Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : M.ARIFA OETAMA


………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050147578


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ : 24/BANDUNG


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1). Sikap adil merupakan sikap yang mendasarkan tindakan
dan pengambilan keputusan pada prinsip kesetaraan, kebenaran,
dan keseimbangan. Ini melibatkan perlakuan yang sama
terhadap semua individu tanpa adanya diskriminasi atau
keberpihakan, berdasarkan pada fakta-fakta dan keadilan. Sikap
adil juga mencakup penilaian yang obyektif dan tidak memihak
serta bertindak secara proporsional sesuai dengan kebutuhan
atau hak setiap individu.

Dalam Islam, konsep adil atau 'al-Adl' adalah salah satu


nilai yang sangat penting. Al-Quran dan Hadis (tradisi Nabi
Muhammad) mengandung banyak ayat dan petunjuk yang
menekankan pentingnya sikap adil dalam berinteraksi dengan
orang lain. Misalnya, dalam Surah An-Nisa (4:135), Al-Quran
menegaskan: "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
seimbang dalam bersaksi karena Allah, walaupun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu."

Selain itu, terdapat banyak ayat lain yang menyerukan


kepada umat Muslim untuk bertindak secara adil dalam semua
aspek kehidupan mereka, baik dalam urusan pribadi maupun
publik. Sikap adil juga dipraktikkan oleh Nabi Muhammad
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam memimpin umatnya.
Beliau menekankan pentingnya perlakuan yang adil terhadap
semua orang tanpa memandang suku, warna kulit, atau status
sosial.

Dalam praktiknya, sikap adil dalam konteks Islam


mencakup perlakuan yang setara terhadap individu, memberikan
hak yang sama kepada semua orang, serta menghindari
penindasan dan ketidakadilan dalam segala bentuknya.

Pentingnya sikap adil ini juga tercermin dalam konsep


muamalah (urusan dunia) dan muqadimah (urusan akhirat)
dalam Islam. Artinya, sikap adil tidak hanya berlaku dalam
urusan dunia semata, tetapi juga memiliki dampak besar dalam
urusan kehidupan setelah mati.

Dengan demikian, sikap adil dalam Islam bukan hanya


sebagai tindakan praktis, tetapi juga sebagai prinsip moral yang
membimbing setiap individu dalam menjalani kehidupan
mereka sehari-hari.

2). Dalam konteks Islam, konsep ulil amri mengacu pada


pemimpin atau otoritas yang bertanggung jawab dalam urusan
umat atau negara. Ulil amri memiliki peran penting dalam
kehidupan politik dan sosial masyarakat Muslim. Mereka adalah
figur yang dipercayakan untuk mengemban tanggung jawab
dalam memelihara keadilan, menjaga kesatuan, dan memastikan
pelaksanaan ajaran Islam secara luas.

Peranan ulil amri dalam kehidupan politik mencakup beberapa


aspek:

1. Pengambilan Keputusan:
Ulil amri memiliki tanggung jawab untuk mengambil
keputusan yang bertanggung jawab atas kepentingan
umat. Mereka harus memastikan bahwa keputusan yang
diambil sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, demi
kemaslahatan bersama, serta menjaga keadilan dan
persatuan umat.

2. Penegakan Keadilan:
Salah satu peran penting ulil amri adalah memastikan
penerapan keadilan dalam segala aspek kehidupan
masyarakat. Mereka harus memastikan bahwa hukum
yang diterapkan sesuai dengan ajaran Islam dan
memberikan perlakuan yang adil bagi semua warga
negara tanpa membedakan suku, agama, atau status
sosial.

3. Pemeliharaan Persatuan dan Kesatuan:


Ulil amri bertanggung jawab untuk memelihara
persatuan dan kesatuan umat. Mereka harus
mempromosikan nilai-nilai persatuan, mengatasi
perpecahan, serta mengarahkan masyarakat untuk
bekerja bersama demi mencapai kebaikan bersama.

4. Penyampaian Ajaran Islam:


Ulil amri juga memiliki peran dalam menyampaikan
ajaran Islam secara benar dan proporsional kepada
masyarakat. Mereka dapat menjadi panutan dan
membimbing umat dalam memahami prinsip-prinsip
Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis.

5. Keseimbangan Antara Ketaatan kepada Tuhan dan


Kepemimpinan Manusia:
Ulil amri adalah wakil yang diamanahkan untuk
memimpin urusan dunia sesuai dengan petunjuk agama,
tetapi tidak melebihi ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Nya. Oleh karena itu, kepemimpinan mereka harus
selalu bersandar pada prinsip-prinsip agama Islam.

Dalam konteks mewujudkan persatuan dan kesatuan


bangsa, ulil amri memiliki peran yang signifikan. Mereka dapat
menjadi penghubung antara berbagai kelompok dan memastikan
bahwa kepentingan bersama diutamakan di atas perbedaan yang
ada. Dengan pengambilan keputusan yang bijaksana, penerapan
keadilan, dan penyampaian ajaran Islam yang benar, ulil amri
dapat membantu memperkuat persatuan serta menyatukan
masyarakat dalam mencapai tujuan yang lebih besar bagi
kebaikan bersama.

3). "Islam Rahmatan lil Alamin" adalah konsep dalam Islam


yang secara harfiah berarti "Islam sebagai rahmat bagi seluruh
alam" atau "rahmat bagi seluruh umat." Konsep ini
menggambarkan ajaran Islam sebagai rahmat yang universal,
ditujukan untuk kemanusiaan secara keseluruhan, tanpa
memandang perbedaan agama, ras, atau budaya.

Istilah ini diambil dari ayat Al-Quran dalam Surah Al-


Anbiya (21:107) yang menyatakan:

َ‫س ْلنَـٰكَ إِ اَّل َر ْح َمةً ل ِْلعَ ٰـلَمِين‬


َ ‫َو َما ٓ أ َ ْر‬

Artinya: "Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad)


melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam."

Pemahaman Islam Rahmatan lil Alamin menegaskan


bahwa ajaran Islam bukan hanya untuk umat Islam saja, tetapi
untuk seluruh manusia di dunia ini. Islam dipersepsikan sebagai
rahmat yang membawa manfaat, kedamaian, keadilan, kasih
sayang, dan kebaikan bagi seluruh makhluk Allah.

Konsep ini menekankan pentingnya sikap toleransi,


keramahan, perdamaian, dan keadilan dalam berinteraksi
dengan sesama manusia serta lingkungan sekitar. Dalam konteks
sosial, Islam Rahmatan lil Alamin mendorong umat Muslim
untuk menjadi contoh yang baik dan membawa manfaat bagi
masyarakat di sekitarnya, tanpa memandang perbedaan
keyakinan.
Rasulullah Muhammad SAW juga diutus sebagai rahmat
bagi seluruh alam, bukan hanya untuk umat Islam. Beliau
mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, belas kasihan, keadilan,
dan kebaikan kepada seluruh manusia. Prinsip ini mendorong
umat Muslim untuk berkontribusi dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kedamaian bagi semua makhluk hidup.

Dengan prinsip Islam Rahmatan lil Alamin, umat


Muslim diharapkan untuk menjadi duta-duta rahmat,
memperlihatkan sikap toleransi, kebaikan, dan kasih sayang
kepada semua individu dan makhluk, sehingga membawa
manfaat dan kedamaian bagi seluruh alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai