Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

TEORI TEORI MENGENAI PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Makalah diajuhkan untuk memenuhi salah satu tugas semester Ganjil Pada mata pelajaran
Sosiologi

DiSUSUN OLEH :
KELOMPOK
II
MOH. RANDY B N.TSEO
ZAKY.UBAIDILLAH
ZULFIKRA.APITA
SUSANTI.KHOLIFAH
INDRI SUNGE
JENI TALIA

MAS. ALIYAH ALKHAIRAAT BUNTA


2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Dampak
Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
BAB I

TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Para sosiolog dan psikolog sosial mengembangkan beragam teori untuk menjelaskan
berbagaiaspek dari kelompok sosial, terutama proses terbentuknya. Bagaimanakah
terbentuknyakelompok sosial menurut teori-teori tersebut ? Mari simak bahasan berikut

TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Secara teoretis, untuk membahas lebih mendalam mengenai proses pembentukan


kelompoksosial, dapat dikemukakan beberapa teori penting

1.teori aktivitas-interaksi-Sentimen
 Teori yang di temukan oleh george C. Homans(1910-1989) ini mengemukakan bahwa
Kelom terbentuk karena individu-individu melakukan aktivitas bersama secara
intensif sehingga memperluas wujut dan cakupan interaksi di antara mereka. Pada
akhirnya, akan muncul sentimen (emosi atau perasaan) keterikatan satu sama lain
sebagai faktor pembentuk kelompok sosial.
2.teori alasan praktis
Teori alasan praktis (practicalcalities of group formation) dari H. Joseph Reitz (1985)
Beransumsi bahwa individu bergabung dalam suatu kelompok untuk memenuhi beragam
kebutuhan praktis.
Abraham H. Maslow (1908-1970) mengidentifikasi beberapa kebutuhan praktis tersebut,
yaitu:
• kebutan kebutuhan fisik (udara, air, makanan, pakaian)
• kebutuhan rasa aman
• kebetulan untuk menyangi dan di sayangi.
• kebutuhan terhadap penghargaan (dari dirinya sendiri dan orang lain)
• kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (menggali segenap potensi dan bertumbuh.

3. Teori hubungan pribadi


Teori ini di sebut juga sebagai teori FIRO. B (Fundamental interpersonal Relation Orientation
Behaviour) dan ditemukan oleh W.C Schutz (1925-2002). Inti teori FIRO-B ialah bahwa
manusia berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam hubungan antar pribadi,
yakni:
• Kebutuhan inklusi yakni kebutuhan untuk terlibat dan tergabung dalam sautu kelompok.
• Kebutuhan kontrol, yakni kebutuhan akan arahan, petunjuk, serta pedoman berperilaku
dalam kelompok.
• kebutuhan afeksi, yakni kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian dalam kelompok.
Sejalan dengan itu, W. C. Schutz membagi anggota kelompok atas dua tipe, yaitu:

1.Tipe yang membutuhkan(wanted), yaitu membutuhkan inklusi (ingin di ajak, ingin di


libatkan), membutuhkan kontrol (ingin mendapatkan arahan, ingin di bimbing), dan
membutuhkan afeksi (ingin diperhatikan, ingin disayangi).

2. Tipe yang memberi (expresed) yakni memberi inklusi (mengajak,)melibatkan orang lain)
memberi kontol (mengarahkan, memimpin, membimbing) dan memberi afeksi
(memperhatikan, menyangi)

4.Teori identitas sosial


Teori ini menegaskan bahwa kelompok terbentuk karena adanya sekumpulan orang orang
yang menyadari atau mengetahui adanya satu identitas sosial bersama identitas sosial dapat di
makna sebagai proses yang mengikatkan indi idu pada kelompoknya dan menyebabkan indi
fidu menyadari diri sosial (Social self) atau status yang melekat padanya.kesamaan identitas
lantas menjadi faktor pemersatu indi fidu hingga membentuk suatu kelompok sosial.

5.Teori identitas kelompok


Teori yang di kembangkan oleh D.L Horowitz (1939-) ini mengemukakan bahwa individu
individu dapat mengelompok karena memiliki kesamaan identitas etnis atau suku bangsa.
Indentitas etnis tersebut.Misalnya, mewujud pada ciri fisik (baik bawahan lahir maupun
akibat perlakuan tertentu seperti dikhitandikhitan), kebiasaan hidup, bahwa, bahasa, atau
ekspresi budaya.

6.Teori kedekatan(Propinquity)
“teori ini dikemukakan oleh fred Luthans (1939)sumsi teori teori Propinquity Ialah bahwa
seseorang berkelompok dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerah)
Spatial and geographical proximity !. Sebagai contoh, seorang pelajar yang duduk berdekatan
dengan seorang pelajar lain di kelas akan lebih mudah membentuk kelompok, dibanding
dengan pelajar yang berbeda kelas. Dalam suatu kantor, pegawai-pegawai yang bekerja
seruangan juga akan mudah mengelompok, dibandingkan pegawai-pegawai yang secara fisik
terpisahkan satu sama lain.
7.Teori keseimbangan
Ori keseimbangan ( a balance theory of group formation ) dari heodore M. Newcomb
(1903-1984) Berasumsi bahwa seseorang tertarik untuk berkelompok dengan orang lain
atasdasar adanya kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya kesamaan sikap dalam menanggapi
suatu obyek )tujuan,Maupun kesamaan agama, ideologi, gaya hidup, pekerjaan, status
sosial,dan sebagainya.

8.Teori pembentukan Beralasan


Teori ini dikembangkan oleh Alvin zander (1917-1981)intinya ialah bahwa terdapat sejumlah
alasan pembentukan kelompok:

• Deliberate formation
Kelompok dibentuk berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti mendukung pencapaian
tujuan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di suatu desa,di
bentuklah kelompok tani yang bercirikan tolong-menolong dan gotong royong.
• pontaneous formation
6elompok dibentuk secara spontan, tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu.
Misalnya,siswa-siswa yang mengelompok secara sukarela untuk mengerjakan penugasan dari
guru.
• External designation
Pembentukan kelompok di dasarkan atas hal-hal tertentu yang dapat digunakan sebagai
patokan, contohnya, orang orang di kelompokan berdasarkan warna kulitkulit, jenis kelamin,
usia,pekerjaan/jabatan,pendidikan,agama,minat, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai