Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM PEMERINTAH DAN PERAN PERAWAT DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR YAITU FILARIASIS

Disusun Oleh:
Cahya Karmila Naftaleniyasinta (22006)
Muhammad Syaiful Akbar (22021)
Tsabita Shobiroh (22030)
Anggun Larasati (22036)

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN JAKARTA


Jl..Raya Jatiwaringin No 1, Kel. Cipinang- Melayu
Kec.Makasar,Jakarta Timur
Tahun Ajaran 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Makalah
Kebijakan Kesehatan Tentang Program Pmerintah Dan Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Yaitu Filariasis” Kami juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Kami sangat berterimakasih kepada dosen
yang selalu memberikan dukungan serta ilmu yang sangat bermanfaat. Kami mohon maaf
bila terdapat banyak kesalahan pada makalah kami. Karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap makalah ini akan memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, 20 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 3


BAB I..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Balakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 6
2.1 Definisi Filariasis / Kaki Gajah .................................................................................................... 6
2.2 Tanda dan Gejala Penyakit Filariasis ..................................................................................... 6
2.3 Penyebab dan Penyebaran penyakit Filariasis. ...................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................................................11
PENUTUP ............................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................11
3.2 Saran ...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang


Filariasis (Kaki Gajah) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk diantaranya anopheles, Culex, Mansonia,
dan Aedes. Terdapat tiga jenis spesies cacing penyebab Filariasis yaitu Wuchereria bancrofi,
Brugia malayi, dan Brugia timori. Cacing tersebut hidup di kelenjer dan saluran getah
bening sehingga menyebabkan kerusakan pada system limfatik yang dapat menimbulkan
gejala akut dan kronis seperti pembesaran abnormal bagian tubuh, menyebabkan rasa sakit,
cacat, dan stigma sosial.Gelaja akut berupa peradangan kelenjer dan saluran getah bening
(adenplimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tetapi juga bisa pada bagian
tubuh lainnya.Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfa terutama di daerah yang
sama dengan terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti kaki gajah.
Dunia melalui sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menegaskan tentang
kepedulian utama masyarakat dunia untuk mencapai tujuan Pembangunan Sustainable
Development Goals (SDGs) yang programnya sebagian besar terfokus pada kesehatan.
Salah satu prioritas dalam program kesehatan tersebut adalah pemberantasan, pencegahan
penyakit menular yang di dalamnya termasuk filariasis.
Menurut data WHO lebih dari 1,3 miliar penduduk tinggal di darah yang beresiko
terinfeksi filariasis yang tersebar di 73 negara. Sebagian besar (80%) penduduk tersebut
tinggal di 10 negara berikut: Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, India,
Indonesia, Myanmar, Nigeria, Nepal, Filipina, dan Republik Tanzania. Jumlah penderita
filariasis yang sudah terinfeksi sekitar 120 juta orang dan 40 juta diantaranya mengalami
cacat dan lumpuh.
Kemudian dari 30 juta tersebut diperkirakan 25 juta orang menderita dengan penyakit
genital dan 15 juta orang menderita lymphedema. Untuk menghentikan penyebaran
penularan WHO menganjurkan pengobatan massal bagi semua orang yang memenuhi syarat
dimana terjadi infeksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Filariasis?
2. Apa saja tanda dan gejala pada penyakit Filariasis?
3. Apa penyebab dan penyebaran dari penyakit Filariasis?
4. Apa Program pemerintah dalam penanggulangan Filariasis?
5. Bagaimana peran perawat dalam penanggulangan Filariasis?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kebijakan Kesehatan
2. Untuk mengetauhi dan mempelajarai lebih jelas dan mendalami mengenai definisi, tanda
dan gejala, penyebab dsan penyebaran,peran perawat dalam penanggulangan, dan
program pemerintah mengenai Filariasis.

1.4 Manfaat
1. Supaya para mahasiswa/i keperawatan dapat memehami mengenai definisi, tanda
dan gejala, penyebab dsan penyebaran,peran perawat dalam penanggulangan, dan
program pemerintah mengenai Filariasis.
2. Supaya menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa/i keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Filariasis / Kaki Gajah

Penyakit kaki gajah / filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filarial yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan akanmengakibatkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki,alat kelamin baik perempuan maupunlaki-laki.
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikrokopis
darah.Sampai saat ini hal tesebut masih ini dirasakan karna microfilaria hanya muncul
danmenampilkan diri didalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja
(nocturnal periodicity).
Selain itu berbagai metode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiaknosa penyakitkaki
gajah diantaranya ialah dengan yang dikenal sebagai penjaringan membrane, metode
konsentrasi knott dan teknik pengendapan. Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah
diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemriksaan system “Tes kartu”, hal
ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendetaksi penyebaran parasit (larva),yaitu dengan
cara mengambil sample darah dengan system tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak
harus dimalam hari.

2.2 Tanda dan Gejala Penyakit Filariasis


 Demam berulang yang hilang timbul selama beberapa hari
 Di tempat yang infeksi dirasakan panas disertai sakit
 Ada infeksi pada saluran getah bening yang terletak di lipat paha, ketiak dan
menjalar ke ujung kaki/tangan (terlihat garis merah dari pangkal paha/ tangan
kearah ujung jari)
 Ada bisul pada lipatan paha / lengan (ketiak) yang timbul berulang-ulang.
 Biasanya bisul pecah dan meninggalkan bekas
 Setelah beberapa bulan atau tahunan timbul pembengkakan pada kaki/tangan,
kantong buah zaar, payudara, air kencing seperti air susu
 Pembengkakan semakin lama semakin membesar, tidak dapat sembuh sehingga
sukar bila melakukan kegiatan sehari-hari
2.3 Penyebab dan Penyebaran penyakit Filariasis.
Penyebab terjadinya penyakit filariais
Filariasis adalah penyakit memlar (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis ayak bermula dari inflamasi saluran
limfe akibat dilalui cacing filaria dewasa (makrofilaria). Cacing dewasa yang tak tahu diri
ini melalui saluran limfe aferen atau simus-simus limfe sehingga menyebabkan dilatasi
limfe pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya cairan
plasma yang terisi dari pembuluh darah yang menyebabkan penebalan pembuluh darah di
sekitarnya. Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma, esosinofil,
serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang terinfeksi Nah, infiltrasi inilah
yang menyebabkan terjadi proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe
disekelilingnya menjadi berkelok-kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di
sepanjang pembuluh limfe tersebut. Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-kronis
dengan edema pada kulit di atas pembuluh tersebut menjadi tak terhindarkan lagi. Jadi,
jelaslah bahwa biang keladi edema pada filariasis ialah cacing dewasa (Makrofilaria)
yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh penderita yang
mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga
diduga sebagai penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe
secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika
cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis
sekitar limfe. Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh
limfe bukanlah membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi
malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.

Penyebaran penyakit filariais

Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga
mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk
Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk, kemudian
menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot dada (toraks). Bentuk
mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih
satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang yang
disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk
kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva
stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi
mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk
nyamuk.

Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka


mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut
masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama dengan aliran darah dalam tubuh
manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Didalam
pembuluh limfe larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing
dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing filaria yang
sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe
dan akan terjadi pembengkakan.

Siklus hidup pada tubuh nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan
menghisap darah orang yang terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang terdapat di
tubuh penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Cacing yang diisap nyamuk tidak
begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk. Makhluk
mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar 3 minggu, pada stadium 3, larva mulai
bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk Nyamuk pembawa mikrofilaria itu
lalu gentayangan menggigit manusia dan memindahkan" larva infektif tersebut. Bersama
aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Uniknya,
cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, sedangkan pada siang hari dia berada
didalam kapiler alat-alat dalam seperti pada paru-paru, jantung dan hati, selebihnya
bersembunyi di organ dalam tubuh Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa
dilakukan malam hari. Setelah dewasa (Makrofilaria) cacing menyumbat pembuluh limfe
dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki,
pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Ketika menyumbat
pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa
mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan
pembesaran tangan.

Pada saat dewasa (Makrofilaria) inilah, cacing ini menghasilkan telur kemudian
akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria.
Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran
darah kecil dibawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva
tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk,
kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika
nyamuk itu menggigit orang. maka orang itu akan tertular penyakit ini.

2.4 Program Pemerintah dalam Penanggulangan Penyakit Filariasis.

Menyusul kesepakatan global pada tahun 1997. WHA yang menetapkan yang filariasis
sebagai masalah kesehatan masyarakat dan diperkuat dengan keputusan WHO pada tahun 2000
untuk mengeliminasi fiariasis pada tahun 2020, Indonesia sepakat untuk melakukan program
eliminasi filariasis yang dimulai pada tahun 2002.

Berdasarkan edaran Menteri Surat Kesehatan nomor 612/MENKES/VI/2004 maka kepada


Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia melaksanakan pemetaan eliminasi filariasis
gobal, pengobatan massal daerah endemis filariasis, dan tata laksana penderita filariasis di
semua daerah. Program pelaksaan kasus filariasis ditetapkan sebagai salah satu wewenang
wajib pemerintah daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor:
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota.

Kebijakan yang ditetapkan dalam program pemberantasan filariasis Adalah:

a. Eliminasi filariasis merupakan salah satu prioritas nasional dalam program


pemberantasan penyakit menular.
b. Melaksanakan eliminasi filariasis di Indonesia dengan menerapkan program
eliminasi filariasis limfatik global dari WHO yaitu memutuskan rantai penularan
filariasis dan mencegah serta membatasi kecacatan.
c. Satuan lokasi pelaksanaan (implementation unit) eliminasi filariasis adalah
Kabupaten/Kota
d. Mencegah penyebaran filariasis antar kabupaten, propinsi dan negara

Strategi yang dilakukan dalam mendukung kebijakan dalam program pemeberantasan


filariasis adalah:
 Memutuskan rantai penularan filariasis melalui pengobatan massal di daerah
endemis filariasis.
 Mencegah dan membatasasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus Klinis
filariasis.
 Pengendalian vektor secara terpadu.
 Memperkuat kerjasama lintas batas daerah dan negara.
 Memperkuat survailans dan mengembangkan penelitian.
2.5 Peran Perawat dalam Penanggulangan Penyakit Filariasis
1. Melakukan penyuluhan tentang pengenalan penyakit filariasis kepada masyarakat
endemis penyakit ini.
2. Yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor) misalnya
menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk,
menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan
pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat
menarik nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala
pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis.
3. Memberantas nyamuk yang dapat menularkan penyakit filariasis dengan cara 3M.
4. Apabila telah tertularkan penyakit filariasis dapat dilakukan pengobatan secara rutin serta
rehabilitasi tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu
infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe dan
kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk.
2. Gejala klinis berupa demam berulang 3-5 hari, pembengkakan kelenjar limfe,
pembesaran
tungkai, buah dada, dan skrotum.
3. Mekanisme penularan penyakit filariasis yaitu ketika nyamuk yang mengandung larva
infektif menggigit manusia, maka terjadi infeksi mikrofilaria. Tahap selanjutnya di dalam
tubuh manusia, larva memasuki sistem limfe dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Kumpulan cacing filaria dewasa ini menjadi penyebab penyumbatan pembuluh limfe.
Akibatnya terjadi pembengkakan kelenjar limfe, tungkai, dan alat kelamin.
4. Penyebab terjadinya penyakit filarisis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah)
yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk
5. Peran Perawat dalam Penanggulangan Penyakit Filariasis usaha Pencegahan filariasis
dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan melakukan 3M. Pengobatan
menggunakan DEC dikombinasikan dengan Albendazol dan Ivermektin selain dilakukan
pemijatan dan pembedahan. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan dengan operasi.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang, Program Pemerintah Dan Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Filariasis mahasiswa/i dapat
mengerti dan memahami dengan jelas. Jika ada kalimat atau penjelasan yang kurang
lengkap, mohon saran dan kritik yang bagi penulis sangat membantu untuk penulisan
masalah selanjutnya. Mohon maaf bila penggunaan kalimat dan kata demi kata
salah,bimbingan dan segala bentuk kritik penulis terima dengan senang hati.
DAFTAR PUSTAKA

https://idoc.pub/documents/makalah-filariasis-2nv89y5350lk

https://www.academia.edu/30539845/Makalah_Filariasis

http://scholar.unand.ac.id/36169/2/BAB%201.pdf

https://www.academia.edu/14478329/Makalah_Filariasis

Anda mungkin juga menyukai