Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem merupakan gabungan dari berbagai elemen atau unsur yang saling

melengkapi dan bekerja sama untuk mencapai suatu target atau tujuan atau

kegiataan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapain suatu sasaran tertentu.

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri atau lebih

komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai

contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa

membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang

memadukan kedua peralatan tersebut (Guswandi, 2017).

2.1.1 Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi

manajemen didalam pengambilan keputusan. Yang patut bagian komponennya

dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya serta mencari beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut

(Prawiro, 2017).

Sistem informasi adalah sebuah sistemyang memiliki kemampuan

untuk mengumpulkan data dan mengelompokkan berbagai informasi dari semua

sumber dan memakai berbagai media untuk menampilkan sebuah informasi

(Albaidhlawy & Musliyana, 2020).


2.1.2 Teknologi Informasi

Teknologi insformasi adalah suatu teknologi berupa yang digunakaan

untuk memperoleh, mengirimkaan, mengolah, menaafsirkan, menyimpan,

mengorgaanisasikan, saecara bermakana untuk meamperoleh inforamasi yang

berakualitas (Pangestu, dkk, 2019).

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdapat komponen-komponen sebagai berikut

(Suroyo & Devitra, 2019):

1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer

dan printer

2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan intruksi yang

memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Basis data (database), adalah sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang

berkaitan dengan penyimpanan data.

4. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan

pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

5. Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggungjawab dalam

pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem

informasi.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubunga yang

memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh

sejumlah pemakai.
2.1.4 Karakteristik Sistem

Analisis Sistem Informasi, model umum sebuah sistem terdiri dari

input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat

sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan

keluaran sekaligus. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-

sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu

sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut (Nestary,

2020):

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut

dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat

sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih

besar yang disebut dengan Supra sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan

sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya Batasan

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.

Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi

sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu

dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus

dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem

tersebut.

4. Penghubung sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut

dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.

Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain

dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem

yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat

berupa pemeliharaan (maintenance input) dan signal (signal input). Sebagai

contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintennace

input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data”

adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang

berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti

contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana


informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan

atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

7. Pengolah Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan

menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah

data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik.

Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada

gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan

yang telah direncanakan.

2.2 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

Rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan satu

bidang yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk

pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak,

dan sebagainya (Wanatumini & Iskandar, 2019).

2.2.1 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) adalah program komputer yang terasosiasi

dengan dokumentasi perangkat lunak seperti dokumentasi kebutuhan, model

desain, dan cara penggunaan (user manual). Sebuah program komputer tanpa

terasosiasi dengan dokumentasinya maka belum dapat disebut perangkat lunak

(software). Sebuah perangkat lunak juga sering disebut dengan sistem perangkat
lunak. Sistem berarti kumpulan komponen yang saling terkait dan mempunyai

satu tujuan yang ingin dicapai.

2.3 Definisi Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan

pembangunan dengan menggunakan prinsip konsep rekayasa dengan tujuan

menghasilkan perangkat lunak yang bernilai ekonomi yang dipercaya dan bekerja

secara efisien menggunakan mesin. Perangkat lunak banyak dibuat dan pada

akhirnya sering tidak digunakan karena tidak memenuhi kebutuhan pelanggan

atau bahkan karena masalah non-teknis seperti keenggan pemakai perangkat lunak

(user) untuk mengubah cara kerja manual ke otomatis, atau ketidakmampuan user

menggunakan komputer. Oleh karena itu, rekayasa perangkat lunak dibutuhkan

agar perangkat lunak yang dibuat tidak hanya menjadi perangkat lunak yang tidak

dipakai (Rosa & Salahuddin, 2018).

SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah sistem

perangkat lunak dengan menggunakan mode- model dan metodolgi yang

digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak

sebelumnya. Tahapan yang dibahas pada penelitian ini adalah tahapan desain

yakni tahapan memindahkan analisis ke sebuah model bahasa yakni UML (Putra

& Andriani, 2019).

2.3.1 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah Metodologi kolaborasi

antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling Technique), serta OOSE

(object Oriented Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnya,


merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk analisa dan

perancangan sistem dengan metodologi berorientasi objek mengadaptasi

maraknya penggunaan bahasa “pemrograman berorientasi objek” (OOP)”. UML

merupakan bahasa standar untuk penulisan blueprint software yang digunakan

untuk visualisasi, spesifikasi, pembentukan dan pendokumentasian alat-alat dari

sistem perangkat lunak (Abor & Pitrawati, 2018).

Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML yang terdapat di

bawah ini adalah:

1. Use Case Diagram


Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior)

sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi

antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat (Irsyad,

dkk, 2020). Berikut ini simbol-simbol yang sering digunakan pada saat

pembuatan use case diagram, dapat kita lihat pada Tabel 2.1.

Table 2. 1 Simbol-Simbol Use Case Diagram

No Simbol Nama Simbol Keterangan


(1) (2) (3) (4)
Fungsionalitas yang

disediakan sistem sebagai

unit-unit yang saling bertukar

pesan antar unit atau aktor;

1 Use case biasanya dinyatakan dengan


Nama use
menggunakan kata kerja di
case
awal frase nama use case.
Orang, proses, atau sistem

lain yang berinteraksi dengan

sistem informasi yang akan

dibuat diluar sistem informasi

yang akan dibuat itu sendiri,

2 Aktor / Actor jadi walaupun simbol dari

aktor adalah Gambar orang,

tapi aktor belum tentu

merupakan orang; biasanya

dinyatakan menggunakan

kata benda di awal frase nama

use case.

(1) (2) (3) (4)

Komunikasi antara aktor dan

use case yang berpartisipasi

3 Asosiasi/Association pada use case atau use case

memiliki interaksi dengan

aktor.

4 Relasi use case tambahan ke

<<extend>> sebuah use case yang

ditambahkan dapat berdiri

sendiri walau tanpa use case


tambaha itu; mirip dengan

Ekstensi/Extend prinsip inheritance pada

pemograman berorientasi

objek; biasanya use case

tambahan memiliki nama

depan yang sama dengan use

case yang ditambahkan.

Hubungan generalisasi dan

spesialisasi (umum-khusus)

5 Generalisasi / antara dua buah use case

Generalization dimana fungsi yang satu

adalah fungsi yang lebih

umum dari lainnya.

(1) (2) (3) (4)

Relasi use case tambahan ke

sebuah use case dimana use

case yang ditambhakan

6 <<include>> Menggunakan / memerlukan use case ini

include/uses untuk menjalankan fungsinya

atau sebagai syarat dijalankan

use case ini.

Sumber : Abor & Pitrawai (2019)


2. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan

sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi

objek. Class menggambarkan keadaan diantaranya : Atribut/properti suatu

sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut

(metoda/fungsi). Menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan

objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan,

asosiasi, dan lain-lain (Raka, dkk, 2018). Berikut ini simbol-simbol yang sering

digunakan pada saat pembuatan class diagram, dapat kita lihat pada Tabel 2.2.

Table 2. 2 Simbol-Simbol Class Diagram

NO Simbol Nama Simbol Keterangan


(1) (2) (3) (4)

1 Kelas Kelas pada struktur sistem.


Nama_kelas

+atribut

+operasi()

2 Antarmuka Sama dengan konsep interface

Nama_interface dalam pemograman berorientasi

objek.

3 Asosiasi Relasi antar kelas dengan makna

umum, asosiasi biasanya juga

disertai dengan multiplicity.


4 Asosiasi berarah Relasi antarkelas dengan makna

kelas yang satu digunakan oleh

kelas yang lain, asosiasi

biasanya juga disertai dengan

multiplicity.

5 Generalisasi Relasi antarkelas dengan makna

generalisasi-spesialisasi (umum-

khusus)

6 Kebergantungan Kebergantungan antarkelas

(1) (2) (3) (4)

7 Agregasi Relasi antarkelas dengan makna

semua-bagian (whole-part)

Sumber : Abor & Pitrawai (2019)

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima

antar objek. Gambaran sequence diagram dibuat minimal sebanyak

pendefinisan use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua

use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada

sequence diagram sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan, maka

sequence diagram yang harus dibuat juga semakin banyak (Putra & Andriani,

2019). Berikut ini simbol-simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan

sequence diagram, dapat kita lihat pada Tabel 2.3.


Table 2. 3 Simbol-Simbol Squence Diagram

No Nama Simbol Simbol Keterangan


(1) (2) (3) (4)

1 Aktor Orang, proses, atau sistem lain

yang berinteraksi dengan sistem

informasi yang akan dibuat di luar

sistem informasi yang akan dibuat


Atau
itu sendiri, jadi walaupun simbol
nama aktor
dari aktor adalah Gambar orang,

tapi aktor belum tentu merupakan

orang; biasanya dinyatakan


Tanpa waktu aktif
menggunakan kata benda di awal

frase nama aktor.

2 Garis / Menyatakan kehidupan suatu objek

lifeline

3 Merupakan objek yang berinteraksi


nama objek : nama
Objek pesan.
kelas
4 Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan

aktif dan berinteraksi, semua yang

terhubung dengan waktu aktif ini

adalah sebuah tahapan yang

dilakukan di dalamnya.

5 Pesan tipe Menyatakan suatu objek membuat


<<create>>
create objek yang lain, arah panah
No Nama Simbol Simbol Keterangan
(1) (2) (3) (4)

mengarah pada objek yang dibuat.

6 Pesan tipe Menyatakan suatu objek

call memanggil operasi/metode yang


1 : nama_metode()
ada pada objek lain atau sendirinya

sendiri.

7 Pesan tipe Menyatakan masukan dalam

1 : masukan send sebuah objek

8 Pesan tipe Menyatakan bahwa suatu objek

return yang telah menjalankan suatu

operasi atau metode menghasilkan


1 : keluaran
suatu kembali ke objek tertentu,

arah panah mengarah pada objek

yang menerima kembalian.

9 Pesan tipe Menyatakan suatu objek

<<destroy>> destroy mengakhiri hidup objek yang lain,

arah panah mengarah pada objek

yang diakhiri, sebaiknya jika ada

create maka ada destroy.

Sumber : Abor & Pitrawai (2019)


4. Activity Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin, (2018). Activity diagram menggambarkan

workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis.

Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa activity diagram menggambarkan

aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat

dilakukan oleh sistem. Berikut ini simbol-simbol yang sering digunakan pada

saat pembuatan activity diagram, dapat kita lihat pada Tabel 2.4.

Table 2. 4 Simbol-Simbol Activity Diagram

No Simbol Nama Simbol Keterangan


(1) (2) (3) (4)

1 Status awal Status awal aktivitas sistem,

sebuah diagram aktivitas

memiliki sebuah status awal.

2 Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem,

aktivitas biasanya diawali

dengan kata kerja.


Aktivitas

3 Percabangan / Asosiasi percabangan dimana

decis on jika ada pilihan aktivitas lebih

dari satu.

4 Penggabungan / Asosiasi penggabungan dimana

join lebih dari satu aktivitas

digabungkan menjadi satu.


No Simbol Nama Simbol Keterangan
(1) (2) (3) (4)

5 Status akhir Status akhir yang dilakukan

sistem, sebuah diagram aktivitas

memiliki sebuah status akhir.

6 Swimlane Memisahkan organisasi bisnis


nama swimlane yang bertanggung jawab

terhadap aktivitas yang terjadi.

Sumber : Abor & Pitrawai (2019)

5. Deployment Diagram

Deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses

eksekusi aplikasi. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras

lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan

sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat

juga didefinisikan dalam diagram ini (Rosa & Shalahuddin, 2018). Berikut ini

simbol-simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan deployment

diagram, dapat kita lihat pada Tabel 2.5.

Table 2. 5 Simbol-Simbol Deployment Diagram

No Simbol Nama Simbol Keterangan


(1) (2) (3) (4)

1 Package Package merupakan sebuah

bungkusan dari satu atau lebih


package
node.
No Simbol Nama Simbol Keterangan
(1) (2) (3) (4)

2 Node Biasanya mengacu pada


Nama_node
perangkat keras (hardware),

perangkat lunak yang tidak

dibuat sendiri (software), jika

didalam node disertakan

komponen untuk

mengkonsistenkan rancangan

maka komponen yang

diikutsertakan harus sesuai

dengan komponen yang telah

didefenisikan sebelumnya pada

diagram komponen.

3 Kebergantunga Kebergantungan antar node, arah

n/dependency panah mengarah pada node yang

dipakai.

4 Link Relasi antar node

Sumber : Rosa A.S M.Salahuddin (2018)

2.4 Basis Data

Basis yang berarti tempat atau gudang dan data beupa fakta atau suatu

kejadian. Jadi basis data merupakan suatu kelompok data atau arsip yang saling

terhubung atau terstruktur dalam menyimpan suatu data dengan tujuan data
tersebut dengan mudah untuk di panggil maupun digunakan kembali

menggunakan basis data pada suatu sistem yang telah dibangun. Kemudian basis

data dapat memberikan manfaat dalam efesiensi waktu pada penggunanyaa.

Setelah itu beberapa manfaat atau kelebihan dalam menggunakan basis data

yaitu kemudahan dalam pembangunan aplikasi, security, ketersediaan,

kelengkapan, efesiensi ruang, keputusan dalam mengontrol data, kecepatan dan

kemudahan, keakuratan, pemakaian secara langsung, kebebasan dalam

menggunakan data dan tampilan pengguna.

Adapun bagian dari basis data sebagai berikut:

1. MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak yang terdapat didalam sistem

manajemen basis data SQL (Database Management System) atau yang

biasa disebut DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta

instalasi di seluruh dunia. Dalam membuatkan MySQL yang tersedia di

dalam perangkat lunak yang terletak di GPL atau yang biasa di sebut

dengan General Public License. Dan tetapi MySQL ini dapat menjual

dibawah komersial dalam kasus pengguna bagi yang tidak sama cocok

dengan penggunaan General Public License.

2. XAMPP

XAMPP diartikan sebagai software web apache yang terdapat database

MySQL dan php programming. XAMPP merupakan software yang

mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows.

Keuntungannya hanya menginstall sekali yang sudah tersedia di dalam

web apache, database MySQL, dan PHP programming (php4 dan php5).
Hanya bedanya kalau yang versi untuk windows sudah dalam bentuk

instalasi grafis dan yang Linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz.

Versi windows ini memiliki kelebihan tersendiri antara lain yaitu

mempunyai fitur yang dapat mengaktifkan sebuah server secara free, dan

jika di bandingkan dengan linux sangat jauh sekali karena linux masih

berupa perintah-perintah di console. Oleh karena itu yang versi untuk

linux sulit untuk dioperasikan. Dulu XAMPP untuk linux dinamakan

LAMPP, sekarang berganti nama menjadi XAMPP for Linux (Dhika,

Isnain, & Tofan, 2019).

2.5 Audit

Menurut Sukrisno Agoes, “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis

dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen beserta catatan catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut”. Menurut Arens dan Loebbecke (2003),

“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi

yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang

kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian

informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya

dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten”. Menurut Mulyadi,

“Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat


kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan”. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa audit adalah

proses pengumpulan dan evaluasi bukti dengan tujuan untuk menentukan dan

melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan.

Tujuan audit adalah mendapatkan informasi faktual dan signifikan berupa data

hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor yang dapat digunakan oleh auditee

atau menejemen untuk berbagai keperluan misalnya untuk dasar pengambilan

keputusan , pengendalian manajemen, perbaikan atau perubahan dalam berbagai

aspek dalam upaya mengamankan kebijakan dan mencapai tujuan organisasi

secara keseluruhan (Rabhani et al., 2020).

2.6 Metode Cobit

Menurut Sasongko, “Control Objective for Information & Related

Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT

Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen,

untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-

masalah teknis IT” [4] . Menurut Tanuwijaya dan Sarno, “COBIT mendukung tata

kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI

dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI

memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara

tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab” COBIT adalah

salah satu framework yang digunakan untuk standar audit, COBIT merupakan

standar yang dinilai lengkap dan cakupan yang menyeluruh sebagai framework

audit. COBIT dikembangkan secara berkala oleh ISACA. Didalam COBIT ini
terdapat beberapa Domain yang digunakan untuk proses audit (Mardilla &

Mukhayaroh, 2020).

COBIT 4.1 adalah salah satu framework yang dapat menjadi standar dalam

pelaksanaan proses auditing yang terdiri dari empat domain dan merupakan

sebuah proses yang dapat digunakan dalam melaksanakan suatu aktivitas auditing

. Aktivitas teknologi informasi pada COBIT 4.1 terdapat empat domain yaitu Plan

and Organise (PO), Deliver and Support (DS), Acquire and Implement (AI),

Monitor and Evaluate (ME) dari keempat domain tersebut saling berhubungan

pada proses auditing siklus domain dapat dilihat pada Gambar 4.1. siklus domain

Cobit 4.1 (Andry, dkk, 2019).

Gambar 2. 1 Siklus Domain Cobit


Sumber : (Andry, dkk 2019)

Anda mungkin juga menyukai