Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN LENGKAP

METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN


‘’Inovasi Pembuatan Ubi Ungu Menjadi Brownis dan Inovasi Budidaya
Hidroponik dengan Sistem Irigasi’’
Oleh :
Amalia Kartika Putri (D1E122001)
Dwi Rahmahdania (D1E122005)
Yusril (D1E122041)
Juniardo (D1E122059)
Rifky Ramadhan (D1E122071)

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN

PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU

OLEO KENDARI

2023

1
LAPORAN LENGKAP
MERODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


nilai Mata kuliah Metode dan Teknik Penyuluhan
Pertanian Pada Jurusan/Program Studi Penyuluhan
Pertanian

Oleh :
Amalia Kartika Putri (D1E122001)
Dwi Rahmahdania (D1E122005)
Yusril (D1E122041)
Juniardo (D1E122059)
Rifky Ramadhan (D1E122071)

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN

PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU

OLEO KENDARI

2023
ii
iii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Metode dan Teknik
Penyuluhan Pertanian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata
kuliah Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian.

Penulis sadar sepenuhnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan, tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan begitu pula halnya dengan laporan ini. Masih banyak
kekurangan walaupun penulis telah berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut,
untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun
guna meminimalkan kesalahan dan kekurangan pada laporan-laporan selanjutnya.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Metode dan
Teknik Penyuluhan Pertanian kepada Ibu Dr. Hj. Hartina Batoa, S.P.,M.Si
sekaligus asisten pembimbing Kak Rivan S.P yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dengan penuh rasa ikhlas dan tanggung jawab.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perbaikan laporan lengkap praktikum ini.

Kendari, 06 Juni 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................................i


Halaman Judul ................................................................................................................ii
Halaman Pengesahan ......................................................................................................iii
Kata Pengantar ................................................................................................................iv
Daftar Isi ...................................................................................................................................v
Daftar Tabel ....................................................................................................................vi
Daftar gambar .................................................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3. Tujuan ...............................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Penyuluhan Pertanian ...........................................................................4
2.2. Konsep dan Teknik Penyuluhan Massa .............................................................4
2.3. Konsep Sistem Irigasi dan Budidaya Hidroponik ..............................................5

BAB III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Lokasi Praktikum ..............................................................................................7
3.2. Sasaran Praktikum .........................................................................................7
3.3. Prosedur Praktikum ...........................................................................................7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kegiatan Penyuluhan Inovasi Pengolahan Ubi Ungu Menjadi Brownis ..........10
a. Metode dan Teknik yang Digunakan ..........................................................10
b. Materi Penyuluhan ......................................................................................11
4.2. Kegiatan Inovasi Budidaya Hidroponik ............................................................13
a. Metode dan Teknik yang Digunakan ..........................................................13
b. Materi Penyuluhan 17 .....................................................................................17
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................18
5.2. Saran .................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................20
LAMPIRAN .....................................................................................................................21

v
DAFTAR TABEL

4.2 Susunan materi metode kelompok.............................................................................13

vi
DAFTAR GAMBAR

4.1. leaflet inovasi pengolahan budidaya ubi ungu menjadi brownis ..............................10
4.2. materi penyuluhan inovasi budidaya hidroponik dengan sistem irigasi ..................17

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyuluhan Pertanian merupakan agen begi perubahan prilaku petani, yaitu


dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah prilakunya menjadi petani
dengan kemampuan yang lebih baik. Penyuluhan Pertanian bagi petani dianggap
penting karena kemampuan petani dan keputusan-keputusan yang diambil
mengenai pelaksanaan usaha tani akan sangat menentukan tingkat kecepatan
pembangunan pertanian. Adanya peran penyuluh, petani di harapkan menyadari
akan permasalahan yang dihadapi dalam berusaha tani sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan yang nantinya dapat dilihat dari meningkatnya taraf
hidup dengan pendapatan petani itu sendiri.

Budidaya hidroponik dapat kita lihat contoh di Kabupaten Buton Utara,


Kulisusu Utara, tepatnya di Desa Waode Buri. Merupakan Desa yang sama sekali
belum mengenal apa itu tanaman hidroponik, dan bagaimana cara
membudidayakan hidroponik. Untuk itu kami mengambil contoh di desa ini dan
sekaligus menjadi alasan kami mengambil tema ini karena di daerah pelosok
banyak yang belum mengenal apa itu tanaman hidroponik. Guna untuk
meningkatkan pengetahuan khususnya pada para petani dan masyarakat sekitar
untuk mengetahui tentang tanaman hidroponik. Karena pada zaman sekarang
tanaman hidroponik merupakan tanaman yang banyak di gemari oleh masyarakat
dan memiliki nilai harga yang lumayan tinggi.

Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah


sayursayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat,
bawang, bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama
kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah
terdapat pembunuhan makhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi
lingkungan dan usaha penghijauan.

8
2

Air sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


keberhasilan peningkatan produksi hasil pertanian, ketersediaanya mutlak
diperlukan baik secara jumlah maupun kualitasnya. Akan tetapi seiring adanya
dampak perubahan iklim, pergeseran musim kemarau atau musim hujan
memberikan dampak pada ketersediaan air di areal pertanian. Irigasi adalah
menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan
mendistribusinya secara sistematis.
Brownis pada umumnya berbahan dasar coklat, tetapi disini kami
memgambil inovasi baru yaitu ubi ungu yang dijadikan pengganti coklat. Dimana
dengan menggunakan ubi ungu sebagai bahan dasar dalam pembuatan brownis,
dapat mengurangi pemakaian gula karena dalam ubi ungu terdapat kandungan gula
dan ubi ungu juga sudah terasa sangat manis, maka dari itu penggunakan gula
dalam pembuatan brownis dari ubi ungu tidak terlalu banyak. Sehingga selain
mengeyangkan brouning (brownis ubi ungu) juga dapat meningkatkan daya tahan.
Kue yang satu ini warnanya ungu cerah, berbeda dari brownies yang
umumnya berwarna kecokelatan. Warna ungunya berasal dari ubi ungu yang
manis. Selain rasanya legit menggigit, brownies ini juga sarat nutrisi. Ubi jalar
ungu memang dikenal memiliki banyak manfaat. Tak heran kalau ubi ungu banyak
dibuat sebagai bahan baku berbagai makanan mulai dari keripik, es krim, pia,
bakpau, donat dan lain sebagainya. Tetapi kini brownies ubi ungu juga mulai
banyak menarik minat pencinta kuliner. Umumnya brownies yang bercitarasa
manis karena memakai gula dan cokelat. Brownies ubi ungu ini bisa menjadi
alternatif bagi para pencinta brownies. Brownies ini memakai ubi ungu sebagai
salah satu bahannya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu inovasi ?

2. Bagaiaman cara pembuatan brownis ubi ungu ?

3. Apa itu hidroponik ?

4. Bagaiamana sistem irigasi pada hidroponik ?

5. Bagaiaman cara membudidayakan hidroponik ?

2
3

1. 3 Tujuan
6. Untuk mengetahui mengenai inovasi.
7. Untuk mengetahui cara pembuatan brownis dari ubi ungu.
8. Untuk mengetahui penjelasan mengenai hidroponik.
9. Untuk mengetahui bagaiaman sistem irigasi pada hidroponik.
10. Untuk mengetahui cara membudidayakan hidroponik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyuluhan pertanian

Penyuluhan pertanian merupakan agen perubahan yang langsung


berhubungan dengan petani. Fungsi utamanya yaitu mengubah perilaku petani
dengan pendidikan non formal sehingga petani mempunyai kehidupan yang lebih
baik secara berkelanjutan. Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran dalam perannya
sebagai motivator, edukator, dinamisator, organisator, komunikator, maupun
sebagai penasehat petani (Jarmie 2000).
Penyuluhan pertanian diakui sebagai instrumen utama untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dan pendapatan pertanian, sangat sedikit perhatian yang
diberikan pada formulasi, konten, dan implikasi dari kebijakan penyuluhan
tersebut, atau apa yang harus diantisipasi dimasa yang akan datang (Coutts, 1995).
Dalam konteks penyuluh pertanian, pada era saat ini kegiatan penyuluhan
tidak hanya satu arah. Penyuluh harus bisa hidup di antara petani, hadir di dalam
semangat petani serta terlibat secara partisipatif dalam kegiatan petani. Jadi,
penyuluh tidak hanya memberikan teori budidaya serta masalah hama dan
penyakit tanaman, namun harus bisa membukakan dan menguatkan petani untuk
berkarya (Syahyuti, 2014).

2.2. Konsep Metode dan Teknik Penyuluhan Massa

Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada


masyarakat, media massa diartikan sebagai media komunikasi dan informasi yang
melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat
banyak, ditinjau dari segi makna, media massa merupakan alat atau sarana untuk
menyebarluaskan isi berita, opini, komentar, hiburan, dan lain sebagainya.
(Bungin 2006)
Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian
media

4
5

massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film,
radio dan televisi.
Perkembangan teknologi saat ini juga sangat mempengaruhi peran media
massa, kebebasan media massa dan dukungan dari teknologi tersebut dapat
menghadirkan dua kondisi, satu sisi akses informasi yang semakin mudah untuk
masyarakat akan meningkatkan keasadaran masyarakat untuk ikut serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang pada akhirnya akan menciptakan kondisi
yang demokratis, namun di sisi lainnya adalah kebebasan yang dimaksud tidak
diiringi dengan tanggung jawab akan menimbulkan kebebasan yang tidak terarah.
Teknologi memfasilitasi proses keterhubungan dalam skala yang lebih besar.
Fenomena ini meningkat keterkaitan ekonomi, politik, masyarakat dan budaya
dianggap sebagai globalisasi. Media disajikan sebagai alat untuk mempercepat
proses ini dan menghilangkan batas. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan-
perubahan yang terjadi pada media akan selalu disertai oleh perubahan pada
masyarakatnya (Ricahrd dan Turner ,2008).

2.3. Konsep Sistem Irigasi dan Budidaya Hidroponik

Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media


tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem
bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang
sempit.Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak
memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian
hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di
pekarangan rumah,atap rumah maupun lahan lainnya. Budidaya hidroponik
merupakan metode budidaya tanpa menggunakan media tanah, tetapi
memanfaatkan air/larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan
bahan lainnya sebagai pengganti media tanah yang mengandung unsur hara
seperti sabut kelapa, serat mineral. Dalam pengabdian ini digunakan media

5
6

Rockwoll yang mempunyai kelebihan dibandingkan media lainnya karena


mempunyai perbandingan komposisi air dan udara yang ideal (Henra dan
Suryani,2014).
Tanaman hidroponik merupakan teknik budidaya yang menggunakan
media air bernurtisi, teknik budidaya ini umumnya terkenal dengan biaya yang
relatif mahal dalam melaksanakannya. Hidroponik berasal dari bahasa Latin
hydros yang berarti air dan phonos yang berarti kerja. Arti harfiah dari hidroponik
adalah kerja air (Masduki, 2017).
Sistem penanaman secara hidroponik mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan sistem penanaman ditanah. Keunggulan sistem hidroponik ini antara
lain. (Soeseno, 1993)
1. Bekerja secara bersih, semuanya dalam keadaan steril.
2. Nutrisi yang digunakan secara efisien oleh tanaman.
3. Tanaman bebas dari gulma
4. Tanaman lebih jarang terserang hama dan penyakit.
5. Pertumbuhan tanaman lebih terkontrol.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Lokasi dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratoriun penyuluhan pertanian Fakultas


Pertanian Universitas Halu Oleo, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
tanggal 23 Mei s.d 30 Juni 2023, pukul 13.00 WITA – selesai.

3.2. Sasaran Praktikum


Sasaran uatama pada praktikum ini adalah masyarakat secara umum dan
petani secara khusus.

3.3. Prosedur Praktikum


a. Praktikum pertama
 Alat dan Bahan
Alat dan bahaan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
agar materi dapat tersampaikan dengan baik.adapun alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Alat tulis (pulpen, pensil, atau spidol)
2. Buku tulis (tempat catatan ataau jawaban pertanyaan)
3. Kertas sesuai ukuran media atau alat bantu penyuluhan yang terpilih
(brosur, leaflrt, dam pamphlet).
 Prosedur praktikum
Prosedur praktikum merupakan acuan atau panduan serta tata cara dalam
pelaksanaan suatu kegiatan praktikum agar berjalan dengan baik dan lancar sehingga
serta terstruktur. Adapun prosedur praktikum ini, yaitu:
1. Asisten menjelaskan mekanisme pelaksanaan praktikum.
2. Praktikum akan di laksanakan secara kelompok.
3. Mahasiswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota kelompok
maksi- mal 5 orang.
4. Mahasiswa mengidentifikasi fenomena-fenomena lapangan yang
berhubungan dengan pertanian, dan mengangkat sebuah topik dalam
kegiatan penyuluhan.
5. Mahasiswa menetukan media tau alat bantu yang akan digunakan
(pamphlet, leaflet, brosur).
6. Mahasiswa membuat desain media cetak dengan menggunakan aplikasi
yang dikuasai oleh mahasiswa (microsof word, photo shop, correl draw,
canva, pointers, dan lain sebagainya).
7. Mahasiswa menyusun laporan terkait topik yang telah diangkat.
8. Mahasiswa melakukan asistensi laporan kepada asisten sampai
mendapatkan persetujuan/pengesahan laporan oleh asisten praktikum.

7
8

b. Praktikum kedua
 Alat dan Bahan
Alat dan bahaan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum agar
materi dapat tersampaikan dengan baik.adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum ini, yaitu:
1. Alat tulis (pensil, pulpen, atau spidol)
2. Buku tulis (tempat catatan atau jawaban pertanyaan)
3. Lebtop,digunakan untuk mendesain media ataau alat bantu penyuluhan serta jadwal
pelaksanaan sekolah lapang.
4. Kertas sesuai ukuran media atau alat baantu penyuluhan yang di pilih (Benner,
Poster, Spanduk, dan balkeho).
5. Layer proyektor, digunakan untuk menyampaikan materi penyuluhan.

 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum merupakan acuan atau panduan serta tata cara dalam
pelaksanaan suatu kegiatan praktikum agar berjalan dengan baik dan lancar serta
terstruktur. Adapun prosedur praktikum ini, yaitu:

1. Asisten menjelaskan mekanisme pelaksanaan pratikum


2. Pratikum akan dilaksanakan secara kelompok
3. Mahasiswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang
4. Mahasiswa mengidentifikasi fenomena-fenomena lapangan yang
berhubungan dengan pertanian, dan mengangkat sebuah topik dalam
kegiatan penyuluhan
5. Mahasiswa menyusun tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan sekolah
lapang selama 3 kali pertemuan yang membahas sebuah topik tertentu
6. Mahasiswa menentukan media atau alat bantu yang akan digunakan
(Banner, Spanduk, dan Baleho)
7. Mahasiswa membuat desain media cetak dengan menggunakan bantuan
ap- likasi yang dikuasai oleh mahasiswa (Microsoft Word, Photo Shop,
Correl Draw, Canva, Pointers, dan lain sebagainya)
8. Mahasiswa memperesentasikan hasil diskusi kelompok terkait pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan topik yang telah ditentukan
sebe- lumnya
9. Mahasiswa menyusun laporan terkait topik yang telah diangkat
10. Mahasiswa melakukan asistensi laporan kepada asisten sampai
mendapatkan persetujuan/pengesahan laporan oleh asisten praktikum.
8
9

c. Praktikum ketiga

 Alat dan Bahan


Alat dan bahaan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
agar materi dapat tersampaikan dengan baik.adapun alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum ini, yaitu:

1. Kamera,digunakan untuk mengambil gambar

2. Lebtop ataau computer, di gunakan untuk menggedit hasil gambar yang telah
di ambil.

3. Layar proyektor, digunakan untuk menampilkan video yang telah dibuat.

 Prosedur praktikum

Prosedur merupakan acuan atau panduan serta tata cara dalam pelaksaan suatu
kegiatan praktikum agar berjalan dengan baik dan lancer serta terstruktur. Adapun
prosedur praktikum ini, yaitu:
1. Aisten menjelaskan mekanisme pelaksanaan praktikum.

2. Praktikum akan dilaksanakan secara berkelompok

3. Mahasiswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota kelompok


maksimal 5 orang.
4. Mahasiswa mengidentifikasi fenomena-fenomena lapangan yang
berhubungan dengan pertanian, dan mengangkat sebuah topik atau tema
dalam pembentukan video penyuluhan.
5. Mahasiswa menyusun tahapan-tahapan atau scenario pembuatan video
penyuluhan.

6. Praktikum akan dilaksanakan secara berkelompok

7. Mahasiswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota kelompok


maksimal 5 orang.
8. Mahasiswa mengidentifikasi fenomena-fenomena lapangan yang
berhubungan dengan pertanian, dan mengangkat sebuah topik atau tema
dalam pembentukan video penyuluhan.
9. Mahasiswa menyusun tahapan-tahapan atau scenario pembuatan video
penyuluhan.
10. Mahasiswa menggunakan camera untuk mengambil gambar

9
10
11. Mahasiswa melakukan editing menggunakan bantuan aplikasi (kine master,
capcut, inshoot, dan lain-lain) sebaik dan sekreatif mungkin dengan durasi
3-5 menit.
12. Mahasiswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok berupa video
penyuluhan.
13. Mahasiswa menyusun laporan terkait topik yang telah di angkat.

14. Mahasiswa melakukan asistensi laporan kepada asisten untuk mendapatkan


persetujuan/pengesahan laporan oleh asisten praktikum.
15. Mahasiswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok berupa video
penyuluhan.
16. Mahasiswa menyusun laporan terkait topik yang telah di angkat.

17. Mahasiswa melakukan asistensi laporan kepada asisten untuk mendapatkan


persetujuan/pengesahan laporan oleh asisten praktikum.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Penyuluhan Inovasi Pengolahan Ubi Ungu Menjadi Brownis

a. Metode dan teknik penyuluhan yang digunakan


Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai uapaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesjahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
Metode dan teknik yang digunakan dalam penyuluhan inovasi pengolahan
ubi ungu menjadi brownis merupakan metode perorangan. Pendekatan perorangan
dil- akukan, khusunya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan strategis
yang di- perkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya
kegiatan penyuluhan. Salah satu contoh yang digunakan dalam metode perorangan
adalah kun- jungan rumah. Kunjungan rumah adalah suatu kunjungan terencana
yang dilakukan oleh penyuluh ke rumah/tempat usaha keluarga tani dengan suatu
tujuan tertentu.
Untuk membantu dalam melaksanakan penyuluhan perlu adanya media,
alat bantu atau media yang digunakan adalah leaflet untuk lebih jelasnya leflet
dapat di lihat pada gambar berikut.

11
12

Gamabar 4.1 leaflet inovasi pengolahan ubi ungu menjadi brownis.

Pada gambar 4.1, menjelaskan bahwa materi-materi pokok yang perlu


disam- paikan pada kegiatan penyuluhan yaitu terdiri dari penjelasan mengenai
kandungan dari ubi ungu, alat dan bahan yang akan di gunakan, dan cara
pembuatan brownis ubi ungu tersebut.

b. Materi Penyuluhan

1. Apa inovasi pengolahan ubi ungu menjadi brownis?

Brownis adalah cemilan nikmat yang mengeyangkan,


biasanya brownis dibuat deangan rasa coklat, ternyata brownis tak
hanya dibuat dari coklat, brownis dari ubi ungu juga enak untuk di
coba. Ubi ungu mengandung beta karoten dan pigmen antosianin
yang bertindak se- bagai antioksidan. Mengonsumsi makanan satu
ini dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Ubi ungu memiliki sekitar tiga kali lebih
banyak antosianin dari pada blub- bery.
2. Cara pembuatan

Berikut cara pembuatan brouning (brownis ubi ungu)

- Alat dan bahan

Berikut alat dan bahan yang akan digunakan:

Baskom

12
13

• Mixer

• Loyang

• Spatula

• Alat parut keju

• Oven jika brownies ingin di panggang

• Kukusan jika brownies ingin dikukus

• Serbet

• 100 gr ubi ungu kukus/7 sdm

• 100 gr gula pasir/7 sdm

• 100 gr tepung terigu

• ½ sdm sp

• 3 sdm susu kental manis

• 4 sdm minyak sayur

• 2 telur

• Keju patur

- Cara pembuatan

Prosedur kerja pada pembuatan brownies ubi ungu sebagai


berikut :
• Kupas ubi ungu, kemudian kukus hingga matang.
Setelah itu haluskan dengan cara dilumat-umat.
• Campurkan telur dengan sp dan gula pasir. Kemudian
mixer hingga tercampur merata hingga adonan
mengembang dan jadi kaku. Selanjutnya masukkan susu
kental manis dan aduk kembali
• Tambahkan tepung terigu dan aduk lagi. Selanjutnya
masukan ubi ungu , aduk kembali dan terakhir masukan
minyak sayur

13
14

• Aduk hingga adonan tercampur merata. Pastikan tidak


ada yang mengerindil
• Tuangkan adonan dalam loyang yang sudah dilapisi
dengan mentega. Hentak-hentakan supaya merata
• Kukus selama 25 menit di kukusan yang sudah di panaskan

• Lapisi tutup kukusan dengan kain, setelah matang angkat


dan keluarkan
• Setelah brownies nya sudah matang kita bisa menambah
paru- tan keju dan menambahkan beberapa hiasan seperti
potongan strawberry

4.2. Kegiatan Penyuluhan Inovasi Budidaya Hidroponik dengan Sistem Irigasi

a. Metode Penyuluhan

Dalam kegiatan penyuluhan tentang inovasi budidaya hidroponik dengan


sis- tem irigasi akan menggunakan 2 metode pendekatan yaitu pendekatan
kelompok dan pendekatan massa. Pendekatan kelompok adalah metode
penyuluhan untuk mening- katkan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok
masyarakat melalui berbagai metode dan media penyuluhan. Pendekatan
kelompok akan digunakan dengan cara sekolah lapang. Sekolah lapang (SL)
merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar- mengajarnya dilakukan di
lapangan. Yakni dilaksanakan di lahan petani peserta SL dalam upaya peningkatan
produksi padi Nasional. Dalam sekolah lapang perlu me- merlukan susunan materi
yang perlu di sampaikan. Untuk lebih jelasnya susunan ma- teri yang akan
disampikan dapat di lihat pada tabel berikut.

14
15

Tabel 4.2. susunan materi metode kelompok

No Tema Materi Durasi Pokok Materi Pertemuan


1. Inovasi hidroponik Hidroponik adalah 1
inovasi yang dilakukan
untuk berbudidaya
45
tanaman pada lahan yang
menit
sempit pada tanah
sebagai media tanam.

2. Sistem irigasi hidroponik Drip system adalah cara 2


bercocok tanam
hidroponik menggunakan
sistem irigasi tetes untuk
45 mengalirkan nutrisi ke
menit wilayah perakaran
melalui selang irigasi
dengan menggunakan
dripper yang diatur
waktunya dengan timer

3. Budidaya hidroponik Hidroponik berarti 3


budidaya tanaman yang
45
memanfaatkan air dan
menit
tanpa menggunakan
tanah sebagai media

15
16

Berdasarkan pada tabel 4.2 di ketahui bahwa dalam penyampaian materi


terkait tentang inovasi budidaya hidroponik dengan sistem irigasi itu terbagi
menjadi tiga yaitu; inovasi hidroponik, sistem irigasi hidroponik, dan budidaya
hidroponik dengan durasi masing-masing 45 menit setiap pertemuan.

Metode dan teknik penyuluhan lainnya yang digunakan yaitu metode dan
teknik penyuluhan massa. Metode massa adalah salah satu metode penyuluhan,
yang mana metode yang lain diantaranya yaitu metode penyuluhan kelompok,
metode penyuluhan perorangan dan metode massa dalam metode ini penyampaian
informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Pada
umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, Jika penyuluh
berkomunikasi secara tidak langsung atau lang- sung dengan sejumlah sasaran
yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya. Dengan metode
ini penyuluh pertanian tertuju kapada para petani umumnya di kampung-kampung
dan di pedesaan-pedesaan, agar mereka dapat mendengarkan penyuluhan
pertanian. Metode penyuluhan massa akan digunakan dengan cara membuat video
penyuluhan. Video penyuluhan adalah Video media el- ektronik yang mampu
menggabungkan teknologi audio dan visual secara bersama se- hingga
menghasilkan suatu tayangan yang dinamis dan menarik.

Video dapat dikemas dalam bentuk VCD dan DVD sehingga mudah
dibawa kemana-mana, mudah digunakan, dapat menjangkau audiens yang luas dan
menarik untuk ditayangkan. Untuk meningkatkan pengetahuan penyuluh tentang
pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian, memberikan
keterampilan kepada penyuluh tentang teknik pengambilan gambar untuk
pembuatan video. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan menggunakan
metode penyuluhan berupa ceramah, diskusi dan praktek. Penyuluh diharapkan
mampu membuat video yang berfungsi se- bagai media untuk menyebarluaskan
inovasi pertanian kepada petani, sehingga terjadi peningkatan produksi pertanian
baik secara kualitas maupun kuantitas.

16
17

b. Materi Penyuluhan

Gambar 4.2. materi penyuluhan inovasi budidaya hidroponik dengan sistem irigasi

Berdasarkan gambar 4.2, berikut akan di bahas mengenai isi materi tersebut.

1. Inovasi Hidroponik
Hidroponik adalah inovasi yang dilakukan untuk berbudidaya tanaman
pada lahan yang sempit pada tanah sebagai media tanam.

2. Sistem irigasi pada hidroponik


Drip system adalah cara bercocok tanam hidroponik menggunakan
sistem irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisi ke wilayah perakaran
melalui selang irigasi dengan menggunakan dripper yang diatur
waktunya dengan timer.

3. Budidaya hidroponik

Hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa


menggunakan tanah sebagai media.

17
17

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasakan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa inovasi pengolahan ubi


ungu menjadi brownis merupakan sakah satu olahan pangan ubi ungu yang di oleh
menjdi brownis. Adapun cara pengolahan ubi ungu menjdi brownis di lakukan
dalam 8 tahapan yaitu: pertama, Kupas ubi ungu, kemudian kukus hingga matang.
Setelah itu haluskan dengan cara dilumat-umat. Kedua, Campurkan telur dengan
sp dan gula pasir. Ketiga, Kemudian mixer hingga tercampur merata hingga
adonan mengembang dan jadi kaku.Selanjutnya masukkan susu kental manis dan
aduk kembali. Keempat, Tam- bahkan tepung terigu dan aduk lagi. Selanjutnya
masukan ubi ungu , aduk kembali dan terakhir masukan minyak sayur. Kelima,
Aduk hingga adonan tercampur merata. Pas- tikan tidak ada yang mengerindil.
Keenam, Tuangkan adonan dalam loyang yang sudah dilapisi dengan mentega.
Hentak-hentakan supaya merata. Kedelapan, Kukus selama 25 menit di kukusan
yang sudah di panaskan. Ketujuh, Lapisi tutup kukusan dengan kain, setelah
matang angkat dan keluarkan. Dan kedelapan, Setelah brownies nya sudah matang
kita bisa menambah parutan keju dan menambahkan beberapa hiasan seperti
potongan strawberry.

Hidroponik adalah inovasi yang dilakukan untuk berbudidaya tanaman pada


la- han yang sempit pada tanah sebagai media tanam. Drip system adalah cara
bercocok tanam hidroponik menggunakan sistem irigasi tetes untuk mengalirkan
nutrisi ke wila- yah perakaran melalui selang irigasi dengan menggunakan dripper
yang diatur wak- tunya dengan timer. Hidroponik berarti budidaya tanaman yang
memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media.

18
19

5.2. Saran

Demikian laporan ini, penulis berharap banyak yang dapat mengambil


kebaikan dalam laporan ini, karena penulis sadar akan banyak kekurangan dalam
laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

19
20

DAFATAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2006. Sosiologi komunikasi. Kencana pranada media group.


Jakarta Henra, Suryani, 2014. Hidroponik Budi Daya Tanaman Tanpa Tanah
Mudah, Bersih,
J.A. Coutts. 1995. Agricultural extension policy as a framework for change,
European Journal of Agricultural Education and Extension, 2:1, 17- 27,
DOI: 10.1080/13892249585300041.
Jarmie MJ. 2000. Peranan Ilmu Penyuluhan Menuju Pembangunan Pertanian
yang Berwawasan Agribisnis dalam.

Masduki, A. 2017. Hidroponik Sebagai Sarana Pemanfaatan Lahan Sempit di


Dusun Randubelang, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Jurnal Pemberdayaan.
Vol.1 (2). Hal: 185- 192. ISSN: 2580- 2569
Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Jakarta:
Salemba Humanika
Soesono, S. 1993. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Umum
Syahyuti. 2014. Modernisasi Penyuluhan Pertanian Di Indonesia: Dukungan
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 terhadap Eksistensi Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian di Daerah. Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 14 No.
2, Desember 2016: 83

20
21

LAMPIRAN

Lampiran 1

Oleh Dwi Rahmahdania

Lampiran 2

Oleh Yusril

21
22

Lampiran 3

Oleh Amalia Kartika Putri

Lampiran 4

Desain spanduk pada sekolah lapang

22
23

Lampiran ACC

23
24

24

Anda mungkin juga menyukai