Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE 5

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Amlapura

Mata Pelajaran : Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kelas/Semester : IX/ Ganjil

Materi Pokok : Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

A-B. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi

1. Menghargai dan menghayati 1.1 Menghayati


● Menghayati Kemahakuasaan
ajaran agama yang dianutnya. kemahakuasaan Sang Hyang
Sang Hyang Widhi sebagai Asta
Widhi sebagai Asta
Aiswarya
Aiswarya
● Meyakini Kemahakuasaan

Sang Hyang Widhi sebagai Asta


Aiswarya

2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1 Disiplin menghayati


● Menunjukkan sikap percaya diri
disiplin, tanggung jawab, peduli kemahakuasaan Sang Hyang
sebagai bentuk implementasi
(toleran, gotong royong), santun, Widhi sebagai Asta
percaya pada kemahakuasaan
percaya diri dalam berinteraksi Aiswarya
Sang Hyang Widhi sebagai Asta
secara efektif dengan lingkungan
Aiswarya
sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. ● Bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas-tugas yang


diberikan guru sebagai wujud
pengamalan keyakinan terhadap
Asta Aiswarya.

3 Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami ● Mengidentifikasi pengertian


pengetahuan (faktual, konseptual, kemahakuasaan Sang Hyang Aşța Aiswarya
dan prosedural) berdasarkan rasa Widhi sebagai Asta
● Menyebutkan bagian-bagian
ingin tahunya tentang ilmu Aiswarya
Aṣṭa Aiswarya
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait fenomena dan ● Mengidentifikasi ciri-ciri

kejadian tampak mata. kemahakuasaan Sanghyang


Widhi Wasa dalam wujud
Aşta Aiswarya

● Mengidentifikasi Contoh-
contoh sifat-sifat
kemahakuasaan Sanghyang
Widdhi Wasa dalam wujud
Aṣṭa Aiswarya

● Mengidentifikasi sloka-
sloka yang terkait dengan
Aşta Aiswarya

● Mengkorelasikan sloka-
sloka dalam Weda dengan
sifat dan contoh
kemahakuasaan Sanghyang
Widhi Wasa sebagai Aşta
Aiswarya

● Menganalisis contoh-
contoh, sifat-sifat, serta
sloka tentang Aṣṭa
Aiswarya

4. Mengolah, menyaji, dan menalar 4.1 Menguraikan


● Mengkomunikasikan kembali
berbagai hal dalam ranah konkret kemahakuasaan Sang Hyang
contoh- contoh kemahakuasaan
(menggunakan, mengurai, Widhi sebagai Asta
Sanghyang Widhi Wasa dalam
merangkai, memodiikasi, dan Aiswarya wujud Aṣṭa Aiswarya
membuat) dan ranah abstrak
● Menceritakan kembali sloka-
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sloka Weda yang terkait dengan
sesuai dengan yang dipelajari di Aṣṭa Aiswarya
sekolah dan dari berbagai sumber
● Menceritakan fenomena-
lain yang sama dalam sudut
pandang/ teori. fenomena alam yang terkait
dengan kemahakuasaan
Sanghyang Widhi Wasa sebagai
Aṣṭa Aiswarya

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran kooperatif learning dan membaca materi buku agama Hindu kelas
IX materi Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya dan mengikuti proses
pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

a. Menjelaskan pengertian Asta Aiswarya


b. Menjelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya

D. Materi Pembelajaran

a. Pengertian Asta Aiswarya

Asta Aiswarya berasal dari bahasa sanskerta, yakni dari kata Asta yang artinya delapan, dan
kata Aiswarya yang berarti kemahakuasaan (Midastra, 2007:2). Dengan demikian Asta
Aiswarya mengandung arti delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta Aiswarya dapat
digambarkan sebagai kemaha- kuasaan Tuhan sebagai Padma Asta Dala (teratai berdaun
delapan). Umumnya digunakan untuk menyebutkan pada arah mata angin yang didalamnya
terdapat dewa penguasa. Kedelapan kelopak padma ini melambangkan keseimbangan yang ada
di alam semesta ini. Kedelapan kemahakuasaan Tuhan tersebut, meliputi: Anima, Laghima,
Mahima, Prapti, Prakamya, Isitwa, Wasitwa, dan Yatrakamawasaitwa. Penjelasan tentang sifat
kemahakuasaan Tuhan, menurut Bantas (2000: 41) dalam kitab Wrhaspatitattwa sloka 66
terdapat keterangan tentang sifat-sifat kemahakuasaan Tuhan yang disebut Asta Sakti atau Asta
Aiswarya.

b. Bagian-bagian Asta Aiswarya

Adapun pembagian dari Asta Aiswarya sebagai berikut.

1. Anima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Anima yang berarti ”atom”. Kata Anima dalam Asta
Aiswarya ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang dimiliki oleh Tuhan yang susah
untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya.

2. Laghima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata ”Laghu” yang
artinya ringan. Laghima berarti sifat-Nya yang amat ringan lebih ringan dari ether dalam unsur
panca mahabhuta.

3. Mahima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Mahima, Mahima berasal dari kata ”Maha” yang berarti
Maha Besar, di sini berarti Tuhan meliputi semua tempat. Tidak ada tempat yang kosong
(hampa) bagi-Nya, semua ruang di alam semesta ini dipenuhi oleh-Nya.

4. Prapti

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prapti, Prapti berasal dari ”Prapta” yang artinya tercapai.
Prapti segala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana Ia telah ada.

5. Prakamya

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prakamya, Prakamya berasal dari kata ”Pra Kama”
berarti segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi.

6. Isitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Isitwa. Isitwa berasal dari kata ”Isa” yang berarti raja.
Isitwa berarti merajai segala-galanya, dalam segala hal paling utama.

7. Wasitwa
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Wasitwa, berasal dari kata ”Wasa” yang berarti
menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.

8. Yatrakamawasayitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat
menentang kehendak dan kodrat-Nya.

Asta Aiswarya menggambarkan delapan sifat keagungan Tuhan disimbolkan

dengan singgasana bunga teratai (padmasana) yang berdaun delapan helai yang disebut dengan
astadala. Singgasana teratai adalah lambang kemahakuasaan- Nya dan daun bunga teratai
sejumlah delapan adalah lambang delapan sifat agung atau kemahakuasaan (Asta Aiswarya)
yang menguasai dan mengatur alam semesta dan semua makhluk. Kekuasaan ini sebagai
kesimbangan alam semesta beserta seluruh makhluk.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Kooperatif Learning
3. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

F. Bahan dan Sumber Belajar

1. Bahan : Buku paket, Buku lks, Papan tulis, Spidol, Pengapus

2. Sumber : Buku paket dan lks Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kelas IX

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Rencana
Kegiatan Uraian Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 20 menit
● Mengucapkan salam “ Om Swastyastu “

● Berdoa sebelum belajar dengan mengucapkan “ Om Anobadrah

Krtawo Yantu Wiawatah”

● Mengecek kehadiran siswa


● Mengecek kesiapan siswa dalam pembelajaran

● Memotivasi siswa agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran

● Memaparkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

● Menjelaskan manfaat kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

1. Siswa melakukan pengamatan dilingkungan terkait materi yang 60 menit


diajarkan, kemudian Guru mengamati sikap belajar siswa baik
kesungguhan belajar maupun sikap perilaku sehari-harinya
Guru mengajak siswa untuk:
• Menyimak delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi ( Asta
Aiswarya )
• Membaca bagian-bagian Asta Aiswarya pada buku teks
pelajaran agama Hindu
• Mendengarkan cerita kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
2. Pendidik memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
mendiskusikan materi yang disajikan, sehingga siswa mendapatkan
jawaban yang memadai.
Guru mengajak siswa untuk:
• Menanyakan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta
Aiswarya
• Menanyakan bagian-bagian Asta Aiswarya
• Menanyakan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
3. Siswa mengumpulkan data-data yang terkait dengan materi yang
diajarkan melalui lima aspek dalam Kurikulum 2013 yaitu Tatwa,
Susila, Acara, kitab Suci, dan sejarah agama Hindu, melalui metode
wawancara, survey, atau yang lainnya.
Guru mengajak siswa untuk:
• Mengumpulkan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi
• Mencari Sloka-sloka yang terkait dengan kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi
• Mengumpulkan artikel-artikel terkait kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi
4. Siswa diberikan kesempatan meng-analisis materi pelajaran yang
dipelajari, kemudian guru menganalisis keberhasilan belajar maupun
kegagalan dalam proses pembelajaran.
Guru mengajak siswa untuk:
• Menganalisis sloka-sloka terkait kemahakuasan Sang Hyang
Widhi
• Membuat rangkuman terkait artikel-artikel tentang
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
5. Siswa menyampaikan hasil pengamatannya terkait materi
pelajaran yang disajikan dalam proses pembelajaran baik dalam
bentuk tulisan, atau gambar.
Guru mengajak siswa untuk:
• Menyebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya
• Menyebutkan sloka-sloka tentang kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi
• Menceritakan contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dalam
kehidupan
Penutup 25 menit
● Siswa bersama guru membuat simpulan tentang Pengertian Asta

Aiswarya dan bagian-bagiannya

● Memotivasi siswa dan memberikan umpan balik

● Memberikan saran untuk belajar lagi di rumah

● Menyampaikan informasi terkait pembelajaran pada pertemuan

berikutnya

● Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa dan Paramasanthi

“ Om Santih, Santih, Santih Om “

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik penilaian : Teknik penilaian pengamatan sikap.
b. Instrumen penilaian :
Pedoman Pengamatan Sikap
Kelas : IX. 4
Hari, Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Materi Pokok :

No Nama Siswa Aspek Penilaian

Menghayati Menjelaska Peduli Tanggung Kerjasama


kemahakua n bagian- jawab
saan Sang bagian Asta
Hyang Aiswarya
Widhi

Skor penilaian menggunkan skala 10-40 yaitu:


Skor 10 apabila tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 20 apabila siswa kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 30 apabila siswa sering sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 40 apabila siswa selalu sesuai aspek sikap yang dinilai

Jurnal Sikap
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Amlapura
Kelas/Semester : IX/ Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022-2023

No Hari/Tanggal Nama Siswa Catatan Prilaku Butir Sikap Tindak Lanjut

1
2

dst

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan pada pertemuan pertama dengan mengobservasi diskusi
dan tanya jawab yang dilakukan oleh guru.

A. Instrumen Observasi Pengetahuan


Kelas : IX. 4
Semester : Ganjil
Pengetahuan yang dinilai : Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya

N Nama Siswa Jawaban


o

Menjawab Mendefinisikan Mendefinisikan Mendefinisikan


saja dan sedikit dan penjelasan
uraian logis

10 20 30 40

dst

Penskoran aktivitas diberi skor rentang 10-40, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor
diantaranya sebagai berikut.
Skor 10 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja.
Skor 20 jika jawaban berupa mendefinisikan.
Skor 30 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian.
Skor 40 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelesan logis.
Nilai = Skor perolehan x 25
Tes lisan
Jawablah pertanyaan berikut !
1. Jelaskan pengertian Asta Aiswarya !
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya !

Kunci Jawaban :

No Jawaban Bobot Skor

1 Asta Aiswarya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Asta yang artinya 5 5
delapan dan kata Aiswarya artinya kemahakuasaan. Dengan demikian Asta
Aiswarya mengandung arti delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta
Aiswarya dapat digambarkan sebagai kemahakuasaan Tuhan sebagai Padma
Asta Dala ( teratai berdaun delapan )

2 Adapun pembagian dari Asta Aiswarya sebagai berikut. 5 5

1. Anima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Anima yang berarti ”atom”. Kata Anima
dalam Asta Aiswarya ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang
dimiliki oleh Tuhan yang susah untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi
dapat dirasakan keberadaannya.

2. Laghima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata


”Laghu” yang artinya ringan. Laghima berarti sifat-Nya yang amat ringan
lebih ringan dari ether dalam unsur panca mahabhuta.

3. Mahima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Mahima, Mahima berasal dari kata


”Maha” yang berarti Maha Besar, di sini berarti Tuhan meliputi semua
tempat. Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagi-Nya, semua ruang di
alam semesta ini dipenuhi oleh-Nya.

4. Prapti

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prapti, Prapti berasal dari ”Prapta” yang
artinya tercapai. Prapti segala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak
pergi di sana Ia telah ada.
5. Prakamya

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prakamya, Prakamya berasal dari kata


”Pra Kama” berarti segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi.

6. Isitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Isitwa. Isitwa berasal dari kata ”Isa”
yang berarti raja. Isitwa berarti merajai segala-galanya, dalam segala hal
paling utama.

7. Wasitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Wasitwa, berasal dari kata ”Wasa” yang
berarti menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.

8. Yatrakamawasayitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada


yang dapat menentang kehendak dan kodrat-Nya.

Jumlah 10 10

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kemampuan Kemampuan
No Nama Siswa Memberi saran Mengapresiasi
bertanya menjawab
1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

dst.

Keterangan : di isi dengan tanda ceklist


Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Nilai = Skor peroleh x 50
Pedoman Penskoran (Rubik)

No Aspek Penskoran

1 Kemampuan bertanya Skor 4 apabila selalu bertanya


Skor 3 apabila sering bertanya
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya

2 Kemampuan menjawab Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas


Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak
jelas
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional,
dan tidak jelas
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas

3 Memberi saran Skor 4 apabila selalu memberi masukan


Skor 3 apabila sering memberi masukan
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan
Skor 1 apabila tidak pernah memberi saran

4 Mengapresiasi Skor 4 apabila selalu memberi pujian


Skor 3 apabila sering memberi pujian
Skor 2 apabila kadang- kadang memberi pujian
Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian
Uji Pemahaman
a. Uji pemahaman bertujuan untuk mengetahui materi yang dengan mudah dapat dipahami, dan
yang
sulit di pahami. Dilakukan penilaian diri atas pemahaman terhadap materi tersebut dengan tanda
ceklist pada kolom sangat paham, paham sebagian, dan belum paham.
b. Apabila pemahaman siswa pada kategori sangat paham, diberikan materi pengayaan.
c. Apabila pemahaman siswa berada pada kategori paham sebagian dan belum paham diberikan
pembelajaran ulang, agar dapat cepat memahami materi pelajaran yang sebelumnya kurang atau
belum dipahami.

Sangat Paham
No Sub materi pokok Belum paham
paham sebagian

1. Pengertian Asta Aiswarya

2. Bagian-bagian Asta Aiswarya

Bahan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik penilaian portofolio untuk menilai
aktivitas yang dilakukan siswa.
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi dan secara
pribadi sudah mampu memahami Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya.
Bentuk pengayaan dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai sumber
dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan atau membaca di
depan kelas
2. Siswa membantu siswa lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya.
3. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri siswa belajar mengenai sesuatu yang diminati.
4. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga siswa
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
5. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui siswa Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh
kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing.
Guru diharapkan dapat memberikan pengayaan materi agar siswa memiliki pemahaman yang
semakin jelas dan lengkap
Contoh Materi Pengayaan:
Asta Dala "Asta Dala" adalah delapan simbol sifat keagungan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha
Esa yaitu:
a. Anima, mempunyai kekuatan yang dapat merubah diri-Nya menjadi sekecil-kecilnya;
b. Lagima, bersifat ringan atau halus;
c. Mahima, Maha besar meliputi semuanya;
d. Prapti, serba tercapai, segala kehendakNya
e. Prakamya, segala kehendakNya selalu terlaksana
f. Icitwa, beliau mengatur segala yang ada di dunia dan bhuwana agung ini.
g. Waçitwa, tidak ada yang melebihi kekuasaan-Nya;
h. Yatrakamawasaytwa, tidak ada yang dapat menentang kodrat-Nya.
Di atas Swastika dengan Asta Dala tergambar Ketu/Mahkota ber- sudut 3, yang menyimbulkan
iman/keyakinan batin kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang
disebutkan tentang Peradah Hindu Dharma. Begitu pula dijelaskan delapan simbol terse- but
sebagai bunga dan daun dari Swastika, yaitu: Sebagai Bunga, Padma yang berdaun bunga
delapan, dalam arti kata lambang swastika (FPMHD-Unud), tersebutlah dari bentuk Swastika itu
timbul bentuk Padma (teratai) yang berdaun bunga delapan. Sebagai Daun, Padma Anglayang
yang jumlah daunnya delapan menjadi 8 (delapan) arah dari bumi iniPada abad ke-16 dikisahkan
datang Danghyang Nirartha yang menambahkan simbol Dewata Nawa Sanga bilang bucu (setiap
sudut) menjadi asta dala yang menutupnya di tengah dengan Sang Hyang Tri Purusa. Demikian
juga halnya dengan jenis bunga yang digunakan dalam persembahyangan, hendaknya juga
disesuaikan dengan warna bunga yang dipilih sesuai dengan Padma Astadala dan baunya yang
harum.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu memahami
Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya..
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau
semua siswa belum mencapai ke-tuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik
perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang
lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal siswa mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran
pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa
siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan,
tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Siswa perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman seke-las yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
Interaksi Guru dan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya sebai berikut:
1. Menginformasikan kepada siswa agar memperlihatkan hasil pekerjaan yang telah
dinilai/dikomentari guru kepada orang tuanya
2. Diminta kepada orang tua, bila diperlukan dapat mengomentari hasil pekerjaan putra/putrinya
agar anak dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
3. Hasil penilaian yang telah diparaf guru dan orang tua disimpan dan menjadi portofolio siswa.

Mengetahui Amlapura, 9 Oktober 2023


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Dra. Ni Ketut Rumiatni Ni Komang Eka Suryandari


NIP. 19650119200701 2 004 NPM. 201033

Anda mungkin juga menyukai