Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE 6

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Amlapura

Mata Pelajaran : Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kelas/Semester : IX/ Ganjil

Materi Pokok : Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

A-B. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi

1. Menghargai dan menghayati 1.1 Memahami dan menghayati


● Menerima Asta Aiswarya
ajaran Agama yang dianutnya. kemahakuasaan Sang Hyang
sebagai Kemahkuasaan Sang
Widhi sebagai Asta Aiswarya
Hyang Widhi.

● Menerima Bagian –bagian Asta

Aiswarya

● Menerima sloka dan Mantra

yang terkait dengan Asta


Aiswarya

● Mensyukuri Asta Aiswarya

sebagai Kemahkuasaan Sang


Hyang Widhi

2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1 Disiplin menghayati


● Menunjukkan sikap percaya diri
disiplin, tanggung jawab, kemahakuasaan Sang Hyang
sebagai bentuk implementasi
peduli (toleran, gotong Widhi sebagai Asta Aiswarya
percaya pada kemahakuasaan
royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara Sang Hyang Widhi sebagai Asta
efektif dengan lingkungan Aiswarya
sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan ● Bertanggung jawab dalam

keberadaannya. melaksanakan tugas-tugas yang


diberikan guru sebagai wujud
pengamalan keyakinan terhadap
Asta Aiswarya.

3 Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami kemahakuasaan ● Mengidentifikasi pengertian


pengetahuan (faktual, Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aşța Aiswarya
konseptual, dan prosedural) Aiswarya
● Menyebutkan bagian-bagian
berdasarkan rasa ingin tahunya
Aṣṭa Aiswarya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya ● Mengidentifikasi ciri-ciri

terkait fenomena dan kejadian kemahakuasaan Sanghyang

tampak mata. Widhi Wasa dalam wujud


Aşta Aiswarya

● Mengidentifikasi Contoh-
contoh sifat-sifat
kemahakuasaan Sanghyang
Widdhi Wasa dalam wujud
Aṣṭa Aiswarya

● Mengidentifikasi sloka-
sloka yang terkait dengan
Aşta Aiswarya

● Mengkorelasikan sloka-
sloka dalam Weda dengan
sifat dan contoh
kemahakuasaan Sanghyang
Widhi Wasa sebagai Aşta
Aiswarya
● Menganalisis contoh-
contoh, sifat-sifat, serta
sloka tentang Aṣṭa
Aiswarya

4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menguraikan


● Mengkomunikasikan kembali
menalar berbagai hal dalam kemahakuasaan Sang Hyang
contoh- contoh kemahakuasaan
ranah konkret (menggunakan, Widhi sebagai Asta Aiswarya
Sanghyang Widhi Wasa dalam
mengurai, merangkai,
wujud Aṣṭa Aiswarya
memodiikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, ● Menceritakan kembali sloka-
membaca, menghitung,
sloka Weda yang terkait dengan
menggambar, dan mengarang)
Aṣṭa Aiswarya
sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan dari berbagai ● Menceritakan fenomena-
sumber lain yang sama dalam
fenomena alam yang terkait
sudut pandang/ teori.
dengan kemahakuasaan
Sanghyang Widhi Wasa sebagai
Aṣṭa Aiswarya

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran kooperatif learning dan membaca materi buku agama Hindu kelas
IX materi Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya dan mengikuti proses
pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

a. Menjelaskan Pengertian Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya.


b. Menjelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya

D. Materi Pembelajaran

a. Pengertian Asta Aiswarya


Asta Aiswarya berasal dari bahasa sanskerta, yakni dari kata “Asta yang artinya delapan”, dan
kata “Aiswarya” yang berarti kemahakuasaan Sang Hyang Widhi. Dengan demikian Asta
Aiswarya mengandung arti delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta Aiswarya dapat
digambarkan sebagai kemaha- kuasaan Tuhan sebagai Padma Asta Dala (teratai berdaun
delapan). Umumnya digunakan untuk menyebutkan pada arah mata angin yang didalamnya
terdapat dewa penguasa. Kedelapan kelopak padma ini melambangkan keseimbangan yang ada
di alam semesta ini. Kedelapan kemahakuasaan Tuhan tersebut, meliputi: Anima, Laghima,
Mahima, Prapti, Prakamya, Isitwa, Wasitwa, dan Yatrakamawasaitwa. Penjelasan tentang sifat
kemahakuasaan Tuhan, menurut Bantas (2000: 41) dalam kitab Wrhaspatitattwa sloka 66
terdapat keterangan tentang sifat-sifat kemahakuasaan Tuhan yang disebut Asta Sakti atau Asta
Aiswarya.

b. Bagian-bagian Asta Aiswarya

Adapun pembagian dari Asta Aiswarya sebagai berikut.

1. Anima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Anima yang berarti ”atom”. Kata Anima dalam Asta
Aiswarya ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang dimiliki oleh Tuhan yang susah
untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya.

2. Laghima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata ”Laghu” yang
artinya ringan. Laghima berarti sifat-Nya yang amat ringan lebih ringan dari ether dalam unsur
panca mahabhuta.

3. Mahima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Mahima, Mahima berasal dari kata ”Maha” yang berarti
Maha Besar, di sini berarti Tuhan meliputi semua tempat. Tidak ada tempat yang kosong
(hampa) bagi-Nya, semua ruang di alam semesta ini dipenuhi oleh-Nya.

4. Prapti

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prapti, Prapti berasal dari ”Prapta” yang artinya tercapai.
Prapti segala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana Ia telah ada.

5. Prakamya
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prakamya, Prakamya berasal dari kata ”Pra Kama”
berarti segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi.

6. Isitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Isitwa. Isitwa berasal dari kata ”Isa” yang berarti raja.
Isitwa berarti merajai segala-galanya, dalam segala hal paling utama.

7. Wasitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Wasitwa, berasal dari kata ”Wasa” yang berarti
menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.

8. Yatrakamawasayitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat
menentang kehendak dan kodrat-Nya.

Asta Aiswarya menggambarkan delapan sifat keagungan Tuhan disimbolkan

dengan singgasana bunga teratai (padmasana) yang berdaun delapan helai yang disebut dengan
astadala. Singgasana teratai adalah lambang kemahakuasaan- Nya dan daun bunga teratai
sejumlah delapan adalah lambang delapan sifat agung atau kemahakuasaan (Asta Aiswarya)
yang menguasai dan mengatur alam semesta dan semua makhluk. Kekuasaan ini sebagai
kesimbangan alam semesta beserta seluruh makhluk.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Kooperatif Learning
3. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

F. Bahan dan Sumber Belajar

1. Bahan : Buku paket, Buku lks, Papan tulis, Spidol, Pengapus

2. Sumber : Buku paket dan lks Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kelas IX
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Rencana
Kegiatan Uraian Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 20 menit
● Mengucapkan salam “ Om Swastyastu “

● Berdoa sebelum belajar dengan mengucapkan “ Om Anobadrah

Krtawo Yantu Wiawatah”

● Mengecek kehadiran siswa

● Mengecek kesiapan siswa dalam pembelajaran

● Memotivasi siswa agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran

● Memaparkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

● Menjelaskan manfaat kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

Inti 1. Siswa melakukan pengamatan dilingkungan terkait materi yang 60 menit


diajarkan, kemudian Guru mengamati sikap belajar siswa baik
kesungguhan belajar maupun sikap perilaku sehari-harinya

Guru mengajak siswa untuk:

• Menyimak delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi ( Asta


Aiswarya )

• Membaca bagian-bagian Asta Aiswarya pada buku teks


pelajaran agama Hindu

• Mendengarkan cerita kemahakuasaan Sang Hyang Widhi

2. Pendidik memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan


mendiskusikan materi yang disajikan, sehingga siswa mendapatkan
jawaban yang memadai.

Guru mengajak siswa untuk:

• Menanyakan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta


Aiswarya

• Menanyakan bagian-bagian Asta Aiswarya

• Menanyakan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi

3. Siswa mengumpulkan data-data yang terkait dengan materi yang


diajarkan melalui lima aspek dalam Kurikulum 2013 yaitu Tatwa,
Susila, Acara, kitab Suci, dan sejarah agama Hindu, melalui metode
wawancara, survey, atau yang lainnya.

Guru mengajak siswa untuk:

• Mengumpulkan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang


Widhi

• Mencari Sloka-sloka yang terkait dengan kemahakuasaan Sang


Hyang Widhi

• Mengumpulkan artikel-artikel terkait kemahakuasaan Sang


Hyang Widhi

4. Siswa diberikan kesempatan meng-analisis materi pelajaran yang


dipelajari, kemudian guru menganalisis keberhasilan belajar maupun
kegagalan dalam proses pembelajaran.

Guru mengajak siswa untuk:

• Menganalisis sloka-sloka terkait kemahakuasan Sang Hyang


Widhi

• Membuat rangkuman terkait artikel-artikel tentang


kemahakuasaan Sang Hyang Widhi

5. Siswa menyampaikan hasil pengamatannya terkait materi


pelajaran yang disajikan dalam proses pembelajaran baik dalam
bentuk tulisan, atau gambar.

Guru mengajak siswa untuk:

• Menyebutkan bagian-bagian Asta Aiswarya

• Menyebutkan sloka-sloka tentang kemahakuasaan Sang Hyang


Widhi

• Menceritakan contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dalam


kehidupan

Penutup 25 menit
● Siswa bersama guru membuat simpulan tentang Pengertian Asta

Aiswarya dan bagian-bagiannya

● Memotivasi siswa dan memberikan umpan balik

● Memberikan saran untuk belajar lagi di rumah

● Menyampaikan informasi terkait pembelajaran pada pertemuan

berikutnya

● Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa dan Paramasanthi

“ Om Santih, Santih, Santih Om “

A. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik penilaian : Teknik penilaian pengamatan sikap.
b. Instrumen penilaian :
Pedoman Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Materi Pokok :

No Nama Aspek Penilaian


Siswa

Menghayati Menjelaskan Peduli Tanggung Kerjasama


memahami bagian-bagian jawab
kemahakuasaan Asta Aiswarya
Sang Hyang Widhi

Sebagai Asta
Aiswarya

Dst

Skor penilaian menggunkan skala 10-40 yaitu:


Skor 10 apabila tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 20 apabila siswa kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 30 apabila siswa sering sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 40 apabila siswa selalu sesuai aspek sikap yang dinilai

Jurnal Sikap
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :

No Hari/Tanggal Nama Siswa Catatan Prilaku Butir Sikap Tindak Lanjut

dst
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan pada pertemuan pertama dengan mengobservasi diskusi
dan tanya jawab yang dilakukan oleh guru.

A. Instrumen Observasi Pengetahuan


Kelas : IX
Semester : Ganjil
Pengetahuan yang dinilai : Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya

N Nama Siswa Jawaban


o

Menjawab Mendefinisikan Mendefinisikan Mendefinisikan


saja dan sedikit dan penjelasan
uraian logis

10 20 30 40

dst

Penskoran aktivitas diberi skor rentang 10-40, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor
diantaranya sebagai berikut.
Skor 10 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja.
Skor 20 jika jawaban berupa mendefinisikan.
Skor 30 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian.
Skor 40 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelesan logis.
Nilai = Skor perolehan x 25
Tes lisan
Jawablah pertanyaan berikut !
1. Jelaskan pengertian Asta Aiswarya !
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya !
Kunci Jawaban :

No Jawaban Bobot Skor

1 Asta Aiswarya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Asta yang artinya 5 5
delapan dan kata Aiswarya artinya kemahakuasaan. Dengan demikian Asta
Aiswarya mengandung arti delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta
Aiswarya dapat digambarkan sebagai kemahakuasaan Tuhan sebagai Padma
Asta Dala ( teratai berdaun delapan )

2 Adapun pembagian dari Asta Aiswarya sebagai berikut. 5 5

1. Anima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Anima yang berarti ”atom”. Kata Anima
dalam Asta Aiswarya ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang
dimiliki oleh Tuhan yang susah untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi
dapat dirasakan keberadaannya.

2. Laghima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata


”Laghu” yang artinya ringan. Laghima berarti sifat-Nya yang amat ringan
lebih ringan dari ether dalam unsur panca mahabhuta.

3. Mahima

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Mahima, Mahima berasal dari kata


”Maha” yang berarti Maha Besar, di sini berarti Tuhan meliputi semua
tempat. Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagi-Nya, semua ruang di
alam semesta ini dipenuhi oleh-Nya.

4. Prapti

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prapti, Prapti berasal dari ”Prapta” yang
artinya tercapai. Prapti segala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak
pergi di sana Ia telah ada.

5. Prakamya
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Prakamya, Prakamya berasal dari kata
”Pra Kama” berarti segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi.

6. Isitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Isitwa. Isitwa berasal dari kata ”Isa”
yang berarti raja. Isitwa berarti merajai segala-galanya, dalam segala hal
paling utama.

7. Wasitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Wasitwa, berasal dari kata ”Wasa” yang
berarti menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.

8. Yatrakamawasayitwa

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada


yang dapat menentang kehendak dan kodrat-Nya.

Jumlah 10 10

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kemampuan Kemampuan
No Nama Siswa Memberi saran Mengapresiasi
bertanya menjawab

1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

dst.

Keterangan : di isi dengan tanda ceklist


Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Nilai = Skor peroleh x 50
Pedoman Penskoran (Rubik)

No Aspek Penskoran

1 Kemampuan bertanya Skor 4 apabila selalu bertanya

Skor 3 apabila sering bertanya

Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya

Skor 1 apabila tidak pernah bertanya

2 Kemampuan menjawab Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas

Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak


jelas

Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional,


dan tidak jelas

Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak


rasional, dan tidak jelas

3 Memberi saran Skor 4 apabila selalu memberi masukan

Skor 3 apabila sering memberi masukan

Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan

Skor 1 apabila tidak pernah memberi saran

4 Mengapresiasi Skor 4 apabila selalu memberi pujian

Skor 3 apabila sering memberi pujian

Skor 2 apabila kadang- kadang memberi pujian

Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian

Uji Pemahaman
a. Uji pemahaman bertujuan untuk mengetahui materi yang dengan mudah dapat dipahami, dan
yang
sulit di pahami. Dilakukan penilaian diri atas pemahaman terhadap materi tersebut dengan tanda
ceklist pada kolom sangat paham, paham sebagian, dan belum paham.
b. Apabila pemahaman siswa pada kategori sangat paham, diberikan materi pengayaan.
c. Apabila pemahaman siswa berada pada kategori paham sebagian dan belum paham diberikan
pembelajaran ulang, agar dapat cepat memahami materi pelajaran yang sebelumnya kurang atau
belum dipahami.
Sangat Paham
No Sub materi pokok Belum paham
paham sebagian

1. Pengertian Asta Aiswarya

2. Bagian-bagian Asta Aiswarya

Bahan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik penilaian portofolio untuk menilai
aktivitas yang dilakukan siswa.
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi dan secara
pribadi sudah mampu memahami Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya.
Bentuk pengayaan dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai sumber
dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan atau membaca di
depan kelas
2. Siswa membantu siswa lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya.
3. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri siswa belajar mengenai sesuatu yang diminati.
4. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga siswa
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
5. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui siswa Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh
kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing.Guru diharapkan dapat memberikan pengayaan materi agar
siswa memiliki pemahaman yang semakin jelas dan lengkap
Contoh Materi Pengayaan:
Asta Dala "Asta Dala" adalah delapan simbol sifat keagungan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha
Esa yaitu:
a. Anima, mempunyai kekuatan yang dapat merubah diri-Nya menjadi sekecil-kecilnya;
b. Lagima, bersifat ringan atau halus;
c. Mahima, Maha besar meliputi semuanya;
d. Prapti, serba tercapai, segala kehendakNya
e. Prakamya, segala kehendakNya selalu terlaksana
f. Icitwa, beliau mengatur segala yang ada di dunia dan bhuwana agung ini.
g. Waçitwa, tidak ada yang melebihi kekuasaan-Nya;
h. Yatrakamawasaytwa, tidak ada yang dapat menentang kodrat-Nya.
Di atas Swastika dengan Asta Dala tergambar Ketu/Mahkota ber- sudut 3, yang menyimbulkan
iman/keyakinan batin kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang
disebutkan tentang Peradah Hindu Dharma. Begitu pula dijelaskan delapan simbol terse- but
sebagai bunga dan daun dari Swastika, yaitu: Sebagai Bunga, Padma yang berdaun bunga
delapan, dalam arti kata lambang swastika (FPMHD-Unud), tersebutlah dari bentuk Swastika itu
timbul bentuk Padma (teratai) yang berdaun bunga delapan. Sebagai Daun, Padma Anglayang
yang jumlah daunnya delapan menjadi 8 (delapan) arah dari bumi iniPada abad ke-16 dikisahkan
datang Danghyang Nirartha yang menambahkan simbol Dewata Nawa Sanga bilang bucu (setiap
sudut) menjadi asta dala yang menutupnya di tengah dengan Sang Hyang Tri Purusa. Demikian
juga halnya dengan jenis bunga yang digunakan dalam persembahyangan, hendaknya juga
disesuaikan dengan warna bunga yang dipilih sesuai dengan Padma Astadala dan baunya yang
harum.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu memahami
Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya..
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau
semua siswa belum mencapai ke-tuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik
perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang
lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal siswa mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran
pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa
siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan,
tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Siswa perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman seke-las yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
Interaksi Guru dan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya sebai berikut:
1. Menginformasikan kepada siswa agar memperlihatkan hasil pekerjaan yang telah
dinilai/dikomentari guru kepada orang tuanya
2. Diminta kepada orang tua, bila diperlukan dapat mengomentari hasil pekerjaan putra/putrinya
agar anak dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
3. Hasil penilaian yang telah diparaf guru dan orang tua disimpan dan menjadi portofolio siswa.

Mengetahui Amlapura, 31 Oktober 2023


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Dra. Ni Ketut Rumiatni Ni Komang Eka Suryandari


NIP. 19650119200701 2 004 NPM. 201033

Anda mungkin juga menyukai