NARASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PANCASILA GAYA HIDUP
BERKELANJUTAN ( TOPIK : GERAKAN SADAR LINGKUNGAN) DI
SMAN KAPUR IX
Nama :Yayat Mutia Ardi
Instansi : SMA N 1 Kecamatan Kapur IX Email : yayat932@guru.sma.belajar.id
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu
muatan dari kurikulum merdeka yang termasuk dalam kegiatan kurikuler berbasis projek, yang kemudian didesain untuk mencapai kompentensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila berdasarkan SKL (Standar Kompetensi Lulusan). Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara fleksibel dan ditinjau dari segi muatan dan waktu pelaksanaannya. profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam komponen, yang diantaranya: 1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia 2) Berkebinekaan Global, 3) Mandiri, 4) Bergotong royong, 5) Bernalar Kritis dan 6) Kreatif. Dimensi dan Sub Elemen dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yaitu : Dimensi Elemen Sub Elemen Dimensi Beriman, Akhlak beragama Mengenal dan mencintai Bertaqwa kepada Tuhan Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Esa Akhlak pribadi Integritas Akhlak kepada alam Memahami keterhubungan ekosistem bumi Dimensi Gotong Royong Kolaborasi Kerja sama Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sekolah Kreatif Solutif Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan sampah Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong serta bernalar kritis merupakan dimensi yang diterapkan pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pertama Projek ini pun didesain terpisah dari kegiatan intrakurikuler. SMA N 1 Kapur IX melaksanakan projek Projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”, kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu. Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh peserta didik fase E dan tenaga pendidik. Latar belakang kami mengamil tema Gaya hidup berkelanjutan disebabkan karena jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat, sehingga dibutuhkan penanganan khusus terhadap sampah-sampah tersebut. Ketika tidak diatasi dengan baik sampah tersebut bisa menimbulkan pencemaran lingkungan dan bisa juga menimbulkan bencana alam. Hal ini akan berdampak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. program ini berperan dalam meningkatkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya hidup berkelanjutan. Melalui tema Gaya Hidup Berkelanjutan, peserta didik diajak untuk memahami dan menerapkan pola hidup yang sehat dan berkelanjutan. Harapannya, dengan kesadaran dan tindakan konkret dari peserta didik lingkungan sekolah dan sekitarnya dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Gaya hidup berkelanjutan pada dasarnya adalah cara hidup dengan kesadaran dan pandangan jangka panjang, mengingat hampir semua tindakan yang kita lakukan memiliki dampak pada lingkungan dan orang lain Tema projek ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik untuk mencintai lingkungan dengan mengurangi penggunaan sumber daya alam baik secara individual maupun secara sosial. Gaya hidup berkelanjutan tercermin pada produk, perilaku, dan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengurangi dan mengubah akses sumber daya untuk generasi masa depan. Daur ulang plastik merupakan upaya untuk mengelola dan menggunakan plastik bekas agar dapat digunakan kembali atau diolah menjadi barang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan memiliki nilai jual. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan dari membuang sampah plastik sembarangan. Target pencapaian diakhir fase projek penguatan profil pelajar Pancasila pada tema gaya hidup berkelanjutan yaiutu : 1) Menerapkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam ritual ibadahnya baik ibadah bersifat personal maupun sosial 2) Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan aturan yang baik dan mejadi bagian aturan diri sehingga bisa menerapkan secara bijak dan kontekstual 3) Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup di tempat tinggal dan melakukan langkah-langkah kongkrit 4) Membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai target yang telah ditentukan 5) Tanggap terhadap lingkungan sekolah untuk menghasilkan lingkungan yang lebih sehat, bersih dan berwawasan lingkungan. 6) Mengeksplorasi dan mengeskpresikan pikiran dan/atau perasaan dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
Berikut adalah beberapa cara menerapkan gaya hidup berkelanjutan pada
peserta didik di SMA N 1 kapur IX: 1) Melakukan kegiatan jumber atau jumat bersih. Setip kelas pada fase E akan ditugaskan untuk membersihkan lingkungan sekolah dengan di damping oleh guru fasilitator dan guru pendamping kelas masing-masing. Kegiatan jumber ini bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan rasa cinta kebersihan di lingkungan sekolah, hal ini akan membuat peserta didik menjadi terbiasa menghargai dan menjaga ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Kegiatan ini juga menumbuhkan Kerjasama dan gotong-royong antar peserta didik. 2) Penyuluhan tentang pentingnya hidup berkelanjutan,serta pembuatan produk daur ulang. Melalui metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle diharapkan sampah plastik dengan berbagai jenisnya dapat ditangani dan dikelola dengan baik dan dapat dijadikan hasil karya kreatif yang bernilai ekonomis. melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk mengubah kebiasaan buruk dan beralih ke kebiasaan yang lebih baik. 3) Mengajarkan peserta didik untuk memanfatkan barang bekas yang masih layak digunakan. Salah satunya cara yang dilakukan oleh peserta didik di SMAN 1 kapur IX yaitu dengan memanfaatkan tempat cat bekas menjadi tong sampah, tong sampah akan di cat berdasarkan fungsinya dan jenis sampah. 4) Mengajak peserta didik untuk memilah sampah di sekolah dan mengolahnya secara terpisah sesuai jenis sampahnya. a) Sampah organik: untuk pembuatan kompos b) Sampah botol plastik kemasan: untuk membuat ecobrick c) Sampah plastik bungkus makanan: untuk mengisi ecobrick 5) Mengajak peserta didik untuk mengelola sampah, seperti mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah plastik menjadi ecobrik 6) Mengenalkan prinsip diet plastik, yaitu mengurangi penggunaan plastik dengan membawa botol minum dan tas belanja sendiri 7) Memberikan teladan sebagai guru dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan secara langsung. 8) Memberikan apresiasi terhadap tindakan siswa yang menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk memotivasi dan memperkuat semangat mereka. Dalam rangka memperkuat pemahaman peserta didik mengenai projek penguatan profil Pancasila (P5) dengan tema gerakan sadar lingkungan atau kami singkat dengan istilah “GERAKAN DARLING” maka SMAN 1 Kapur IX mengundang narasumber yaitu Duta Go Green dan guru pendamping dari SMA Negeri Kecamatan Lareh Sago Halaban. Materi yang disampaikan berkaitan dengan kegitan Daur ulang sampah di lingkungan sekolah. Salah satu kegiatan daur ulang sampah yaitu mengolah sampah melalui pembuatan Ecobric dan Kompos. Alat dan bahan yang harus disiapkan oleh peserta didik dan kelompoknya untuk masing-masing kelas/ atau fase yaitu : 1) Wadah atau kaleng cat berukuran besar yang telah dilubangi sekeliling dan bawahnya, sebagai sirkulasi udara 2) Tanah pupuk sebagai bahan dasar pembuatan kompos 3) Tanah bekas tanaman yang masih ada akar akarnya sebagai bahan dasar pembuatan kompos 4) Daunan, ranting kering, kertas, tissue dan kardus (sampah coklat sebagai sumber karbon) 5) Sampah dapur, seperti kulit bawang, sisa sayuran, kulit buah, rumput (sampah hijau, sebagai sumber nitrogen) 6) Kulit telur (sumber kalsium) 7) Air beras + 4 sendok gula (degradator alami/pengurai) 8) EM 4 (degradator buatan)
Adapun untuk proses pengolahan atau langkah-langkah pembuatan kompos
adalah sebagai berikut: 1) Cacah sampah organik rumah tangga hingga berukuran kecil (semakin kecil, semakin cepat pengomposan berlangsung). 2) Tambahkan kompos jadi atau tanah atau pupuk kandang atau serbuk gergaji sebagai inokulan. 3) Larutkan aktivator dengan air. Tuangkan larutan aktivator atau starter kompos (contoh : EM4) ke bahan kompos. Aduk hingga rata 4) Tambahkan lagi larutan aktivator bila campuran terlalu kering. 5) Masukkan dalam wadah pengomposan dan tutup rapat. 6) Aduk seminggu sekali agar aerasi (aliran udara) dalam wadah berlangsung baik. 7) Selama proses pengomposan, suhu dalam wadah akan naik yang menandakan bahwa mikroorganisme sedang bekerja. 8) Memasuki minggu 7 - 8 pengomposan selesai, suhu dalam wadah pun akan normal kembali. 9) Kompos yang sudah jadi siap digunakan. Sudah bisa dilakukan pengayakan. Kompos yang baik berwarna cokelat kehitaman, berbau tanah, dan berbutir halu Kegiatan Gaya Hidup Berkelanjutan yang telah dilakukan dalam P5 telah memberikan hasil yang positif. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya kesadaran peserta didik akan pentingnya hidup berkelanjutan, berkurangnya penggunaan kantong plastik di lingkungan sekolah, kebersihan lingkungan sekolah lebih baik atau asri, serta meningkatnya jumlah tanaman yang ditanam di lingkungan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mulai sadar dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya