Anda di halaman 1dari 22

Polycaprolactone

(PCL)
Anggota 10721064 - M. Athallah Aufa Dzaky
Kelompok 4
10721075 - Rahma Tri Agustin

10721088 - Kurniasih Azhari Budiman

10023291 - Ridho Hidayat


Polimer
Polycaprolactone
(PCL) /

Polikaprolakton (PCL) adalah jenis


poliester yang dapat
terbiodegradasi dengan titik leleh
rendah sekitar 60°C dan suhu
transisi gelas sekitar -60°C.
Rumus kimia (C6H10O2) n.
MONOMER POLYCAPROLACTONE
Merupakan ester siklik-lakton reaktif yang
mudah dipolimerisasi dengan pembukaan
cincin untuk menghasilkan berbagai macam
zat antara kinerja dengan arsitektur polimer
canggih berdasarkan unit Polycaprolactone.
Poliol Polycaprolactone dihasilkan melalui proses Ring Opening
Polymerization (ROP) yang mudah dalam kondisi ringan
menggunakan diol atau triol inisiator bersama dengan monomer
kaprolakton .
Penggunaan dalam Bidang Medis
Kegunaan PCL
PCL digunakan sebagai implan dalam
berbagai jaringan yang memungkinkan
perbaikan dan regenerasi tulang, kulit,
atau jaringan lain. Selain itu, PCL cocok
sebagai penghantaran obat karena
permeabilitas tinggi terhadap banyak
obat, biokompatibilitas sangat bagus,
biodegradabilitas lambat, dan
bioresorbabilitas. (Christen & Vercesi,
2020)
Mekanisme Degradasi
Polimer
Berdasarkan Fourier transform infrared spectroscopy
(FT-IR) dan nuclear magnetic resonance H-NMR, reaksi
oksidasi pada PCL akan menghasilkan gugus fungsi

Degradasi
baru seperti vinil dan hidroksil. >> Hal ini mengonfirmasi
bahwa reaksi oksidasi bisa menyebabkan degradasi

oleh
PCL.

oksidasi
Adanya dua puncak tambahan di 3300-3700 cm^-1
daerah untuk PCL teroksidasi
Metode successive self-nucleation/annealing (SSA) memberikan
gambaran bahwa PCL yang melewati proses oksidasi mengalami
interupsi dalam rangkaian kristalisasi linier.

PCL-OX membutuhkan supercooling/pendinginan yang lebih besar untuk mengkristal


>> gugus fungsi baru mengganggu rangkaian linier yang dapat dikristalkan
Selama reaksi oksidasi terjadi degradasi yang menyebabkan
penurunan berat molekul hingga mencapai 30%.

119 x 10^3 g/mol 84 x 10^3 g/mol


Degradasi oleh Radiasi
Radiasi pengion (sinar gamma, berkas elektron)
digunakan untuk keperluan sterilisasi.
Radiasi ini, pada tingkat tertentu, dapat menyebabkan
degradasi polimer.
Iradiasi berkas elektron menghasilkan ikatan silang dan
pemutusan rantai pada rantai PCL.
Kandungan gel juga meningkat seiring dengan
peningkatan dosis dan peningkatan berat molekul PCL
Analisis dengan NMR proton pada bagian PCL yang
larut menunjukkan pembentukan spesies hidroksil,
karboksilat, dan alifatik jenuh, konsisten dengan
putusnya ikatan apa pun dalam rantai PCL dengan
preferensi untuk pemotongan ikatan – COO–CH2– .
Iradiasi menghasilkan penurunan suhu kristalisasi,
penurunan titik leleh, dan peningkatan TG
Sebagai konsekuensi dari pemotongan rantai dalam
fase amorf > terbentuk bahan yang rapuh
molekul PCL dengan berat molekul < 50,000 g·mol−1,
lebih rapuh terhadap degradasi pada dosis sterilisasi.
Persentase gel pada dosis tertentu sangat bergantung pada berat molekul
polikaprolakton

Untuk beberapa sampel dengan dosis rendah, kandungan gel tidak dapat diukur
Untuk PCL dengan berat molekul lebih rendah, dosis yang lebih tinggi > kandungan gelnya cenderung stabil.
Pemotongan rantai dapat terjadi pada ikatan mana pun
dalam rantai PCL.

–COO–CH2– –CH2–CH2–
–CO–O– –CH2–COO–

spesies yang palin melimpah yang dihasilkan dari


iradiasi dengan berkas elektron adalah gugus
karboksilat, sedangkan gugus hidroksil dan ikatan
hidrokarbon jenuh memiliki keberadaan serupa >>
iradiasi lebih suka memutus ikatan -COO-CH2-
Iradiasi dengan sinar gamma
menghasilkan peluruhan sifat
mekanik yang lebih cepat
dibandingkan dengan sinar
elektron.
Degradasi Termal
Termografimetri Rheologi

Pada kecepatan pemanasan 10 °C/min terjadi Rheologi dari PCL disini adalah pseudoplastik
degradasi termal namun seiring dengan kenaikan suhu, terjadi
penurunan viskositas sehingga ditunjukkan
adanya ketidakstabilan atau degradasi termal
Mekanisme Degradasi Termal
Mn= jumlah massa molar rata-rata
p = indeks polidispersitas
Mw = massa molar rata-rata
s = jumlah rantai yang terpotong

Kinetika degradasi PCL

Persamaan 5 = berhubungan dengan peningkatan viskositas awal karena adanya awal


ujung rantai reaktif. s10 mengacu pada konsentrasi awal spesies reaktif ini.

Persamaan 6 = berkaitan dengan pemotongan rantai yang disebabkan oleh


ketidakteraturan struktural yang ada di sepanjang backbone, yang konsentrasi
awalnya adalah s20.

Persamaan 7 = berkaitan dengan pemotongan rantai acak yang terjadi pada bagian
reguler rantai polimer, terutama pada zona kristal, s30 adalah konsentrasi monomer
awal.
Degradasi Termal

Kurva s dari PCL pada berbagai suhu


menunjukkan peningkatan jumlah rantai
yang terpotong (s) pada suhu yang
semakin tinggi
Degradasi Oleh Hidrolisis
Perubahan Gugus Fungsi Perubahan Morfologi Akibat
Hidrolisis (Scanning Electron
Microscopy (SEM))

d : Sebelum terjadi degradasi



h : Setelah 70 hari pada suhu 35 C

i : Setelah 21 hari pada suhu 60 C
Spektrum FTIR untuk sampel yang dihidrolisis selama 70 hari

p : Setelah 70 hari pada suhu 60 C
pada suhu 60 °C. Perbedaan utamanya adalah peningkatan
intensitas pita serapan hidroksil ((O–H stretching and O–H out-
of-plane bending pada 3600–3300 cm^−1 dan 710–600
cm^−1). Diamati juga pelebaran pita serapan stretching C=O
(1730-1720 cm^−1). Hal ini menunjukkan pembentukan gugus
akhir hidroksil sebagai akibat dari pemotongan rantai
makromolekul dari degradasi hidrolitik.
Degradasi Oleh Hidrolisis
Hidrolisis kimia murni PCL berlangsung lambat karena segmen alifatik hidrofobik yang relatif
panjang antara gugus ester dalam rantai utama PCL dan tingkat kristalinitas yang tinggi.
Pemutusan ikatan ester dalam rantai PCL melalui reaksi dengan air, secara bertahap
mengurangi berat molekul dan menghasilkan molekul dengan gugus akhir asam karboksil dan
hidroksil yang akhirnya mengarah pada pembentukan produk degradasi yang larut dalam air.
Terbukti dari hasil pengamatan dengan FTIR menunjukkan pembentukan gugus akhir hidroksil
REFERENSI
Christen, M. O., & Vercesi, F. (2020). Polycaprolactone: How a Well-Known and Futuristic Polymer Has Become an
Innovative Collagen-Stimulator in Esthetics. Clinical, cosmetic and investigational dermatology, 13, 31–48.
https://doi.org/10.2147/CCID.S229054

Gantrade. (2019). Caprolactone Monomer: A Gateway Building Block for Advanced Performance Intermediates.
Diakses pada https://www.gantrade.com/blog/caprolactone-monomer-a-gateway-building-block-for-advanced-
performance-intermediates

Erdal, N.B., Lando, G.A., Yadav, A., Srivastava, R.K., Hakkarainen, M. (2020). Hydrolytic Degradation of Porous
Crosslinked Poly(ε-Caprolactone) Synthesized by High Internal Phase Emulsion Templating. Polymers, 12(8), 1849.
https://doi.org/10.3390/polym12081849

Lopez-Arraiza, Alberto & Sarasua, Jose-Ramon & Verdu, J. & Colin, Xavier. (2007). Rheological Behavior and Modeling

of Thermal Degradation of Poly( -Caprolactone) and Poly(L-Lactide). International Polymer Processing. 22. 389-394.
10.3139/217.2067.

Navarro R, Burillo G, Adem E, Marcos-Fernández A. Effect of Ionizing Radiation on the Chemical Structure and the
Physical Properties of Polycaprolactones of Different Molecular Weight. Polymers. 2018; 10(4):397.
https://doi.org/10.3390/polym10040397

Marcos A. Sabino, Oxidation of polycaprolactone to induce compatibility with other degradable polyesters, Polymer
Degradation and Stability, Volume 92, Issue 6,2007, Pages 986-996,ISSN 0141-3910,
https://doi.org/10.1016/j.polymdegradstab.2007.03.010.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai