cair dan gas.
Berbeda dengan fasa gas yang bersifat normal, plasma berisi gas dimana komponen
nukleus atom (ion) dan elektron telah terpisah karena energi yang diterima dan
memiliki sifat reaktif (Fajar, 2021). Zat plasma ini bukanlah plasma seperti kata
plasma darah yang berkaitan dengan bidang biologi (Rachmanto & Winata, 2010).
Menurut Fridman dalam Labibah et al. (2017), konsep tentang plasma pertama kali
dikenalkan pada tahun 1928 oleh dua orang ilmuwan yaitu Langmuir dan Tonks
dalam eksperimen lampu tungsten filament. Berdasarkan penelitiannya, plasma
didefinisikan sebagai gas yang terionisasi dalam lucutan listrik. Plasma memiliki
sifat-sifat yang sangat berbeda dengan gas pada umumnya karena adanya
pencampuran antara ion-ion bermuatan positif dengan elektron-elektron bermuatan
negative.
Plasma dapat ditemukan pada atmosfer bintang, ruang antar bintang, tabung
lucutan dan pada reaktor termonuklir eksperimen. Ilmuwan mensinyalir bahwa
alam semesta ini masih berbentuk cair dan 99% terbentuk dari plasma. Alam
semesta yang tersusun dari 99 % bentuk plasma dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
dan Gambar 2. berikut.
D. Jenis-jenis Plasma
Menurut Nur (2011), jika ditinjau dari temperaturnya, plasma dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu plasma dingin, plasma termik, dan plasma
panas. Plasma dingin terjadi dalam keadaan ketidaksetimbangan termal antara
temperatur elektron dan gas, plasma termik terjadi dalam keadaan
ketidaksetimbangan termal, sedangkan plasma panas terjadi dalam keadaan
kesetimbangan termal. Pada plasma dingin, ion dan atom atau molekul netral berada
dalam suhu 1000 K sedangkan elektron dalam plasma dingin mempunyai
temperatur sekitar 50000 K. Pada plasma termik, partikel–partikel berat bersuhu
lebih tinggi dari 3000 K sedangkan elektronnya mempunyai temperatur yang lebih
besar dari 10 K. Pada plasma panas, temperatur partikelnya di atas 10 K dan
tersusun dari molekul 6 gas yang bertemperatur tinggi.
E. Karakteristik Plasma
Suatu gas dikatakan terionisasi jika memiliki atom-atom yang terionisasi
yaitu ion (bermuatan positif) dan elektron (bermuatan negative). Pada prinsipnya,
karena proses ionisasi membutuhkan energi berupa elektron volt untuk melepas
elektron, maka dalam membuat plasma harus ditambahkan energi dalam suatu
sistem. Penambahan ini dapat dilakukan dengan osilator gelombang mikro (RF)
pada ruangan yang bertekanan rendah (Konuma, 1992). Plasma merupakan gas
yang terionisasi. Tapi tidak semua gas yang terionisasi disebut plasma. Suatu gas
yang terionisasi harus memenuhi beberapa persyaratan yang menjadi karakteristik
dari plasma seperti kesetimbangan muatan (quasinetrality), panjang Debye, derajat
ionisasi, plasma frekuensi, densitas, temperatur, untuk bisa dikatakan sebagai
plasma (Nur, 2011).
G. Kegunaan Plasma
Plasma sebagai salah satu fasa zat memiliki banyak kegunaan bagi
kehidupan manusia. Dengan adanya plasma, manusia dapat memahami alam
semesta dan mengaplikasikan plasma dalam berbagai bidang industry. Pada
industry bisnis, plasma dapat digunakan untuk membuat lampu yang hemat energi
dan membuat piranti semikonduktor untuk peralatan elektronik. Dalam bidang
transportasi, plasma banyak digunakan sebagai alat pelapis permukaan mesin diesel
sehingga lebih tahan panas. Plasma juga dapat dipasang pada kendaraan bermotor
untuk mengurangi polusi udara. Dalam bidang industri, plasma banyak digunakan
untuk proses pembuatan plastik, analis kimia, sterilisasi peralatan medis,
pembuatan lampu pabrik yang hemat energi, dan lainnya (Rahmat, 2015).
H. Contoh Plasma dalam Kehidupan Sehari-hari
Plasma dapat terjadi secara alami, terutama dalam ruang angkasa seperti di
matahari dan ruang antarbintang. Lapisan-lapisan bagian dari angkasa planet juga
sering berwujud plasma, contohnya yaitu ionosfer yang biasanya dibagi menjadi
dua lapisan. Plasma alam yang lainnya meliputi sabuk Van Allen yang melingkari
bumi, badai matahari (solar storm), dan cahaya kilat. Plasma dapat juga dibuat oleh
manusia, terutama di dalam laboratorium fisika plasma, seperti Lawrence
Livermore Laboratory dan Tokamark Laboratory milik Rusia. Dalam laboratorium
tersebut akan dilakukan bagaimana cara mengurung plasma agar dapat
menghasilkan tenaga listrik berdasarkan reaksi fusi nuklir, walaupun sampai
sekarang masih belum berhasil. Meskipun demikian, plasma buatan manusia dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti lampu flouresensi, lampu merkuri,
neon, dan sejumlah tabung hampa (Nugroho, 2010).
KESIMPULAN
Berdasarkan wujudnya, materi digolongkan menjadi empat fasa yaitu padat,
cair, gas, dan plasma. Plasma adalah gas terionisasi yang hampir serupa dengan
wujud gas, akan tetapi memiliki muatan listrik. Plasma dapat terjadi secara alamiah,
terutama dalam ruang angkasa dan dapat juga dibuat oleh manusia, terutama di
dalam laboratorium fisika plasma melalui pemberian energi pada gas sehingga
terjadi ionisasi. Plasma juga dibuat dengan pemanfaatan tegangan listrik, yaitu
dengan menghadapkan dua elektroda diudara bebas. Jika ditinjau dari
temperaturnya, plasma dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu plasma dingin,
plasma termik, dan plasma panas. Ada dua metode pengukuran yang bisa dilakukan
dalam pengukuran plasma yaitu sensor dan diagnostik Plasma memiliki beberapa
karakteristik seperti kesetimbangan muatan (quasinetrality), panjang Debye,
derajat ionisasi, plasma frekuensi, densitas, temperature. Dengan adanya plasma,
manusia dapat memahami alam semesta dan mengaplikasikan plasma dalam
berbagai bidang industri meliputi industry rumah tangga, transportasi, dan bisnis.
Gas-gas yang diionkan sering digunakan dalam lampu flouresensi, lampu merkuri,
neon.
REFERENSI
Chen, J. & Davidson, J., 2002. Electron Density and Energy Distributions in the
Positive DC Corona: Interpretation for Corona-Enhanced Chemical
Reactions. Plasma Chemistry and Plasma Processing, 22(2), pp. 199-
224.
Fajar, M. I., 2021. Implementasi Plasma Dingin sebagai Media Sterilisasi
Menggunakan Metode Dielectric Barrier Discharge, Malang:
Universitas Brawijaya.
Goldston, R. J. & Rutherford, P. H., 1995. Introduction to Plasma Physics Institute
of Physics. Bristol: Institute of Physics Publishing.
Konuma, 1992. Film Deposisition by Plasma Techniques. USA: Spirnger-Verlag.
Labibah, A. S., Saraswati, T. E. & Rahardjo, D. T., 2017. Diagnosis Plasma
Menggunakan Lanngmuir Probe (Plasma Diagnostic Using Langmuir
Probe). Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), pp. 48-51.
Nugroho, A., 2010. Plasma sebagai Zat Fase Keempat. [Online]
Available at: http://www.fisikanet.lipi.go.id
[Accessed 5 Februari 2021].
Nur, M., 2011. Fisika Plasma dan Aplikasinya. 1 ed. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Rachmanto, T. A. & Winata, H. S., 2010. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu
dengan Menggunakan Teknologi Plasma. Jurnal Ilmiah Tekniik
Lingkungan, pp. 19-28.
Rahmat, R., 2015. Apa itu Sumber Energi Plasma?. [Online]
Available at: https://environment-indonesia.com
Saraha, A. R., Rakhman, K. A. & Rahman, N. A., 2017. Kimia Dasar 1. Bandung:
CV. Rasi Terbit.
Wirawan, H. A., 2020. Perancangan dan Pembuatan Ototipe Robot Sebagai
Penggerak Ujung Peralatan Plasma Medicine untuk Perawatan Luka.
Emitor: Jurnal Teknik Elektro, p. 70=76.