www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
Abstrak
Saat ini hipertensi merupakan penyakit yang sebagian besar diderita oleh penduduk di negara berkembang dan
menjadi salah satu penyakit yang dijuluki silent killer dikarenakan tidak menampakan gejala. Penyakit ini sebagian
besar ditemukan pada remaja dengan faktor risiko seperti durasi tidur yang kurang, aktivitas fisik yang rendah, pola
makan yang buruk, konsumsi alkohol dan perilaku merokok. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor gaya
hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja. Metode penelitian ini menggunakan literature review
pada beberapa database yaitu: Portal Garuda, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan rentang waktu publikasi pada
tahun 2018 hingga 2022. Peneliti mendapatkan 9 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil
dari penelitian literature review ini menyatakan bahwa faktor gaya hidup yang berpengaruh pada kejadian hipertensi
pada remaja adalah aktivitas fisik, perilaku merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, dan pola makan buruk (asupan
lemak).
Kata Kunci: gaya hidup, hipertensi, remaja, aktivitas fisik, merokok, alkohol, durasi tidur, pola makan
Abstract
Nowadays, hypertension was mostly suffered by people in developed countries and became one of silent killer illnesses
since it does not show any symptoms. The disease was mostly found in adolescents with risk factors, such as lack of
sleep duration, low physical activity, poor diet, alcohol consumption, and smoking behavior. The purpose of this study
was to determine lifestyle factors that influence the incidence of hypertension in adolescents. The research method
was literature review using several databases, namely: Garuda Portal, Google Scholar, and ScienceDirect and the
publications were from 2018 to 2022. The researcher obtained 9 articles relating to inclusion criteria and exclusion
criteria. The results of this literature review showed that lifestyle factors affecting the incidence of hypertension in
adolescents are physical activity, smoking behavior, alcohol consumption, sleep duration, and poor diet (fat intakes).
Keywords: lifestyle, hypertension, adolescence, physical activity, smoking, alcohol, sleep duration, diet
169
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
Ria Indah Kusuma dengan kejadian menggunakan dengan kejadian
Pitaloka (2021) hipertensi remaja desain cross hipertensi remaja
sectional. (p=0,000; r 0.408)
5. Stevanus Agus Hubungan antara 34 remaja Desain ada hubungan yang
Rahardjo, Wahyu konsumsi alcohol hipertensi di penelitian ini bermakna antara
Sukma Samudera dengan kejadian wilayah menggunakan konsumsi alkohol
(2021) hipertensi pada Puskesmas analitik dengan kejadian
remaja di puskesmas Tompe korelasional hipertensi (ρ = 0,000;
tompe kabupaten kabupaten dengan r=0,732)
donggala Donggala pendekatan
cross sectional.
6. Frastiqa Fahrany Analisis factor risiko 176 siswa Penelitian Faktor risiko yang
(2019) terjadinya hipertensi Sekolah korelasional paling signifikan dalam
pada remaja usia 15- Menengah dengan kejadian hipertensi
18 tahun di wilayah Kejuruan di pendekatan pada remaja usia 15-18
kepenjen Wilayah cross sectional. tahun adalah aktivitas
Kepanjen fisik (p=0,019;
OR=3,060) dan
perilaku merokok
(p=0,006; OR=6,054).
7. Grouse Oematan, Durasi tidur dan 168 siswa Penelitian ini Terdapat korelasi
Gustaf Oematan aktivitas sedentari sekolah menggunakan antara durasi tidur yang
(2021) sebagai faktor risiko menengah metode singkat (p=0,001;
hipertensi obesitik pertama di kuantitatif OR=5,48) dan aktivitas
pada remaja Kecamatan dengan desain sedentari (p=0,011;
Pamulang, case-control OR=2,27) dengan
terdiri dari kejadian hipertensi.
84 siswa
obesitas
dengan
hipertensi
sebagai
kasus dan 84
siswa
obesitas
tanpa
hipertensi
sebagai
kontrol.
8. Mayasari Risk factors of 200 remaja Penelitian Terdapat hubungan
Kurnianingsih, hypertension in high usia 15-19 dengan antara durasi tidur
Yulia Lanti Retno school students tahun. pendekatan kurang dari 8 jam (CI:
Dewi, Eti multilevel evidence cross sectional. 0,63 - 3,93; p: 0,007)
Poncorini of the contextual dan pola makan yang
Pamungkasari effect of school buruk (CI 0,09 - 2,99;
(2019) p: 0,036) dengan
kejadian hipertensi.
9. Muh. Nur Hasan Hypertension and 255 siswa di Penelitian ini Terdapat korelasi yang
Syah, Utami related factors among bekasi menggunakan signifikan antara
Wahyuningsih, female students at dengan usia metode asupan lemak dan
Sandy Ardiansyah, vocational hifh 14-18 tahun observasional kejadian hipertensi
Muhammad school Bekasi analitik dengan (p=0,011).
Asrullah (2020) Indonesia pendekatan
cross sectional
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Menjaga ketahanan perifer dan melatih otot Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh
jantung untuk menekan peningkatan tekanan Oematan & Oematan (2021) mengindikasikan
darah dapat dilakukan dengan aktivitas fisik yang bahwa gaya hidup sedentari cukup umum di
teratur. Dalam penelitian Saputri et al., (2021) kalangan remaja saat ini. Aktivitas sedentari dapat
responden melakukan kegiatan dalam seminggu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas di
hanya di kampus dengan berkegiatan duduk, depan layar, duduk, dan membaca. Aktivitas di
membaca maupun menonton. Hal tersebut depan layer terdiri dari menonton televisi, bermain
dikategorikan aktivitas fisik ringan.(Saputri et al., video game, menggunakan komputer, dan
2021) menggunakan ponsel. Hasil penelitian Oematan &
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Costas Oematan (2021) menemukan bahwa sebagian
(2008) dalam penelitian Wahyudi & Albary besar remaja terpapar dengan aktivitas menatap
(2021) menyatakan orang dengan aktivitas fisik layar yang berlebihan. Aktivitas berbasis layar
tinggi seperti rajin berolahraga cenderung tidak adalah kegiatan yang paling sering dilakukan oleh
terjadi penumpukan lemak dalam tubuhnya yang remaja. Rata-rata, remaja menghabiskan sekitar 3-
mengakibatkan risiko terhadap kejadian hipertensi 4 jam menonton televisi, bermain video game, dan
(Wahyudi & Albary, 2021). Olahraga atau menggunakan gadget. Temuan ini menunjukkan
aktivitas fisik memiliki peran penting dalam korelasi antara perilaku kurang beraktivitas dan
pencegahan hipertensi dan menjaga kesehatan terjadinya hipertensi pada remaja (Oematan &
remaja. Dalam hal ini, olahraga tidak hanya Oematan, 2021).
berfungsi sebagai langkah preventif, tetapi juga
berkontribusi dalam mempertahankan kondisi Perilaku Merokok
kesehatan secara keseluruhan. Secara keseluruhan, Terdapat 3 penelitian perilaku merokok
olahraga dapat menguatkan otot-otot polos, dalam gaya hidup remaja yang berpengaruh
meningkatkan kapasitas jantung, serta dengan kejadian hipertensi. Dalam penelitian
memperkuat dan menjaga elastisitas pembuluh Abadi et al (2022) dalam wilayah kerja Puskesmas
(Karim et al., 2018). Penelitian Padila, (2013) Nambo terdapat 45 remaja adalah perokok aktif,
dalam Wahyudi & Albary (2021) menyatakan dan memiliki hubungan dengan kejadian
aktivitas fisik tinggi dengan durasi 30 hingga 60 hipertensi (Abadi et al., 2022). Hasil penelitian
menit per hari sangat dianjurkan, hal tersebut Wahyudi & Albary (2021) menunjukkan bahwa
bertujuan untuk upaya mencegah serta mengelola remaja laki- laki cenderung lebih aktif dalam
non farmakologi pada kejadian hipertensi merokok dalam kehidupan sehari-hari, dan
(Wahyudi & Albary, 2021). sebagian besar remaja mulai mengkonsumsi rokok
Temuan tersebut juga sesuai dengan hasil sejak SMP karena ingin mencobanya. Peneliti
penelitian Fahrany, (2019) menunjukan bahwa mengungkapkan bahwa merokok merupakan
aktivitas fisik memiliki pengaruh yang signifikan faktor risiko yang harus dihindari oleh remaja,
terhadap peningkatan tekanan darah. Setiap karena awalnya sering kali hanya dijadikan simbol
peningkatan durasi aktivitas fisik, misalnya 25 kedewasaan, kehebatan, dan untuk menarik
menit per hari, akan menghasilkan penurunan perhatian lawan jenis (Wahyudi & Albary, 2021).
tekanan darah diastolik sebesar 1,4 mmHg. Study yang dilakukan oleh Fahrany (2019)
Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik juga menunjukkan bahwa kebiasaan merokok
meningkatkan risiko hipertensi sebesar 0,334 kali adalah faktor risiko utama yang berdampak pada
lipat dibandingkan dengan remaja yang cukup hipertensi pada remaja berusia lima belas hingga
beraktivitas fisik. Aktivitas fisik berperan dalam delapan belas tahun, dengan nilai rasio
peningkatan tekanan darah. Saat durasi waktu kemungkinan (OR) sebesar 0,170, yang berarti
semakin lama melakukan aktivitas misalnya 25 bahwa remaja yang merokok memiliki risiko
menit dalam sehari, maka akan menurun sebesar 0,170 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi
1,4 mmHg tekanan darah diastole. Berbanding dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok
terbalik jika kurangnya aktivitas fisik dapat (Fahrany, 2019).
mengakibatkan hipertensi 0,334 kali lipat Menurut studi yang dilakukan oleh
dibandingkan dengan remaja yang rajin Unverdorben et al. (2009) seperti yang dikutip
beraktivitas fisik (Fahrany, 2019) dalam penelitian Fahrany (2019), rokok
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
mengandung senyawa nikotin yang dapat
menyebabkan proses aterogenesis dan peminum alkohol juga memiliki risiko yang tinggi
memengaruhi aktivitas sistem saraf simpatis, yang terkena serangan jantung dan stroke (Rahardjo &
pada gilirannya mempengaruhi eksresi Samudera, 2021).
norepinefrin dan epinefrin. Dampak dari hal Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
tersebut adalah vasokonstriksi, yang dapat memiliki dampak negatif yang berjangka panjang
menyebabkan pembentukan plak di dalam terhadap kesehatan. Alkohol dapat meningkatkan
pembuluh darah dan berkontribusi pada terjadinya keasaman darah dengan cara yang mirip dengan
hipertensi (Fahrany, 2019). karbon dioksida. Selain itu, alkohol juga
Menurut penelitian yang pernah diteliti memengaruhi peningkatan kadar kortisol dalam
sebelumnya sejalan dengan temuan tersebut, darah, yang berkontribusi pada peningkatan
dimana mereka menyatakan bahwa nikotin aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron
memiliki efek toksik pada sistem saraf dan (RAAS), yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kecanduan pada perokok. Di menyebabkan hipertensi (Rahardjo & Samudera,
Indonesia, kadar nikotin dalam rokok mencapai 17 2021).
mg per batang. Merokok dengan kandungan
nikotin yang tinggi dapat meningkatkan tekanan Durasi Tidur
arteri dan mempercepat detak jantung. Nikotin Pada penelitian Oematan & Oematan (2021)
dapat meningkatkan tekanan darah secara telah melakukan penelitian dan membuktikan
signifikan (Panahal et al., 2017) adanya keterkaitan durasi tidur terhadap faktor
risiko hipertensi. penelitian tersebut menemukan
Konsumsi Alkohol bahwa remaja sebagian besar tidak cukup tidur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dengan rata-rata tidur remaja sekitar 6 jam 45
Rahardjo & Samudera (2021) Studi ini menit, durasi tidur tersebut cenderung kurang dari
menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dan 8 jam per hari. Remaja biasanya tidur kurang dari
tingkat hipertensi pada remaja di wilayah kerja 8 jam per hari, dengan durasi tidur rata-rata 6 jam
Puskesmas Tompe Kabupaten Donggala 45 menit. Ini karena aktivitas remaja yang masih
berkorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sering dilakukan setelah pulang sekolah, seperti
88,2% remaja laki- laki di wilayah tersebut menonton televisi atau bermain Hp di malam hari.
mengonsumsi alkohol sebagai bagian dari gaya Remaja juga cenderung tidur lebih sedikit pada
hidup mereka. Selain itu, penelitian ini akhir pekan. Remaja biasanya memanfaatkan
menemukan bahwa remaja yang mengonsumsi akhir pekan untuk bersantai dan menikmati
alkohol dengan frekuensi yang kadang-kadang berbagai aktivitas (Oematan & Oematan, 2021).
memiliki kecenderungan untuk mengalami Durasi waktu tidur yang cukup kurang lebih
hipertensi ringan. Selain itu, ada korelasi antara 8 jam/ hari diharapkan dapat mengindari risiko
jumlah konsumsi alkohol dan kejadian hipertensi penyakit Selain itu, durasi tidur yang tidak cukup
pada remaja, dengan nilai R sebesar 0,732. Ini menyebabkan kadar leptin dalam darah menurun
berarti bahwa semakin sedikit alkohol yang sehingga berpengaruh pada sistem saraf simpatis
dikonsumsi, tingkat kejadian hipertensi juga yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
semakin rendah. (Oematan & Oematan, 2021) Maka, secara tidak
Menurut Soetjiningsih, 2007 dalam penelitian langsung gaya hidup yang durasi tidur yang tidak
Rahardjo & Samudera, 2021 Minuman beralkohol cukup mempengaruhi kejadian hipertensi.
dihasilkan melalui proses fermentasi dan Menurut Kurnianingsih et al (2019) menemukan
melibatkan bahan-bahan seperti hewan tertentu. bahwa durasi tidur memiliki pengaruh signifikan
Dalam minuman tersebut terkandung senyawa terhadap jumlah kasus hipertensi pada remaja
ethanol. Jika dikonsumsi, minuman beralkohol berusia 15 hingga 19 tahun (b=2,28; CI 95%=0,63
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan hingga 3,93; p=0,007). Remaja yang tidur kurang
berkontribusi terhadap penyakit fisik seperti dari 8 jam setiap hari memiliki risiko hipertensi
sirosis hati, kanker, dan hipertensi. Studi 2,8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja
menunjukkan bahwa risiko terjadinya hipertensi yang tidur dengan durasi yang cukup.
lebih tinggi pada individu yang mengonsumsi
alkohol secara berlebihan dibandingkan dengan Pola Makan Buruk (Asupan Lemak)
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol Menurut hasil penelitian pola makan
(abstainer). Selain itu, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
kejadian
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
hipertensi pada remaja berusia 15 hingga 19 tahun
Africa: A Systematic Review And Meta-
(b=1,54; CI 95%=0,97 hingga 2,99; p=0,036).
Analysis Protocol. Retrieved Juli 9, 2018.
Remaja yang tidak menjaga pola makan memiliki
Fahrany, F. (2019). Analisis Faktor Risiko
risiko hipertensi 1,54 kali lebih tinggi daripada
Terjadinya Hipertensi Pada Remaja Usia 15-
remaja yang menjaga pola makan mereka
18 Tahun Di Wilayah Kepanjen. Jurnal Ilkes
(Kurnianingsih et al., 2019) pola makan yang
(Jurnal Ilmu Kesehatan) , Vol 10 No 2.
tidak terjaga sering terjadi pada remaja, seperti
Ginting, J. A., & Hadi, E. N. (2023). Faktor Sosial
mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan
Budaya Yang Mempengaruhi Kejadian
kurangnya konsumsi makanan berserat seperti
Stunting Pada Anak: Literature Review.
sayuran dan buah sehingga dapat menyebabkan
Media Publikasi Promosi Kesehatan
hipertensi (Kurnianingsih et al., 2019).
Indonesia (Mppki), 6(1), 43–50.
Dalam penelitian Syah et al (2020)
Hidayatullah, M. T., & Pratama, A. A. (2019).
menunjukan diantara remaja penderita hipertensi
Hubungan Kebiasaan Merokok Dan Obesitas
terdapat tingginya asupan lemak. Konsumsi
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Remaja
makanan lemak yang tinggi menyebabkan risiko
Usia 15-19 Tahun Di hikelurahan Dayen
hipertensi karena tingginya konsumsi lemak
Peken Ampenan Mataram. Smiknas, 108–115.
berakibat peningkatan lemak dalam darah dan
Jayanti, A., Mulyati, D., & Atika, S. (2022).
menyebabkan pembentukan plak. Plak akan
Penanganan Hipertensi Pada Remaja Akhir:
berakibat menjadi aterosklerosis sehingga
Suatu Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
menyebabkan pembuluh darah elastisitasnya
Fakultas Keperawatan, 6(1).
menurun dan akan mengakibatkan tekanan aliran
Karim, N. A., Onibala, F., & Kallo, V. (2018).
darah koroner terjadi penyempitan sehingga
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Derajat
peningkatan tekanan darah (Syah et al., 2020).
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di
Pola makan yang sehat, seperti mengurangi
Wilayah Kerja Puskesmas Tagulandang
asupan lemak yang berlebihan dan meningkatkan
Kabupaten Sitaro. Jurnal Keperawatan, 6(1).
konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
dan sayuran, adalah cara untuk mengurangi risiko
(2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional.
hipertensi pada remaja (Rihiantoro & Widodo,
Kurnianingsih, M., Dewi, Y. L. R., &
2018)
Pamungkasari, E. P. (2019a). Risk Factors Of
Hypertension In High School Students:
Simpulan
Multilevel Evidence Of The Contextual
Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya
Effect Of School. Journal Of Epidemiology
hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi
And Public Health, 4(4), 259–269.
pada remaja di Indonesia aktivitas fisik, perilaku
Kurnianingsih, M., Dewi, Y. L. R., &
merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, dan pola
Pamungkasari, E. P. (2019b). Risk Factors Of
makan buruk (asupan lemak). Dalam literature
Hypertension In High School Students:
review ini diharapkan memberikan manfaat untuk
Multilevel Evidence Of The Contextual
mengedukasi masyarakat khususnya remaja dalam
Effect Of School. Journal Of Epidemiology
upaya promosi kesehatan untuk pencegahan
And Public Health, 4(4), 259–269.
hipertensi pada remaja.
Kurnianingtyas, B. F., Suyatno, S., & Kartasurya,
M. I. (2017). Faktor Risiko Kejadian
Referensi
Hipertensi Pada Siswa Sma Di Kota
Abadi, E., Faisal, F., & Demmalewa, J. Q. (2022).
Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Hubungan Pola Makan Dan Perilaku
Masyarakat (Undip), 5(2), 70–77.
Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Kusparlina, E. P. (2022a). Analisis Faktor Yang
Remaja Putra Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berhubungan Dengan Hipertensi Pada
Nambo. Journal Of Baja Health Science,
Remaja. Jurnal Penelitian Kesehatan" Suara
2(02), 194– 205.
Forikes"(Journal Of Health Research"
Essouma, M., Noubiap, J. J., Bigna, J. J., Nansseu,
Forikes Voice"), 13(1), 124–131.
J. R., Jingi, A. M., & Aminda, L. N. (2015).
Kusparlina, E. P. (2022b). Analisis Faktor Yang
Hypertension Prevalence, Incident And Risk
Berhubungan Dengan Hipertensi Pada
Factor Among Children And Adolescents In
Remaja. Jurnal Penelitian Kesehatan" Suara
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
Related Factors Among Female Students At
Vocational High School Bekasi, Indonesia.
Media Gizi Indonesia, 15(3), 219.
Wahyudi, C. T., & Albary, R. (2021). Korelasi
Perilaku Merokok Dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia
Remaja. Jurnal Jkft, 6(1), 62–71.
Who. (2023). Hypertension.
Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-
Sheets/Detail/Hypertension#:~:Text=The%2
0prevalence%20of%20hypertension
%20varie s,Prevalence%20of
%20hypertension%20(18
%25).
17