KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM PEMERINTAH DAN PERAN PERAWAT DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR YAITU FILARIASIS
Disusun Oleh:
Cahya Karmila Naftaleniyasinta (22006)
Muhammad Syaiful Akbar (22021)
Tsabita Shobiroh (22030)
Anggun Larasati (22036)
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Makalah
Kebijakan Kesehatan Tentang Program Pmerintah Dan Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Yaitu Filariasis” Kami juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Kami sangat berterimakasih kepada dosen
yang selalu memberikan dukungan serta ilmu yang sangat bermanfaat. Kami mohon maaf
bila terdapat banyak kesalahan pada makalah kami. Karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap makalah ini akan memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kebijakan Kesehatan
2. Untuk mengetauhi dan mempelajarai lebih jelas dan mendalami mengenai definisi, tanda
dan gejala, penyebab dsan penyebaran,peran perawat dalam penanggulangan, dan
program pemerintah mengenai Filariasis.
1.4 Manfaat
1. Supaya para mahasiswa/i keperawatan dapat memehami mengenai definisi, tanda
dan gejala, penyebab dsan penyebaran,peran perawat dalam penanggulangan, dan
program pemerintah mengenai Filariasis.
2. Supaya menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa/i keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit kaki gajah / filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filarial yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan akanmengakibatkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki,alat kelamin baik perempuan maupunlaki-laki.
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikrokopis
darah.Sampai saat ini hal tesebut masih ini dirasakan karna microfilaria hanya muncul
danmenampilkan diri didalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja
(nocturnal periodicity).
Selain itu berbagai metode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiaknosa penyakitkaki
gajah diantaranya ialah dengan yang dikenal sebagai penjaringan membrane, metode
konsentrasi knott dan teknik pengendapan. Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah
diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemriksaan system “Tes kartu”, hal
ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendetaksi penyebaran parasit (larva),yaitu dengan
cara mengambil sample darah dengan system tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak
harus dimalam hari.
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga
mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk
Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk, kemudian
menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot dada (toraks). Bentuk
mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih
satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang yang
disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk
kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva
stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi
mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk
nyamuk.
Siklus hidup pada tubuh nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan
menghisap darah orang yang terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang terdapat di
tubuh penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Cacing yang diisap nyamuk tidak
begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk. Makhluk
mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar 3 minggu, pada stadium 3, larva mulai
bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk Nyamuk pembawa mikrofilaria itu
lalu gentayangan menggigit manusia dan memindahkan" larva infektif tersebut. Bersama
aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Uniknya,
cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, sedangkan pada siang hari dia berada
didalam kapiler alat-alat dalam seperti pada paru-paru, jantung dan hati, selebihnya
bersembunyi di organ dalam tubuh Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa
dilakukan malam hari. Setelah dewasa (Makrofilaria) cacing menyumbat pembuluh limfe
dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki,
pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Ketika menyumbat
pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa
mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan
pembesaran tangan.
Pada saat dewasa (Makrofilaria) inilah, cacing ini menghasilkan telur kemudian
akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria.
Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran
darah kecil dibawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva
tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk,
kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika
nyamuk itu menggigit orang. maka orang itu akan tertular penyakit ini.
Menyusul kesepakatan global pada tahun 1997. WHA yang menetapkan yang filariasis
sebagai masalah kesehatan masyarakat dan diperkuat dengan keputusan WHO pada tahun 2000
untuk mengeliminasi fiariasis pada tahun 2020, Indonesia sepakat untuk melakukan program
eliminasi filariasis yang dimulai pada tahun 2002.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu
infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe dan
kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk.
2. Gejala klinis berupa demam berulang 3-5 hari, pembengkakan kelenjar limfe,
pembesaran
tungkai, buah dada, dan skrotum.
3. Mekanisme penularan penyakit filariasis yaitu ketika nyamuk yang mengandung larva
infektif menggigit manusia, maka terjadi infeksi mikrofilaria. Tahap selanjutnya di dalam
tubuh manusia, larva memasuki sistem limfe dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Kumpulan cacing filaria dewasa ini menjadi penyebab penyumbatan pembuluh limfe.
Akibatnya terjadi pembengkakan kelenjar limfe, tungkai, dan alat kelamin.
4. Penyebab terjadinya penyakit filarisis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah)
yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk
5. Peran Perawat dalam Penanggulangan Penyakit Filariasis usaha Pencegahan filariasis
dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan melakukan 3M. Pengobatan
menggunakan DEC dikombinasikan dengan Albendazol dan Ivermektin selain dilakukan
pemijatan dan pembedahan. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan dengan operasi.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang, Program Pemerintah Dan Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Filariasis mahasiswa/i dapat
mengerti dan memahami dengan jelas. Jika ada kalimat atau penjelasan yang kurang
lengkap, mohon saran dan kritik yang bagi penulis sangat membantu untuk penulisan
masalah selanjutnya. Mohon maaf bila penggunaan kalimat dan kata demi kata
salah,bimbingan dan segala bentuk kritik penulis terima dengan senang hati.
DAFTAR PUSTAKA
https://idoc.pub/documents/makalah-filariasis-2nv89y5350lk
https://www.academia.edu/30539845/Makalah_Filariasis
http://scholar.unand.ac.id/36169/2/BAB%201.pdf
https://www.academia.edu/14478329/Makalah_Filariasis