Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka
meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik
yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran.Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik adalah
guru dalam proses pembelajaran. Atau menurut Daresh, dan Glickman bahwa supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi
akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Mengelola proses pembelajaran bisa terjadi di dalam kelas, diluar kelas, dan atau di
laboratorium. Kelas dalam pengertian ini adalah kelompok belajar siswa bukan ruangan
belajar. Bidang garapan supervisi akademik sekurang-kurangnya adalah menilai dan
membina guru dalam(a). penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), (b). penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, (c).
pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), dan
(d). penggunaan media dan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran,
serta (e). perencanaan dan pelaksanaan PTK
Untuk itu kepala sekolah sekurang-kurangnya harus menguasai empat bidang
materi, yakni: (1) pengembangan kurikulum, (2) strategi/pendekatan/metode/teknik
pembelajaran, (3) media dan teknologi informasi-komunikasi dalam pembelajaran, serta
(4) penelitian tindakan, baik tindakan kelas maupun tindakan sekolah. Tanpa menguasai
empat bidang materi tersebut tidak mungkin kepala sekolah bisa menilai dan membina
guru dalam aspek-aspek pembelajaran.
Kegiatan Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terdiri
atas memantau, menilai, membina, menindaklanjuti dan melaporkan kepada pemangku
kepentinagn. Memantau artinya kegiatan mencermati, mengamati, merekam, mencatat
berbagai fenomena atau kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Menilai
artinya kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data untuk
menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Membina artinya kegiatan yang
terencana, terpola dan terprogram dalam mengubah pola pikir dan pola tindak guru dalam
proses pembelajaran.

1
Melaporkan artinya kegiatan menyampaikan hasil-hasil pengawasan akademik
baik secara lisan maupun tulisan kepada atasan dalam hal ini kepala dinas pendidikan dan
kepada pengawas pembina. Menindaklanjuti artinya kegiatan membahas, mengolah dan
memanfaatkan hasil-hasil supervisi untuk perbaikan pembelajaran dan program supervisi
akademik selanjutnya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah
3. PP No 19 thn 2005 junto PP 32 th. 2013 Junto PP 15 tentang SNP
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/Mts.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang KTSP
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kelulusan
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2016 tentang Standar Isi
14. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2016 tentang Standar Proses
15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian

2
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2016 tentang Standar KI /KD mata Pelajaran Kurikulum 2013
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah
18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53
tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
19. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
21. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan.
22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran
Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
23. Instruksi menteri dalam negeri no 22 tahun 2021 Tentang pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah Jawad an Bali.
24. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Profinsi Jawa Barat Tentang Pembatasan
kegiatan Masyarakat ( PPKM ) di Provinsi Jawa Barat
25. Instruksin Bupati Bekasi nomor 15 tahun 2021 tentang pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat ( PPKM ) di Kabupaten Bekasi.
26. Surat Edaran Bupati Bekasi no 300/SE-45/ POL-PP tentang pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) level 4 di kabupaten Bekasi.
27. Edaran kepala Dinas pendidikan kabupaten Bekasi tentang Pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM ) di lingkungan Dinas Pendidikan di
Kabupaten Bekasi.

C. Tujuan
1. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakter dan kecenderungan perkembangan
tiap mata pelajaran
2. Membantu guru mengembangkan profesionalisme dan menumbuhkan motivasi.
3. Membimbing guru dalam penyusunan silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata
pelajaran
3
6. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, laboratorium dan di
lapangan
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan
8. Membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan
9. Melaksanakan pengawasan yang berkualitas

D. Prinsip – prinsip
1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah
2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang
dan tujuan pembelajaran.
3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembang
kan proses pembelajaran.
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara kepala sekolah/Pengawas dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran.
8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan salaing asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artinya kepala sekolah/pengawas tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
10. Aktif, artinya guru dan kepala sekolah/pengawas harus aktif berpartisipasi.
11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah/pengawas.
13. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.

E. Dimensi Substansi
Dimensi Substansi Supervisi Akademik adalah
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi pedagogik
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial

4
BAB II

KONSEP SUPERVISI AKADEMIK DAN SUPERVISI KLINIS

A. Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik


Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik meliputi :
1. Pelaksanaan Kurikulum 2013.
2. Persiapan, Pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru.
3. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi, dan peraturan
pelaksanaannya
4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui :
a). Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses
b). Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi
SDM yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.
c). Peserta didik dapat membentuk karakter yang memilikim pola pikir serta
kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan mengembangkan kemampuan
peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.
d). Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajarn yang dilakukan
secara bersungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,
tidak terbatas pada materi yang diberikan guru.
e). Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya.

B. Model Supervisi Akademik

Observasi Langsung kepada guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran di


kelas, dengan melalui prosedur:

1. Pra observasi, yaitu sebelum observasi kelas, kepala sekolah/pengawas melakukan


wawancara serta diskusi dengan guru yang akan di supervisi akademik. Isi diskusi
dan wawancara tersebut mencangkup kurikulum, pendekatan, metode dan
strategi, media pembelajaran, evaluasi dan analisis.

2. Observasi, yaitu setelah wawancara dan diskusi mengenai yang akan dilaksanakan
oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian kepala sekolah/pengawas
mengadakan observasi kelas yang meliputi: pendahuluan (apersepsi, dan
motivasi), pengembangan dan penerapan (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi)
dan penutup (evaluasi)

5
3. Post Observasi, yaitu Diskusi dan wawancara antara kepala sekolah/pengawas
dengan guru tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi
keberhasilan dan kelemahan guru,mengadakan refleksi mengenai peningkatan
keterampilan mengajar untuk yang akan datang dan gagasan baru yang akan
dilakukan.

Observasi tidak langsung kepada guru dengan melalui prosedur:

1. Tes dadakan dengan menggunakan soal yang sudah diketahui validitas,


realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

2. Diskusi kasus, yang berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi
proses pembelajara, laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi, dimana
didiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahnnya dan mencari
berbagai alternatif jalan keluarnya.

3. Metode angket yang berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan
mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan
peserta didik dan sebagainya.

C. Teknik Supervisi Akademik

Setiap Kepala sekolah/pengawas harus memiliki keterampilan teknikal berupa


kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan
supervisi akademik. Teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu:

1. Teknik Supervisi Individual adalah pelaksanaan supervisi perorangan terhadap


guru.Kepala sekolah/pengawas hanya berhadapan dengan seorang guru, hasil
supervisinya dapat mengetahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.

Teknik supervisi individual ada 4 macam, yaitu sebagai berikut:

a). Kunjungan kelas, artinya kepala sekolah/pengawas datang ke kelas untuk


mengobservasi guru melaksanakan proses pembelajaran, untuk melihat
apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki. Adapun
tahap-tahapnya adalah :
* Tahap persiapan, kepala sekolah/pengawas merencanalan waktu,
sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
* Tahap pengamatan selama kunjungan, kepala sekolah/pengawas
mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.

6
5
* Tahap akhir kunjungan, kepala sekolah/pengawas bersama guru
mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
* Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b). Kunjungan Observasi, artinya guru-guru ditugaskan unuk mengamati


seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar
suatu mata pelajaran tertentu. Aspek-aspek yang diobservasi adalah:
* usaha-usaha dan aktivitas guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
* Cara menggunakan media pembelajaran.
* Variasi metode
* Ketepatan penggunaan media dan materi.
* Reaksi mental peserta didik dalam proses pembelajaran.

c). Pertemuan individual, artinya satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara kepala sekolah/pengawas dengan guru. Tujuannya adalah:
mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan
kemampuan guru dalam pembelajaran, dan memperbaiki segala
kelemahan dan kekurangan dari guru. Adapun hal yang perlu dilakukan
oleh kepala sekolah/pengawas dalam pertemuan individual, yaitu:
berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru
mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan
menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d). Kunjungan antar Kelas, yaitu guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain
di sekolah itu sendiri, tujuannnya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran, cara-cara melaksanakannya sebagai berikut :
* Jadwal kunjungan harus direncanakan.
* Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
* Tentukan guru-guru yang akan mengunjunginya.
* Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
* Kepala sekolah/pengawas mengikuti acara ini dengan pengamatan yang
cermat.
* Melakukan tindaklanjut setelah kunjungan antar kelas selesai.
* Mengaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapinya.

7
* Mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar
kelas berikutnya.

2. Teknik Supervisi Kelompok adalah satu cara melaksanakan program


supervisi yang ditunjukkan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuha, dan analisis
kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan
guru, dan guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan
atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok
terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut:
a). Mengadakan pertemuan atau rapat. Kepala sekolah/pengawas
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun.
Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru,
dan melibatkan MGMP mata pelajaran di sekolah.
b). Mengadakan diskusi kelompok, dengan membentuk kelompok-
kelompok guru mata pelajaran yang sejenis. Dimana dalam diskusi itu
kepala sekolah/pengawas memberikan pengarahan, bimbingan,
nasehat, dan saran yang diperlukan.
c). Mengadakan pelatihan dengan melalui pendidikan dan pelatihan,
seperti pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu, dan kepala
sekolah/pengawas bertugas mengelola dan membimbing implementasi
program, tindak lanjut, dan hasil pelatihan.

D. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran atau kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses
pembelajaran.
Supervisi klinis dinamakan juga supervisi akademik model kontemporer karena model
ini pelaksanaannya menggunakan pendekatan klinis, dan bersifat kolaboratif.
Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinis, yaitu:
1. Pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan
pengamatan dan analisis secara hati-hati, dimana kepala sekolah/pengawas
pembelajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran.

8
2. Guru-guru yang kompetensi profesional ingin dikembangkan lebih menghendaki
cara kolegial daripada cara yang autoritarian.

Ada dua tujuan umum supervisi klinis, yaitu pengembangan profesional dan motivasi
kerja guru serta memperbaiki proses pembelajaran yang kurang efektif.
Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pembelajaran
yang dilaksanaknnya.
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi
pembelajaran.
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan
profesional yang berkesinambungan.

E. Pendekatan Supervisi Klinis


Pendekatan supervisi klinis terdiri dari:
1. Direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada kepala sekolah/pengawas.
2. Kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama antara kepala
sekolah/pengawas dengan guru.
3. Non-direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada guru.

F. Pelaksanaan Supervisi Klinis


Langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis terdiri dari tiga tahap esensial yang
berbentuk siklus, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan
tahap pertemuan balikan.

G. Instrumen Supervisi Akademik


Instrumen Supervisi yang digunakan tentunya yang sesuai dengan Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses

BAB III
9
RENCANA PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK

A. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai kepala sekolah saya merencanakan pelaksanaan program supervisi kepada guru
di SMP Islam Istiqlal sebanyak dua kali dalam setahun untuk setiap orang guru di
sekolah kami. Adapun supervisi ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada proses
pembelajaran.

B. Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan supervisi akademik kepada guru yang saya laksanakan sebagai kepala
sekolah menggunakan dua cara yaitu pendekatan langsung artinya saya sebagai kepala
sekolah berhadapan atau berhubungan melalui tatap muka di kelas pada waktu observasi
kunjungan kelas, sedangkan pendekatan tak langsung dengan menggunakan media
komunikasi dan diskusi kasus.

C. Tekhnik Supervisi Akademik

Tekhnik supervisi akademik yang akan saya gunakan dalam melaksanakan interaksi atau
hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisinya
adalah teknik supervisi individual.

D. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP ISLAM ISTIQLAL

Supervisis akademik di SMP Islam Istiqlal rencana pelaksanaannya disesuaikan dengan


supervise ademik yang dirancang berdasarkan jadwal pelajaran proses pembelajaran
guru tatap muka di kelas, ( mulai hari senin sampai dengan Jum’at, dalam satu hari
sebagai kepala sekolah saya hanya mampu mensupervisi guru di kelas antara 2 jam
pelajaran untuk satu orang dengan Jadwal supervisi akademik dan kesepakatan kepala
sekolah dengan guru yang akan di supervisi akademik).

E. Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Jadwal Supervisi Akademik guru atau sampai dengan 4 jam pelajaran untuk dua orang
guru. Adapun jadwal supervisi semester 1 yang direncanakan akan dilaksanakan di SMP
Islam Istiqlal sebagai berikut:

Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester 1 (satu)

10
No Hari/Tanggal di Nama Guru Mata Di kelas Pada
supervisi pelajaran Jam
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester 2 (Dua)

No Hari/Tanggal di Nama Guru Mata Di kelas Pada


supervisi pelajaran Jam
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

11
F. Kesepakatan dengan guru tentang pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai Kepala sekolah saya membuat kesepakatan dengan guru yang akan
dikunjungi untuk di supervisi akademik dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas, biasanya kepada guru tersebut diinformasikan oleh Wakil Kepala sekolah bidang
Akademik/Kurikulum tiga hari sebelum supervisi dilaksanakan.

BAB IV
RENCANA EVALUASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK,
12
DAN SUPERVISI KLINIS DI SMP ISLAM ISTIQLAL

A. Rencana Evaluasi Hasil Supervisi Akademik

Dari 14 orang guru yang terdiri dari 8 orang guru pria dan 7 orang guru
wanita, yang di supervisi akademik melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah
dengan menggunakan instrumen supervisi yang sesuai dengan Standar Proses
Pembelajaran, hasilnya akan dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :

Jenis Kelamin Guru yang di Supervisi


No Perolehan Pria Wanita Jumlah Prosentase
Nilai Sebutan keseluruhan
Banyaknya % Banyaknya %
(%)

1 Baik sekali

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

Jumlah

Prosentase (%)

B. Rencana pelaksanaan Supervisi Klinis

Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan Cukup atau kurang, maka kepala
sekolah akan mengadakan rencana pelaksanaan supervisi klinis bagi guru tersebut,
dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama
antara kepala sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah pelaksanaan supervisi
klinisnya menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses
pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannyapun sama
seperti pada waktu pelaksanaan supervisi akademik.

BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT, DAN RENCANA PELAPORAN
13
HASIL SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ISLAM ISTIQLAL

A. Rencana Tindaklanjut hasil Supervisi Akademik

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti, dengan
cara: jika nilai sebutan perolehan bagi guru baik sekali ataupun baik maka akan di
promosikan di tahun pelajaran berikutnya, misalnya menjadi Wakil kepala sekolah,
Pembina di sekolah, atau wali kelas, sedangkan yang mendapat perolehan nilai sebutan
cukup atau kurang dikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat
meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru, baik di MGMP
tingkat sekolah, MGMP tingkat Rayon, maupun di tingkat MGMP Kabupaten, di beri
bimbingan teknis, supervisi klinis berkelanjutan, dan IHT. Adapun instrumen tindak
lanjutnya di buat perorangan untuk setiap guru (terlampir).

B. Rencana Pelaporan hasil Supervisi Akademik

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan dibuatkan rencana
pelaporan kepada pemangku kepentingan di sekolah seperti kepada komite sekolah dan
pengawas pembina. Pada rencana pelaporannya diinformasikan berapa jumlah guru dan
prosentasenya yang mendapat nilai sebutan baik sekali, baik, cukup ataupun kurang
dengan menggunakan instrumen pelaporan tiap guru (terlampir)

LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai