Anda di halaman 1dari 11

Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177

www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Hipertensi pada Remaja: Literature


Review

Tyra Septi Diana1*, Sutanto Priyo Hastono1


1
Departemen Biostatistik dan Ilmu Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
*Corresponding Author: tyraseptidiana@gmail.com

Abstrak
Saat ini hipertensi merupakan penyakit yang sebagian besar diderita oleh penduduk di negara berkembang dan
menjadi salah satu penyakit yang dijuluki silent killer dikarenakan tidak menampakan gejala. Penyakit ini sebagian
besar ditemukan pada remaja dengan faktor risiko seperti durasi tidur yang kurang, aktivitas fisik yang rendah, pola
makan yang buruk, konsumsi alkohol dan perilaku merokok. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor gaya
hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja. Metode penelitian ini menggunakan literature review
pada beberapa database yaitu: Portal Garuda, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan rentang waktu publikasi pada
tahun 2018 hingga 2022. Peneliti mendapatkan 9 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil
dari penelitian literature review ini menyatakan bahwa faktor gaya hidup yang berpengaruh pada kejadian hipertensi
pada remaja adalah aktivitas fisik, perilaku merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, dan pola makan buruk (asupan
lemak).
Kata Kunci: gaya hidup, hipertensi, remaja, aktivitas fisik, merokok, alkohol, durasi tidur, pola makan

The Effects of Lifestyle on Hypertension in Adolescents: Literature Review

Abstract

Nowadays, hypertension was mostly suffered by people in developed countries and became one of silent killer illnesses
since it does not show any symptoms. The disease was mostly found in adolescents with risk factors, such as lack of
sleep duration, low physical activity, poor diet, alcohol consumption, and smoking behavior. The purpose of this study
was to determine lifestyle factors that influence the incidence of hypertension in adolescents. The research method
was literature review using several databases, namely: Garuda Portal, Google Scholar, and ScienceDirect and the
publications were from 2018 to 2022. The researcher obtained 9 articles relating to inclusion criteria and exclusion
criteria. The results of this literature review showed that lifestyle factors affecting the incidence of hypertension in
adolescents are physical activity, smoking behavior, alcohol consumption, sleep duration, and poor diet (fat intakes).
Keywords: lifestyle, hypertension, adolescence, physical activity, smoking, alcohol, sleep duration, diet

169
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan yang menyebabkan 427.218 kematian. Kondisi ini


Hipertensi adalah penyakit yang umum terjadi karena sebagian besar penderita hipertensi
terjadi di negara-negara berkembang, dialami oleh tidak menyadari bahwa mereka menderita
sebagian besar penduduk. Meskipun tidak hipertensi, sehingga tidak menjalani pengobatan
menular dan tidak bisa sembuh sepenuhnya, yang tepat (Kementerian Kesehatan Republik
hipertensi dapat dikendalikan. Penyakit ini dapat Indonesia, 2018).
terjadi pada segala usia, tidak hanya pada orang Faktor risiko hipertensi pada usia remaja
dewasa dan lansia, tetapi juga pada remaja. dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu factor
Faktor-faktor risiko hipertensi meliputi riwayat risiko yang dapat di rubah dan factor risiko yang
genetik keluarga, kelebihan berat badan atau tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat
obesitas, kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup diubah meliputi obesitas, kebiasaan merokok
yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan stres jarang olah raga, konsumsi garam berlebihan,
(Nurmala, 2020). konsumsi alcohol, durasi tidur yang tidak cukup,
Hipertensi saat ini terkenal sebagai "silent dan sters. riwayat genetik hipertensi, berat badan
killer" karena tak jarang ditemukan adanya tanda lahir rendah, dan jenis kelamin. Sementara itu,
gejala yang jelas. Beberapa penelitian faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi
menunjukkan bahwa banyak remaja yang tidak riwayat genetik hipertensi, berat badan lahir
menyadari bahwa mereka memiliki riwayat rendah, dan jenis kelamin (Shaumi & Achmad,
hipertensi sehingga kondisi ini berlanjut sampai 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
usia dewasa, hal ini dapat meningkatkan risiko oleh Hidayatullah & Pratama, 2019 menunjukkan
terhadap mobiditas dan mortalitas bahwa faktor risiko hipertensi yang signifikan
(Kurnianingtyas et al., 2017). Klasifikasi tekanan pada remaja yaitu obesitas dan kebiasaan
darah pada usia remaja berbeda dengan orang merokok. Sementara itu, penelitian lain yang
dewasa dimana tekanan darah pada remaja dilakukan oleh Oematan & Oematan, (2021)
dikelompokan berdasarkan kurva persentil. menemukan bahwa hipertensi pada remaja
Hipertensi pada remaja dikategorikan dengan berhubungan dengan durasi tidur yang kurang dan
tekanan darah antara 130-139/80-89 mmHg atau kurangnya olah raga. Penelitian yang dilakukan
95> persentil ditambah 11 mgHg mmHg (Jayanti oleh Kurnianingsih et al., (2019) dan Syah et al.,
et al., 2022) Hipertensi esensial pada remaja (2020) juga mengungkapkan adanya hubungan
seringkali berulang dan sulit terdeteksi karena antara pola makan yang buruk dengan kejadian
kurangnya gejala, hanya akan terungkap melalui hipertensi pada remaja.
pemeriksaan rutin. Jika seseorang memiliki Faktor risiko yang dapat diubah merupakan
riwayat hipertensi pada masa remaja, mereka sebagian besar berasal dari gaya hidup yang tidak
memiliki risiko tinggi untuk menderita hipertensi sehat dan memiliki peran signifikan dalam
pada usia dewasa (Shaumi & Achmad, 2019). peningkatan risiko hipertensi. Gaya hidup yang
Hipertensi juga memberikan kontribusi signifikan tidak sehat memainkan peran penting dalam
terhadap angka morbiditas, yaitu sebesar 45% dari kejadian hipertensi pada remaja, seperti
penyakit jantung dan 51% dari kasus stroke, yang kurangnya durasi tidur, rendahnya aktivitas fisik,
berkaitan dengan riwayat hipertensi pada pola makan yang buruk, konsumsi alkohol, dan
penderita (Essouma et al., 2015). kebiasaan merokok. Faktor-faktor tersebut dapat
Secara global, diperkirakan 1,28 miliar orang menyebabkan tingkat stres yang meningkat dan
diatas usia 18 tahun di seluruh dunia mengalami berkontribusi pada risiko hipertensi (Shaumi &
hipertensi (WHO, 2023). Adanya peningkatan Achmad, 2019).
angka kejadian hipertensi di negara Asia Dari penjelasan mengenai terjadinya
Tenggara, sepertiga orang dewasa di Asia hipertensi di atas, kita dapat melihat bahwa
Tenggara telah terdiagnosa menderita hipertensi hipertensi tidak hanya terjadi pada usia dewasa,
(Nawi et al., 2021). Data analisis Riskesdas tahun tetapi bias juga terjadi pada usia remaja. Salah
2018 menggambarkan bahwa prevalensi satu faktor yang berperan terhadap terjadinya
hipertensi pada penduduk usia di atas 18 tahun hipertensi pada remaja adalah gaya hidup yang
adalah 34,1%. Kalimantan Selatan memiliki buruk. Oleh karena itu, tujuan dari literature
tingkat prevalensi tertinggi, yaitu 44,1%, review pada penelitian ini adalah untuk
sementara Papua memiliki tingkat terendah, yaitu memahami faktor-
22,2%. Diperkirakan terdapat 63.309.620 kasus
hipertensi di Indonesia
17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
faktor gaya hidup yang memengaruhi kejadian
hipertensi pada remaja.
Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian Artikel penelitian yang terpilih, semua
Penelitian ini menggunakan pendekatan menggunakan metode penelitian kuantitatif
literature review, dengan tujuan untuk dengan tahun terbit 5 tahun terakhir yaitu 2018 –
mengidentifikasi pengaruh gaya hidup terhadap 2022, dalam 9 artikel yang dipilih, desain studi
kejadian hipertensi pada remaja. Metode yang cross-sectional yang digunakan dan sebesar 8
digunakan dalam penelitian ini adalah metode artikel dan 1 artikel dengan desain studi case
PRISMA, yang dianggap sesuai untuk mencapai control. Penelitian yang terpilih ini, terdiri dari 34
tujuan penelitian tersebut. Metode PRISMA – 271 remaja hipertensi sebagai sampel.
terdiri dari 5 langkah, yaitu menentukan topik Rangkuman artikel disajikan pada tabel 1 sebagai
literatur, melakukan pencarian sumber-sumber berikut:
yang relevan, melakukan seleksi terhadap sumber-
sumber yang relevan, melakukan klasifikasi dan Pembahasan
analisis terhadap literatur yang dipilih, dan Dari artikel semua yang terpilih yang
menyusun ringkasan hasil penelitian (Ginting & dilakukan di Indonesia. Artikel tersebut telah
Hadi, 2023). Langkah pertama adalah melakukan berhasil di rangkum beberapa faktor gaya hidup
pencarian literatur pada pangkalan data penelitian: pada remaja yang berhubungan dengan kejadian
Portal Garuda, Google Scholar dan ScienceDirect. hipertensi, diantaranya aktivitas fisik, perilaku
Pencarian literatur menggunakan kata kunci “life merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, dan pola
style”, “hypertension”, “adolescence” dan makan buruk (asupan lemak).
“Indonesia”. Kata kunci juga menggunakan kata
kunci berbahasa indonesia yaitu “gaya hidup”, Aktivitas Fisik
“hipertensi”, “remaja” dan “Indonesia”. Pada Terdapat 5 penelitian yang berhubungan
Portal Garuda didapatkan 39 artikel, pada Google dengan faktor gaya hidup pada aktivitas fisik
Scholar didapatkan 6.940 artikel dan pada data dengan kejadian hipertensi remaja. Kusparlina
base ScienceDirect didapatkan 144 artikel. (2022) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Tahapan kedua dengan melakukan remaja dengan jumlah hipertensi lebih banyak
penyaringan atau screening. Penyaringan sebesar 5,6% pada remaja dengan aktivitas fisik
selanjutnya didapatkan 5.564 artikel tidak ringan dibandingkan remaja yang memiliki
berhubungan dengan studi, penyaringan kedua aktivitas sedang sebesar 0,8% ataupun aktivitas
dilakukan dengan kriteria eksklusi didapatkan fisik berat sebesar 1,6%. Dalam penelitian,
1.109 artikel yang tereksklusi. Dari kedua data aktivitas berat menyebabkan nilai hipertensi di
base tersebut selanjutnya dilakukan screening angka normal, dibandingkan dengan aktivitas
ketiga dengan melakukan screening abstrak dan sedang (Kusparlina, 2022)
open akses, berdasarkan screening terakhir, Dalam penelitian Wahyudi & Albary (2021)
terdapat 9 artikel yang memenuhi kriteria inklusi juga menemukan bahwa saat aktivitas fisik tinggi
dan eksklusi dalam studi ini. pada remaja maka kejadian hipertensi akan
Kriteria inklusi dalam penelitian ini rendah. Kegiatan seperti, bersepeda, aerobik
mencakup: (1) penelitian kuantitatif dengan data maupun tenis serta berjalan kaki merupakan
primer (2) artikel yang melaporkan hasil kegiatan aktivitas fisik (Wahyudi & Albary,
penelitian mengenai factor gaya hidup yang 2021). Di samping itu, hasil penelitian
mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja menunjukkan bahwa remaja yang lebih cenderung
(3) artikel yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir kurang beraktivitas fisik akan mengalami
artikel (2018- 2022) (4) sampel penelitian terdiri penurunan proses pembakaran kalori, terutama
dari remaja usia 10-24 tahun (5) artikel dalam jika diiringi dengan konsumsi makanan yang
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Adapun tinggi kalori. Akibatnya, penimbunan lemak
kriteria eksklusi yang digunakan adalah: (1) arikel dalam tubuh akan meningkat, sehingga akan
laporan, essay, disertasi atau artikel review (2) menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan
penelitian dengan pendekatan kualitatif (3) berkontribusi pada terjadinya hipertensi
penelitian yang dipublikasikan sebelum tahun (Kusparlina, 2022).
2018.

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Gambar 1. Diagram Prisma

Tabel 1. Rangkuman Artikel Hipertensi pada Remaja tahun 2018 -2022


No Peneliti Judul Sampel Metode Hasil
1. Eny Pemilu Analisa factor yang Sampel Penelitian ini Ada hubungan yang
Kusparlina (2022) berhubungan dengan terdiri 125 menggunkan signifikan antara
hipertensi pada siswa SMA metode aktifitas fisik terhadap
remaja Negeri 19 deskriptif kejadian hipertensi
korelasi dengan
pendekatan
cross sectional.
2. Faisal , Jenny Hubungan pola Sampel 70 Desain Terdapat korelasi
Qlifianti makan dan perilaku orang remaja Penelitian antara perilaku
Demmalewa, merokok dengan putra kuantitatif merokok dan kejadian
Ellyani Abadi kejadian hipertensi menggunakan hipertensi pada remaja
(2022) pada remaja putra di pendekatan pria (ρ = 0,000).
wilayah kerja cross-sectional.
puskesmas nambo
sulteng
3. Chandra Tri Korelasi perilaku 271 Penelitian ini Ditemukan ada
Wahyudi, Reima merokok dan responden menggunakan hubungan yang
Albary (2021) aktivitas fisik dengan pendekatan bermakna antara
kejadian hipertensi cross-sectional perilaku merokok dan
pada usia remaja dalam metode aktivitas fisik dengan
penelitian kejadian hipertensi
Descriptive yang signifikan (p
Analitik. value <0,05).
4. Romadhiyana Hubungan status gizi 75 Penelitian terdapat hubungan
Kisno Saputri, dan aktivitas fisik mahasiswa kuantitatif korelasi yang sedang
Akhmad Al-Bari , dengan antara aktivitas fisik

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
Ria Indah Kusuma dengan kejadian menggunakan dengan kejadian
Pitaloka (2021) hipertensi remaja desain cross hipertensi remaja
sectional. (p=0,000; r 0.408)
5. Stevanus Agus Hubungan antara 34 remaja Desain ada hubungan yang
Rahardjo, Wahyu konsumsi alcohol hipertensi di penelitian ini bermakna antara
Sukma Samudera dengan kejadian wilayah menggunakan konsumsi alkohol
(2021) hipertensi pada Puskesmas analitik dengan kejadian
remaja di puskesmas Tompe korelasional hipertensi (ρ = 0,000;
tompe kabupaten kabupaten dengan r=0,732)
donggala Donggala pendekatan
cross sectional.
6. Frastiqa Fahrany Analisis factor risiko 176 siswa Penelitian Faktor risiko yang
(2019) terjadinya hipertensi Sekolah korelasional paling signifikan dalam
pada remaja usia 15- Menengah dengan kejadian hipertensi
18 tahun di wilayah Kejuruan di pendekatan pada remaja usia 15-18
kepenjen Wilayah cross sectional. tahun adalah aktivitas
Kepanjen fisik (p=0,019;
OR=3,060) dan
perilaku merokok
(p=0,006; OR=6,054).
7. Grouse Oematan, Durasi tidur dan 168 siswa Penelitian ini Terdapat korelasi
Gustaf Oematan aktivitas sedentari sekolah menggunakan antara durasi tidur yang
(2021) sebagai faktor risiko menengah metode singkat (p=0,001;
hipertensi obesitik pertama di kuantitatif OR=5,48) dan aktivitas
pada remaja Kecamatan dengan desain sedentari (p=0,011;
Pamulang, case-control OR=2,27) dengan
terdiri dari kejadian hipertensi.
84 siswa
obesitas
dengan
hipertensi
sebagai
kasus dan 84
siswa
obesitas
tanpa
hipertensi
sebagai
kontrol.
8. Mayasari Risk factors of 200 remaja Penelitian Terdapat hubungan
Kurnianingsih, hypertension in high usia 15-19 dengan antara durasi tidur
Yulia Lanti Retno school students tahun. pendekatan kurang dari 8 jam (CI:
Dewi, Eti multilevel evidence cross sectional. 0,63 - 3,93; p: 0,007)
Poncorini of the contextual dan pola makan yang
Pamungkasari effect of school buruk (CI 0,09 - 2,99;
(2019) p: 0,036) dengan
kejadian hipertensi.
9. Muh. Nur Hasan Hypertension and 255 siswa di Penelitian ini Terdapat korelasi yang
Syah, Utami related factors among bekasi menggunakan signifikan antara
Wahyuningsih, female students at dengan usia metode asupan lemak dan
Sandy Ardiansyah, vocational hifh 14-18 tahun observasional kejadian hipertensi
Muhammad school Bekasi analitik dengan (p=0,011).
Asrullah (2020) Indonesia pendekatan
cross sectional

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Menjaga ketahanan perifer dan melatih otot Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh
jantung untuk menekan peningkatan tekanan Oematan & Oematan (2021) mengindikasikan
darah dapat dilakukan dengan aktivitas fisik yang bahwa gaya hidup sedentari cukup umum di
teratur. Dalam penelitian Saputri et al., (2021) kalangan remaja saat ini. Aktivitas sedentari dapat
responden melakukan kegiatan dalam seminggu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas di
hanya di kampus dengan berkegiatan duduk, depan layar, duduk, dan membaca. Aktivitas di
membaca maupun menonton. Hal tersebut depan layer terdiri dari menonton televisi, bermain
dikategorikan aktivitas fisik ringan.(Saputri et al., video game, menggunakan komputer, dan
2021) menggunakan ponsel. Hasil penelitian Oematan &
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Costas Oematan (2021) menemukan bahwa sebagian
(2008) dalam penelitian Wahyudi & Albary besar remaja terpapar dengan aktivitas menatap
(2021) menyatakan orang dengan aktivitas fisik layar yang berlebihan. Aktivitas berbasis layar
tinggi seperti rajin berolahraga cenderung tidak adalah kegiatan yang paling sering dilakukan oleh
terjadi penumpukan lemak dalam tubuhnya yang remaja. Rata-rata, remaja menghabiskan sekitar 3-
mengakibatkan risiko terhadap kejadian hipertensi 4 jam menonton televisi, bermain video game, dan
(Wahyudi & Albary, 2021). Olahraga atau menggunakan gadget. Temuan ini menunjukkan
aktivitas fisik memiliki peran penting dalam korelasi antara perilaku kurang beraktivitas dan
pencegahan hipertensi dan menjaga kesehatan terjadinya hipertensi pada remaja (Oematan &
remaja. Dalam hal ini, olahraga tidak hanya Oematan, 2021).
berfungsi sebagai langkah preventif, tetapi juga
berkontribusi dalam mempertahankan kondisi Perilaku Merokok
kesehatan secara keseluruhan. Secara keseluruhan, Terdapat 3 penelitian perilaku merokok
olahraga dapat menguatkan otot-otot polos, dalam gaya hidup remaja yang berpengaruh
meningkatkan kapasitas jantung, serta dengan kejadian hipertensi. Dalam penelitian
memperkuat dan menjaga elastisitas pembuluh Abadi et al (2022) dalam wilayah kerja Puskesmas
(Karim et al., 2018). Penelitian Padila, (2013) Nambo terdapat 45 remaja adalah perokok aktif,
dalam Wahyudi & Albary (2021) menyatakan dan memiliki hubungan dengan kejadian
aktivitas fisik tinggi dengan durasi 30 hingga 60 hipertensi (Abadi et al., 2022). Hasil penelitian
menit per hari sangat dianjurkan, hal tersebut Wahyudi & Albary (2021) menunjukkan bahwa
bertujuan untuk upaya mencegah serta mengelola remaja laki- laki cenderung lebih aktif dalam
non farmakologi pada kejadian hipertensi merokok dalam kehidupan sehari-hari, dan
(Wahyudi & Albary, 2021). sebagian besar remaja mulai mengkonsumsi rokok
Temuan tersebut juga sesuai dengan hasil sejak SMP karena ingin mencobanya. Peneliti
penelitian Fahrany, (2019) menunjukan bahwa mengungkapkan bahwa merokok merupakan
aktivitas fisik memiliki pengaruh yang signifikan faktor risiko yang harus dihindari oleh remaja,
terhadap peningkatan tekanan darah. Setiap karena awalnya sering kali hanya dijadikan simbol
peningkatan durasi aktivitas fisik, misalnya 25 kedewasaan, kehebatan, dan untuk menarik
menit per hari, akan menghasilkan penurunan perhatian lawan jenis (Wahyudi & Albary, 2021).
tekanan darah diastolik sebesar 1,4 mmHg. Study yang dilakukan oleh Fahrany (2019)
Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik juga menunjukkan bahwa kebiasaan merokok
meningkatkan risiko hipertensi sebesar 0,334 kali adalah faktor risiko utama yang berdampak pada
lipat dibandingkan dengan remaja yang cukup hipertensi pada remaja berusia lima belas hingga
beraktivitas fisik. Aktivitas fisik berperan dalam delapan belas tahun, dengan nilai rasio
peningkatan tekanan darah. Saat durasi waktu kemungkinan (OR) sebesar 0,170, yang berarti
semakin lama melakukan aktivitas misalnya 25 bahwa remaja yang merokok memiliki risiko
menit dalam sehari, maka akan menurun sebesar 0,170 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi
1,4 mmHg tekanan darah diastole. Berbanding dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok
terbalik jika kurangnya aktivitas fisik dapat (Fahrany, 2019).
mengakibatkan hipertensi 0,334 kali lipat Menurut studi yang dilakukan oleh
dibandingkan dengan remaja yang rajin Unverdorben et al. (2009) seperti yang dikutip
beraktivitas fisik (Fahrany, 2019) dalam penelitian Fahrany (2019), rokok

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
mengandung senyawa nikotin yang dapat
menyebabkan proses aterogenesis dan peminum alkohol juga memiliki risiko yang tinggi
memengaruhi aktivitas sistem saraf simpatis, yang terkena serangan jantung dan stroke (Rahardjo &
pada gilirannya mempengaruhi eksresi Samudera, 2021).
norepinefrin dan epinefrin. Dampak dari hal Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
tersebut adalah vasokonstriksi, yang dapat memiliki dampak negatif yang berjangka panjang
menyebabkan pembentukan plak di dalam terhadap kesehatan. Alkohol dapat meningkatkan
pembuluh darah dan berkontribusi pada terjadinya keasaman darah dengan cara yang mirip dengan
hipertensi (Fahrany, 2019). karbon dioksida. Selain itu, alkohol juga
Menurut penelitian yang pernah diteliti memengaruhi peningkatan kadar kortisol dalam
sebelumnya sejalan dengan temuan tersebut, darah, yang berkontribusi pada peningkatan
dimana mereka menyatakan bahwa nikotin aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron
memiliki efek toksik pada sistem saraf dan (RAAS), yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kecanduan pada perokok. Di menyebabkan hipertensi (Rahardjo & Samudera,
Indonesia, kadar nikotin dalam rokok mencapai 17 2021).
mg per batang. Merokok dengan kandungan
nikotin yang tinggi dapat meningkatkan tekanan Durasi Tidur
arteri dan mempercepat detak jantung. Nikotin Pada penelitian Oematan & Oematan (2021)
dapat meningkatkan tekanan darah secara telah melakukan penelitian dan membuktikan
signifikan (Panahal et al., 2017) adanya keterkaitan durasi tidur terhadap faktor
risiko hipertensi. penelitian tersebut menemukan
Konsumsi Alkohol bahwa remaja sebagian besar tidak cukup tidur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dengan rata-rata tidur remaja sekitar 6 jam 45
Rahardjo & Samudera (2021) Studi ini menit, durasi tidur tersebut cenderung kurang dari
menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dan 8 jam per hari. Remaja biasanya tidur kurang dari
tingkat hipertensi pada remaja di wilayah kerja 8 jam per hari, dengan durasi tidur rata-rata 6 jam
Puskesmas Tompe Kabupaten Donggala 45 menit. Ini karena aktivitas remaja yang masih
berkorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sering dilakukan setelah pulang sekolah, seperti
88,2% remaja laki- laki di wilayah tersebut menonton televisi atau bermain Hp di malam hari.
mengonsumsi alkohol sebagai bagian dari gaya Remaja juga cenderung tidur lebih sedikit pada
hidup mereka. Selain itu, penelitian ini akhir pekan. Remaja biasanya memanfaatkan
menemukan bahwa remaja yang mengonsumsi akhir pekan untuk bersantai dan menikmati
alkohol dengan frekuensi yang kadang-kadang berbagai aktivitas (Oematan & Oematan, 2021).
memiliki kecenderungan untuk mengalami Durasi waktu tidur yang cukup kurang lebih
hipertensi ringan. Selain itu, ada korelasi antara 8 jam/ hari diharapkan dapat mengindari risiko
jumlah konsumsi alkohol dan kejadian hipertensi penyakit Selain itu, durasi tidur yang tidak cukup
pada remaja, dengan nilai R sebesar 0,732. Ini menyebabkan kadar leptin dalam darah menurun
berarti bahwa semakin sedikit alkohol yang sehingga berpengaruh pada sistem saraf simpatis
dikonsumsi, tingkat kejadian hipertensi juga yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
semakin rendah. (Oematan & Oematan, 2021) Maka, secara tidak
Menurut Soetjiningsih, 2007 dalam penelitian langsung gaya hidup yang durasi tidur yang tidak
Rahardjo & Samudera, 2021 Minuman beralkohol cukup mempengaruhi kejadian hipertensi.
dihasilkan melalui proses fermentasi dan Menurut Kurnianingsih et al (2019) menemukan
melibatkan bahan-bahan seperti hewan tertentu. bahwa durasi tidur memiliki pengaruh signifikan
Dalam minuman tersebut terkandung senyawa terhadap jumlah kasus hipertensi pada remaja
ethanol. Jika dikonsumsi, minuman beralkohol berusia 15 hingga 19 tahun (b=2,28; CI 95%=0,63
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan hingga 3,93; p=0,007). Remaja yang tidur kurang
berkontribusi terhadap penyakit fisik seperti dari 8 jam setiap hari memiliki risiko hipertensi
sirosis hati, kanker, dan hipertensi. Studi 2,8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja
menunjukkan bahwa risiko terjadinya hipertensi yang tidur dengan durasi yang cukup.
lebih tinggi pada individu yang mengonsumsi
alkohol secara berlebihan dibandingkan dengan Pola Makan Buruk (Asupan Lemak)
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol Menurut hasil penelitian pola makan
(abstainer). Selain itu, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
kejadian

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
hipertensi pada remaja berusia 15 hingga 19 tahun
Africa: A Systematic Review And Meta-
(b=1,54; CI 95%=0,97 hingga 2,99; p=0,036).
Analysis Protocol. Retrieved Juli 9, 2018.
Remaja yang tidak menjaga pola makan memiliki
Fahrany, F. (2019). Analisis Faktor Risiko
risiko hipertensi 1,54 kali lebih tinggi daripada
Terjadinya Hipertensi Pada Remaja Usia 15-
remaja yang menjaga pola makan mereka
18 Tahun Di Wilayah Kepanjen. Jurnal Ilkes
(Kurnianingsih et al., 2019) pola makan yang
(Jurnal Ilmu Kesehatan) , Vol 10 No 2.
tidak terjaga sering terjadi pada remaja, seperti
Ginting, J. A., & Hadi, E. N. (2023). Faktor Sosial
mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan
Budaya Yang Mempengaruhi Kejadian
kurangnya konsumsi makanan berserat seperti
Stunting Pada Anak: Literature Review.
sayuran dan buah sehingga dapat menyebabkan
Media Publikasi Promosi Kesehatan
hipertensi (Kurnianingsih et al., 2019).
Indonesia (Mppki), 6(1), 43–50.
Dalam penelitian Syah et al (2020)
Hidayatullah, M. T., & Pratama, A. A. (2019).
menunjukan diantara remaja penderita hipertensi
Hubungan Kebiasaan Merokok Dan Obesitas
terdapat tingginya asupan lemak. Konsumsi
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Remaja
makanan lemak yang tinggi menyebabkan risiko
Usia 15-19 Tahun Di hikelurahan Dayen
hipertensi karena tingginya konsumsi lemak
Peken Ampenan Mataram. Smiknas, 108–115.
berakibat peningkatan lemak dalam darah dan
Jayanti, A., Mulyati, D., & Atika, S. (2022).
menyebabkan pembentukan plak. Plak akan
Penanganan Hipertensi Pada Remaja Akhir:
berakibat menjadi aterosklerosis sehingga
Suatu Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
menyebabkan pembuluh darah elastisitasnya
Fakultas Keperawatan, 6(1).
menurun dan akan mengakibatkan tekanan aliran
Karim, N. A., Onibala, F., & Kallo, V. (2018).
darah koroner terjadi penyempitan sehingga
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Derajat
peningkatan tekanan darah (Syah et al., 2020).
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di
Pola makan yang sehat, seperti mengurangi
Wilayah Kerja Puskesmas Tagulandang
asupan lemak yang berlebihan dan meningkatkan
Kabupaten Sitaro. Jurnal Keperawatan, 6(1).
konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
dan sayuran, adalah cara untuk mengurangi risiko
(2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional.
hipertensi pada remaja (Rihiantoro & Widodo,
Kurnianingsih, M., Dewi, Y. L. R., &
2018)
Pamungkasari, E. P. (2019a). Risk Factors Of
Hypertension In High School Students:
Simpulan
Multilevel Evidence Of The Contextual
Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya
Effect Of School. Journal Of Epidemiology
hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi
And Public Health, 4(4), 259–269.
pada remaja di Indonesia aktivitas fisik, perilaku
Kurnianingsih, M., Dewi, Y. L. R., &
merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, dan pola
Pamungkasari, E. P. (2019b). Risk Factors Of
makan buruk (asupan lemak). Dalam literature
Hypertension In High School Students:
review ini diharapkan memberikan manfaat untuk
Multilevel Evidence Of The Contextual
mengedukasi masyarakat khususnya remaja dalam
Effect Of School. Journal Of Epidemiology
upaya promosi kesehatan untuk pencegahan
And Public Health, 4(4), 259–269.
hipertensi pada remaja.
Kurnianingtyas, B. F., Suyatno, S., & Kartasurya,
M. I. (2017). Faktor Risiko Kejadian
Referensi
Hipertensi Pada Siswa Sma Di Kota
Abadi, E., Faisal, F., & Demmalewa, J. Q. (2022).
Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Hubungan Pola Makan Dan Perilaku
Masyarakat (Undip), 5(2), 70–77.
Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Kusparlina, E. P. (2022a). Analisis Faktor Yang
Remaja Putra Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berhubungan Dengan Hipertensi Pada
Nambo. Journal Of Baja Health Science,
Remaja. Jurnal Penelitian Kesehatan" Suara
2(02), 194– 205.
Forikes"(Journal Of Health Research"
Essouma, M., Noubiap, J. J., Bigna, J. J., Nansseu,
Forikes Voice"), 13(1), 124–131.
J. R., Jingi, A. M., & Aminda, L. N. (2015).
Kusparlina, E. P. (2022b). Analisis Faktor Yang
Hypertension Prevalence, Incident And Risk
Berhubungan Dengan Hipertensi Pada
Factor Among Children And Adolescents In
Remaja. Jurnal Penelitian Kesehatan" Suara

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-177
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Forikes"(Journal Of Health Research" S., & Asrullah, M. (2020b). Hypertension


Forikes Voice"), 13(1), 124–131. And
Mohammed Nawi, A., Mohammad, Z., Jetly, K.,
Abd Razak, M. A., Ramli, N. S., Wan
Ibadullah, W. A. H., & Ahmad, N. (2021).
The Prevalence And Risk Factors Of
Hypertension Among The Urban Population
In Southeast Asian Countries: A Systematic
Review And Meta-Analysis. International
Journal Of Hypertension, 2021, 1–14.
Nurmala, I. (2020). Mewujudkan Remaja Sehat
Fisik, Mental Dan Sosial:(Model Intervensi
Health Educator For Youth). Airlangga
University Press.
Oematan, G., & Oematan, G. (2021a). Durasi
Tidur Dan Aktivitas Sedentari Sebagai
Faktor Risiko Hipertensi Obesitik Pada Remaja
Sleep Duration And Sedentary Activity As A
Risk Factor For Obesity
Hypertension In Adolescents. Ilmu
Gizi Indonesia, 4, 147–156. Panahal, T., Ratag, B.
T., & Joseph, W. B. S. (2017). Hubungan Antara
Aktivitas Fisik, Perilaku Merokok, Dan Stres
Dengan Kejadian Hipertensi Di
Rumah Sakit Bhayangkara Tk Iii
Manado. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi, 6(3).
Rahardjo, S. A., & Samudera, W. S. (2021).
Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Remaja Di
Puskesmas Tompe Kabupaten Donggala.
Java Health Jounal, 8(2).
Rihiantoro, T., & Widodo, M. (2018). Hubungan
Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Hipertensi Di Kabupaten Tulang
Bawang. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betik, 13(2), 159–167.
Saputri, R. K., Al-Bari, A., & Pitaloka, R. I. K.
(2021). Hubungan Status Gizi Dan Aktivitas
Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Remaja.
Jurnal Gizi, 10(2), 10–19.
Shaumi, N. R. F., & Achmad, E. K. (2019).
Kajian Literatur: Faktor Risiko Hipertensi
Pada Remaja Di Indonesia. Media Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan, 29(2), 115–
122.
Syah, M. N. H., Wahyuningsih, U., Ardiansyah,
S., & Asrullah, M. (2020a). Hypertension
And Related Factors Among Female Students
At Vocational High School Bekasi,
Indonesia. Media Gizi Indonesia, 15(3), 219–
224.
Syah, M. N. H., Wahyuningsih, U., Ardiansyah,

17
Faletehan Health Journal, 10 (2) (2023) 169-
177
www.
Related Factors Among Female Students At
Vocational High School Bekasi, Indonesia.
Media Gizi Indonesia, 15(3), 219.
Wahyudi, C. T., & Albary, R. (2021). Korelasi
Perilaku Merokok Dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia
Remaja. Jurnal Jkft, 6(1), 62–71.
Who. (2023). Hypertension.
Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-
Sheets/Detail/Hypertension#:~:Text=The%2
0prevalence%20of%20hypertension
%20varie s,Prevalence%20of
%20hypertension%20(18
%25).

17

Anda mungkin juga menyukai