Anda di halaman 1dari 15

PRATIKUM SISTEM INFORMASI PEMASARAN

“PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI


INFORMASI METODE ALTERNATIF”

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Viony Triana Putri (2100512001) (1)
2. Zikri Aulia Putri (2100512023) (11)
3.Rafi Javier (2100512013) (6)
4. Dimas Salfikri (2100512035) (16)
5. Afdal Alfaridzi (2100512061) (30)
Dosen Pengampu :
Elita Perwanawati. SE., MM
PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
MuhammadSAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita semua di hariakhir kelak.
Adapun penulisan makalah berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM
TEKNOLOGI INFORMASI METODE ALTERNATIF Aplikasi sistem informasi
pemasaran ” yang ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pratikum
Sistem Informasi Pemasaran” oleh dosen pengampu
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung
serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca. Dengan kerendahan hati,
penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Meskipun demikian, penulis
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnan makalah.

Penulis,

Rafi Javier refli

DAFTAR ISI

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
pengembangan sistem teknologi informasi dengan metode SDLC (System
Development Life Cycle)Pengembangan sistem dengan metode SDLC ini tidak
selalu cocok untuk semua keadaan. Untuk keadaan dimana sistem informasi harus
segera digunakan, pengembangan dengan metode SDLC yang membangun sistem
dengan waktu yang lama sudah tidak tepat lagi. Misalnya dibutuhkan sistem
informasi yang harus segera digunakan. Jika dikembangkan dengan SDLC maka
sistem ini hanya dapat digunakan jika sudah selesai dikembangkan. Akan sangat
terlambat jika menunggu sistem selesai dikembangkan jika sistem ini dibutuhkan
sekarangJuga sistem yang lama dikembangkan, untuk kasus-kasus tertentu, sistem ini
sudah tidak relevan lagi karena permasalahannya sudah berubah pada saat sistem
selesai dikembangkan. Oleh karena itu, untuk kasus-kasus tertentu, diperlukan
metode pengembangan sistem yang lain. Pengembangan sistem metode alternatif ini
dapat berupa pengembangan sistem metode paket (package), metode prototip
(prototiping), metode pengembangan oleh pemakai (end user computing atau end
user development) dan metode outsourcing .
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu perusahaan Go-jek


2. Bagaiamana Aplikasi sistem informasi pemasaran go-jek

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen pemasaran


2. Untuk mengetahui Pengaplikasian sistem informasi pemasaran dari
perusahaan go-jek

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMILIHAN METODE PENGEMBANGAN SISTEM

Beberapa faktor menentukan pemilihan metode pengembangan sistem


teknologi informasi. Faktor-faktor ini adalah ketersediaan paket, sumber daya sistem
teknologi informasi, dampak dari sistem dan jadwal pemakaian sistem, Prioritas
pertama pemilihan metode pengembangan sistem teknologi informasi (STI) umumnya
adalah jatuh pada paket. Ketersediaan paket perlu diperiksa. Banyak paket yang
tersedia untuk aplikasi STI yang umum, misalnya aplikasi akuntansi, operasi-operasi
pokok perbankan dan lainnya. Untuk aplikasi yang khusus, misalnya DSS untuk
permasalahan unik, biasanya tidak tersedia paketnya, sehingga harus dikembangkan
sendiriDengan demikian, ketersediaan paket merupakan faktor penentu apakah
membeli paket atau mengembangkan STI sendiri.
Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada outsourcing.
Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing)
atau akan dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan oleh faktor kemampuan
sumber daya (resources) dari departemen sistem teknologi informasi. Jika departemen
STI tidak mempunyai sumber daya yang baik, misalnya tidak mempunyai analis dan
pemrogram yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan
biasanya jatuh pada outsourcing. Jika keputusan akan dikembangkan secara internal
(insourcing), biasanya yang dipertimbangkan selanjutnya adalah metode
pengembangan STI oleh pemakai sistem (end user development (EUD) atau end user
computing (EUC)). Faktor penentu pengembangan STI oleh pemakai sistem adalah
dampak dari STI yang akan dikembangkan Jika dampaknya sempit, yaitu hanya pada
individu pemakai sistem yang sekaligus pengembang sistem itu saja, maka EUC dapat
dilakukan. Sebaliknya jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengembangan
sistem dengan EUC akan berbahaya, karena jika terjadi kesalahan,
dampaknya akan berpengaruh pada pemakai sistem lainnya atau pada
organisasi secara luas. Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah metode
EUC adalah metode prototyping. Pertimbangan memilih metode ini adalah jadwal
pemakaian STI yang harus segera tidak dapat menunggu terlalu lama lagiMetode
prototyping banyak digunakan untuk mengembangkan STI yang harus segera
dioperasikan jika tidak permasalahan yang akan diselesaikan oleh STI sudah menjadi
basi dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat. Jika jadwal pemakaian
sistem masih lama dalam arti STI tidak harus diselesaikan dan dioperasikan dengan
segera, metode SDLC dapat dipilih. Jika jadwal pengembangan STI longgar dan
pengembang sistem mempunyai cukup banyak waktu untuk mengembangkan sistem
secara utuh, metode SDLC merupakan metode yang tepat. Diagram alir berikut ini
menunjukkan proses pemilihan metode pengembangan STI berdasarkan faktor-faktor
yang dipertimbangkan.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
2.2 Perbandingan Metode Dengan Metode Alternatip

Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode SDLC


(system development life cycle), STI dikembangkan oleh analis sistem. Analis sistem
(system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan sistem
secara profesional. Alasan menggunakan analis sistem di metode SDLC adalah karena
metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem tek ologi informasi yang
kompleks. STI yang kompleks perlu dianalis oleh orang yang ahli dibidangnya,
sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat
diidentifikasi dengan benar. Setelah STI berhasil dikembangkan oleh analis sistem,
STI ini umumnya dioperasikan oleh departemen sistem informasi. Pemakai sistem
dapat menerima informasi yang dibutuhkan baik secara off-line, yaitu dengan
menerima informasi yang didistribusikan oleh departemen sistem informasi secara
periodik atau secara on-line, yaitu dengan mengakses informasi melalui terminal di
pemakai sistem ke basis data di departemen sistem informasi. Pengembangan STI
alternatip model paket dilakukan dengan membeli paket perangkat lunak yang ada.
Paket ini dikembangkan oleh pihak ketiga, yaitu analis sistem penjual paket. Paket
yang sudah dibeli dapat dioperasikan oleh departemen sistem informasi atau langsung
digunakan oleh pemakai sistem. Prototyping merupakan pengembangan sistem
teknologi informasi secara bertahap, yaitu dengan mengembangkan suatu prototip
yang sederhana dulu dan ditingkatkan dari waktu ke waktu sampai STI selesai
dikembangkan. Prototip dikembangkan oleh sistem. analis dan hasil dari STI
dioperasikan langsung oleh pemakai sis n. Pengembangan STI metode end user
development (EUD) atau end user computing (EUC) dilakukan oleh pemakai sistem
texuologi informasi itu sendiri.
Pengembangan STI model outsourcing dilakukan oleh pihak ketiga dan
sekaligus dioperasikan oleh pihak ketiga. Pemakai sistem dapat menggunakan STI ini
dengan menerima informasi secara periodik oleh pihak ketiga atau dapat
menggunakan terminal yang dihubungkan ke tempat pihak ketiga yang
mengoperasikan STI ini. Walaupun lokasi pihak ketiga terpisah secara geografis
dengan pengguna sistem, hal ini dimungkinkan karena menggunakan teknologi
telekomunikasi yang menghubungkan sistem komputer keduanya. Walaupun sifatnya
outsourcing, beberapa perusahaan menyediakan tempat kepada pihak ketiga untuk
mengoperasikan STI di tempat perusahaan, tidak di tempat pihak ketiga.

2.3 Paket

Paket sekarang banyak tersedia di pasaran karena banyak aplikasi bisnis yang
bersifat umum seperti misalnya aplikasi akuntansi, keuangan dan aplikasi-aplikasi
lainnya. Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi yang sederhana, misalnya
hanya aplikasi penggajian atau aplikasi persediaan saja di fungsi akuntansi sampai ke
program aplikasi yang lengkap dan komplek misalnya ERP. Jika paket tersedia,
perusahaan tidak perlu merancang dan menulis sendiri program aplikasinya.

2.3.1 Memilih Paket

Di dalam memilih paket, tiga faktor perlu diperhatikan. Faktor- faktor ini
adalah sebagai berikut ini.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
1. Spesifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaanSpesifikasi merupakan
kemampuan paket yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Ketersediaan paket. Setelah spesifikasi kebutuhan perusahaan sudah dapat
diidentifikasi, perusahaan dapat mencari paket aplikasi yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Mengevaluasi kemampuan paket. Dari beberapa paket yang tersedia yang
memenuhi kebutuhan perusahaan, paket yang dipilih harus yang paling baik
dalam arti yang kemampuan paketnya paling memenuhi kebutuhan
perusahaanBeberapa kriteria perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
kemampuan paket. Kriteria-kriteria ini adalah sebagai berikut ini
(didasarkan pada Laudon and Laudon, 1996).

a. Fungsi yang ditawarkan.


 Apakah fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh paket sesuai
dengan yang diinginkan?
 Fungsi-fungsi mana yang dapat digunakan jika harus dilakukan
modifikasi paket?
 Berapa luas modifikasi harus dilakukan?
 Fungsi-fungsi mana yang tidak dapat didukung oleh paket?
 Seberapa baik paket mendukung kebutuhan sekarang dan
besok?
b. Fleksibilitas.
 Seberapa mudah paket dapat dimodifikasi?
 Fitur-fitur apa yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan?
 Apakah penjual mau memodifikasikan paket untuk klien?
c. Kemudahan dipakai.
 Seberapa mudah paket digunakan oleh pemakai?
 Berapa banyak pelatihan harus dilakukan untuk dapat
menggunakannya?
 Seberapa banyak pemakai diijinkan untuk dapat mengendalikan
paket?
d. Perangkat keras dan perangkat lunak dukungan.
 Komputer jenis apa yang harus dipakai?
e. Sistem operasi
 apa yang dibutuhkan?
 Seberapa cepat CPU dan seberapa banyak simpanan yang
dibutuhkan?
 Karakteristik file dan basis data. Struktur basis data apa yang
digunakan oleh paket?
 Apakah pemakai dapat mengakses data langsung dari basis
data?
 Apakah basis data dapat diintegrasikan dengan basis data yang
lainnya?
 Apakah klien dapat memodifikasi struktur dari basis data?
f. Instalasi.
 Seberapa mudah menginstali paket?
 Seberapa mudah mengkonversi dari sistem lama ke sistem yang
baru?
g. Perawatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
 Apakah penjual menyediakan pemutakhiran paket?
 oleh penjual Apakah perawatan paket harus dilakukan atau
dapat dilakukan sendiri oleh klien?
 Seberapa mudah pemutakhiran dilakukan?
 Berupa staf...inimal dibutuhkan untuk melakukan perawatan
sistem?
h. Dokumentasi
 Dokumentasi apa saja yang disediakan oleh paket?
 Apakah mudah memahami dan menggunakan dokumen-
dokumen yang disediakan?
 Apakah dokumentasi yang disediakan sudah lengkap?
i. Kualitas Penjual.
 Apakah penjual mempunyai pengalaman yang cukup i aplikasi
paket?
 Apakah penjual mempunyai sejarah penjualan yang baik dan
mempunyai posisi keuangan yang baik?
 Apakah penjual akan terus di bisnis ini dan selalu mendukung
paket? Dukungan apa yang penjual berikan?
 Apakah respon penjual baik terhadap keluhan klien? Apakah
penjual mempunyai reputasi yang baik?
j. Biaya.
 Berapa harga dari paket?
 Apakah biaya paket termasuk biaya perwawatan?
 Apakah harga paket lebih murah dari harga pesaing?

2.3.2 Kelebihan-kelebihan dan Kekurangan-kekurangan Paket

mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan sebagai berikut ini:

1. Kualitas paket yang baik. Kualitas dari paket dapat diandalkan karena paket
dikembangkan oleh team yang berkualitas, dikembangkan dengan biaya yang
cukup mahal dan sudah diuji kualitasnya sebelum paket dijual atau telah
diperbaiki terus menerus dari keluhan-keluhan pemakai. Paket yang terkenal
dan berhasil di pasaran dikerabangkan dengan biaya yang mahal diambilkan
dari keuntungan paket yang besar karena pembeli paket berjumlah cukup
besar. Kualitas dari paket juga dapat diuji dan dibandingkan dengan paket-
paket lainnya sebelum paket dibeli.
2. Dapat digunakan seketika. Keunggulan lain dari paket adalah tidak perlu
dikembangkan lagi dan siap digunakan, schingga cocok untuk kebutuhan
sistem teknologi informasi yang mendesak yaitu yang harus digunakan
secepatnya.
3. Harga paket relatip murah. Walaupun harga pengembangan paket mahal,
tetapi paket dijual dan dibeli oleh banyak pembeli, sehingga harga per
paketnya dapat menjadi relatip sangat murah dibandingkan jika harus
mengembangkan sendiri.
4. Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis. Karena hasil dari paket
sudah jadi, maka dapat dipilih paket-paket yang merupakan "best practice"
yaitu paket dengan proses bisnis yang terbaik yang pernah diterapkan di suatu

PAGE \* MERGEFORMAT 14
organisasi. Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering atau
BPP) dapat dilakukan dengan menerapkan paket "best practice" dan
memodifikasi organisasi untuk mengikuti proses dari paket.
5. Kompatibel dengan sesama pengguna paket.. Karena menggunakan model
basis data yang sama, maka sesama pengguna paket dapat saling bertukar data
dengan mudah.

Paket juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut ini.

1. Tidak sesuai untuk aplikasi yang unik. Untuk aplikasi yang unik biasanya sulit
ditemukan paket yang sesuaiUntuk aplikasi yang unik, jika paket tersedia,
biasanya masih harus dimodifikasi untuk disesuaikan dengan aplikasinya.
2. Perbaikan, modifikasi dan pengembangan paket sulit dikerjakan sendiri. Jika
terjadi kesalahan-kesalahan proses, perubahan-perubahan dan penambahan-
penambahan di paket akan sulit dilakukan disebabkan oleh beberapa hal
sebagai berikut ini.
a) Merubah kode program lebih sulit dibandingkan jika harus
membuatnya.
b) Kode-kode program di paket biasanya sudah dikompilasi dalam bahasa
mesin yang sulit dibaca
3. Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya. Paket umumnya
menggunakan program yang tertentu dengan struktur basis data yang unik dan
berbeda dengan struktur basis data lainnya, sehingga basis data paket tidak
kompatibel dengan basis data lainnya.
4. Ketergantungan dari pemasok. Ketergantungan dengan pemasok juga
merupakan masalah dari paket jika pemasok tidak dapat diandalkan di masa
depan.
5. Tidak memberikan keuntungan kompetisi. Paket umumnya digunakan oleh
banyak pemakai, sehingga keuntungan kompetisi dari paket menjadi hilang,
karena pesaing juga dapat menggunakannya.

2.4 Outsourcing
Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada outsourcing.
Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing)
atau akan dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan oleh faktor kemampuan
sumber daya (resources) dari departemen sistem teknologi informasi. Jika departemen
STI tidak mempunyai sumber daya yang baik, misalnya tidak mempunyai analis dan
pemrogram yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan
biasanya jatuh pada outsourcing.
2.4.1 Kelebihan-kelebihan dan Kekurangan-kekurangan Outsourcing
Outsourcing menjadi pilihan karena mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan
sebagai berikut ini.
1. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika
perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga
dalam bentuk outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer menerima

PAGE \* MERGEFORMAT 14
jasa dari perusahaan lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi ke
beberapa perusahaan.
2. Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk
berkerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan
3. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri secara internal, karena outsourcer memang spesialisasi dan ahli di
bidang tesebut.
4. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan
pihak outsourcer mempunyainya.
5. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi
dan transfer pengetahuan yang dimiliki oleh outsourcer.
6. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan melakukan investasi.
7. Mengurangi risiko kegagalan investasi yang mahal. atau tidak
8. Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi,
perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-
saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak
dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
9. Perusahaan dapat memfokuskann pada pekerjaan lain yang lebih penting.

Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcingbeberapa


kelemahan juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan ini adalah sebagai
berikut ini

1. Jika aplikasi yang di-outsource adalah aplikasi yang stratejikmaka dapat ditiru
oleh pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama
2. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di- outsource-kan.
Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika
terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung risiko keterlambatan
penanganan jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada di outsourcer
yang harus di hubungi terlebih dahulu.
3. Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak
kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.
4. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan
mengoperasikan aplikasi tersebut

2.4.2 Keputusan Insourcing lawan Outsourcing

Keputusan untuk mengembangkan sendiri sistem informasinya disebut dengan


insourcing dan keputusan untuk menyerahkan kepada pihak ketiga pengembangan
sistem dan operasi dari sistem merupakan keputusan outsourcing. Perusahaan
melakukan keputusan insourcing atau outsourcing berdasarkan beberapa hal, seperti
misalnya berdasarkan jumlah budjet yang dianggarkan, berdasarkan keputusan
stratejik, berdasarkan kontribusi aktivitas TI tersebut terhadap operasi dan posisi
bisnis dan berdasarkan atas analisis strategic grid

2.4.3 Strategi Kontrak

Jika keputusan untuk di-outsource-kan sudah diputuskan, maka langkah


berikutnya adalah mengevaluasi beberapa strategi kontrak yang tersedia. Evaluasi
strategi kontrak menggunakan dua buah dimensi sebagai berikut ini.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
1. Gaya Pembelian (Purchasing style) yang menjelaskan gaya hubungan antara
perusahaan dengan penyedia jasa outsorcing yang terdiri dari:
a) Transaksi (Transaction) yaitu pembelian yang regular dengan kontrak
tepat waktu.
b) Hubungan baik (Relationship) yaitu hubungan pembelian dalam
bentuk partnership.
2. Fokus Pembelian (Purchasing focus) yaitu menjelaskan siapa yang akan
mengoperasikan dan mengelola akitivitas-aktivitas TI yang terdiri dari:
a) Sumber daya (Resources) yaitu aktivitas-aktivitas TI dikelola sendiri
oleh departemen TI internal dengan sumber dayanya diperoleh dari
outsourcer.
b) Hasil (Results) yaitu outsourcer mengelola aktivitas- aktivitas TI dan
perusahaan hanya menerima hasil akhirnya saja.
Kombinasi dari dua dimensi dapat diperoleh empat macam alternatif kontrak
outsourcing sebagai berikut ini:
1. Beli-dalam (Buy-in) yaitu outsourcer menyediakan sumber- sumber daya TI
semacam pemrogram komputer. Pengelolaan kegiatan-kegiatan TI masih
dikerjakan di departemen TI secara internal. Departemen TI internal
bertanggung jawab menyediakan hasilnya. Hubungan kerja antara
perusahaan dan outsourcer adalah hubungan bisnis jangka pendek.
2. Pemasok terpilih (Preferred suppliers) yaitu outsourcer menyediakan
sumber-sumber daya TI semacam pemrogram komputer. Pengelolaan
kegiatan-kegiatan TI masih dikerjakan di departemen TI secara internal.
Departemen TI internal bertanggung jawab menyediakan hasilnya.
Hubungan kerja antara perusahaan dan outsourcer adalah hubungan bisnis
jangka panjang.
3. Kontrak-penuh (Contract-out) yaitu outsourcer menyediakan sumber-sumber
daya T'I semacam pemrogram komputer, mengelola kegiatan-kegiatan TI
dan bertanggung jawab menyediakan hasilnya.
4. Kontraktor Terpilih (Preferred contractor) yaitu perusahaan dan outsourcer
membangun kerjasama jangka panjang, misalnya membuat kembali
perusahaan outsourcing untuk menyediakan sumber daya, mengelola
kegiatan-kegiatan TI dan menyediakan hasilnya
2.5 End-User Development
Jika keputusannya adalah mengembangkan sistem teknologi informasi (STI)
secara internal (insourcing), maka yang dipertimbangkan selanjutnya adalah metode
pengembangan oleh pemakai sistem (end user development (EUD) atau end user
computing (EUC)). Faktor penentu pengembangan STI oleh pemakai sistem adalah
dampak dari STI yang akan dikembangkan. Jika dampaknya sempit, yaitu hanya pada
individu pemakai sistem yang sekaligus pengembang sistem itu saja, maka EUC dapat
dilakukan. Sebaliknya jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengembangan
sistem dengan EUC akan berbahaya, karena jika terjadi kesalahan, dampaknya akan
berpengaruh pada pemakai sistem lainnya atau pada organisasi secara luas.
Pengembangan sistem oleh pemakai sistem (end user computing) merupakan
fenomena yang mulai terjadi terutama di perusahaan-perusahaan yang menghadapi
persaingan yang ketat.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
2.5.1 Kelebihan-kelebihan dan Kekurangan-kekurangan EUC
Karena EUC mulai banyak diterapkan, tentunya EUC mempunyai banyak
kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan metode pengembangana sistem yang lain.
Kelebihan-kelebihan dari EUC adalah sebagai berikut ini.
1. Menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi jika
harus dikembangkan di departemen itu. Dengan EUC, maka aplikasi dapat
diselesaikan dengan lebih cepat karena dikembangkan sendiri oleh pemakai
sistem.
2. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dikembangkan sendiri
yang tentunya pemakai lebih memahami keinginannya sendiri jika
dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain yang kurang dapat
memahami sepenuhnya kebutuhan informasi dari pemakai sistem terutama
untuk sistem yang ad hoc yang melibatkan keputusan-keputusan tidak
terstruktur (unstructured decisions).
3. Meningkatkan keterlibatan pemakai di dalam pengembangan sistem sehingga
pemakai sistem akan lebih puas karena kebutuhannya terpenuhi dan akibatnya
kepuasan pemakai sistem akan membawa ke penggunaan sistem tersebut
4. Dengan mengembangkan sendiri aplikasinyakualitas pemahaman pemakai
sistem terhadap sistem teknologi informasi akan meningkat

Selain kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh pengambangan sistem metode


EUC, beberapa kekurangan juga terjadi di metode ini. Kekurangan-kekurangannya
adalah sebagai berikut ini.
1. Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, paling
tidak pemakai juga harus mempunyai pemahaman tentang teknologi sistem
informasi dan pemahaman tentang pengembangan sistem. Tidak semua
pemakai sistem mempunyai pemahaman tentang ini.
2. Penerapan EUC mempunyai risiko mengganggu bahkan merusak sistem
informasi diluar yang dikembangkan oleh pemakai sistem jika dampak dari
pengembangan EUC adalah luas diluar sistem yang dikembangkan sendiri.
Akibat dari ini misalnya adalah dapat merusak data di basis data korporat jika
pemakai sistem menggunakan data dan memutakhirkan data secara salah yang
ada di basis data
3. Kelemahan ketiga adalah kelemahan teknis yang dimiliki oleh pemakai
sistemPenerapan EUC dapat tidak efisien dan efektip jika dikembangkan oleh
pemakai sistem yang juga sebagai manajer perusahaan. Jika manajer
perusahaan harus belajar terlebih dahulu bahasa pemrograman untuk dapat
memprogram aplikasinya, maka akan dibutuhkan waktu yang lama. Waktu
fiming), strategi dan taktik penerapan EUC akan dibahas berikut ini.
2.5.2 Waktu Penerapan EUC
Pemakai sistem yang harus mengembangkan aplikasinya sendiri paling tidak
harus mempunyai pemahaman tentang teknologi sistem informasi dan pemahaman
tentang pengembangan sistem tersebut Tidak semua pemakai sistem mempunyai

PAGE \* MERGEFORMAT 14
pemahaman tentang ini. Jika pemakai sistem yang tidak mempunyai pengetahuan
tersebut bagaimana mungkin dia dapat mengembangkan sistem dengan mengenaJika
EUC diijinkan dan pemakai sistem belum siap maka EUC sudah dapat dipastikan
akan tidak berhasilOleh karena timing kapan end user computing (EUC) dapat mulai
diterapkan di organisasi merupakan pertanyaan yang krusial dan harus
dipertimbangkan masak-masak
2.5.3 Strategi EUC
Jika organisasi sudah melakukan EUC, maka penerapan EUC harus terus
dikembangkan dalam arti bahwa manajer-manajer di dalam organisasi harus didorong
untuk melakukannyaOrganisasi yang sudah siap dan sudah melakukan EUC akan
mempunyai nilai keunggulan kompetisi tersendiri, karena pengambilan keputusan ad-
hoc oleh masing-masing manajer akan dapat cepat diselesaikan oleh manajer itu
sendiri dengan bantuan sistem teknologi informasi yang dibangun sendiri.
Perkembangan EUC di organisasi semacam ini diarahkan sampai ke titik yang disebut
dengan pertumbuhan terkendali (controlled growth), yaitu saat EUC diterapkan secara
optimal di organisasi. Strategi mencapai titik ini dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu strategi aselerasi (acceleration),kontainmen (containment) dan imbang
(balance).

2.5.4 Taktik Penerapan EUC


Hal yang ketiga yang perlu diperhatikan dalam EUC adalah taktik pelaksanaan
EUC. Taktik pelaksanaan EUC dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan
kemampuan teknis manajer. Taktik yang diterapkan adalah dengan menyediakan alat-
alat pengembangan sistem yang mudah digunakan dan membangun pusat informasi
(information center) di dalam organisasi.
2.6 Prototyping

Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah metode EUC adalah


metode prototyping. Pertimbangan memilih metode ini adalah jadwal pemakaian
sistem teknologi informasi (STI) yang harus segera tidak dapat menunggu terlalu
lama lagi. Metode prototyping banyak digunakan untuk mengembangkan STI yang
harus segera dioperasikan jika tidak permasalahan yang akan diselesaikan oleh STI
sudah menjadi basi dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat.

Suatu prototip (prototype) adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu
sistem atau bagian dari suatu sistem. Setelah dioperasikan, prototip ditingkatkan terus
sesuai dengan kebutuhan pemakai sistem yang juga meningkat.

Prototyping adalah proses pengembangan suatu prototip secara cepat untuk


digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem
yang utuh. Proses membangun sistem ini yaitu dengan membuat prototip atau mode!
awal, mencobanya, meningkatkannya dan mencobanya lagi dan meningkatkannya dan
seterusnya sampai didapatkan sistem yang lengkap disebut dengan proses iteratif
(iterative process) dari pengembangan sistem.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Tahapan-tahapan yang dilakukan didalam pengembangan sistem menggunakan
metode prototip adalah sebagai berikut ini.

1. Identifikasikan kebutuhan pemakai yang paling mendasar,Pembuat sistem


dapat mewancarai pemakai sistem tentang kebutuhan pemakai sistem yang
paling minimal terlebih dahulu. Proses ini sama dengan proses analisis di
pengembangan sistem model SDLC.
2. Membangun prototip,Prototip dibangun oleh pembuat sistem dengan cepat.
Hal ini dimungkinkan karena pembuat sistem hanya membangun bagian yang
paling mendasar dulu dari keseluruhan sistem yang paling dibutuhkan terlebih
dahulu oleh pemakai sistem. Hal lainnya yang memungkinkan pembuat sistem
membangun prototip dengan cepat adalah dengan menggunakan alat-alat
bantu generasi terbaru seperti misalnya DBMS dan CASE
3. Menggunakan prototip,Pemakai sistem dianjurkan untuk menggunakan
prototip sehingga dapat menilai kekurangan-kekurangan dari prototip sehingga
dapat memberikan masukan-masukan kepada pembuat sistem.
4. Merevisi dan meningkatkan prototip ,Pembuat sistem memperbaiki prototip
berdasarkan keinginan dari pemakai sistem atau berdasarkan pengalamannya
untuk membuat sistem sejenis yang baik. Jika prototip belum lengkap, maka
proses iterasi diulangi lagi mulai dari nomer 3. Jika prototip lengkap menjadi
sistem yang dikehendaki, proses iterasi dihentikan.

2.6.1 Kelebihan-kelebihan dan Kekurangan-kekurangan Prototyping

Beberapa kelebihan-kelebihan dari metode pengembangan sistem cara prototyping


adalah sebagai berikut ini.

1. Jika sistem yang dikembangkan ingin digunakan secepatnya karena keputusan


yang akan diambil manajer merupakan keputusan yang harus segara dilakukan
dengan berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh sistem.
2. Terjadi ketidakpastian terhadap rancangan dari sistem yang dapat berubah
dengan berjalannya waktu disebabkan karena kebutuhan informasi pemakai
sistem belum jelas. Dengan prototyping, sistem akan selalu ditingkatkan jika
kebutuhan pemakai dari waktu ke waktu muncul dan dibutuhkan.
3. Prototyping mendorong partisipasi dan keterlibatan pemakai sistem dalam
pengembangan sistem karena sistem akan terus ditingkatkan dari hasil saran-
saran yang diberikan oleh pemakai sistem.
Disamping kelebihan-kelebihan dari prototyping, beberapa kelemahan juga terjadi
yaitu sebagai berikut ini.
1. Kualitas sistem akan berkurang disebabkan sistem tidak,dirancang secara
terintegrasi sehingga dapat menyebabkan integrasi basis data kurang baik dan
hubungan satu bagian dengan bagian lain di sistem kurang terintegrasi
2. Dokumentasi dari sistem kurang baik dibandingkan dengan yang diberikan
oleh SDLC yang sudah terancang dengan baik

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis, menunjang
manajemen dalam pengambilan keputusan dan menunjang strategi kompetetif
perusahaan.
Penerapan sistem informasi manajemen khususnya e-commerce pada PT.Gojek
Indonesia telah terintegrasi dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari struktur
aplikasi perusahaan yang memberikan kerangka kerja konseptual yang
menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi e-commerce, yaitu bagaimana
konsumen memesan, proses pelayanan sampai dengan seleseinya jasa layanan.

DAFTAR PUSTAKA

Profil pt gojek Indonesia, sejarah, alamat, kantor dan produk layanannya. Jakarta :
Liputan 6
Tasya Kurnia Blog “Peranan Sistem Informasi Manajemen pada Pt Gojek”
Nisa Rizki Yulianti. Mahasiswa Universitas Mercu Buana. “Implementasi Sistem
Informasi Manajemen pada PT. Gojek Indonesia”. Jakarta

PAGE \* MERGEFORMAT 14
PAGE \* MERGEFORMAT 14

Anda mungkin juga menyukai