Anda di halaman 1dari 19

JURNAL

PSIKOLOGI STRES
Dosen pengampuh:

DI SUSUN OLEH:
USRIAYU RAUF

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS SAINSTEK


UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................

1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

2.1 Defenisis stress...........................................................................................


2.2 Jenis-jenis stress.........................................................................................
2.3 Faktor-faktor penyebab stress.....................................................................
2.4 Efek negative stress....................................................................................
2.5 Aspek-aspek stress......................................................................................
2.6 Dimensi stress.............................................................................................
2.7 Akibat stress...............................................................................................
2.8 Cara mengatasi stress.................................................................................

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, atau segalah
limpahan rahmat dengan karunia nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah laporan ini yang berjudul ”standar diagnosa keperawatan indonesia
(sdki)“

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


tuhan YME dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,dalam kesempatan
ini penyusun menghanturkan rasa hormat dan terimakasih kepada dosen keterampilan
dasar keperawatan, serta teman yang membantu dalam makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari
kesempatan kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan
rendah hati menerima masukan,saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

kamis, 13 oktober 2023


penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pskologi membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya menemukan
kebahagiaan. Psikologi akan memberi tahu Anda Mengapa Hidup Anda Tidak
Menyenangkan dan Apa yang Dapat Anda Lakukan dengan Hidup Anda selama
Anda juga membaca Saya Tidak Harus Membuat Segalanya Menjadi Lebih Baik
Bahkan ka seandainya Anda merasakan bahwa tidak ada cara apapun untuk
memperbaki hidup Anda. Anda mungkin dapat terhibur oleh Kenikmatan akan
Stres. Kenikmatan akan Kegagalan, dan Bahagia, Apapun yang Terjadi. Atau
Anda dapat Memasuki Pusat Kebahagiaan di Otak Anda dengan menggunakan
metode wa bebas."
Pskologi akan memperkaya dan membuat Anda sukses jika Anda membaca
Langkah Kecil untuk Mencapai Sukses, Langkah Besar, atau Bagaimana Cara
Mencapai Sukses dalam Hidup Anda. Anda dapat belajar tentang Bagaimana
Membuat Hal yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin dan juga bagaimana
caranya Mendapatkan Apa yang Seharusnya Menjadi Milk Anda. Psikologi akan
membantu Anda jatuh cinta, tetap mencintal, dan melupakan orang yang Anda
cintai Cinta adalah Jawabannya, namun hanya jika Anda lebih dulu Men cintal
Diri Anda Sendiri dan tidak mengembangkan Cinta Obsesit. Anda dapat belajar
mengenal Bagaimana Membuat Semua Orang Mencintai Anda selama Anda
Jangan Katakan ya Ketika Anda ingin Berkata Tidak. Begitu Anda sudah saling
mencintal tentunya Anda butun Seni Bercinta, dan Seni Menjaga Hubungan dan
jika hubungan Anda dihadapkan pada masalah, Anda mungkin ingin mancala
Penyelamat Hubungan Asmara Jika Anda lebih menyukai hal-hal yang ingin
Anda ketahul dipapasan dalam daftar yang mudan dikuti, Anda sangat beruntung
Anda dapat Menjalani Hidup yang Anda Suka dalam Sepuluh Langkah Mudah,
menemukan Sepuluh Rahasia Mencapai Sukses dan kedamaian Hat, mencoba
Obat Kecemasan.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa. Lo- gos
berarti ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi psikologi berar- ti: "ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejala, proses maupun latar
belakangnya". Namun pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya
berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan) karena:
1. Ilmu jiwa adalah ilmu jiwa secara luas termasuk khayalan dan spekulasi
tentang jiwa itu.
2. Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang di- peroleh
secara sistematis dengan metode-metode ilmiah.
'Psikologi' didefinisikan sebagai kajian saintifik tentang tingkah- laku dan
proses mental organisme. Tiga ide penting dalam definisi ini ialah; 'saintifik',
tingkah laku, dan proses mental". Saintifik bermakna kajian yang dilakukan dan
data yang dikumpulkan mengikuti prose- dur yang sistematik.Stress psikologis
merupakan gangguan yang sering terjadi pada saat seseorang akan menghadapi
masalah atau sedang terkena masalah sehingga menimbulkan beberapa tekanan
dari luar maupun dalam yang membuat seseorang harus mengalami stress
psikologis tersebut yang nantinya dapat menimbulkan komplikasi berupa
gangguan mental lainnya. Stress dapat ditimbukal oleh berbagai macam masalah,
baik masalah kecil, hingga masalah besar.
Menurut Rom dan Reznick (2016), konsep stress secara umum dapat diartikan
sebagai proses beradaptasi suatu makhluk hidup, sesuai dengan teori Charles
Darwin (1809-1802) yang berkata bahwa untuk dapat bertahan hidup. makhluk
hidup perlu beradaptasi dengan lingkungannya dengan diawali oleh fase stress
terlebih dahulu yang diakibatkan oleh berubahnya atau baru dikenalnya suatu
lingkungan yang baru ditempati oleh makhluk hidup tersebut. Teori tersebut juga
didukung oleh formulasi yang di buat oleh Walter B. Cannon (1871-1945)
mengenai respon yang terjadi dan kemungkinan mekanisme biologis yang juga
melibatkan hormon-hormon darurat (Rom & Reznick, 2016). Hal ini
menyebabkan perubahan perilaku, emosi dan kebiasaan seseorang sehingga
banyak mengganggu kewajiban dan kegiatan yang tertinggal akibat terjadinya
stress psikologis ini.
Stress psikologis tersebut dapat hadir dan mempengaruhi kondisi tubuh baik
fisik dan mental itu tentu bekesinambungan. Penyebab terjadinya suatu stress
psikologis tersebut tentu diakibatkan oleh adanya stressor yang berasal dari
Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang paling sering mengalami stress
psikologis akibat kewajiban dan tanggungan yang harus terus dipenuhi di saat
yang hampir bersamaan atau bahkan bersamaan, dan mahasiswa kedokteran
merupakan salah satukelompok mahasiswa yang sering mengalami stress.
Sehingga dengan adanya kewajiban tersebut menyebabkan mahasiswa tersebut
untuk berusaha lebih keras, namun kebanyakan dri mahasiswa tersebut tidak
dapat mengatur jadwal dan pola istirahat yang kurang bai, memperburuk kondisi
mahasiswa tersebut (Aryadi et al, 2018). Hal ini juga terjadi akibat adanya
stressor yang terjadi setiap hari dan ditambah dengan stress akibat beban
akademis, kurangnya waktu istirahat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Definisi stress?
2. Jenis-jenis stress?
3. faktor-faktor yang menyebabkan stress?
4. efek negatif stress?
5. aspek-aspek stress?
6. dimensi stress?
7. Akibat stress?
8. Cara mengatasi stress?
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui Definisi stress
2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis stress
3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan stress
4. Mahasiswa mampu mengetahui efek negatif stress
5. Mahasiswa mampu mengetahui aspek-aspek stress
6. Mahasiswa mampu mengetahui dimensi stress
7. Mahasiswa mampu mengetahui akibat stress
8. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengetasi stress
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI STRESS

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan


batin, tegangan dan konflik (Chaplin, 2006). Stres juga merujuk pada perubahan,
baik positif maupun negatif, dalam lingkungan suatu organisme, yang mendapat
tanggapan dari organisme itu (Peace, dkk, 2012). Hawari (2004) mendefinisikan
stres sebagai reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial seperti tekanan
mental atau beban kehidupan.
Amin dan Al-fandi (2007) menyatakan bahwa stres adalah kondisi seseorang
dengan rasa tegang dan cemas, takut dan khawatir yang disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan manusia yang disertai
dengan ketegangan emosional dan mempunyai pengaruh terhadap kondisi fisik
maupun psikis (mental) seseorang. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Ibung,
2008) kondisi stres terjadi bila terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan
antara tuntutan dan kemampuan. Tuntutan merupakan tekanan-tekanan yang tidak
dapat diabaikan karena jika tidak dipenuhi mengakibatkan konsekuensi yang tidak
menyenangkan bagi individu.
Stres juga didefinisikan oleh Sarafino dan Smith (2012) sebagai kondisi yang
disebabkan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan- tuntutan, berasal dari situasi yang
bersumber pada sistem biologis psikologis dan sosial dari seseorang. Stres
muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan yang melebihi kemampuan individu
untuk memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan,
akan merasakan suatu kondisi ketegangan dalam diri. Ketegangan yang
berlangsung lama tidak ada penyelesaian, akan berkembang menjadi stres.
dengan lingkungan sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan
sosial dari seseorang. Stres muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan yang
melebihi kemampuan individu untuk memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa
memenuhi tuntutan kebutuhan, akan merasakan suatu kondisi ketegangan dalam
diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan tidak ada penyelesaian, akan
berkembang menjadi stres.
Selain itu menurut Brecht (2000), stres adalah gangguan pada tubuh dan
fikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan hidup baik dipengaruhi oleh
lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut.
Stres itu sendiri dapat digambarkan dengan adanya stimulus yang muncul di
lingkungan sekitar individu yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan
pengalaman individu sehingga memunculkan respon emosional baik secara
biologis (fisik), psikologis dan perilaku (Herbert & Cohen, 1996). Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah reaksi tubuh terhadap
keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yaitu berupa tuntutan atau
beban hidup, beban mental, sistem biologis dimana individu tidak memiliki
keseimbangan antara tuntutan dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya sehingga dapat menimbulkan tekanan, cemas, takut, khawatir,
perubahan non spesifik baik positif maupun negatif, tegangan emosi yang dapat
mengancam kesejahteraan individu.
2.2 JENIS-JENIS STRESS

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

1. Eustress
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan
individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,
penurunan, dan kematian.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES

Secara umum, Pedak (2009) membagi faktor-faktor yang dapat menyebabkan


stres menjadi tiga, yaitu:

a. Stressor Ruhani (spiritual)

Stressor jenis ini berhubungan dengan ke-diri-un manusia. Stresor ini timbul
karena kecintaan manusia yang mendalam terhadap dirinya sendiri. Hal yang
paling membuat manusia stres adalah ketakutan akan kematian dan rasa cinta
terhadap kedudukan, harta dan sesama manusia.
b. Stresor Mental (psikologi)

Stressor jenis ini berhubungan dengan adanya tekanan yang timbul akibat
perlakuan orang lain. tekanan itu akan membuat batin kita timbul rasa benci,
marah atau sedih.

c. Stressor Jasmani (fisikal)

Stressor jenis ini berhubungan dengan faktor nutrisi dan lingkungan. Pola
makan yang tidak baik juga menyebabkan stres. Mislanya stres dapat meningkat
akibat terlalu bnayak mengkonsumsi gula, kafein, alkohol, garam, dan lemak serta
sedikit mengkonsumsi zat-zat gizi. Sedangkan faktor lingkungan mislanya adanya
mikroorganisme, populasi udara, asap rokok, temperatur dan gerakan fisik.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


menyebabkan munculnya stres (stressor) terbagi menjadi tiga yaitu, stressor
ruhani (spiritual), stressor mental (psikologi) dan stressor jasmani (fisikal).

d. Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan


pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi
karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat
karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang
mengalami ancaman terkena stress.
2.4 EFEK NEGATIF STRES
Stres memiliki efek negatif pada individu. Efek negatif stres tersebut dibagi
menjadi dua (National Safety Council, 2004), yaitu:
a. Efek Stres Secara Emosional
Stres dimulai dengan suatu persepsi terhadap beberapa informasi
yang ditangkap oleh satu atau kelima indra kita. Setelah otak kita
menerima informasi tersebut, secara bersamaan akan muncul respon
emosional yang biasanya diekspresikan dalam bentuk rasa marah atau
takut. Apabila dibiarkan, emosi tersebut dapat menimbulkan keletihan,
sikap menutup diri, depresi, dan harga diri rendah.
b. Efek Stres Secara Fisik
Stres juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Karena emosi
dapat membantu atau menurunkan sistem imun sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa gangguan umum yang berkaitan dengan stres:

1. Sakit dan nyeri, seperti: sakit kepala karena tegang, sakit kepala migrain,
temporomandibular joint dysfunction (TMJ)
2. Masalah lambung, seperti ulkus dan kolitis, irratable bowel syndrome.
3. Cemas saraf, seperti: insomnia, asma bronkial, alergi dan artitis rematoid
4. Penyakit, seperti: pilek dan influenza
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stres memiliki dampak
negatif pada individu, dampak negatif tersebut dapat berupa dampak
emosional seperti keletihan, menutup diri, depresi dan harga diri rendah
dan dampak terhadap fisik yaitu munculnya berbagai masalah kesehatan
seperti sering mengalami sakit dan nyeri, masalah lambung. cemas saraf
dan munculnya penyakit-penyakit lain.
2.5 ASPEK-ASPEK STRES
Sarafino dan Smith (2012) membagi aspek-aspek stres menjadi dua, yaitu:
1. Aspek Biologis
Aspek biologis dari stres yaitu berupa gejala fisik. Gejala fisik dari
stres yang dialami individu antara lain sakit kepala, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit, dan produksi
keringat yang berlebihan. Disamping itu gejala fisik lainnya juga ditandai
dengan adanya otot-otot tegang, pernafasan dan jantung tidak teratur,
gugup, cemas, gelisah, perubahan nafsu makan, maag. dan lain sebagainya
(Wilkinson, 2002).
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis stres yaitu berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres
antara lain:
a. Gejala Kognisi (Pikiran)
Kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu Individu
yang mengalami stres cenderung mengalami gangguan daya ingat,
perhatian, dan konsentrasi. Disamping itu Davis, Nelson & Agus
(dalam Amin & Al-fandi, 2007) menyebutkan bahwa gejala kognisi
ditandai juga dengan adanya harga diri yang rendah, takut gagal,
mudah bertindak memalukan, cemas akan masa depan dan emosi labil.
b. Gejala Emosi
Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu
Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala mudah
marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa
sedih, dan depresi. Gejala emosi lainny juga ditandai dengan adanya
perasaan tidak mampu mengatasi masalah, merasa ketakutan atau ciut
hati, merasa tertekan dan mudah marah (Wilkinson, 2002 Davis,
Nelson & Agus dalam Amin & Al-fandi, 2007).
c. Gejala Tingkah Laku
Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari yang
cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah[03.29, 2/11/2023]
usriayu rauf: dalam hubungan interpersonal. Gejala tingkah laku yang
muncul adalah sulit bekerja sama, kehilangan minat, tidak mampu
rileks, mudah terkejut atau kaget, kebutuhan seks, obat-obatan, lakohol
dan merokok cenderung meningkat (Wilkinson, 2002; Davis, Nelson &
Agus dalam Amin & Al- fandi, 2007).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-sapek dari
stres adalah aspek biologis dan aspek psikologis. Aspek fisik ditandai
dengan gejala-gejala fisik antara lain sakit kepala, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit, produksi
keringat yang berlebihan, otot-otot tegang, pernafasan dan jantung
tidak teratur, gugup, cemas, gelisah, perubahan nafsu makan, maag,
dan lain sebagainya. Sedangkan aspek psikologis ditandai dengan
gejala-gejala kognisi, emosi dan tingkah laku.

2.6 DIMENSI STRES


Menurut Cohen. Kamarck dan Mermelstein (1983) membagi dimensi stres
menjadi tiga yang disebut sebagai "the perceived stress scale", yaitu:
a. Perasaan yang Tidak Terprediksi (feeling of unpredictability)
Individu yang tidak mampu memprediksi peristiwa yang terjadi dalam
kehidupannya secara tiba-tiba, maka individu tersebut akan menjadi tidak
berdaya dan merasa putus asa
b. Perasaan yang Tidak Terkontrol (feeling of uncontrollability)
Perasaan yang tidak terkontrol terjadi ketika individu tidak mampu
mengendalikan diri atas berbagai tuntutan eksternal termasuk lingkungan
sehingga memberikan efek pada perilaku individu yang dijadikan sebagai
pengalaman individu
c. Perasaan Tertekan (feeling of overloaded)
Perasaan tertekan ditandai dengan berbagai gejala termasuk perasaan benci,
harga diri rendah, perasaan sedih, cemas, gejala psikosomatis dan lain
sebagainya. Cohen & Williamson (1988) menjelaskan bahwa individu
dengan perasaan tertekan lebih mungkin untuk mengalami stres dibandingkan
dengan individu yang tidak mengalami perasaan tertekan.

2.7 AKIBAT STRESS


1. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres:
a. Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
b. Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
c. Sensitif dan hyperreactivity
d. Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
e. Komunikasi yang tidak efektif
f. Perasaan terkucil dan terasing
g. Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
h. Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan
konsentrasi
i. Kehilangan spontanitas dan kreativitas
j. Menurunnya rasa percaya diri
2. Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

a. Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan


mengalami penyakit kardiovaskular
b. Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
c. Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
d. Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
e. Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom
kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
f. Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
g. Gangguan pada kulit
h. Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
i. Gangguan tidur
j. Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan
terkena kanker
3. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
a. Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
b. Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
c. Perilaku sabotase dalam pekerjaan
d. Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas
e. Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk
penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba,
kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
f. Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
g. Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
h. Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan
teman
i. Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
2.8 CARA MENGATASI STRESS (MENGELOLA STRESS)
Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan
yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level
stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu:
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial.
Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-
gesu. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima
sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk
mengurangi sires yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan
santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan
mengumpulkan sahabat, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan
saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta
struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga
faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin
digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah
melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan,
pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program
kesejahteraan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahwa stress yang dialami oleh seseorang di picu oleh faktor lingkungan
(ekonomi politik dan teknologi) faktor organisasi (role demand, interpersonal
demands, dan organizational leadership) serta faktor pribadi (yang berasal dari dalam
keluarga) dapat mengakibatkan gangguan psikologis fisiologis dan perilaku seseorang
dalam suatu organisasi dan lingkungan.

Stres tidak dengan sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnya dibahas
dalam konteks negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu
peluang bila stres itu menawarkan perolehan yang potensial.

Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan mengelola stres kerja


(pendekatan individual dan organisasional) dan memiliki semangat kerja dan moril
yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang
diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia
akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Dengan tercapainya kepuasan kerja
karyawan dan terhindarnya stres kerja maka produktivitas pun akan meningkat.

Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan
maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam
lingkungan kerja perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku psikolog_Erlangga_psikolog_diminican university of California_jilid


1_edisi ke-9.

Buku.widiaastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-dampak-stress-
tingkat kepuasan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan

Buku. Psikologi-perkembangan-yudrik-jahja-2011/09/03_edisi pertama

Buku. Psikolog-kepribadian-manusia-nur-fatwikiningsih,S.Psi, M.Psi,-20

Jurnal-sdm.blogspot_com./2009/06/penanganan-stress-kerja.html

Jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/stress-kerja-definisi-dan-faktor.html

Jurnal.repo.undiksha.ac.id/101444/4/1818011007-BAB%pendahulua.pdf

Jurnal.id.scribd.com/decument//makalah-stress

Jurnal.feb.unmul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai