KELOMPOK 2
Disusun Oleh :
1. Dyahayu Shinta KM
2. Efi Khoriah
3. Efif Lula Fidayanti
4. Eka Puspa Marlena
5. Etiek Nafisah
6. Fenny Cahaya Khaerani.
7. Fikrotus Shofa
8. Fina Audina Sofiana
9. Fitri Aurida
10. Fitriya Fitri Anggraeni
11. Hanifah Ulya Ramadhani
Kelas : I.A
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa atas selesainya tugas Makalah
kami tentang “TAHAP DAN PRINSIP BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN” yang
ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KONSEP DASAR KEPERAWATAN”.
Pada akhirnya, dengan usaha dan doa, tugas ini dapat selesai dengan baik. Namun begitu, tiada
gading yang tak retak, kami yakin masih banyak kekurangan dalam karya tugas ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
karya tulis ini. Untuk itu semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya.
Demikian, kami harap makalah ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita semua.
Aamiin.
Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................5
3
BAB I. PENDAHULUAN
2. Mencari alasan.
8. Mencari alternatif.
4
9. Bersikap dan berpikir terbuka.
10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
12. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1 adalah mampu
merumuskan pokok-pokok permasalahan. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no.
3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan 12 adalah mampu
memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis
no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang
berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu
menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan.
Menurut R. Swartz dan D.N. Perkins dalam Hassoubah (2004: 86) menyatakan bahwa berpikir
kritis berarti:
1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima atau apa
yang akan dilakukan dengan alasan yang logis.
2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan.
3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan
serta menerapkan standar tersebut.
4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti
yang mendukung suatu penilaian.
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, R.H
Ennis dalam Hassoubah (2004: 87) memberikan sebuah definisi berpikir kritis adalah
berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat
5
menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya Beyer dalam Hassoubah (2004), menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis ini
meliputi keterampilan untuk menentukan kredibilitas suatu sumber, membedakan antara
yang relevan dan yang tidak relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, mengidentifikasi bias yang ada,
mengidentifikasi sudut pandang, mengevaluasi bukti yang ditawarkan. Selanjutnya Tyler
dalam Redhana (2003: 13-14) berpendapat bahwa pengalaman atau pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam
pemecahan masalah dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa. Pertukaran
gagasan yang aktif didalam kelompok kecil tidak hanya menarik perhatian siswa tetapi juga
dapat mempromosikan pemikiran kritis. Kerjasama dapat memberi kesempatan kepada
siswa untuk terlibat dalam diskusi, bertanggung jawab terhadap pelajaran sehingga dengan
begitu mereka menjadi pemikir yang kritis (Totten dalam Gokhale 2002).
Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan
memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis. Seorang pemikir kritis mampu
menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi
untuk memecahkan masalah, and mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk
dirinya. Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain.
Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat digunakan
untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat
memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun
melakukan tugas konstruktif. Pemikir kritis mampu melakukan introspeksi tentang
kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan
menelaah atau menganalisis suatu sumber, mengidentifikasi sumber yang relevan dan yang
tidak relevan, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, menerapkan berbagai strategi
untuk membuat keputusan yang sesuai dengan standar penilaian.
6
1.2 Rumusan Masalah
Jbenrc mudimadarmaudamaam mtumtu kmjatzApa yang dimaksud dengan tahap dan
prinsip-prinsip berfrikir kritis?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tahap dan p
7
BAB II. PEMBAHASAN
8
dingin selama dua bulan. Apakah Anda pikir ilmuwan membuktikan bahwa
senyawa ini mencegah flu? Bagaimana hal ini berhubungan dengan arti bukti?
Setelah belajar tentang konvers, invers, dan kontrapositif, meminta siswa untuk
memutuskan apakah kesalahan penalaran telah dibuat dalam mengikuti dan
mendukung kesimpulan mereka tentang masalah berikut : ibu Katy
memberitahunya, "Jika Anda tidak menjaga kamar anda bersih, maka Anda tidak
akan mendapatkan wallpaper baru musim semi berikutnya. "Katy merasa selalu
membersihkan kamarnya, dan merasa ibunya telah melanggar janji ketika dia tidak
mendapatkan wallpaper baru.
Belajar dan berfikir kritis merupakan proses sepanjang hidup. Belajar dan berfikir
sepanjang waktu tidak dapat dipisahkan, sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru
dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk
asumsi, menyajikan ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid.
Perawat professional harus selalu melihat dan berfikir kedepan. Praktik keperawatan harus selalu
berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan baru yang ebih efektif, yang mempunyai
bukti-bukti yang mendukung secara ilmiah, dan memberikan hasil yang lebih baik untuk klien.
Dengan berfikir kritis, perawat mampu belajar dan untuk secara positif mempengaruhi praktik
keperawatan. Kedewasaan seorang perawat diukur dengan kemampuannya untuk menggunakan
pengetahuan baru dan terlibat daam proses penemuan yang menguntungkan bagi klien dan
profesi keperawatan.
9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berfikir kritis adalah suatu proses berfikir sistematik yang penting bagi berfikir kritis
adalah berfikir dengan tujuan dan mengarah kesasaran yang membantru individu membuat
penilain berdasarkan kata bukan fikiran. Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komersial
untuk keperawatan profesiona karena cara berfikir ini terdiri atas pendekatan holistic dan
pemecahan masalah.
3.2 Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berfikir kritis dalam keperawatan kita harus
memngembangkan fikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berfikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan.
Sehingga saat berfikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman dan
tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu,
Yogayakarta
Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Graha
Ilmu, Yogyakarta
Sumber Internet :
http://www.akuinginsukses.com/14-teknik-komunikasi-yang-paling-efektif/
11
SOAL :
a. 1,5,3,4,2
b. 4,1,3,2,5
c. 5,2,4,3,1
d. 3,4,2,1,5
3. Dibawah ini yang merupakan dari alasan berfikir kritis dalam keperawatan ,kecuali
a. mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
b. penerapan profesionalisme
c. memberikan dampak psikologis yang baik bagi pasien
d. berfikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menuju
keberhasilan dalam berbagai aktivitas
12
4. bagaiman jika perawat tidak menerapkan pola berfikir kritis
a. akan berdampak dalam mengiunterprestasikan dan mengevauasi informasi
dalam membuat penilaian terhadap proses keperawatan di dalam memenuhi
kebutuhan pasien
b. akan memperburuk kondisi pasien
c. tidak memiliki kreatifitas tetapi hanya mengikuti intruksi dokter
d. asumsi luas dalam pengambilan keputusan
5. di dalam prinsip berfikir kritis terdapat manfaat berfikir kritis bagi perawat yaitu
a. perawat mampu menentukan diagnose pasien
b. perawat mampu melakukan tindakan berat tanpa didampingi dengan dokter
c. perawat terbebas tanggung gugat atau tanggung jawab sebagai perawat
d. perawat mampu belajar cara positif maupun mempengaruhi praktik
keperawatan
13
3. Adelia feranika kelompok 1
Ide-ide seperti apa yang diberikan perawat kepada kien?
Jawab: etiek nafisha
ide-ide tersebut biasanya adalah ide positif yang diberikan perawat kepada pasien
agar kien termotivasi untuk cepat sembuh. Contohnya pada pasien thypoid biasanya
perawat memberikan ide-ide seperti menganjurkan pasien untuk tidak memakan
makanan pedas, asam agar pasien cepat sembuh. Tetapi perawat memberikan ide-ide
kepada pasien untuk memakan makanan yang halus contoh bubur.
4. Yolawati keompok 5
Bagaimana cara membuat keputusan yang kritis?
Jawab: efif lula fidayanti
Membuat keputusan yang kritis adalah melakukan peniain dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini di ambil seteah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternative. Sebelum pilihan dijatuhkan ada beberapa tahap yang akan dilalui pembuat
keputusan. Tahapan tersebut meliputi:
1. Identifikasi masalah utama
2. Menyusun aternatif yang akan dipiih, dan
3. Mengambil keputusan yang terbaik
14