Anda di halaman 1dari 24

PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKUSIF DI PUSKESMAS SEI

MENCIRIM TAHUN 2013

OLEH:
GRISELI SARAGIH.SST.M.KES
NIDN:0121028501

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMELDA MEDAN


TAHUN 2013
I. Latar Belakang
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi

psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi

kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga mebutuhkaan

asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik

(Muslihatum W N, 2010).

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian ditentukan oleh jumlah ASI yang

diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.

Selain itu ASI juga muda dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna

untuk pertumbuhan kecerdasan bayi/anak (Maryunani A, 2012).

Pada awal menyusui, Asi eksklusif yang keluar mungkin hanya sesendok teh saja.

Pada hari pertama pada kondisi normal produksi Asi eksklusif sekitar 10-100 cc dan terus

meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300 ml/24 jam (Astutik R Y, 2014).

Perlu diketahui Asi eksklusif tidak dapat di produksi secara sintetis. Menyusui atau tidak

menyusui Asi eksklusif tetap ada. Asi eksklusif mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor

imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien)

yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan kesehatan bagi bayi

yang baru lahir (Proverawati A dan Rahmawati E, 2010).

Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturunan) dan infeksi yang menyerang

manusia adalah disebabkan oleh lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara medis

menunjukan bahwa Asi eksklusif mempunyai faktor imunitas yang kuat (immunoglobulin,

lactoferin, lactalbumin, Glycoprotein, Cytokines dan lain-lain) yang membantu melawan

virus, bakteri, jamur,alergi dan toksin (Proverawati A dan Rahmawati E, 2010).


Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyatakan bahwa masalah ASI

dianggap sebagai suatu hak asasi. Hak untuk hidup (kelangsungan hidup) dan mendapatkan

makanan yang berstandar emas di mulai dari inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI

eksklusif, MP-ASI setelah bayi 6 bulan, dan ASI sampai bayi berusia 2 tahun tidak hanya itu

IMD juga dapat menurunkan 22% kematian bayi baru lahir dan menurunkan angka kematian

ibu akibat pendarahan setelah melahirkan. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita

penyakit kanker anak (leukimia), 16,7% kali lebih jarang pneumonia dan sekitar 47% lebih

jarang menderita diare (Maryunani A, 2012).

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997,

bahwa cakupan ASI eksklusif (pemberian air susu ibu kepada bayi sampai dengan usia 4

bulan) di indonesia baru mencapai 52% dari yang ditetapkan sebesar 80% pada tahun 2015.

Meskipun pencapaian tersebut lebih baik di Brazil bila dibandingkan dengan Cuba yang telah

mencapai 72% pada tahun 1996 (Anik Maryunani, 2012). Sedangkan menurut SDKI tahun

2002-2003 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia empat bulan hanya 55%

dan sampai usia 6 bulan sebesar 39,5%, padahal target indonesia sehat 2010 sebesar 80%,

bayi diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan (Maryunani A, 2012).

Menurut Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes tahun 2003 menyatakan

bahwa pemberian ASI pada 30 menit pertama bayi baru lahir hanya 8,3%, 4-36% pada satu

jam pertama bayi baru lahir, 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama (Maryunani

A, 2012). Pada puncak peringatan pekan ASI sedunia, di jakarta 8 agustus 2010, ibu negara

menyebutkan laporan dari Menkes, bahwa kesadaran masyarakat memberikan ASI kepada

bayinya menunjukan grafik yang meningkat. Sepanjang tahun 2004-2008, cakupan

pemberian ASI eksklusif 6 bulan meningkat dari 58,9% menjadi 62,2%. Namun setelah itu

grafik tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung menurun (Maryunani A, 2012)


Kategori proses bayi mulai mendapat air susu ibu (ASI) menurut Riskedas 2013

adalah kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini/IMD),antara 1 sampai 6 jam, 7 sampai 23

jam, 24 sampai 47 jam dan sama dengan atau lebih dari 47 jam (profil kesehatan indonesia

2013). Hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa presentase proses mendapat ASI kurang dari

1 jam (inisiasi menyusui dini) pada anak umur 0-23 bulan di indonesia pada tahun 2013

sebesar 34%. Presentase proses mulai mendapat ASI antar 1-6 jam sebesar 35,2%, presentase

proses mulai mendapat ASI antara 7-23 jam sebesar 3,7%, sedangkan presentase proses mulai

mendapat ASI antara 24-27 jam sebesar 13,0% dan presentase proses mendapat ASI lebih

dari 47 jam sebesar 13,7% (profil kesehatan indonesia, 2013). Presentase proses mulai

mendapat ASI kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini) tertinggi terdapat di Nusa Tenggara

Barat sebesar 52,9% diikuti oleh Sulawesi Selatan sebesar 44,9% dan Sumatra Barat sebesar

44,2% (profil kesehatan indonesia, 2013). inisiasi menyusu dalam 1 hari pertama akan

mengurangi kematian neonatus 22% (terlihat dari bayi mulai menyusu sendiri segera setelah

lahir. Kontak kulit setidaknya 1 jam, sehingga 22% kematian bayi dapat diselamatkan)

(Maryunani A, 2012).

presentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah puskesmas

se-kota makassar tahun 2013 sebesar 67,8% meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 36,8%

(Profil Kesehatan Kota Makassar, 2013).

Berdasarkan data di RSKDIA IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

2012- 2013 jumlah bayi lahir sebanyak 8.090 bayi, tahun 2014 sebanyak 3.314 bayi

sedangkan jumlah bayi yang menetek pada tahun 2012-2013 sebanyak 5.959 bayi,pada tahun

2014 sebanyak 2.484 dan dari hasil survey awal yang dilakukan peneliti kepada 1 orang

pasien post partum di RSKDIA Siti Fatimah makassar,di mana pasien tersebut tidak

memberikan Asi eksklusifnya pada hari hari pertama setelah melahirkan tetapi membuangnya

kemudian memberikan ASI pada bayinya setelah hari ketiga setelah melahirkan. Berdasarkan
hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pentingnya Pemberian Asi eksklusif Pada Bayi di

RSKDIA Siti Fatimah Makassar”.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahuai Tentang
Pentingnya Pemberian Asi eksklusif Pada Bayi

B. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu dengan bayi/ balita
dapat:
a. mengetahui Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian Asi

eksklusif pada bayi di PUSKESMAS SEI MENCIRIM pada tingkat pengetahuan baik.

b. mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian Asi

eksklusif pada bayi Di PUSKESMAS SEI MENCIRIM pada tingkat pengetahuan kurang.

III. Cara Pelaksanaan


1.Topik Penyuluhan tentang pemberian Asi eksklusif pada bayi baru lahir
2.Sasaran dan target Sasaran: Seluruh ibu-ibu diPUSKESMAS SEI MENCIRIM : Ibu-ibu
yang memiliki bayi dan balita serta ibu hamil

IV. INDIKATOR
a. MemberikanAsi Asi eksklusif pada bayi baru lahir
b. Meningkatkan pengetahuan dalam memberikan Asi Asi eksklusif
V. PLANNING Of ACTION (POA)
No Kegiatan Januari Pebruari Mare April Mei Juni
t
1. Survei, pengenalan
2. Pelaksanaan pembinaan
3. Evaluasi kegiatan pembinaan pada remaja
4. Terminasi
VI. ALOKASI DANA
JUSTIFIKASI ANGGARAN PENGABDIAN
1. Gaji dan Upah peneliti
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor
(Rp) (Jam/Minggu) 6 bulan(Rp)
Dosen pelaksana Rp. 10.000 12 24 Rp.2.880.000.00
Sub Total Rp.2.880.000.00
2. Bahan – Bahan habis pakai dan peralatan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Pertahun
pemakaian (Rp) (RP)
BBM Pembelian bahan 300 liter Rp.7000 Rp.2.100.000
bakar untuk
pengumpulan data
Konsumsi Beli 32 KK Rp.150.000 Rp 4.800.000
Pembelian Untuk pengetikan 6 rim Rp 35.000 Rp 210.000
Kertas proposal penelitian
dan hasil
pengabdian
Pembelian tinta untuk proposal dan 8 botol Rp 30.000 Rp 240.000
hasil pengabdian
Pembuatan untuk proposal dan 2 buah Rp 200.000 Rp 400.000
Cadtrige hasil pengabdian
Pembelian CD Untuk menyimpan 4 unit Rp 12.500 Rp 50.000
file yang akan
diserahkan
Memperbanyak Penyerahan 3 rangkap Rp 75.000 Rp 225.000
proposal propsal
Pengabdian pengabdian ke
LPPM
Memperbanyak Penyerahan hasil 3 rangkap Rp 150.000 Rp 450.000
laporan hasil pengabdian ke
Pengabdian LPPM
Pembelian plash untuk 1 unit Rp 110.000 Rp 110.000
disk penyimpanan
bahan dan data
hasil pengabdian
Klip Kertas Untuk menjepit 1 kotak Rp.30.000 Rp.30.000
ketas laporan
SUB TOTAL (Rp) Rp 515.000
3. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Pertahun
pemakaian (Rp) (RP)
Sewa Laptop Untuk pengetikan - Rp 500.000 Rp 500.000
data
Sewa Printer Untuk - Rp 500.000 Rp 500.000
Mengeprint data
Modem Pembelian 1 buah Rp 370.000 Rp 335.000
modem

SUB TOTAL (Rp) Rp 1.235.000


1. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya (RP)
pemakaian (Rp)
Penyuluhan Konsumsi 62 orang Rp 35.000 Rp 1.000.000

SUB TOTAL (Rp) Rp 1.000.000


Total Rp. 7.500.000

VII. PENUTUP
A. KESIMPULAN

Asi eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa

jadwal dan diberikan makan tambahan apa pun.


B. SARAN

a. Diharapkan ibu agar Memberikan Asi eksklusif pada bayi baru lahir
b. Diharapkan ibu agar Meningkatkan pengetahuan dalam memberikan Asi
eksklusif
VIII. LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN : TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS SEI
MENCIRIM

Topik : Penyuluhan Tentang Asi eksklusif


Sasaran : Balita, orang tua di Desa Tobasa
Waktu : 30 menit
Tempat : balai desa Tobasa, perwiritan, pengajian remaja
I. Analisis Situasi
1.1 Peserta diskusi : Remaja, orang tua
1.2 Ruangan Diskusi : 8x6 m dengan penerangan cukup
1.3 Pemberi Materi : Griselli saragih,SST.M.KES
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui tentang
pemberian Asi eksklusif yang baik

2.2 Tujuan Khusus:


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu dengan bayi/ balita
dapat:
mengetahui Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya

pemberian Asi eksklusif pada bayi .

III. Materi
3.1 Definisi pengertian pemberian Asi eksklusif
3.2 Cara-cara pemberian Asi eksklusif
3.3 Pentingnya pemberian Asi eksklusif
3.4 Dampak bagi yang tidak memberikan Asi eksklusif

IV. Metode dan Media


4.1 Metode : Diskusi kelompok
4.2 Media : Leaflet dan LCD
V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit - Memberikan leaflet - Menerima dan mem-
- Membuka kegiatan diskusi dan baca leaflet
mengucapkan salam - Menjawab salam
2. Pelaksanaan 30 menit - Menyampaikan sekilas tentang - Memperhatikan
materi yang akan didiskusikan - Peserta membentuk
tentang seks pranikah kelompok menjadi 4
- Membentuk kelompok menja- - Kelompok sangat
di 4 kelompok antusias
- Pemandu masuk dalam kelom- - Memperhatikan
pok untuk memandu jalannya - Mendengarkan
kegiatan diskusi dalam - Memperhatikan
kelompok tersebut - Peserta memperhati-
- Pemandu menunjuk ketua dan kan
sekretaris dari kelompok tsb.
- Menyampaikan materi diskusi
- Sekretaris membuat kesimpu-
lan dari kegiatan diskusi
- Ketua kelompok menyampai-
kan hasil akhir dari kegiatan
diskusi di depan forum
3. Evaluasi 5 menit - Pemandu diskusi kelompok - Replay materi yang
mengevaluasi hasil diskusi telah disampaikan
dalam kelompoknya
4. Penutup 5 menit - Kesimpulan dari penyuluhan - Mendengarkan
- Evaluasi dari pemimpin diskusi - Mendengarkan
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
penutup ,mengakhiri
pertemuan serta mengucapkan
terima kasih
VI. Kriteria Evaluasi
6.1 Evaluasi Struktur
6.1.1 Kesiapan materi
6.1.2 Kesiapan SAP
6.1.3 Kesiapan media : leaflet dan LCD
6.1.4 Peserta hadir di tempat diskusi
6.2 Evaluasi Proses
6.2.1 Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
6.2.2 Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta
menyampaikan pendapatnya.
6.2.3 Suasana menyenangkan
6.2.4 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
6.3 Evaluasi Hasil
6.3.1 Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan
6.3.2 Peserta dapat memahami tentang seks pranikah dan dampak serta
kerugiannya.
VII. Sumber Buku
http://www.stikes-fdk.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/7.-PRE-PLANNING-ASI-ekslusif-
BUK-PUPUT-RINA.pdf
MATERI DISKUSI
TENTANG ASI EKSKLUSIF
1. Definisi
A. Tinjauan umum tentang neonatus

1. Pengertian neonatus

Neonatus adalah orgasme pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal neonatal adalah 28 hari

(Wahyuni S, 2013).

masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah

kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan

sesudah lahir. Sedangkan neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut

adalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatum W N, 2010).

2. Ciri-ciri neonatus

Menurut Dewi, V.N (2010) bahwa ciri-ciri neonatal atau bayi baru lahir antara lain :

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu

b. Berat badan 2.500-4.000

c. Panjang badan 48-52 cm.

d. Lingkar dada 30-38 cm.

e. Lingkar kepala 33-35 cm.

f. Lingkar lengan 11-12 cm.

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit

h. Pernapasan ± 40-60 x/menit

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna

k. Kuku agak panjang dan lemas


l. Nilai apgar >7

m. Bayi lahir langsung menangis kuat

3. Penatalaksanaan neonatus

Menurut Wahyuni S (2013) penatalaksanaan neonatus atau biasa disebut juga dengan

bayi baru lahir antara lain :

a. Membersihkan jalan napas sekaligus menilai apgar menit pertama

b. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain halus

c. Memotong dan mengikat tali pusat dengan memerhatikan teknik antiseptik

sekaligus menjadi skor apgar pada menit kelima

d. Mempertahankan suhu tubuh bayi

e. Membersihkan badan bayi

f. Memberi obat untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata

g. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi

h. Memasang pakaian bayi

i. Menjelaskan pentingnya memberikan ASI sedini mungkin.

B. Tinjaunan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang mengadakan

pengindraan terhadapa suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi

melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Wawan A dan M

Dewi, 2011).
2. Tingkat pengetahuan

Menurut Wawan A dan M Dewi (2011) pengtahuan yang cukup didalam domain

kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adlaaah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya (Wawan A dan M Dewi, 2011).

b. Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu

objek yang dipelajari (Wawan A dan M Dewi, 2011).

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi apapun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain (Wawan A dan M Dewi, 2011).

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain (Wawan A dan M Dewi, 2011).

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu, kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemaampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada (Wawan A dan M Dewi, 2011).

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

(Wawan A dan M Dewi, 2011).

3. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari notoadmojo, 2003:11 dalam Wawan

A dan M Dewi (2011) adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya

peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan mengunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan (Wawan A dan M

Dewi, 2011).

2) Cara kekuasaan atau otoritas


Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang

lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaranya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri (Wawan A dan M Dewi, 2011).

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu (Wawan A dan M Dewi, 2011).

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi

penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh francis bacon (1561-1626),

kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk

melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah (Wawan A

dan M Dewi, 2011).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadapa perkembangan

orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Wawan A dan M Dewi, 2011).

2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang di kutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan

cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Wawan A

dan M Dewi, 2011).

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang di kutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu

yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya.

Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan A dan M Dewi,

2011).

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003), lingkungan merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan A dan M

Dewi, 2011).

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap

dalam menerima informasi (Wawan A dan M Dewi, 2011).

5. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Wawan A dan M Dewi (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :


a. Baik : hasil presentase 76%-100%

b. Cukup : hasil presentase 56%-75

c. Kurang : hasil presentase >56%

C. Tinjauan Umum Tentang Pentingnya Pemberian Asi eksklusif Pada Bayi

1. Pengertian menyusui

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya

membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutirisi pada bayi (Mulyani N

S, 2013).

2. Manfaat Menyusui

a. Bagi ibu

Menurut Proverawati A dan Rahmawati E (2010) bahwa keutungan bagi ibu

menyusui antara lain adalah sebagai berikut :

1) Ibu tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan (bisa dipakai sebagai

KB alami)

2) Uterus akan berkontraksi lebih cepat sehingga akan mempercepat proses

pemulihan rahim untuk persiapan kehamilan kembali

3) Mempercepat proses pembentukan tubuh ke ukuran semula

4) Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan

5) Ibu dapat melakukan di mana saja, bahkan jika tidak ada air di sekitar

6) Memberikan kesenangan dan kepuasan bagi ibu

b. Bagi bayi

Menurut Atikah proverawati dan Eni rahmawati manfaat bagi bayi adalah antara lain

sebagai berikut :

1) Memberikan kehangatan dan kenyamanan bayi


2) Membantu mengembangkan rahang dan otot wajah dengan benar

3) Mudah dicerna

4) Meningkatkan barat badan bayi

5) Benar-benar memberi gizi lengkap untuk tahun pertama kehidupan dan suplemen

solids ke bayi

c. Bagi negara

menurut Muliyani N S (2013) bahwa maanfaat nagi negara antara lain :

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

2) Menghemat devisa negara

3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

4) Peningkatan kualitas generasi penerus

3. Mekanisme menyusui

Menurut Nugroho T (2011) Bayi yang sehat mempunyai 3 refleks intrinsik,yang

diperlukan untuk Berhasilnya menyusui seperti :

a. Refleks mencari (Rooting reflekx)

Payudara ibu menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan

rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi.

b. Refleks mengisap (Sucking reflekx)

Teknik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin

semuanya ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada ibu yang

kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila rahang bayi supaya

menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara di belakang puting

susu.

c. Refleks menelan (Swallowing refleks)


Pada saat air susu keluar dari puting susu,akan disusul dengan gerakan mengisap

(teakanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi,sehingga pengeluaran air susu

akan bertambah dan di teruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung.

4. Cara menyusui yang benar

Menurut Maryunani A (2012) bahwa ada beberapa cara menyusui yang baik dan

benar, antara lain :

a. Posisi ibu santai (duduk/berbaring)

b. Badan bayi menempel pada perut ibu

c. Dagu bayi menempel pada payudara

d. Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis

e. Pegang bagian bawah payudara dengan 4 jari, ibu jari diletakan di bagian atas

payudara

f. Puting susu dan sebagian besar areola besar areola masuk ke mulut bayi

g. Perhatikan kebersihan tangan dan puting susu.

h. Perhatikan kebersihan tangan dan puting susu.

5. ASI pertama (Asi eksklusif)

a. Pengertian Asi eksklusif

Asi eksklusif merupakan cairan pertama kali disekresi oleh kelenjar

mammae yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam

alveoli dan duktus dari kelenjar mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan

(Maryunani A, 2012).

2. Asi eksklusif merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan

berwarna kekuningan. Asi eksklusif mengandung tinggi protein, mineral, garam,

vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur.
Selain itu , Asi eksklusif masih mengandung rendah lemak dan laktosa (Nugroho T,

2011).

Asi eksklusif adalah air susu yang pertama kali keluar. Asi eksklusif ini

disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca

persalinan (Maritalia D, 2012).

b. Komposisi Asi eksklusif

Menurut Maritalia D (2012) bahwa komposisi Asi eksklusif antara lain :

Tabel 2.1 komposisi Asi eksklusif

Kandungan Asi eksklusif

Energi (Kg Kla) 57,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5

Lemak (gr/100 ml) 2,9

Protein (gr/100 ml) 1,195

Mineral (gr/100 ml) 0,3

Imunoglobulin :

Ig A (mg/100 ml) 3335,9

Ig G (mg/100 ml) 5,9

Ig M (mg/100 ml) 17,1

Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4

Laktoferin 420-520

c. Manfaat Asi eksklusif

Menurut Kristiyanasari W, (2011) khasiat dari Asi eksklusif antara lain :

1. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk

menerima makanan.
2. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama glubulin sehingga dapat

memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

3. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai

penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.

d. Refleks yang berperan dalam pembentukan Asi eksklusif

Menurut Maryunani A (2012), ada 2 refleks yang berperan dalam pembentukan Asi

eksklusif atau air susu antara lain :

1. Refleks prolaktin (produksi ASI)

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan penting untuk membuat Asi

eksklusif, tetapi jumlah Asi eksklusif terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin

dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masig tinggi. Pasca persalinan, yaitu

saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan

progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susus dan kalang

payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

2. Refleks aliran (let down refleks)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang

berasal dari ispaan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang

kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus

sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu tang telah

terbuat, keluar alveoli dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui

duktus lactiferus masuk ke mulut bayi (Maryunani A, 2012).

Anda mungkin juga menyukai