Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah bersyukur dengan kesyukuran penuh kehadirat Allah, atas kesehatan badan,
kedamaian jiwa, dan kemurnian ruh sehingga dengan haul dan quwwah-Nya kita tetap menjadi
hamba yang bertakwa. Hamba yang dengan kesadaran akan huquq rububiyah selalu mengisi
kehidupan hanya untuk beribadah dan menghindari batasan-batasan yang telah ditentukan-
Nya.

Teman temanku yang berbahagia marilah mengingat kembali, bahwa kehadiran kita di bumi ini
adalah untuk beribadah ke hadirat Allah. Ibadah dalam arti khusus iyyaka na'budu wa iyyaka
nasta'iin (hanya kepada Allah saja kita menyembah dan hanya kepada Allah saja kita
memohon) dan Ibadah dalam arti luas berupa pengabdian dalam semua bidang kehidupan
yang didasari dan diarahkan untuk mecapai ridhaNya.

Allah berfirman dalam surah QS. Al-Baqarah: 165

‫َو ِمَن الَّن اِس َم ْن َّي َّت ِخ ُذ ِمْن ُدْو ِن ِهّٰللا َاْن َد اًد ا ُّيِحُّبْو َن ُهْم َك ُحِّب ِهّٰللاۗ َو اَّلِذْي َن ٰا َم ُنْٓو ا َاَشُّد ُح ًّب ا ِهّٰلِّل‬

.....﴿۱۶۵ : ‫﴾البقرة‬

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang
mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya
kepada Allah.

Ayat ini memperingatkan kita untuk tidak membuat sesembahan selain Allah, karena hanya
Dialah Tuhan Yang Haq, yang tiada bandingan bagi Nya. Yang paling mencintai hambaNya.
Dan sangat tidak patut bagi makhluk mencintai makhluk lain melebihi kecintaanya kepada
Pencipta cinta, Allah subhanahu wa ta'ala. Sedangkan orang yang beriman kecintaannya
sangatlah besar ke hadirat Allah.

Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bentuk cinta kepada Allah. Menurutnya, cinta kepada Allah
adalah cinta sejati yang menumbuhkan keikhlasan dan membuahkan kenikmatan.

‫ َلْي َس اْلُمِحُّب َم ْن َت َب َّذ َل َلُه‬، ‫ َف ِإَّن اْلُمِحَّب َم ْن َي ْب َذ ُل َلَك‬. ‫َلْي َس اْلُمِحُّب الذي َي ْر ُجْو ِمْن َم ْح ٌبْو ِبِه ِع َو ضًا َأْو َي ْط ُلُب ِم ْن ه َغ ْر ضًا‬

Artinya, "Pecinta itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atau
mengejar sebuah tujuan dari sang kekasih. Pecinta itu orang yang berbuat sesuatu untukmu.
Pecinta itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu."

Cinta seorang hamba kepada Rabb mengalirkan peribadatan yang indah, pengabdian yang
lembut, dan menenggelamkan semua aktifitas dalam samudera kasih sayangNya. Sehingga
tiada tersisa dalam diri hamba kecuali dipenuhi rasa welas asih dan kasih sayang dalam
kehidupan, karena ia menyadari bahwa Allah menyatakan:

‫َو َر ۡح َمِتۡى َو ِس َع ۡت ُك َّل َشۡى ٍء‬


dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (al a'raf 156)

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Semoga rahmat Allah meliputi kita semua, sehingga keimanan kita mewujud, tampak dalam
wajah kasih sayang, saling mengayomi, memudahkan, menyelesaikan dengan bijak semua
gebyaring dunia yang fana ini. Sebagaimana nabi kita sayyidul basyar Muhammad rasulullah
adalah rahmatan lil a lamiin. Rahmat Allah untuk alam semesta semua.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai