Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN MEDIA TANAM

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA

Nur Fadhilah
G041 17 1508

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

i
PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN MEDIA TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA

Nur Fadhilah
G041 17 1508

Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
Pada
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

ii
iii
iv
ABSTRAK

NUR FADHILAH (G041171508). Pengaruh Pemberian Air dan Media Tanam


terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada. Pembimbing: SITTI NUR FARIDAH dan
SUHARDI.
Usaha meningkatkan produktifitas tanaman selada salah satunya yaitu dengan
memperhatikan keseimbangan antara jumlah pemberian air dan kebutuhan air
tanamannya. Irigasi tetes dapat menjadi salah satu alternatif pemberian air ke
tanaman berdasarkan dengan kebutuhan airnya. Selain itu pengaturan komposisi
media tanam juga perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan produktifitas
tanman selada agar diperoleh media tanam yang tepat bagi tanaman selada.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem pemberian air dan media
tanam yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman selada.
Metode penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu pemberian air (A) dan media
tanam (B). Faktor pemberian air terdiri atas 3 taraf, yaitu A1 (2,694 l/hari), A2
(4,092 l/hari) dan A3 (6,756 l/hari). Adapun faktor media tanam
(Tanah:Kompos) (B) terdiri atas 3 taraf yaitu B1 Tanah:Kompos (2:1), B2
Tanah:Kompos (1:1) dan B3 Tanah:Kompos (1:2). Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis ragam, jika terdapat pengaruh nyata maka
dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Adapun
hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemberian air sebesar 2,694 l/hari
dan penggunaan media tanam tanah:kompos (2:1) memberikan pengaruh yang
terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada.

Kata Kunci: Selada, Media Tanam, Pemberian Air.

v
ABSTRACT

NUR FADHILAH (G041171508). The Influence of Water Supply and Planting


Media on The Growth of Lettuce Plants. Supervisors: SITTI NUR FARIDAH and
SUHARDI.
One of the efforts to increase lettuce productivity is to pay attention to the
balance between the amount of water provided and the plant's water needs.
Drip irrigation can be alternative to providing water to plants based on their
water needs. Besides that, it is also necessary to adjust the composition of the
planting media in an effort to increase the productivity of lettuce plants in order
to obtain the right planting media for lettuce plants. This study aims to obtain
the optimum water supply system and growing media to increase the growth of
lettuce. This research method was designed using a completely randomized
design (CRD) consisting of 2 treatment factors, namely water supply (A) and
planting media (B). The water supply factor consisted of 3 levels, namely A1
(2,694 l/hour), A2 (4,092 l/hour) and A3 (6,756 l/hour). The planting medium
factor (Soil: Compost) (B) consists of 3 levels, namely B1 Soil: Compost (2:1),
B2 Soil: Compost (1:1) and B3 Soil: Compost (1:2). The data obtained were
analyzed using analysis of variance (ANOVA), if there was a significant effect,
then continued with Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT). The results
showed that the treatment of giving water for 2,694 l/days and the use of soil:
compost (2:1) planting media gave the best influence on the growth and yield
of lettuce plants.

Keyword: Lettuce, Planting Media, Water Supply.

vi
PERSANTUNAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa., karena atas rahmat
dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari doa dan dukungan
serta semangat oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ayahanda Aminuddin, Ibunda Najamiah beserta Keluarga yang
senantiasa memberikan kasih sayang dan selalu mendoakan penulis serta
memberikan dukungan baik berupa moril ataupun materi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Sitti Nur Faridah, MP selaku dosen pembimbing utama atas
kesabaran, ilmu dan segala arahan yang telah diberikan dari penyusunan
proposal, penelitian hingga penyusunan skripsi ini selesai.
3. Dr. Suhardi, S.TP., MP selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan ilmu, masukan, saran, dan waktu luang kesabaran kepada saya
dari awal penulisan sampai akhir penyelesaian skripsi.
4. Dosen-dosen Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik
Pertanian yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman
selama proses perkuliahan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Fajri, Fedro, Maxi, Kiky, Syam, Nisa, Ekky, Febry, Arif, Ummul, Adi,
Brayen, Ida dan Anna yang telah membantu saat menyiapkan alat dan bahan
penelitian, pengambilan data penelitian serta dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dengan kebaikan
dan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.
Makassar, Februari 2022

Nur Fadhilah

vii
RIWAYAT HIDUP

Nur Fadhilah, lahir di Samasundu Kabupaten Polewali


Mandar, Sulawesi Barat pada tanggal 02 September 1999
merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dari
pasangan Aminuddin dan Najamiah. Penulis menempuh
pendidikan formal pertama pada tingkat sekolah dasar yaitu
di SDN 026 Samasundu pada tahun 2005-2011.
Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di MTSN 1 Tinambung pada tahun 2011-2014. Kemudian,
melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Tinambung pada tahun
2014-2017. Setelah menyelesaikan pendidikan formal tingkat sekolah, penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 2017
sebagai salah satu mahasiswa di Prodi Keteknikan Pertanian, Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Penulis aktif dalam organisasi kampus
yaitu di Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin
(HIMATEPA UH) sebagai Pengurus Departemen Hubungan Antar Lembaga
periode 2019/2020. Selain itu, penulis juga aktif menjadi asisten praktikum di
bawah naungan Agricultural Engineering Study Club (AESC) tahun 2018-2021.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii


PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………………....iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
PERSANTUNAN ................................................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 Selada (Lactuca sativa) ................................................................................ 3
2.2 Media Tanam ................................................................................................ 4
2.2.1 Tanah .......................................................................................................... 4
2.2.2 Kompos ...................................................................................................... 5
2.3 Kebutuhan Air Tanaman .............................................................................. 5
2.4 Sistem Irigasi Tetes ...................................................................................... 6
2.5 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman ................................................. 7
2.6 Biomassa ................................................................................................................ 8
3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 9
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................................... 9
3.3.1 Penyemaian ............................................................................................. 10
3.3.2 Persiapan Media Tanam ........................................................................ 10
3.3.3 Penanaman .............................................................................................. 10
3.3.4 Pemeliharaan ........................................................................................... 10
3.3.5 Pemanenan .............................................................................................. 11
3.4 Parameter Penelitian ........................................................................................... 11

ix
3.4.1 Tinggi Tanaman ...................................................................................... 11
3.4.2 Jumlah Daun ........................................................................................... 11
3.4.3 Luas Daun................................................................................................ 11
3.4.4 Biomassa.................................................................................................. 11
3.5 Perhitungan Kinerja Irigasi Tetes ..................................................................... 12
3.6 Kebutuhan Air Tanaman .................................................................................... 12
3.7 Analisis Data ....................................................................................................... 12
3.8 Output Penelitian ................................................................................................ 13
3.9 Bagan Alir Penelitian ......................................................................................... 13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 14
4.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................................. 14
4.2 Kinerja Irigasi Tetes ........................................................................................... 15
4.2.1 Debit Emitter ........................................................................................... 15
4.2.2 Keseragaman Tetesan ............................................................................ 16
4.3 Tinggi Tanaman .................................................................................................. 17
4.4 Jumlah Daun ........................................................................................................ 20
4.5 Luas Daun ............................................................................................................ 23
4.6 Biomassa .............................................................................................................. 26
5. PENUTUP ......................................................................................................... 29
Kesimpulan ................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
LAMPIRAN .......................................................................................................... 33

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1. Morfologi Tanaman Selada ............................................................... 3


Gambar 3-1. Bagan Alir Penelitian ....................................................................... 13
Gambar 4-1. Disain Sistem Irigasi Tetes ...............................................................15
Gambar 4-2. Debit Emitter .................................................................................... 15
Gambar 4-3. Keseragaman Tetesan (DU) ..............................................................16
Gambar 4-4. Grafik Tinggi Tanaman Selada pada Setiap Perlakuan Pemberian
Air dan Media Tanam .......................................................................19
Gambar 4-5. Grafik Jumlah Daun Selada pada Setiap Perlakuan Pemberian Air
dan Media Tanam .............................................................................23
Gambar 4-6. Grafik Luas Daun Selada pada Setiap Perlakuan Pemberian Air
dan Media Tanam ............................................................................ 26
Gambar 4-7. Grafik Biomassa Akar, Batang dan Daun pada Setiap Perlakuan
Pemberian Air dan Media Tanam .....................................................28

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2-1. Kriteria Tingkat Keseragaman Tetesan Sistem Irigasi Tetes .................7
Tabel 3-1. Susunan Kombinasi Perlakuan ............................................................10

Tabel 4-1. Hasil Uji DMRT Tinggi Tanaman terhadap Perlakuan Pemberian
Air .........................................................................................................17

Tabel 4-2. Hasil Uji DMRT Tinggi Tanaman terhadap Perlakuan Media Tanam .18

Tabel 4-3. Hasil Uji DMRT Tinggi Tanaman terhadap Pemberian Air dan Media
Tanaman ................................................................................................19

Tabel 4-4. Hasil Uji DMRT Jumlah Daun terhadap Perlakuan Pemberian Air .....20

Tabel 4-5. Hasil Uji DMRT Jumlah Daun terhadap Perlakuan Media Tanam ......21

Tabel 4-6. Hasil Uji DMRT Jumlah Daun terhadap Pemberian Air dan Media
Tanam ....................................................................................................22
Tabel 4-7. Hasil Uji DMRT Luas Daun terhadap Perlakuan Pemberian Air .........24
Tabel 4-8. Hasil Uji DMRT Luas Daun terhadap Perlakuan Media Tanam ..........24

Tabel 4-9. Hasil Uji DMRT Luas Daun terhadap Pemberian Air dan Media
Tanam ....................................................................................................25

Tabel 4-10. Hasil Uji DMRT Biomassa terhadap Perlakuan Pemberian Air.........26

Tabel 4-11. Hasil Uji DMRT Biomassa terhadap Perlakuan Media Tanam ..........27

Tabel 4-12. Hasil Uji DMRT Biomassa terhadap Pemberian Air dan Media
Tanam ....................................................................................................28

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Pengukuran ....................................................................35


Lampiran 2. Tabel Hasil Perhitungan Keseragaman Tetesan ................................45
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman ......................................46
Lampiran 4. Tabel Hasil Perhitungan Biomassa ....................................................47
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Luas Daun ............................................................48
Lampiran 6. Hasil Uji Anova dengan SPSS ..........................................................48
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian .....................................................................73

xiii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selada ialah salah satu sayuran yang cukup banyak disukai oleh masyarakat.
Sayuran selada biasanya dikonsumsi menjadi lalapan atau bahan untuk pembuatan
makanan seperti salad, humberger, hot dog dan beberapa jenis makanan lainnya.
Kandungan zat gizi yang ada pada selada seperti vitamin dan mineral membuat
jenis sayuran ini semakin populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat sebagai
pemenuhan gizi (Abidin dkk., 2017).
Saat ini banyak juga ditemui usaha makan yang menjadikan selada sebagai
bahan untuk makanannya. Sehingga semakin banyak usaha yang menjadikan
selada sebagai bahan makanannya tentu membuat permintaan akan produksi selada
semakin meningkat pula. Salah satu cara dalam meningkatkan produksi selada
yaitu dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan air tanaman dan
banyaknya air yang diberikan.
Penyebab utama dari rendahnya produktifitas tanaman sayuran adalah
pemberian air. Pemberian air yang tidak sesuai dengan kebutuhan air tanaman akan
membuat sebagian besar dari tanaman sayuran mengalami pembusukan akar
sehingga membuat tanaman tersebut mati. Oleh sebab itu, perlu adanya pemberian
air yang terkontrol pada tanaman dalam meningkatkan produksi sayuran khususnya
sayuran selada.
Salah satu sistem pemberian air yang memungkinkan dapat mengatur jumlah
air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah sistem irigasi tetes. Irigasi tetes
adalah metode pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada areal
perakaran tanaman maupun pada permukaan tanah melalui tetesan secara kontinyu
dan perlahan serta metode ini dapat memelihara kandungan air di daerah perakaran
pada tingkat optimum. Sistem irigasi tetes mempunyai cara pengontrolan yang baik,
mengurangi proses evaporasi, nutrisi dapat diberikan langsung ke tanaman
bersama-sama melalui air dan sangat sesuai untuk tanaman berderet termasuk
tanaman selada.
Selain itu upaya untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman selada yaitu dengan
pengaturan komposisi media tanam yang tepat agar pertumbuhan dan hasilnya

1
optimal. Hal itu bisa dilakukan antara lain dengan penambahan bahan organik
seperti kompos. Media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Penggunaan
media tanam dengan komposisi yang sesuai bagi suatu jenis tanaman akan
memberikan respon dan pengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman dan dapat
meningkatkan presentase keberhasilan dalam hal meningkatkan produktivitas
tanaman selada.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Air dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Tanaman
Selada”.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sistem pemberian air dan
komposisi media tanam yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
selada dengan menggunakan irigasi tetes.
Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai bahan referensi yang dapat
dimanfaatkan masyarakat dalam melakukan pengontrolan pemberian air dan
penggunaan media tanam secara tepat pada tanaman selada.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Selada (Lactuca sativa)

Salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak kandungan zat gizi seperti vitamin
maupun mineral yang lengkap yaitu sayuran selada (Lactuca sativa). Banyaknya
kandungan zat gizi yang ada pada selada membuat jenis sayuran ini semakin
populer di masyarakat. Pada umumnya selada dijadikan sebagai lalapan atau
penghias makanan (Abidin dkk., 2017).
Tanaman selada tumbuh baik pada daerah yang mempunyai udara sejuk
sehingga cocok di tanam pada dataran tinggi. Apabila di tanam di dataran rendah
membutuhkan pemeliharaan intensif serta cenderung lebih cepat berbunga dan
berbiji. Tanaman selada membutuhkan suatu naungan karena selada kurang tahan
terhadap sinar matahari langsung (Adimihardja., 2013).
Menurut Siagian (2018) tanaman selada (Lactuca sativa L) termasuk jenis
sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim. Secara morfologi, bagian-
bagian pada tanaman selada yaitu daun, batang dan akar. Daun tanaman selada
memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, tergantung pada varietasnya.
Jenis selada keriting daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi
daun bergerigi dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah.
Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip.
Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila
dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran
panjang 20–25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

b
c

Gambar 2-1. Morfologi Tanaman Selada.

3
Keterangan:
a. Daun
b. Batang
c. Akar
Tanaman selada cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian sekitar 500
mdpl–2000 mdpl dan suhu rata-rata 15 °C – 20 °C, curah hujan antara
1000 mm–1500 mm per tahun dan kelembapan 60%-100%, pH yang dikehendaki
tanaman selada sebaiknya netral (6,5–7), apabila terlalu masam daun selada
menjadi kuning. Tanaman ini juga tumbuh baik pada tanah yang bertekstur ringan
meskipun demikian tanah jenis lain seperti lempung berdebu dan lempung berpasir
banyak juga digunakan sebagai media tanam selada. Selada biasanya dipanen
ketika tanaman berumur antara 35-40 hari setelah tanam. Dengan ciri-ciri jika daun
yang bagian bawah sudah menyentuh tanah (Adimihardja dkk.,2013).

2.2 Media Tanam

Media tanam adalah tempat melekatnya akar tanaman juga sebagai tempat akar
tanaman menyerap unsur–unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Media tanam yang
baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman serta
memenuhi syarat dapat menjadi tempat berpijak tanaman, mampu mengikat air dan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mempunyai aerasi dan drainasi yang baik,
dapat mempertahankan kelembaban di sekitar perakaran, selain itu media tumbuh
yang baik adalah tanaman dalam wadah (pot) umumnya harus mengandung ruang
pori total sebanyak 85%, ruang yang dapat ditempati udara 25 sampai 35% dan air
yang mudah tersedia bagi tanaman sekitar 20 sampai 30% (Agustin, 2018).
2.2.1 Tanah
Tanah berfungsi sebagai penyedia hara bagi tanaman. Tanah yang baik adalah tanah
yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta
mempunyai agregat yang mantap. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang
mempunyai pori berukuran besar dan kecil yang seimbang serta tahan terhadap
pukulan tetes-tetes air hujan. Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang
ditempati oleh air dan udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan di
antara partikel pasir, debu dan liat serta ruang di antara agregat-agregat tanah.

4
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar)
disebut lebih poros, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori
meso (sedang) agak poros, sedangkan yang didominasi liat akan mempunyai pori-
pori mikro (kecil) atau tidak poros (Salawangi dkk., 2020).
2.2.2 Kompos
Menurut Safitri (2020) upaya untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman selada
salah satunya dengan pengaturan komposisi media tanam yang tepat agar
pertumbuhan dan hasilnya optimal. Hal itu bisa dilakukan antara lain dengan
pemberian bahan oganik kompos. Media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan
unsur hara. Penggunaan media tanam dengan komposisi yang sesuai bagi suatu
jenis tanaman akan memberikan respon dan pengaruh baik terhadap pertumbuhan
tanaman dan dapat meningkatkan presentase keberhasilan pembibitan dan dapat
mendorong peningkatan produktivitas tanaman. Penambahan kompos pada media
tanam tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kompos mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan antara lain memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga
menjadi ringan, memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak
berderai, menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan
tata udara dalam tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
mengandung hara yang lengkap walaupun jumlahnya sedikit, membantu
proses pelapukan bahan mineral, memberi ketersediaan bahan makanan
bagi mikrobia (Salawangi dkk., 2020).

2.3 Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang digunakan untuk memenuhi
evapotranspirasi tanaman agar dapat tumbuh normal atau dengan kata lain
merupakan air irigasi yang diperlukan untuk memenuhi evapotranspirasi dikurangi
curah hujan efektif. Evapotranspirasi tanaman merupakan kebutuhan air tanaman
yang dibatasi sebagai kedalaman air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman

5
yang optimal dalam keadaan bebas penyakit, tumbuh tanpa stagnasi dari kadar air
tanah dan kesuburan serta lingkungan sekitarnya. Besarnya evapotranspirasi
tanaman dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanaman, dan fase
pertumbuhan tanaman. Kondisi lahan pertanian seperti jenis dan sifat tanah,
keadaan topografi dan luas areal pertanaman juga mempengaruhi kebutuhan
air tanaman (Haryati, 2014).
Kebutuhan air tanaman penting untuk diketahui agar air irigasi dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhan. Jumlah air yang diberikan secara tepat, akan merangsang
pertumbuhan tanaman dan meningkatkan efisiensi penggunaan air sehingga dapat
meningkatkan luas areal tanaman yang bisa diairi. Dalam perancangan sistem
irigasi, kebutuhan air untuk tanaman dihitung dengan menggunakan metode
prakira empiris berdasar rumus tertentu (Fuadi dkk., 2016).

2.4 Sistem Irigasi Tetes

Sistem irigasi tetes (drip irrigation) merupakan salah satu metode


pemberian air maupun pupuk ke tanaman baik secara langsung ke areal
perakaran tanaman maupun dengan jaringan katup, pipa serta emitter dengan
membiarkan air menetes secara perlahan menuju ke akar tanaman. Metode
irigasi tetes ini termasuk metode yang dapat menghemat penggunaan air
maupun pupuk (Milza dkk., 2017).
Jika dibandingkan dengan irigasi curah maupun irigasi permukaan, nilai
efisiensi pada sistem irigasi tetes lebih baik dengan nilai efisiensinya 80-95 %.
Pemberian air dalam volume kecil dan berkelanjutan melalui irigasi tetes bertujuan
untuk menjaga kelembaban tanah dan terhindar dari kehilangan seperti perkolasi
dan limpasan sehingga ketersediaan air bagi tanaman terpenuhi. Komponen
penyusun sistem irigasi tetes terdiri dari sumber air, pompa dan tenaga penggerak,
jaringan pipa saluran air. Jaringan pipa irigasi tetes terdiri dari emitter (penetes),
pipa lateral, pipa sub utama (manifold), pipa utama dan komponen pendukung
(Adhiguna dan Rejo., 2018).
Pengujian keseragam irigasi diperlukan untuk menentukan kelayakan dari
instalasi irigasi tetes yang digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan
air melalui istalasi irigasi tetes kemudian ditampung air dari setiap emitter.

6
Kemudian tingkat keseragaman sistem irigasi tetes dapat diekspresikan
menggunakan Coefficient of Uniformity (CU) (Mustawa dkk., 2017).
Q1/4
DU = ̅
× 100% (1)
Q

keterangan:
Q1/4 = Rata-rata ¼ nilai debit penetes terkecil (L/hari)
̅
Q = Rata-rata debit penetes (L/hari)
DU = Keseragaman distribusi (%)
Disain sistem irigasi yang ideal akan mencapai 100% keseragaman distribusi
tetesan emiter, sehingga setiap tanaman dapat menerima jumlah air yang sama
untuk pertumbuhan. Namun, pada kenyataan di lapangan keseragaman distribusi
tetesan tidak mungkin bisa mencapai 100% karena dipengaruhi oleh berbagai faktor
(Freddie et all, 2003). Menurut Valiahary dkk (2014) mengemukakan bahwa
evaluasi nilai koefisien keseragaman tetesan didasarkan pada nilai koefisien
keseragaman yang telah dikemukakan oleh Meriam dan Keller dalam Tabel 2-1
berikut:
Tabel 2-1. Kriteria Tingkat Keseragaman Tetesan Sistem Irigasi Tetes.
Nilai Koefisien Keseragaman (EU) (%) Kelas
>90% Sangat baik
80-90 Baik
70-80 Cukup/Sedang
<70 Buruk

2.5 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan pada tanaman itu sendiri merupakan proses kenaikan massa dan
volume yang bersifat tidak dapat kembali ke asal seperti bertambahnya tinggi,
panjang dan lebar pada bagian-bagian tumbuhan. Hal ini terjadi karena adanya
pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan pada suatu tanaman dapat
diukur serta dapat dinyatakan dengan angka. Pertumbuhan tanaman tidak terlepas
oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi baik itu faktor internal maupun
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari tubuh
tumbuhan itu sendiri seperti faktor genetika dan hormone. Sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu
dari lingkungan seperti cahaya, nutrisi, air, kelembaban dan suhu (Ningsih, 2019).

7
Perkembangan adalah suatu perubahan yang teratur dan berkembang menuju
suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks. Perkembangan
menyangkut suatu perubahan pada organisme yang terjadi sepanjang daur
kehidupan tumbuhan yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan
merupakan hasil interaksi antara potensi genetik dengan lingkungan.
Perkembangan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang melibatkan hormon yang akan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, sedangkan faktor eksternal adalah
faktor luar yang erat kaitannya dengan proses perkembangan seperti suhu, nutrisi
dan lain-lain (Rahmawati, 2018).

2.6 Biomassa

Unsur hara dan air yang diserap tanaman merupakan cerminan biomassa tanaman.
Unsur hara yang diserap tanaman melalui akar bersama air akan mempengaruhi
pertumbuhan seperti tinggi, jumlah daun dan luas daun. Akumulasi dari tinggi,
jumlah daun dan luas daun akan mempengaruhi dari biomassa tanaman. Semakin
baik pertumbuhan tanaman maka semakin meningkat pula biomassa tanaman
tersebut (Haryadi dkk., 2015).
Biomassa daun dan batang dapat dihitung dengan mengukur berat basah dan
berat kering daun dan batang terlebih dahulu. Menurut Niapele (2013), rumus yang
digunakan adalah:
berat kering sampel
BD = x BBT (2)
berat basah sampel
berat kering sampel
BT= x BBT (3)
berat basah sampel

Persamaan untuk mendapatkan estimasi biomassa akar (Root biomass density)


antara lain adalah persamaan yang disusun oleh Cairns et al. 1997, adalah:
RBD = exp (-1.0587 + 0.8836 x ln AGB) (4)
keterangan:
BD = Berat Daun (gram)
BT = Berat Batang (gram)
BBT = Berat Basah Total (gram)
RBD = Biomassa akar (gram)
AGB = Biomassa daun dan batang (gram)

Anda mungkin juga menyukai