“Asbab Al Nuzul ”
Dosen Pengampu:
Usmi Laila, S.Sos. M.Ag.
Disusun Oleh:
Muhammad Ajra 2223220063
Reni Yulia 2223220059
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, atas terselesaikannya makalah ini. Tak lupa pula sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW.
Beserta seluruh keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang setia hingga
akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan, yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
semua.Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C.Tujuan Masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian dan Macam-macam Asbâb al-Nuzûl.....................................................3
B. Ungkapan-ungkapan Asbab Al Nuzul......................................................................5
C. Fungsi Asbab Al Nuzul dan Kegunaan Mempelajarinya.........................................7
D.Berbilang nya Asbab Al Nuzul................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A.Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
A. Allah menurunkan
ayat-ayat al-qur’an di
sesuaikan dengan
kondisi zaman
B. seperti hukum-
hukum syariat,
hukum-hukum
muamalat, hukum-
hukum
C. muanakahat,
hukum-hukum fikih,
1
hukum-hukum
politik. Al-qur’an
D. diturunkan kepada
nabi muhammad saw
melalui malaikat
jibril secara
E. berangsur-angsur,
sehingga al-qur’an
belum lengkap dan
tidak utuh juga tidak
F. berurutan ayat demi
ayatnya.
G. Karenanya demi
menyelesaikan
2
problematika tersebut
satu atau beberapa
H. ayat dan kadangkala
satu surah diturunkan
sangat jelas bahwa
ayat-ayat yang
I. diturunkan pada
setiap kesempatan,
berkaiatan dan
membahas peristiwa
J. tersebut. Karena itu
jika terdapat
ketidakjelasan atau
3
muncul masalah
dalam
K. lafadz atau makna,
maka untuk
menyelesaikannya
harus dengan cara
L. mengidentifikasi
latar belakang
peristiwa yang
terjadi.
M. Allah menurunkan
ayat-ayat al-qur’an di
sesuaikan dengan
kondisi zaman
4
N. seperti hukum-
hukum syariat,
hukum-hukum
muamalat, hukum-
hukum
O. muanakahat,
hukum-hukum fikih,
hukum-hukum
politik. Al-qur’an
P. diturunkan kepada
nabi muhammad saw
melalui malaikat
jibril secara
5
Q. berangsur-angsur,
sehingga al-qur’an
belum lengkap dan
tidak utuh juga tidak
R. berurutan ayat demi
ayatnya.
S. Karenanya demi
menyelesaikan
problematika tersebut
satu atau beberapa
T. ayat dan kadangkala
satu surah diturunkan
sangat jelas bahwa
ayat-ayat yang
6
U. diturunkan pada
setiap kesempatan,
berkaiatan dan
membahas peristiwa
V. tersebut. Karena itu
jika terdapat
ketidakjelasan atau
muncul masalah
dalam
W. lafadz atau makna,
maka untuk
menyelesaikannya
harus dengan cara
7
X. mengidentifikasi
latar belakang
peristiwa yang
terjadi.
Y. Allah menurunkan
ayat-ayat al-qur’an di
sesuaikan dengan
kondisi zaman
Z. seperti hukum-
hukum syariat,
hukum-hukum
muamalat, hukum-
hukum
8
AA. muanakahat,
hukum-hukum fikih,
hukum-hukum
politik. Al-qur’an
BB. diturunkan
kepada nabi
muhammad saw
melalui malaikat
jibril secara
CC. berangsur-angsur,
sehingga al-qur’an
belum lengkap dan
tidak utuh juga tidak
9
DD. berurutan ayat
demi ayatnya.
EE. Karenanya demi
menyelesaikan
problematika tersebut
satu atau beberapa
FF.ayat dan kadangkala
satu surah diturunkan
sangat jelas bahwa
ayat-ayat yang
GG. diturunkan pada
setiap kesempatan,
berkaiatan dan
membahas peristiwa
10
HH. tersebut. Karena
itu jika terdapat
ketidakjelasan atau
muncul masalah
dalam
II. lafadz atau makna,
maka untuk
menyelesaikannya
harus dengan cara
JJ. mengidentifikasi
latar belakang
peristiwa yang
terjadi.
Allah menurunkan ayat-ayat al-qur’an di sesuaikan dengan kondisi
zaman seperti hukum-hukum syariat, hukum-hukum muamalat, hukum-hukum
11
muanakahat, hukum-hukum fikih, hukum-hukum politik. Al-qur’an diturunkan
kepada nabi muhammad saw melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur,
sehingga al-qur’an belum lengkap dan tidak utuh juga tidak berurutan ayat demi
ayatnya.
Jika tidak melihat sebab turunnya ayat, seringkali penafsiran ayat tidak
memberikan penjelasan apapun. Asbabun nuzul dianggap sangat penting oleh
para ulama karena dapat memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan
menghilangkan keraguan dalam menafsirkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Asbab Al Nuzul ?
12
C.Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang di maksud Asbab Al Nuzul
BAB II
PEMBAHASAN
13
Secara bahasa, asbab al-nuzûl dapat diartikan sebagai sebab-sebab
turunnya suatu ayat. Shubhi al-Shâlih mendefinisikan asbab al-nuzûl sebagai
sesuatu yang menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu
per- tanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai
penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadi- nya suatu peristiwa.1
1
Shubhi al-shalih, Mabahits fi’Ulum Al-Qur’an, (Beirut:Dar al-‘ilm al-Malayin,1985), hlm.60.
2
Manna Khalil Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Cet.3, (Riyadh: Mansyurat al-‘Asr al-
Hadits,19773), hlm.110
14
Asbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab
yang mendasari turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15,
dan 16, yang berbunyi:
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,” (QS. Ad-
Dukhan: 10)
“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.
Sesungguhnya kami memberi balasan,” (QS. Ad-Dukhan: 16)
Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka
kepada Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti
yang pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf.. Akhirnya, kaum Quraisy menderita
kekurangan hingga mereka makan tulang. Kaum tersebut pun mendatangi
Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan. Maka Rasulullah SAW berdoa agar
diturunkan hujan.
Hujan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy
kembali sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa
siksaan akan turun ketika Perang Badar.
Dapat diketahui bahwa meskipun pada umum nya sabab nuzul itu terjadi
lebih dulu dari turunnya ayat, tetapi terkadang justru terjadi sebaliknya, yakni
diturunkan dulu ayat Al-Qur'an sedangkan hukum atau peristiwanya itu sendiri
baru terjadi setelah sekian lama ayat diturunkan Keadaan demikian tentu saja
tidak mengindikasikan keganjilan bagi Al-Qur'an, akan tetapi justru sebaliknya
menunjukkan variabilitas Al-Qur'an dalam memberikan informasi.
Hal ini bisa terjadi mengingat Al-Qur'an itu seperti disimpulkan para ahli
tafsir, tidak hanya memuat berita-berita masa lalu, akan tetapi sekaligusberisikan
informasi masa depan yang akan terjadi. Kata az-Zarkasyi: "Di dalam Al-Qur'an
15
itu (terdapat) ilmu masa-masa awal (silam) dan ilmu masa-masa terakhir atau
yang lazim dikenal dengan sebutan ‘ilmul-awwalina wal-akhirin.“ 3
"Turunnya ayat (istri-istri kamu adalah ibarat tanah tempat kamu bercocok
tanam),4 berkaitan dengan masalah menggauli istri dari belakang."
3
Az-Zarkasyi, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, hlm.181
4
QS. Al-Baqarah (2):223
16
Bentuk kedua yaitu redaksi yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau
hanya sekadar menjelaskan kandungan hukum ayat, yaitu apabila perawi
mengatakan (ayat ini turun mengenai ini). Yang dimaksud dengan ungkapan ini
terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
Demikian pula apabila seorang aku ذاYYزلت في كYYة نYYذه اآليYYب هYY احسsebagai perawi
mengatakan mengira ayat ini turun mengenai soal ini dan itu," atau aku tidak
mengira ayat ini turun kecuali mengenai hal begini." Dengan demikian, sang
perawi tidak merasa pasti benar, dan tidak memastikan asbab al nuzul ayat.5
Contohnya, apa yang diriwayatkan oleh 'Abd Allah bin Zubair, bahwa
Zubair mengajukan gugatan kepada seorang laki-laki dari kaum Anshar-yang
pernah ikut dalam Perang Badar di hadapan Rasulullah SAW tentang saluran air
yang masing-masing. Lalu Rasulullah berkata, "Airkanlah kebunmu Zubair,
kemudian biarkan air itu mengalir ke kebun tetangga- mu." Orang Anshar itu
marah kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, apa sudah
waktunya anak bibimu itu berbuat demikian?" Wajah Rasulullah menjadi merah.
Kemudian ia berkata, "airi kebunmu Zubair, kemudian tahanlah air itu hingga
memenuhi pematang, lalu biarkan ia meng alir ke kebun tetanggamu."
17
nuzul, dan terkadang dimak sudkan bahwa urusan itu termasuk ke dalam cakupan
ayat walaupun tidak ada sebab nuzûl-nya."7
Urgensi dari kedudukan atau fungsi ilmu sabab nuzul dapat dilihat antara lain dari
komentar para pakar ilmu-ilmu Al-Qur'an tentang peranan asbabun- nuzul.
Di antaranya Ibn Daqiq al-'Id (615-702 H), yang antara lain menyatakan:
معرفة سبب النزول يعين على فهم اآلية فإن العلم بالسبب يورث العلم بالمسبب
Para ulama berbeda-beda cara dalam mengurai urgensi dan manfaat dari
mempelajari ilmu asababin-nuzul. Ada yang mengemukakannya secara umum dan
global seperti as-Suyuthi dan Said Ramadhan al-Buthi, sementara yang lain
semisal az-Zarkasyi dan az-Zarqani menyebutkannya secara rinci.
7
Qaththan, Mabahits fi’Ulum Al-Qur’an, hllm.122
8
Jalaluddin As-Suyuthi, Lababun Nuqul fi-Asbabin Nuzul, 1400H/1980M, hlm.13
18
1. mengetahui sisi-sisi positif (hikmah) yang mendorong atas pensyariatan
hukum.
Lebih rinci dari al-Buthi, bahkan juga dari as-Suyuthi, az-Zarkasyi dan -
Zarqani masing-masing menyebutkan enam hingga tujuh macam faedah
(akseologi) dari mempelajari ilmu asbabun-nuzul, yaitu:
9
As-Suyuthi, Al-Itqan li-‘Ulumil Qur’an, hlm.29
10
Said Ramadhan Al-Buthi, hlm.45
19
3. membatasi hukum dengan sebab tertentu bagi mereka yang menganut
kaidah ungkapan (ibarat) itu didasarkan atas kekhususan sabab, bukan pada
keumuman teks;
4. mengetahui bahwa sabab nuzul itu tidak akan keluar dari koridor hukum
5. mengetahui secara jelas kepada siapa turunnya ayat itu ditujukan (di-
alamatkan);
20
dalam redaksi ataupun kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat dalam satu
ayat dari sisi redaksinya, para ulama’ mengemukakan cara sebagai berikut :
Melakukan studi selektif (tarjih). Langkah ini diambil bila kedua riwayatnya
sama-sama berkualitas shahih. Melakukan studi kompromi (jama’) ketika kedua
riwayat yang kontradiktif itu sama-sama shahih yang sederajat dan tidak mungkin
dilakukan tarjih.
21
Dalam versi Bukhari dan Muslim melalui jalur Shahal Ibn Sa’ad dikatakan
bahwa ayat itu turun berkenaan dengan salah seorang sahabat bernama Uwaimir
yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang apa yang harus dilakuan oleh
seorang suami yang mendapati istrinya bezina dengan orang lain. Akan tetapi,
dalam versi Bukhari melaui jalur Ibn Abbas dikatakan bahwa ayat tersebut turun
dengan latar belakang kasus Hilal Ibn Umayah yang mengadu kepada
RasulullahSAW. bahwa istrinya berzina dengan Sarikh Ibn Sahma’. Kedua
riwayat itu berkualitas sahih dan tidak mungkin dilakukan studi tarjih. Oleh
karena itu, perlu dilakukan studi kompromi (jama’). Dua kejadian itu berdekatan
masanya sehingga kita mudah mengkompromikan keduanya. Dalam jangka waktu
yang tidak berselang lama, kedua orang sahabat bertanya kepada Rasululah SAW.
Tentang masalah serupa, maka turunlah ayat mu’amalah untuk menjawab
pertanyaan mereka.
Kalau kedua versi riwayat Asbabun Nuzul itu sahih atau tidak sahih atau
tidak dapat dilakukan studi tarjih dan jama’ maka hendaklah kita anggap ayat itu
diturunkan berulang kali atau yang disebut Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid.
22
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
23
tersebut. Asbab al-
Nuzul merupakan
bahan-bahan sejarah
yang dipakai untuk
menberikan keterangan-
keterangan terhadap
lembaran-lembaran dan
memberinya konteks
dalam memahami
perintah-perintah-Nya.
Sudah tentu
bahan-bahan sejarah ini
hanya melingkupi
24
peristiwa-peristiwa pada
masa Al-
Quran masih turun
(‘ashr at-tanzil).
Asbab al-Nuzul adalah
kejadian atau peritiwa
yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Quran.
Ayat tersebut dalam
rangka menjawab,
emjelaskan
dan menyelesaikan
masalah-masalah yang
25
timbul dari kejadian-
kejadian
tersebut. Asbab al-
Nuzul merupakan
bahan-bahan sejarah
yang dipakai untuk
menberikan keterangan-
keterangan terhadap
lembaran-lembaran dan
memberinya konteks
dalam memahami
perintah-perintah-Nya.
Sudah tentu
26
bahan-bahan sejarah ini
hanya melingkupi
peristiwa-peristiwa pada
masa Al-
Quran masih turun
(‘ashr at-tanzil).
Asbab al-Nuzul adalah
kejadian atau peritiwa
yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Quran.
Ayat tersebut dalam
rangka menjawab,
emjelaskan
27
dan menyelesaikan
masalah-masalah yang
timbul dari kejadian-
kejadian
tersebut. Asbab al-
Nuzul merupakan
bahan-bahan sejarah
yang dipakai untuk
menberikan keterangan-
keterangan terhadap
lembaran-lembaran dan
memberinya konteks
dalam memahami
28
perintah-perintah-Nya.
Sudah tentu
bahan-bahan sejarah ini
hanya melingkupi
peristiwa-peristiwa pada
masa Al-
Quran masih turun
(‘ashr at-tanzil).
Asbab al-Nuzul adalah
kejadian atau peritiwa
yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Quran.
Ayat tersebut dalam
29
rangka menjawab,
emjelaskan
dan menyelesaikan
masalah-masalah yang
timbul dari kejadian-
kejadian
tersebut. Asbab al-
Nuzul merupakan
bahan-bahan sejarah
yang dipakai untuk
menberikan keterangan-
keterangan terhadap
lembaran-lembaran dan
30
memberinya konteks
dalam memahami
perintah-perintah-Nya.
Sudah tentu
bahan-bahan sejarah ini
hanya melingkupi
peristiwa-peristiwa pada
masa Al-
Quran masih turun
(‘ashr at-tanzil).
Asbab al-Nuzul adalah kejadian atau peritiwa yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Quran. Ayat tersebut dalam rangka menjawab, menjelaskan dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut.
Asbab al-Nuzul merupakan bahan-bahan sejarah yang dipakai untuk menberikan
keterangan-keterangan terhadap lembaran-lembaran dan memberinya konteks
dalam memahami perintah-perintah-Nya. Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini
hanya melingkupi peristiwa-peristiwa pada masa Al-Quran masih turun (‘ashr at-
tanzil).
31
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat. Kami sebagai penyusun makalah
ini menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka kami harapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun dari pembaca dan kami juga
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
32