Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN DAN HUKUM

KESEHATAN
Prinsip-Prinsip Dan Nilai Etika Keperawatan
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika Keperawatan
dan Hukum Kesehatan pada Semester I TA 2023/2024 Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Padang

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep

Oleh Kelompok 2:

Afifah Bakri (233311295)


Aulina Putri Aprial (233311298)
Chairani (233311300)
Dimasz Putra Onasis (233311304)
Fatia Luthfiyyah Shafa (233311305)
Gebiola Yumita (233311306)
Ria Nanda (233311323)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat serta hidayah-Nyalah akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan yang
sempurna dalam mengarungi samudera kehidupan dengan penuh kesadaran diri.
Makalah ini semata-mata disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Keperawatan dan Hukum Kesehatan. Di dalam makalah ini membahas tentang
prinsip-prinsip dan nilai etika keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu Kami mengharapakan kritik dan saran
yang sifatnya menyempurnakan dari penyimak makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih atas tugas yang telah diberikan oleh Ibu
Wati selaku dosen pada mata kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan
sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan berdasarkan studi yang
diajarkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan
memberi manfaat bagi banyak pihak khususnya bagi kami sendiri para mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Padang.

Padang, 13 Agustus 2023


Pemakalah

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4

A. Konsep Etika Keperawatan ............................................................................ 4

B. Pengaruh Undang-Undang Kesehatan Di Indonesisa pada Keperawatan ...... 7

C. Nilai-Nilai Etika Keperawatan ....................................................................... 9

D. Penerapan Prinsip dan Nilai Etika Keperawatan .......................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................. 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam


kehidupan manusia. Di dalam lingkungan pelayanan kesehatan, terdapat
berbagai profesi yang memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan dan
kesejahteraan pasien. Salah satu profesi yang menduduki posisi sentral
dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah keperawatan.
Keperawatan melibatkan interaksi langsung dengan pasien, penanganan
medis, dan perhatian terhadap aspek fisik, emosional, dan psikologis
pasien. Oleh karena itu, etika keperawatan menjadi hal yang tak
terpisahkan dari praktik para perawat.
Dalam praktiknya, etika keperawatan mencakup prinsip-prinsip dan
nilai-nilai moral yang membimbing tindakan dan keputusan perawat
(Lestari & Ramadhaniyati, 2018, p. 120). Prinsip-prinsip ini muncul dari
landasan filosofis dan etika, serta diwujudkan dalam berbagai panduan
etika yang telah dikembangkan oleh organisasi profesi keperawatan di
seluruh dunia. Di samping itu, dalam konteks hukum dan regulasi di
suatu negara, praktik keperawatan juga harus sejalan dengan peraturan
yang berlaku.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi besar dan
kompleksitas tantangan kesehatan, memiliki kerangka hukum yang
mengatur praktik keperawatan. Beberapa undang-undang kesehatan dan
peraturan lainnya memberikan dasar hukum yang mengatur praktik, hak-
hak pasien, serta tanggung jawab perawat. Dalam konteks ini, tiga
undang-undang kesehatan yang relevan adalah Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan, dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Fadhillah, et al., 2020, p. 1).

1
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara komprehensif
prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika dalam praktik keperawatan. Dalam
konteks Indonesia, makalah ini juga akan membahas ketiga undang-
undang kesehatan tersebut yang relevan dengan praktik keperawatan.
Selain itu, komponen-komponen yang membentuk prinsip etika
keperawatan, seperti otonomi, manfaat, tidak melakukan madharat,
keadilan, dan kejujuran, akan dijelaskan secara rinci (Nasrullah, 2019, p.
11). Tidak hanya itu, nilai-nilai etika keperawatan yang menjadi dasar
moral dalam praktik perawat juga akan diuraikan.
Selanjutnya, makalah ini akan mengeksplorasi bagaimana prinsip-
prinsip dan nilai-nilai etika tersebut diterapkan dalam praktik
keperawatan sehari-hari. Implementasi etika keperawatan dalam
pengambilan keputusan, interaksi dengan pasien dan tim medis, serta
tindakan medis akan dijelaskan dengan ilustrasi kasus-kasus yang
relevan. Hal ini diharapkan akan memberikan gambaran yang lebih
konkret tentang bagaimana prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika dapat
membimbing perawat dalam menghadapi situasi kompleks dan tantangan
moral.
Dengan memahami prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika dalam
keperawatan serta penerapannya dalam konteks hukum dan praktik
sehari-hari, para perawat di Indonesia akan lebih mampu menjalankan
tugas mereka dengan integritas, rasa tanggung jawab, dan empati
terhadap pasien. Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan
yang mendalam tentang esensi etika dalam praktik keperawatan,
menginspirasi refleksi dalam praktik profesional, dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep etika keperawatan?


2. Apa saja prinsip-prinsip etika dalam keperawatan?

2
3. Bagaimana pengaruh tiga undang-undang kesehatan di Indonesia,
yaitu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, dan
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
terhadap praktik keperawatan dan hak-hak pasien?
4. Apa nilai-nilai etika keperawatan yang menjadi dasar moral dalam
praktik perawat
5. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika dalam
situasi-situasi praktik sehari-hari di bidang keperawatan
C. Tujuan

1. Memahami Konsep Etika Keperawatan.


2. Mengidentifikasi Prinsip-Prinsip Etika dalam Keperawatan.
3. Menjelaskan Pengaruh Undang-Undang Kesehatan di Indonesia.
4. Menguraikan Nilai-Nilai Etika Keperawatan.
5. Menggambarkan Penerapan Etika dalam Praktik Keperawatan.
6. Mendorong Refleksi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Keperawatan

Pengertian Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethos”,


berarti "standar atau adat kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral (Nasrullah, 2019, p. 6). Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan
dan dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur
hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat
terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan
perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (Ruminem, 2021, p.
18).
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi
kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan
utama dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan
(Ruminem, 2021, p. 19). Dengan memahami konsep etik, setiap perawat
akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan
secara sembarangan.
Norma adalah aturan atau standar yang diakui oleh masyarakat atau
kelompok tertentu sebagai panduan untuk berperilaku (Pramono, 2017, p.
102). Dalam praktik keperawatan, norma-norma melibatkan ekspektasi
tentang bagaimana perawat seharusnya berinteraksi dengan pasien,

4
keluarga, dan kolega serta cara menyikapi situasi medis yang beragam.
Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh kelompok profesi
tenaga kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun atau dimodifikasikan
sering disebut sebagai kode etik.
Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif
dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya dalam
melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan
pasien, masyarakat, teman sejawat dan diri sendiri. Dengan kata lain
pengertian kode etik perawat yaitu suatu pernyataan atau keyakinan
publik yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan
keperawatan, yang bertujuan untuk memberikan alasan terhadap
keputusan-keputusan etika.
Kode etik dalam keperawatan memiliki tujuan dan fungsi penting
dalam membimbing perilaku perawat, menjaga integritas profesi, serta
melindungi hak-hak pasien dan kepentingan masyarakat. Tujuannya
adalah mengatur perilaku etis, menghormati hak pasien, mempertahankan
integritas profesi, dan membangun kepercayaan (Ruminem, 2021, p. 17).
Kode etik berfungsi sebagai pedoman perilaku, standar profesional,
regulasi profesi, alat pendidikan, pembenaran hukum, serta perlindungan
pasien. Dengan demikian, kode etik menjadi landasan moral yang
membentuk karakter dan tindakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan menghargai martabat manusia.
Dalam konteks etika keperawatan, “ethos” mengacu pada norma-
norma moral dan prinsip-prinsip moral yang membimbing tindakan dan
keputusan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Prinsip-
prinsip moral ini mencakup:
1. Otonomi (autonomy) merupakan prinsip ini berhubungan dengan hak
pasien untuk memiliki kendali atas keputusan perawatan mereka
(Wahyuni, 2017, p. 62). Otonomi menghormati integritas individu

5
dan mengharuskan perawat memberikan informasi yang diperlukan
untuk memungkinkan pasien membuat keputusan yang tepat.
2. Berbuat baik (beneficence) merujuk pada tanggung jawab perawat
untuk bertindak demi kesejahteraan pasien, memaksimalkan manfaat
bagi pasien dengan mempertimbangkan risiko dan keuntungan dari
tindakan medis (Nasrullah, 2019, p. 11).
3. Tidak melakukan madharat (non-maleficence) adalah prinsip yang
menekankan bahwa perawat harus menghindari melakukan tindakan
yang dapat merugikan pasien, sebisa mungkin mengurangi risiko dan
bahaya.
4. Keadilan (justice) yaitu menuntut adilnya distribusi pelayanan
kesehatan, sumber daya, dan perawatan kepada pasien tanpa
diskriminasi, serta mempertimbangkan kebutuhan individu dan
komunitas.
5. Kejujuran (veracity) merujuk pada kewajiban perawat untuk
berkomunikasi dengan jujur dan terbuka kepada pasien, memberikan
informasi yang akurat dan membangun kepercayaan.
Selain prinsip-prinsip keperawatan terdapat juga etika profesional
yang berarti prinsip-prinsip moral dan norma-norma yang mengatur
perilaku individu dalam konteks pekerjaan atau profesi tertentu. Dalam
konteks keperawatan, etika profesional mencakup tindakan yang
menghormati kepentingan pasien, menjaga rahasia medis, berkolaborasi
dengan tim medis, dan menjunjung tinggi integritas profesi (Wahyuni,
2017).
Semua prinsip-prinsip moral tersebut selalu dan harus dijalankan
pada setiap pelaksanaan praktek keperawatan dan selama berinteraksi
dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Kondisi inilah yang sering kali
menimbulkan konflik dilema etik. Maka penyelesaian dari dilema etik
tersebut harus dengan cara yang bijak dan saling memuaskan baik

6
pemberi asuhan keperawatan (perawat), Pasien dan profesi lain (teman
sejawat).
B. Pengaruh Undang-Undang Kesehatan Di Indonesisa pada
Keperawatan
Undang-Undang Kesehatan memiliki peran sentral dalam mengatur
praktik keperawatan di Indonesia. Tiga undang-undang kesehatan yang
memiliki pengaruh signifikan pada profesi keperawatan adalah Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, dan Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Setiap undang-undang ini
memberikan kerangka hukum yang mengatur tanggung jawab, hak-hak
pasien, standar praktik, serta regulasi profesi perawat.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
mana Undang-Undang ini menjadi dasar hukum bagi seluruh sektor
kesehatan di Indonesia. Dalam konteks keperawatan, undang-undang ini
mengatur prinsip-prinsip umum pelayanan kesehatan yang mencakup
hak-hak pasien, perlindungan data medis, serta kualifikasi dan sertifikasi
profesi kesehatan, termasuk perawat (Nasrullah, 2019, p. 21). Pasal 49
menegaskan hak pasien untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai penyakit, tindakan medis, dan risiko yang terkait.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan,
Undang-Undang ini secara khusus mengatur profesi keperawatan di
Indonesia. Pengaruhnya sangat signifikan, karena mengatur berbagai
aspek terkait praktek dan regulasi perawat. Undang-undang ini
menegaskan tentang tugas dan wewenang perawat, standar praktik, kode
etik, pendidikan keperawatan, serta sertifikasi profesi (Juliani, et al.,
2023, p. 81). Pasal 9 mengamanatkan bahwa perawat harus mengikuti
kode etik keperawatan dan mematuhi standar praktik yang ditetapkan.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Undang-Undang ini mengatur tata kelola rumah sakit dan pelayanan

7
kesehatan di lingkungan rumah sakit. Meskipun tidak secara langsung
mengatur profesi keperawatan, undang-undang ini memiliki implikasi
penting bagi perawat karena berhubungan dengan pelayanan kesehatan
tempat perawat berpraktik. Undang-undang ini menekankan pentingnya
penyediaan pelayanan yang aman, berkualitas, dan efisien di rumah sakit.
Beberapa pengaruh-pengaruh utama dari undang-undang diatas,
yaitu:
1. Regulasi profesi: Undang-undang tersebut membantu mengatur
masalah sertifikasi dan regulasi profesi perawat, termasuk standar
pendidikan, pelatihan, dan kompetensi yang harus dipenuhi untuk
mempraktikkan keperawatan (Kartika, 2012, p. 142).
2. Kode etik dan standar praktik: Undang-undang memberikan landasan
untuk pembuatan dan penegakan kode etik keperawatan, serta standar
praktik yang harus diikuti oleh perawat dalam memberikan
pelayanan.
3. Hak pasien: Undang-undang mengamanatkan hak-hak pasien, seperti
hak untuk mendapatkan informasi yang jujur dan akurat, hak untuk
menolak atau menerima perawatan, serta hak atas kerahasiaan dan
privas (Juliani, et al., 2023, p. 61).
4. Perlindungan data medis: Undang-undang melindungi kerahasiaan
data medis pasien dan menetapkan aturan penggunaan dan
penyimpanan informasi kesehatan secara etis dan aman.
5. Pengembangan profesi: Dengan memberikan kerangka hukum yang
jelas, undang-undang-undang ini mendorong pengembangan dan
pembaruan profesi keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6. Tanggung jawab dan akuntabilitas: Undang-undang ini meningkatkan
tanggung jawab dan akuntabilitas perawat terhadap tindakan dan
keputusan yang mereka ambil dalam praktik sehari-hari.

8
Pengaruh dari undang-undang-undang tersebut berkontribusi pada
meningkatnya standar pelayanan keperawatan di Indonesia, memastikan
bahwa perawat beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip etika, hak-hak
pasien terlindungi, dan keamanan pasien dijaga dengan baik.
C. Nilai-Nilai Etika Keperawatan

Nilai-nilai etika keperawatan adalah panduan moral yang


membentuk dasar tindakan dan perilaku perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Nilai-nilai ini mencerminkan komitmen perawat
untuk menjalankan praktik yang bermartabat, menghormati hak pasien,
dan menjaga integritas profesi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
beberapa nilai-nilai etika keperawatan:
1. Empati adalah kemampuan perawat untuk memahami dan merasakan
perasaan pasien (Juliani, et al., 2023, p. 43). Nilai ini memungkinkan
perawat untuk membentuk hubungan yang lebih dekat dengan pasien,
mendengarkan dengan teliti, dan memberikan dukungan emosional
yang diperlukan.
2. Penghargaan terhadap keberagaman yaitu menghargai keberagaman
budaya, agama, latar belakang sosial, dan nilai-nilai pasien adalah
nilai penting dalam keperawatan. Nilai ini memastikan bahwa
perawat memberikan pelayanan yang sensitif terhadap kebutuhan
individu dan menghindari diskriminasi (Juliani, et al., 2023, p. 24).
3. Kerja sama tim yang mana etika keperawatan menekankan
pentingnya bekerja sama dengan anggota tim medis dan profesional
kesehatan lainnya. Nilai ini memastikan pelayanan yang terintegrasi
dan holistik kepada pasien, serta meminimalkan risiko kesalahan
dalam praktik.
4. Etika profesional yaitu mencakup integritas, tanggung jawab, dan
rasa hormat terhadap profesi keperawatan. Perawat diharapkan
menjalankan praktik dengan standar yang tinggi, menjaga

9
kerahasiaan informasi pasien, dan menjunjung tinggi reputasi profesi
(Juliani, et al., 2023, p. 78).
5. Mengutamakan kesejahteraan pasien yang pada, perawat memiliki
tanggung jawab utama untuk kesejahteraan pasien. Nilai ini menuntut
perawat untuk mengambil tindakan yang akan memberikan manfaat
terbaik bagi pasien, mempertimbangkan risiko dan manfaat dari
setiap keputusan medis.
6. Keterbukaan dan kejujuran yaitu menekankan pentingnya
berkomunikasi dengan jujur kepada pasien, keluarga, dan anggota
tim medis. Perawat diharapkan untuk memberikan informasi yang
akurat, menghindari penipuan, dan membangun kepercayaan dengan
pihak yang terlibat.
7. Keahlian profesional mengingatkan perawat untuk terus
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mereka. Memastikan bahwa praktik berdasarkan bukti dan teknologi
terbaru adalah bagian penting dari nilai ini.
8. Kehormatan dan martabat perawat diharapkan untuk merespek
tindakan dan keputusan pasien, serta memperlakukan mereka dengan
hormat dan martabat. Ini termasuk menghormati keinginan pasien
tentang perawatan dan melindungi hak-hak privasi mereka.
9. Pengabdian dan caring (peduli) yaitu perawat memiliki panggilan
untuk memberikan perawatan yang peduli dan empati terhadap
pasien. Nilai ini menekankan pentingnya kepedulian dan pengabdian
dalam memberikan perawatan yang mengakui kebutuhan emosional
dan fisik pasien (Damanik, Manurung, & Ritonga, 2020, p. 27).
Nilai-nilai etika keperawatan ini tidak hanya membentuk tindakan
individu perawat, tetapi juga menciptakan budaya etika dalam organisasi
kesehatan. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, perawat dapat
menjalankan praktik kesehatan yang bermartabat, menghormati hak
pasien, dan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.

10
D. Penerapan Prinsip dan Nilai Etika Keperawatan

Penerapan prinsip dan nilai etika keperawatan merupakan bagian


integral dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi
dan bermartabat. Penerapan yang benar mengarah pada perawatan yang
empatik, menghormati hak pasien, dan menjaga integritas profesi. Di sisi
lain, penerapan yang salah atau tidak tepat dapat mengakibatkan dampak
negatif pada pasien, keluarga, dan citra profesi keperawatan. Berikut
penjelasan mengenai penerapan yang benar dan salah dari prinsip dan
nilai etika keperawatan:
1. Penerapan yang benar:
1.1 Otonomi: Penerapan yang benar adalah melibatkan pasien dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan mereka. Perawat
memberikan informasi yang jelas dan akurat, memahami
preferensi pasien, dan menghormati keputusan yang diambil
pasien, meskipun berbeda dari rekomendasi perawat (Wahyuni,
2017, p. 62).
1.2 Manfaat: Penerapan yang benar melibatkan perawat yang
berusaha untuk mengidentifikasi tindakan yang memberikan
manfaat maksimal bagi pasien. Keputusan medis dibuat dengan
mempertimbangkan kesejahteraan pasien tanpa mengabaikan
risiko dan manfaat yang terkait (Damanik, Manurung, &
Ritonga, 2020, p. 26).
1.3 Tidak melakukan madharat: Penerapan yang benar adalah
memastikan bahwa perawat menghindari tindakan yang dapat
merugikan pasien atau menimbulkan risiko yang tidak perlu.
Perawat harus melaksanakan tindakan yang aman dan
meminimalkan bahaya.
1.4 Keadilan: Penerapan yang benar adalah memastikan bahwa
perawat memberikan pelayanan secara adil dan setara kepada

11
semua pasien, tanpa memandang asal usul, status sosial, atau
latar belakang budaya.
1.5 Kejujuran: Penerapan yang benar melibatkan perawat yang
berkomunikasi dengan jujur kepada pasien, memberikan
informasi yang akurat tentang diagnosis, pengobatan, dan
prognosis. Jujur dalam memberikan informasi penting untuk
membangun kepercayaan.
2. Penerapan yang salah:
2.1 Otonomi: Penerapan yang salah adalah memutuskan atas nama
pasien tanpa memberikan informasi yang memadai atau
merespons keputusan pasien dengan meremehkannya.
Memaksakan kehendak kepada pasien atau keluarga dapat
mengabaikan hak otonomi mereka.
2.2 Manfaat: Penerapan yang salah adalah melakukan tindakan yang
hanya menguntungkan perawat atau lembaga, tanpa
mempertimbangkan manfaat nyata bagi pasien. Keputusan yang
dibuat tanpa mempertimbangkan risiko dan manfaat dapat
mengakibatkan tindakan yang tidak diperlukan.
2.3 Tidak melakukan madharat: Penerapan yang salah adalah tidak
menghindari tindakan yang dapat menyebabkan kerugian pada
pasien atau mengambil risiko yang tidak terkendali.
Mengabaikan potensi bahaya dapat membahayakan
kesejahteraan pasien.
2.4 Keadilan: Penerapan yang salah adalah memberikan pelayanan
secara diskriminatif, membedakan pasien berdasarkan faktor
seperti jenis kelamin, ras, atau status sosial. Hal ini dapat
merugikan pasien dan melanggar prinsip keadilan.
2.5 Kejujuran: Penerapan yang salah adalah memberikan informasi
yang salah atau menutup-nutupi fakta kepada pasien. Kehilangan

12
kejujuran dapat merusak hubungan percaya antara perawat dan
pasien.
Penerapan prinsip dan nilai etika keperawatan yang benar adalah
esensial untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermartabat dan
beretika. Ini membantu memastikan bahwa pasien mendapatkan
perawatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, hak-hak mereka
dihormati, dan integritas profesi keperawatan terjaga.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip-prinsip dan nilai-nilai etika memiliki peran sentral


dalam praktik keperawatan. Konsep etika keperawatan, yang melibatkan
prinsip-prinsip seperti otonomi, manfaat, tidakmelakukan madharat,
keadilan, dan kejujuran, membimbing perawat dalam mengambil
keputusan yang bermartabat dan menghormati hak pasien. Undang-
undang kesehatan di Indonesia, termasuk UU No. 36 Tahun 2009, UU
No. 38 Tahun 2014, dan UU No. 44 Tahun 2009, memberikan kerangka
hukum yang mengatur praktik keperawatan, hak pasien, dan tata kelola
rumah sakit. Nilai-nilai etika keperawatan, seperti empati, penghargaan
terhadap keberagaman, kerja sama tim, dan etika profesional, membentuk
pondasi praktik perawat yang berkualitas dan bermartabat. Penerapan
prinsip dan nilai etika yang benar adalah penting untuk menjaga
integritas profesi, memberikan pelayanan yang sesuai, dan membangun
hubungan percaya dengan pasien. Melalui penerapan yang benar, perawat
dapat memastikan bahwa praktik keperawatan dilakukan dengan rasa
hormat terhadap pasien, mengutamakan kesejahteraan mereka, dan
menjunjung tinggi standar etika profesi.
B. Saran

Kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah


meluangkan waktu untuk membaca makalah ini. Kami selaku pemakalah
menyadari terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran dari para
pembaca demi kebaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya dan
tentunya kami meminta maaf atas segala kesalahan yang tedapat pada
pembuatan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, H., Manurung, S. S., & Ritonga, I. L. (2020). Konsep Dasar Keperawatan.
Sleman: DEEPUBLISH.

Fadhillah, H., Mustikasari, Sunadi, A., Mau, A., Santoso, B., Saprudin, A. E., et al.
(2020). Standar Profesi Perawat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Juliani, E., Kuswati, A., Manik, M. J., Marisi, E. L., Kurwiyah, N., Muhsinah, S., et
al. (2023). Keperawatan Profesional. Yayasan Kita Menulis.

Kartika, S. D. (2012, Juni). Urgensi Undang-Undang Tentang Keperawatan.


NEGARA HUKUM, 3.

Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2018). Falsafah Dan Teori Keperawatan. Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.

Nasrullah, D. (2019). Etika Keperawatan. Surabaya: Universitas Muhammadiyah


Surabaya.

Pramono, B. (2017, Mei). Norma sebagai Sarana Menilai Bekerjanya Hukum dalam
Masyarakat. Perspektif Hukum, 17.

Ruminem. (2021). Pengantar Etika Keperawatan. Samarinda: Universitas


Keperawatan.

Wahyuni. (2017). Etika Keperawatan. Surakarta: Pustaka Hanif.

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Indonesia). Diakses tanggal


16 Agustus 2020 dari
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf

Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Indonesia). Diakses


tanggal 16 Agustus 2023 dari https://rsud.purbalinggakab.go.id/wp-
content/uploads/2018/05/uu-38-tentang-keperawatan.pdf
Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Indonesia) Diakses
tanggal 16 Agustus 2023 dari https://jdihn.go.id/files/4/2009uu044.pdf

Anda mungkin juga menyukai