Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN MATERI PENDIDIKAN SENI DI ERA ARTIFICIAL

INTELLIGENCE (AI)
 artificial intelligence (AI)
Hadirnya kecerdasan buatan (AI) ditujukan untuk menciptakan model proses berpikir
manusia dan dapat berilaku seperti layaknya manusia. Kinerja AI diatur untuk menirukan
aktifitas manusia, seperti belajar, mengambil keputusan, bahkan ampai dalam hal koreksi atau
intropeksi diri. Salah satu yang menjadi contoh penerapan tersebut terdapat pada jaringan
syaraf tiruan dan robotika. Kecerdasan yang dimaksudkan disini adalah pengalaman dan
kemampuan menetapkan keputusan.
 AI dalam dunia pendidikan
Dalam dunia pendidikan AI sangat membantu proses pembelajaran dan sangat menunjang
perkembangan cara berfikir manusia dalam pembelajaran. Namun dibalik semua kemudahan
AI dapat memberi menghilangkan kemampuan kecerdasaan emosional, memanjakan orang
dalam bekerja yang meminta untuk instan dan terima jadi tanpa harus melakukan usaha besar
dalam mendapatkannya.
 AI dalam dunia seni
Pendidikan seni disediakan dengan penuh kerendahan hati untuk semua anak dari semua
orang. Pendidikan seni memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan potensi kreatif
individu melalui pengalaman seni, ekspresi visual personal dengan kualitas seni, dan pada
akhirnya, sikap estetis terhadap seni di lingkungan individu dan warisan budaya.
Pendidikan seni seharusnya memupuk kualitas estetika visual dalam diri individu sebagai
tanggapan terhadap seni dalam kehidupan mereka, yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi
dan kelompok sosial.
• Pendidikan seni harus menciptakan suasana refleksi dan proses evaluasi yang kreatif, di
mana individu memiliki kesempatan untuk mengungkapkan ekspresi visual sehubungan
dengan gagasan mereka sendiri, sambil mengakui batasan kebebasan mereka yang ditetapkan
oleh hak-hak orang lain. (John R Sawyer dan Italio d Francisco, 1971: 4).
• Ki Hadjar Dewantara: Seni mengajar sejak dini bertujuan untuk mengembangkan kepekaan
RASA – membuka mata untuk melihat keindahan yang ada di sekitar kita.

REFLEKSI PRIBADI
Dalam kehidupan pribadi saya materi yang disampaikan mengenai AI dalam dunia
pendidikan sangat relevan dengan keadaan yang saya alami saat ini. AI tentu sangat membantu saya
dalam menyelesaikan permasalahan apalagi mengenai hal pemikiran dan ide yang mungkin terbatas
dari pemikiran pengetahuan saya. Namun tentu dibalik itu semua secara tidak langsung AI membuat
saya semakin malas untuk berpikir keras untuk mengeluarkan ide maupun gagasan karena telah
dimanjakan oleh kecanggihan AI sendiri. Namun kita sebagai pemuda yang hidup di era 5.0 yang
notabennya telah dihadirkan dengan berbagai macam kecanggihan yang tentu tidak dapat ditolak dan
dihindari. Sudah seharusnya kita mengikuti alur perkembangan tersebut agar tidak tertinggal dan
mengikuti perkembangan mengikuti alur tanpa harus terbawa alur. Mengikuti alur berarti
mengikuti perkembangan, melek dengan perubahan yang ada, tidak mau tertinggal, namun kita juga
harus bijak dalam mengkonsumsi perkembangan teknologi, jangan sampai kita terlalu kenyang akan
teknologi tanpa menyaring dan memahami akan konsekuensi perkembangan teknologi.
Materi yang disampaikan mengenai Pendidikan seni di era artifisial intelijen (AI) sungguh
menarik perhatian saya untuk mendengarkan namun membuat saya membayangkan dan
memunculkan pertanyaan seperti apa kehidupan untuk kedepannya dengan kecanggihan teknologi
yang sangat berkembang dengan pesat. Akankah manusia akan menjadi pasif terdiam, hanya dengan
otak yang berpikir dan dikoneksikan dengan robot ?. lalu bagaimana dengan interaksi rasa antar
manusia. Akankah hanya bersambung melalui jaringan jaringan fana tanpa harus bertemu?.

PERSPEKTIF PRIBADI
Penggunaan AI dalam bidang seni sangat berpengaruh terhadap kegiatan kuliah saya, seperti
mencari ide, gagasan, untuk dijadikan sebagai reverensi gambar lalu dikembangkan menjadi sebuah
ilustrasi. ada juga hal yang menentang dalam proses kegiatan kuliah saya seperti ketergantungan saya
terhadap AI membuat saya semakin sulit berkembang.
Perkembangan kecerdasan anak sangat perlu diperhatikan. Rasa ingin tau yang tinggi, sering
kali menirukan apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan
ekstra dari orang yang sudah dewasa. Selain itu dirasab perlu memberikan model yang tepat untuk
membantu mengoptimalkan cara berfikir anak agar memiliki memori ingatan yang kuat. Seni
Terhadap pendidikan anak pada kisaran usia 4 - 8 tahun sangat memudahkan kemampuan menyimpan
memori dengan perwujudan sebuah visualisasi. Dengan hal itu sebuah memory dapat bertahan lama
dan sulit untuk dilupakan. sesuai dengan observasi yang saya lakukan, para pelajar lebih tertarik untuk
membaca buku pelajaran yang diselipi dengan gambar dan dijadikan lebih berwarna daripada harus
membaca buku yang dipenuhi dengan tulisan – tulisan dengan dominan warna hanya hitam putih saja.

KONEKTIVITAS AI DENGAN MATERI PELAJARAN LAIN


Materi pembelajaran ini sangat mendukung dan sangat berhubungan dengan materi konsep
pendidikan seni. Era revolusi industri 5.0 menuntut manusia agar bisa mengkolaborasikan AI dengan
segala hal. Begitu juga dengan dunia pendidikan AI memberikan suatu edukasi yang sangat update
dengan menghadirkan konten pembelajaran yang kreatif, adaptif. AI yang bersifat fleksibel
memberikan ketertarikan lebih bagi penggunanya karena dapat menyesuaikan dengan apa yang
mereka butuhkan. Dalam dunia pendidikan AI bukan hanya digunakan oleh pelajar namun juga
banyak digunakan oleh pengajar ataupun lembaga menegement pendidikan, seperti contoh AI
digunakan sebagai alat pengelolaan data untuk administrasi sekolah sehingga dapat lebih efektif dan
efisien. Materi ini juga sangat berhubungan dengan tugas yang akan segera saya selesaikan yaitu
sebuah karya tulis ilmiyah yang membahas tentang periodesasi munculnya AI di Indonesia. Dengan
mengikuti dan memahami materi tersebut sangat membantu saya memperluas pengetahuan dan
mengupas rahasia dibalik AI, memberikan pemahaman mengenai system kerja AI, dampak yang
dihasilkan karena pengaruh AI, konektifitas AI dengan konsep pendidikan, serta penerapan AI pada
dunia pendidikan dan seni, diharapkan pelajar mampu untuk meluapkan rasa dan emosi dalam bentuk
divisualisasi dalam karya. Pendidikan seni harus menciptakan suasana refleksi dan proses evaluasi
yang kreatif, di mana individu memiliki kesempatan untuk mengungkapkan ekspresi visual
sehubungan dengan gagasan mereka sendiri, sambil mengakui batasan kebebasan mereka yang
ditetapkan oleh hak-hak orang lain. (John R Sawyer dan Italio d Francisco, 1971: 4).

KESIMPULAN
Kecerdasan buatan (AI) terlahir untuk memudahkan kegiatan manusia baik dari aspek
ekonomi, sosial, bahkan dalam aspek pendidikan. Dalam pendidikan seni artificial intelligent (AI)
sangat membantu untuk menghasilkan sebuah karya yang lebih kreatif dan inovatif, memberikan
kepuasan lebih dalam mengekspesikan diri serta meluapkan rasa. Pemateri maupun materi yang
disampaikan tentang pendidikan seni di era artificial intelligent (AI) pada kuliah tersebut sangat diluar
ekspektasi saya, bagi saya yang memiliki pengetahuan yang masih dangkal mengenai topik tersebut
merasa sangat terinformasi dengan penjelasan pemateri yang sangat luar biasa dengan pemahaman
yang sangat luas. Banyak hal pengetahuan baru yang saya dapatkan setelah saya mengikuti kuliah
ini, seperti konsep cara kerja AI, AI dengan teknologi, hubungan AI dengan kehidupan manusia,
dampak AI, dan konektifitas AI dengan dunia pendidikan seni.
Garis besar Kesimpulan dari kuliah ini ialah AI juga memiliki sisi kelebihan dan juga
kekurangan. Kita yang memiliki akal harus mampu untuk mengendalikan dan menempatkan
penggunaan AI dengan seharusnya. Ingatlah bahwa kita sebagai pemuda pemegang masa depan
bangsa harus mengikuti alur tanpa harus terbawa alur, artinya kita yang harus mampu menjadi
agent kontroling dari segala perkembangan yang ada, jangan sampai lalai sehingga nantinya
menjadikan kita terlena.

Anda mungkin juga menyukai