Anda di halaman 1dari 14

PENJAMINAN HAK ATAS PERLAKUAN YANG

SAMA DIDEPAN HUKUM DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hak Asasi Manusia
Program Studi Hukum Tatanegara (Siyasah Syar’iyyah)
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN

Bone Oleh:

Kelompok III
ANDI MUH
ALBI
(742352021131)

JUSRIANA
(742352021142)

SRI RAODHA
(742352021149)

PROGRAM STUDI HUKUM TATANEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BONE 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal.
Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
insyaallah tepat pada waktunya. Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen, yang
telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau
mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format
yang telah di tentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah
untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan
pembaca

Watampone, 6 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Persamaan Kedudukan di Hadapan Hukum 3
B. Tujuan dan Fungsi Persamaan Kedudukan di Hadapan Hukum 4
C. Pemberian Perlindungan Hukum Bagi Setiap Warga Masyarakat 5
D. Bentuk Penjaminan Hak Atas Perlakuan yang Sama Didepan Hukum 6
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap warga negara memiliki hak yang melekat pada dirinya. Baik itu
orang yang berpangkat maupun orang dari kalangan bawah sekalipun. Hak
yang dimiliki oleh setiap warga negara ini dipertegas dengan adanya berbagai
macam pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM), seperti Pasal 28A
sampai 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD RI)
Tahun 1945 BAB XA tentang Hak Asasi Manusia serta Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam Pasal 28D Ayat (1)
UUD RI Tahun 1945 dikatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum. Selain itu, di dalam Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dikatakan bahwa setiap orang diakui
sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan
serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di
depan hukum. Serta ayat (2) dikatakan setiap orang berhak mendapat bantuan
dan perlindungan yang adil dari pengadilan yang obyektif dan tidak berpihak.
Persamaan di hadapan hukum harus diartikan secara dinamis dan tidak
statis. Artinya, persamaan dihadapan hukum harus diimbangi dengan
persamaan perlakuan (equal treatment). Ketika seseorang yang mampu (the
have) mempunyai masalah hukum, ia dapat menunjuk seorang atau lebih
advokat untuk membela kepentingannya. Demikian juga seseorang yang
tergolong tidak mampu (the have Nomormort) dapat meminta pembelaan dari
seorang atau lebih pembela umum (public defender) dari lembaga bantuan
hukum (legal aid institute) untuk membela kepentingannya dalam suatu perkara
hukum.1

1
Frans Hendra Winarta, Pro Bono Publico: Hak Konstitusional Fakir Miskin untuk
Memperoleh Bantuan Hukum (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2009), h. 1
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persamaan kedudukan di hadapan hukum?
2. Apa tujuan dan fungsi persamaan kedudukan di hadapan hukum?
3. Bagaimana pemberian perlindungan hukum bagi setiap warga masyarakat?
4. Bagaimana bentuk penjaminan hak atas perlakuan yang sama didepan
hukum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian persamaan kedudukan di hadapan hukum
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi persamaan kedudukan di hadapan
hukum
3. Untuk mengetahui pemberian perlindungan hukum bagi setiap warga
masyarakat
4. Untuk mengetahui bentuk penjaminan hak atas perlakuan yang sama
didepan hukum

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Persamaan Kedudukan di Hadapan Hukum


Asas persamaan kedudukaan di hadapan hukum mempunyai pengertian
bahwa semua orang memiliki posisi, derajad dan kedudukan yang sama di
hadapan hukum. Asas tersebut merupakan suatu asas di mana hukum mengakui
dan melindungi hak asasi manusia setiap individu tanpa membedakan latar
belakang, status, suku, ras, agama dan budaya. Sehingga dengan kedudukan
yang setara, maka setiap orang yang berhadapan dengan hukum tidak ada
keistimewaan yang diberikan oleh hukum pada subjek hukum.2
Suatu negara yang berdasarkan atas hukum harus mengakui dan
melindungi hak asasi manusia setiap individu tanpa membedakan latar
belakang sehingga semua orang memiliki hak untuk diperlakukan sama di
hadapan hukum. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (1) UUD RI
1945 secara tegas telah memberikan jaminan bahwa “segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Asas persamaan kedudukan di hadapan hukum bermakna bahwa aparat
penegak hukum harus memperlakukan secara adil setiap orang, tanpa
memandang status sosial, posisi, jabatan, kedudukan serta agama dari orang
atau individu tersebut. Dan tidak ada perlakuan yang istimewa kepada subjek
hukum. Sehingga semua orang memiliki hak untuk diperlakukan sama di
hadapan hukum agar keadilan dapat dirasakan oleh setiap orang yang
berhadapan dengan hukum.3
Perlakuan yang sama di hadapan hukum juga diatur dalam UUD RI
1945 Pasal 28 D ayat (1) secara tegas menyebutkan bahwa “Setiap orang
berhak atas

2
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia
(Yayasan Obor Jakarta: Jakarta, 2014), h. 62.

3
3
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum (PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2004), h. 8.

4
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Maksud dari ayat di atas adalah
setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan sama
untuk semua warga Negara tanpa ada perbedaan sedikitpun di hadapan hukum.
Persamaan di hadapan hukum yang diartikan akan memberikan jaminan
adanya akses untuk memperoleh keadilan (access to justice) bagi semua orang
tanpa memperdulikan latar belakangnya. Bukan rahasia umum kondisi hukum
ketika berhadapan dengan orang yang memiliki kekuasaan, baik itu kekuasaan
politik maupun uang, maka hukum menjadi tumpul. Tetapi, ketika berhadapan
dengan orang lemah, yang tidak mempunyai kekuasaan dan sebagainya,
Hukum bisa sangat tajam. Asas Persamaan Hak di Hadapan hukum akan
memberikan jaminan adanya akses untuk memperoleh keadilan (access to
justice) bagi semua orang tanpa memperdulikan latar belakang. Persepsi
terhadap hukum penting artinya dalam rangka untuk memahami adil tidaknya
hukum, dan ada tidaknya kepatuhan terhadap hukum dalam proses penegakan
hukum.

B. Tujuan dan Fungsi Persamaan Kedudukan di Hadapan Hukum


Tujuan utama adanya persamaan hak di hadapan hukum adalah
menegakan keadilan dimana persamaan kedudukan berarti hukum sebagai satu
entitas atau wujud untuk tidak membedakan siapapun yang meminta keadilan
kepadanya, diharapkan dengan adanya asas ini tidak terjadi suatu diskriminasi
dalam supremasi hukum di Indonesia dimana ada suatu pembeda antara
penguasa dan rakyatnya, yang membedakan hanyalah fungsinya yakni
pemerintah berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur, baik yang mengatur
maupun yang diatur pedomannya satu, yaitu Undang-Undang, bila tidak ada
persamaan hukum maka orang yang mempunyai kekuasaan akan merasa kebal
hukum.4
Hukum memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan bermasyarakat
sebagai alat untuk menciptakan keadilan, keteraturan, ketenteraman dan

4
Bambang Sunggono dan Aries Hartanto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Mandar Maju, Bandung, 2009), h. 9.
5
ketertiban, tetapi juga untuk menjamin adanya kepastian hukum. Polri
merupakan salah satu aparat penegak hukum, karena Kepolisian Negara
Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat yang menjunjung hak asasi manusia.5
Perananan aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum
sangat menentukan arah dan tujuan serta hasil yang akan dicapai dalam
penegakan hukum itu sendiri. Selain itu, hal lain yang menjadi faktor penting
dalam menentukan efektifitas penegakan hukum adalah masalah kesadaran
hukum oleh subjek hukumnya. Persoalan penegakan hukum yang dirasakan
masih tebang pilih. Keadaan ini semakin meyakinkan masyarakat bahwa di
lingkungan peradilan ada immunity (kekebalan) hukum terhadap orang atau
sekelompok orang tertentu.
Penegakan hukum seharusnya menjunjung tinggi rasa keadilan tidak
ada perbedaan pada saat seseorang sedang menghadapi proses hukum.
Persamaan hak tentunya harus menjadi hal yang utama, setiap masyarakat
berhak diperlakukan secara adil dan manusiawi. Penegakan hukum yang
merupakan salah satu dari prinsip good governance tidak diterapkan dengan
baik sehingga berdampak pada pelemahan hukum yang ada, karena penegakan
aturan hukum itu sendiri hanya dapat terwujud apabila hukum yang hendak
ditegakkan mencerminkan nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.

C. Pemberian Perlindungan Hukum Bagi Setiap Warga Masyarakat


Konsep ini penting dalam menjaga hak-hak individu dan kelompok
dalam masyarakat. Beberapa hal yang menjadi contoh penerapan prinsip ini
termasuk:6

5
Syprianus, Aristeus, Makalah Bantuan Hukum Untuk Masyarakat Miskin (Pasca Sarjana
Universitas Jaya Baya, Jakarta, 2019), h. 21.
6
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (CV.
Mandar Maju, Bandung, 2009), h. 62.

6
1. Perlindungan terhadap diskriminasi: Hukum harus melarang segala bentuk
diskriminasi berdasarkan ras, etnis, agama, gender, orientasi seksual, usia,
atau karakteristik lainnya.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia: Prinsip ini juga melindungi hak
asasi manusia fundamental setiap individu, seperti hak atas kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, dan hak atas privasi.
3. Perlindungan dalam sistem peradilan: Prinsip ini memastikan bahwa setiap
individu memiliki akses yang sama ke sistem peradilan dan diperlakukan
secara adil dalam proses hukum, termasuk dalam pengadilan.
4. Perlindungan dalam hak-hak sipil: Ini mencakup perlindungan terhadap
perlakuan yang diskriminatif dalam hal perumahan, pekerjaan, pendidikan,
serta akses ke layanan kesehatan dan layanan sosial.
Prinsip ini sering kali tertanam dalam konstitusi suatu negara atau dalam
peraturan hukum yang menetapkan perlakuan yang sama di depan hukum
sebagai prinsip dasar yang harus diikuti oleh pemerintah dan lembaga hukum.
Hukum juga dapat memberikan mekanisme untuk individu atau kelompok yang
merasa hak-hak mereka dilanggar dapat mengajukan gugatan atau keluhan
untuk mendapatkan perlindungan. Selama ini, upaya terus dilakukan di seluruh
dunia untuk memastikan perlindungan yang lebih baik terhadap prinsip
perlakuan yang sama di depan hukum dan untuk mengatasi diskriminasi dalam
berbagai bentuk.

D. Bentuk Penjaminan Hak atas Perlakuan yang Sama Didepan Hukum


Penjaminan hak atas perlakuan yang sama di depan hukum biasanya
terkait dengan prinsip-prinsip kesetaraan dalam sistem hukum sebuah negara.
Prinsip ini mewajibkan bahwa semua individu, tanpa memandang ras, agama,
gender, suku, orientasi seksual, atau faktor-faktor lainnya, harus diperlakukan
secara adil dan setara oleh hukum. Ini adalah prinsip dasar dalam berbagai
konstitusi dan peraturan hukum di seluruh dunia, yang mendukung
perlindungan hak-hak dasar individu. Bentuk penjaminan hak atas perlakuan
yang sama di

7
depan hukum dapat bervariasi sesuai dengan sistem hukum masing-masing
negara. Beberapa cara umum yang digunakan untuk menjamin hak ini
meliputi:7
1. Konstitusi
Banyak negara memiliki konstitusi yang mengandung deklarasi hak-hak
dasar warganya, yang mencakup prinsip perlakuan yang sama. Konstitusi
ini dapat menjamin hak-hak yang sama tanpa diskriminasi berdasarkan
karakteristik seperti ras, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual.
2. Undang-undang anti-diskriminasi
Negara-negara sering memiliki undang-undang yang secara khusus
melarang diskriminasi dalam berbagai bidang seperti pekerjaan, pendidikan,
perumahan, dan layanan publik. Undang-undang ini bertujuan untuk
memastikan perlakuan yang sama di depan hukum.
3. Pengadilan
Sistem peradilan memainkan peran penting dalam menjamin hak atas
perlakuan yang sama. Individu yang merasa mereka telah dianiaya atau
didiskriminasi dapat mengajukan gugatan ke pengadilan untuk mencari
keadilan.
4. Lembaga hak asasi manusia
Banyak negara memiliki lembaga independen yang bertanggung jawab
untuk memantau dan melindungi hak asasi manusia, termasuk hak atas
perlakuan yang sama. Lembaga-lembaga ini dapat memberikan
rekomendasi dan melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus
diskriminasi.
5. Kesadaran dan edukasi
Peningkatan kesadaran dan edukasi tentang hak-hak asasi manusia dan
prinsip perlakuan yang sama sangat penting. Kampanye pendidikan dapat
membantu mengubah sikap masyarakat dan mempromosikan kesetaraan.

8
7
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, h. 63.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penjaminan hak atas perlakuan yang sama di depan hukum adalah
prinsip dasar dalam hukum yang menegaskan bahwa semua individu harus
diperlakukan secara adil dan setara oleh hukum tanpa memandang faktor-faktor
seperti ras, agama, gender, atau orientasi seksual. Ini mencakup perlindungan
terhadap diskriminasi, hak asasi manusia, akses ke sistem peradilan yang adil,
perlindungan dalam hak-hak sipil, dan mekanisme hukum untuk melindungi
hak- hak individu. Prinsip ini diwujudkan melalui konstitusi, undang-undang
anti- diskriminasi, peran pengadilan, lembaga hak asasi manusia, serta upaya
kesadaran dan edukasi. Penjaminan hak ini penting untuk menciptakan keadilan
dan kesetaraan di masyarakat.

B. Saran
Sebagai penyusun, penulis merasa masih ada kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari
pembaca. Agar penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sunggono dan Aries Hartanto. Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Mandar Maju, Bandung, 2009.

Frans Hendra Winarta. Pro Bono Publico: Hak Konstitusional Fakir Miskin untuk
Memperoleh Bantuan Hukum. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2009.

Soerjono Soekanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Syprianus, Aristeus. Makalah Bantuan Hukum Untuk Masyarakat Miskin. Pasca


Sarjana Universitas Jaya Baya, Jakarta, 2019.

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Panduan Bantuan Hukum di


Indonesia. Yayasan Obor Jakarta: Jakarta, 2014.

Anda mungkin juga menyukai