Anda di halaman 1dari 21

Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Contract pada Siswa


Kelas IV Sekolah Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH

Tahun Ajaran 2022/ 2023

Tugas 1/2/3

IDIK4008/ Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

SETIANINGSIH MAYASARI
857611931
PGSD BI
UPBJJ PURWOKERTO

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat berupa kesehatan sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan untuk melengkapi tugas perkuliahan Penelitian Tindakan
Kelas. Makalah ini kami susun dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
IPA dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Contract pada Siswa Kelas IV Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH Tahun Ajaran 2022/ 2023.”
Atas terselesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing
yang telah memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada pihak terkait yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan makalah ini.
Demikianlah semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua.

Brebes, 25 Mei 2023

Penyusun
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah


Minat belajar mengikuti pembelajaran siswa Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH kelas IV
sangat kurang. Masalah yang sangat crusial adalah kebanyakan siswa yang sering berbicara
sendiri dalam proses belajar mengajar yang sangat mengganggu keberlangsungan proses belajar
mengajar, karena dapat mengganggu siswa yang lain yang ingin memperhatikan serta bagi siswa
yang berbicara sendiri akan tidak dapat menyerap materi lebih baik. Minat belajar mengikuti
pembelajaran yang kurang disebabkan siswa bosan dengan keadaan proses belajar mengajar serta
kurang adanya aturan yang tegas dalam mengatur aktivitas siswa. Selain itu dari pengamatan
penulis, Guru yang hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan minat belajar siswa
yang rendah.
Di Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH belum pernah dilaksanakan strategi pembelajaran
Learning Contract dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa. Strategi pembelajaran
Learning Contract atau kontrak pembelajaran memberikan suatu strategi pembelajaran instruksi
individualistis dan mengembangkan tanggung jawab siswa (Hisyam Zaini, 2007:45). Berdasarkan
latar belakang di atas maka peneliti memilih judul Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Contract pada Siswa
Kelas IV Sekolah Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH Tahun Ajaran 2022/ 2023.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Masih rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPA.
2. Lebih dari 50% siswa yang nilainya di bawah KKM pada pembelajaran IPA.
3. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran IPA yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa.
4. Perlu adanya strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa,
sehingga mampu meningkatkan kompetensi siswa pada pembelajaran IPA.

C. Pembatasan Masalah
Guna menghilangkan kerancuan dan dapat tercapai sasaran yang ditinjau, adanya penelitian yang
sesuai dengan tujuan penulis serta agar penelitian lebih terfokus dalam pembahasan, maka
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1) Strategi pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Learning Contract .
2) Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran IPA kelas IV SD.
3) Subjek yang akan diteliti adalah guru dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH
Tahun Ajaran 2022/ 2023.
4) Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa dalam pembelajaran
IPA.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian dan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran Learning Contract dapat meningkatkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH Tahun
Ajaran 2022/ 2023?
2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran Learning Contract dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH Tahun Ajaran
2022/ 2023?

E. Rencana Setiap Siklus


Penelitian perencanaan ini dilakukan siklus. Dalam melaksanakan siklus mendapatkan 2
pertemuan. Tiap pertemuan mendapatkan waktu 2 jam yaitu (2x 35menit). Siklus pertama
melakukan pengamatan dengan menggunakan strategi pembelajaran learning contract yang sudah
dicantumkan pada RPP. Rencana siklus bisa dilihat dibawah ini :
 Tahap Tindakan Siklus
Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti memeriksa segala perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan oleh
guru meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, media, Lembar
kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi. Peneliti juga menyiapkan instrument penilaian yang
berupa lembar penilaian afektif . Tindakan yang dilakukan pada siklus ini adalah penggunaan
strategi model pembelajaran Learning Contract untuk mempelajari materi mengamati
perkembangbiakan tumbuhan “Struktur Bunga Sepatu” pada pelajaran IPA.
Pelaksanaan tindakan siklus 1
a) Pertemuan 1
 Guru meminta semua siswa mengamati tumbuhan bunga sepatu didepan kelas.
 Guru meminta semua siswa mengamati struktur bunga sepatu sebelum dibelah secara
vertical bersama-sama.
 Guru memberikan contoh gambar struktur bunga sebelum dan sesudah dibelah secara
vertical berupa keterangan bagian yang akan diteliti.
 Guru meminta persiswa untuk maju kedepan mengamati setiap bagian yang akan dicatat
yang sudah ditentukan oleh guru.
 Siswa dipersilahkan untuk bertanya.
 Guru memberikan sebuah lembar kerja siswa untuk dikerjakan.
 Siswa mengerjakan soal yang ada pada lembar kerja secara mandiri dengan waktu yang
sudah ditentukan.
 Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan memberikan evaluasi secara singkat dalam materi
tersebut.
 Guru memberikan motivasi dan latihan untuk dikerjakan dirumah.
b) Pertemuan ke 2
 Guru menyampaikan tujuan pertemuan hari ini.
 Guru menjelaskan dan menempelkan hasil penelitian secara tersusun didepan kelas dan
membacanya bersama-sama.
 Guru meminta siswa maju kedepan kelas untuk menyusun bagian-bagian struktur bunga
yang guru berikan secara acak.
 Guru membagi kelas dengan 2 kelompok terdiri dari 3 siswa perkelompok.
 Guru memberi kartu untuk disusun oleh tiap kelompok dengan waktu yang bersamaan
selama 3 menit.
 Guru mengoreksi hasil kerja kelompok tersebut.
 Guru memberi kuis pada tiap siswa untuk dikerjakan selama 10 menit.
c) Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan mulai dari awal hingga akhir kegiatan
penelitian untuk melihat perkembangan atau perubahan sebagai pengaruh pemberian
treatment. Peneliti membuat catatan kecil dan juga mengisi lembar observasi minat
kegiatan pembelajaran guna melihat proses dan perkembangan peneliti. Pada tahap ini
peneliti juga mengisi lembar penilaian aktif dan lembar penilaian guru yang telah
disiapkan sebelumnya. Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh rekan peneliti.
d) Refleksi
Pada tahap ini peneliti kembali mengkaji proses pelaksanaan penelitian dari awal hingga
akhir guna melihat pengaruh pemberian treatment. Peneliti akan mengolah data-data yang
telah didapatkan selama pelaksanaan siklus tersebut. Hasil kajian tersebut akan digunakan
peneliti sebagai dasar pertimbangan peneliti guna melihat keberhasilan siklus.
Pelaksanaan tindakan siklus 2
a) Pertemuan 1
 Guru meminta semua siswa mengamati tumbuhan bunga sepatu didepan kelas.
 Guru meminta semua siswa mengamati struktur bunga sepatu sebelum dibelah secara
vertical bersama-sama.
 Guru memberikan contoh gambar struktur bunga sebelum dan sesudah dibelah secara
vertical berupa keterangan bagian yang akan diteliti.
 Guru meminta persiswa untuk maju kedepan mengamati setiap bagian yang akan dicatat
yang sudah ditentukan oleh guru.
 Siswa dipersilahkan untuk bertanya.
 Guru memberikan sebuah lembar kerja siswa untuk dikerjakan.
 Siswa mengerjakan soal yang ada pada lembar kerja secara mandiri dengan waktu yang
sudah ditentukan.
 Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan memberikan evaluasi secara singkat dalam materi
tersebut.
 Guru memberikan motivasi dan latihan untuk dikerjakan dirumah.
b) Pertemuan ke 2
 Guru menyampaikan tujuan pertemuan hari ini.
 Guru menjelaskan dan menempelkan hasil penelitian secara tersusun didepan kelas dan
membacanya bersama-sama.
 Guru meminta siswa maju kedepan kelas untuk menyusun bagian-bagian struktur bunga
yang guru berikan secara acak.
 Guru membagi kelas dengan 2 kelompok terdiri dari 3 siswa perkelompok.
 Guru memberi kartu untuk disusun oleh tiap kelompok dengan waktu yang bersamaan
selama 3 menit.
 Guru mengoreksi hasil kerja kelompok tersebut.
 Guru memberi kuis pada tiap siswa untuk dikerjakan selama 10 menit.
c) Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan mulai dari awal hingga akhir kegiatan
penelitian untuk melihat perkembangan atau perubahan sebagai pengaruh pemberian
treatment. Peneliti membuat catatan kecil dan juga mengisi lembar observasi minat
kegiatan pembelajaran guna melihat proses dan perkembangan peneliti. Pada tahap ini
peneliti juga mengisi lembar penilaian aktif dan lembar penilaian guru yang telah
disiapkan sebelumnya. Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh rekan peneliti.
d) Refleksi
Pada tahap ini peneliti kembali mengkaji proses pelaksanaan penelitian dari awal hingga
akhir guna melihat pengaruh pemberian treatment. Peneliti akan mengolah data-data yang
telah didapatkan selama pelaksanaan siklus tersebut. Hasil kajian tersebut akan digunakan
peneliti sebagai dasar pertimbangan peneliti guna melihat keberhasilan siklus.

F. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR),
yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas oleh guru itu sendiri dengan tujuan untuk
memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan khususnya pembelajaran dengan melakukan
tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut, sehingga hasil belajar siswa semakin
meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran di kelasnya (Suparno, 2008). Dengan demikian PTK
berfokus pada proses belajar- mengajar yang terjadi di kelas dan dilakukan pada situasi yang sebenarnya
(alami). Hal ini berarti bahwa Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk
dilakukan oleh siswa dengan tujuan tertentu. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses
pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari
kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan. Dengan kata lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus
terlihat lebih efektif, efisien, kreatif dan inovatif. Atau dengan kata lain adalah adanya hal yang berbeda
dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah dilakukan
dipandang belum memberikan hasil yang memuaskan.
Lebih lanjut menurut Kemmis dan Taggart (1988), untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut
maka harus dilakukan secara berulang-ulang (siklus), agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari
tindakan. Jika dibandingkan antara PTK dengan penelitian eksperimen adalah bahwa penelitian eksperimen
hanya melihat bagaimana efektivitas dari perlakukan saja, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan
kelancaran proses tindakan (Suhardjono, 2005). Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah
proses, sedangkan hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan.
Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut siklus. Pengulangan langkah
dalam PTK sebaiknya dilaksanakan paling tidak dua siklus. Untuk memberikan gambaran mengenai
PTK, berikut disajikan contoh judul dan rumusan masalah penelitian tindakan kelas di bidang
pembelajaran.

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus
mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan
khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain :

a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam dan luar kelas.
b) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/ pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai
melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut :
1) Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru)
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain
disajikan dalam forum ilmiah.
2) Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel
ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung profesionalisme dan karir pendidik.
3) Mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau
beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
4) Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.
5) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan
kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas. Di samping itu, hasil belajar
siswa pun dapat meningkat.
6) Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang
digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

Selain manfaat Penelitian Tindakan Kelas diatas, ada beberapa manfaat lainnya yaitu sebagai
berikut :
 Bagi Siswa
1) Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran menyimak.
2) Menciptakan pengalaman belajar siswa yang menyenangkan.
3) Memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar menyimak.
4) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan menyimak.
 Bagi Peneliti sebagai Guru
1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran yang
sudah berlangsung.
2) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
3) Menambah wawasan dalam memilih model dan media pembelajaran.
 Bagi Sekolah
1) Digunakan sebagai arsip bagi sekolah.
2) Digunakan untuk memotivasi guru lain dalam hal perbaikan pembelajaran.
3) Menumbuhkan kerjasama antar guru untuk memperbaiki mutu pendidikan secara
berkelanjutan.

 Bagi Penelitian Berikutnya


Diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi penelitian berikutnya untuk dapat
dilanjutkan agar dapat tercipta hasil penelitian yang dapat berguna bagi proses pembelajaran di
sekolah.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas diatas yang akan diteliti, maka peneliti memiliki tujuan
penelitian sebagai berikut :

 Untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan strategi
pembelajaran Learning Contract pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH
Tahun Ajaran 2022/ 2023.
 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan strategi
pembelajaran Learning Contract pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah AL HIDAYAH
Tahun Ajaran 2022/ 2023.
H. Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Siklus Penelitian)

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana, kapan, dan bagaimana
penelitian dilakukan. Penelitian sebaiknya dilakukan secara kolaboratif, sehingga dapat
mengurangi unsur subyektivitas. Karena dalam penelitian ini ada kegiatan pengamatan terhadap
diri sendiri, yakni pada saat menerapkan pendekatan, model atau metode pembelajaran sebagai
upaya menyelesaikan masalah pada saat praktik penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti perlu juga
menjelaskan persiapan-persiapan pelaksanaan penelitian seperti: rencana pelaksanaan
pembelajaran, instrumen pengamatan (observasi) terhadap proses belajar siswa maupun instrumen
pengamatan proses pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini berupa kegiatan implementasi atau penerapan perencanaan tindakan di kelas yang
menjadi subyek penelitian. Pada kegiatan implementasi ini guru (peneliti) harus taat atas
perencanaan yang telah disusun. Yang perlu diingat dalam implementasi atau praktik penelitian
ini berjalan seperti biasa pada saat melaksanakan pembelajaran sebelum penelitian, tidak boleh
dibuat-buat yang menyebabkan pembelajaran menjadi kaku. Dan kolaborator disarankan
melakukan pengamatan secara obyektif sesuai dengan kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti. Hal ini penting mengingat penelitian tindakan mempunyai tujuan memperbaiki proses
pembelajaran.

3) Tahap Pengamatan (observasi)

Pada tahap pengamatan ini ada dua kegiatan yang diamati yaitu, kegiatan belajar siswa, dan
kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap proses belajar siswa dapat dilakukan sendiri oleh
guru pelaksana (peneliti) sambil melaksanakan pembelajaran, sedang pengamatan terhadap proses
pembelajaran tentu tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru pelaksana. Untuk itu guru pelaksana
(peneliti) minta bantuan teman sejawat (kolaborator) melakukan pengamatan, dalam hal ini
kolaborator melakukan pengamatan berdasar pada instrumen yang telah disusun oleh peneliti.
Hasil pengamatan kolaborator nantinya akan bermanfaat atau akan digunakan oleh peneliti
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

4) Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai melakukan pengamatan
terhadap peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran, kemudian berhadapan dengan peneliti
untuk mendiskusikan hasil pengamatan dalam peneliti melakukan implementasi rancangan
tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika kolaborator mengatakan kepada peneliti
tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dari hasil
refleksi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan (siklus)
berikutnya.
Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus,
yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi,
yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana
disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut.
Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

I. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI AL HIDAYAH dengan alamat Wanatawang, Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April, semester II
tahun ajaran 2022/2023.

J. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara untuk
mengetahui kondisi kelas pada awalnya dan melakukan observasi langsung ketempat lokasi
penelitian untuk mengamati proses berlangsungnya pembelajaran dengan strategi yang sudah
dibuat.

K. Teknik Analisis Data


Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Hilgard (dalam Slameto, 2010:57) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu
kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan secara tetap.
Minat juga mampu menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan
(Hurlock, 2008:2). Minat juga dapat diartikan sebagai perasaan senang atau tidak
senang seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau menghadapi suatu obyek
(Surya, 2003:67) maupun keinginan seseorang yang mengarahkan untuk melakukan
suatu tindakan tertentu (Sanjaya, 2008:71) Dari beberapa pengertian minat di atas dapat
disimpulkan bahwa minat merupakan suatu ketertarikan yang mampu mengarahkan
individu pada suatu tindakan tertentu.
Seseorang yang memiliki minat berarti ia memiliki ketertarikan terhadap sesuatu.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, minat memegang pengaruh yang cukup penting.
Idealnya,ketika siswa menaruh minat pada kegiatan pembelajaran maka kecenderungan
siswa untuk memperhatikan kegiatan pembelajaran juga menjadi lebih besar.
2. Pengertian Belajar
Menurut Kingskey (dalam Djamarah, 2011:13), belajar adalah suatu proses
pengubahan atau pembentukan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Slameto
(dalam Djamarah, 2011:13) juga merumuskan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman individu tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan. Singkatnya,
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau kebiasaan sebagai akibat
dari interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjut, (Djamarah, 2011:15-16)
menjelaskan bahwa belajar memiliki ciri-ciri seperti perubahan yang terjadi secara
sadar, perubahan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara,
bertujuan dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dari keseluruhan ciri-
ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang
dilakukan secara sadar dan memberi perubahan yang menetap.
Dari pengertian minat dan belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah suatu kecenderungan individu untuk tetap memperhatikan proses yang
dijalaninya untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Suatu proses dalam belajar
memerlukan waktu yang tidak sebentar sehingga terkadang muncul kebosanan dalam
belajar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu faktor pendorong dalam belajar agar individu
tersebut mampu untuk tetap belajar secara konstan. Minat mampu menjadi salah satu factor
pendorong dalam belajar tersebut yang dapat ditumbuhkan lewat berbagai cara diantaranya
dengan menggunakan model belajar yang menyenangkan.
3. Indikator Minat Belajar
Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan saja, tetapi juga di
implementasikan melalui partisipasi seorang individu dalam suatu kegiatan (Djamarah,
2011:166). Minat merupakan sesuatu yang dapat diamati dengan menerapkan beberapa
indikator yang menunjukkan adanya minat dalam suatu kegiatan.

4. Metode Pengukuran Minat


Menurut Nurkancana dan Sumartana (dalam Darmawan, 2007), ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran minat. Metode
pengukuran minat tersebut terdiri dari observasi, wawancara, dan inventori. Penjelasan
dari masing-masing metode dapat dijabarkan sebagai berikut.
a) Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung di lapangan. Dalam metode observasi, peneliti memiliki satu keuntungan
karena dapat mengamati individu dalam kondisi yang wajar dan tidak dibuat-buat.
Observasi tersebut dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil
observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. Akan tetapi metode ini
memiliki kelemahan yaitu hasil observasi seringkali bergantung pada subyektivitas
peneliti.
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melalui komunikasi
langsung dengan seorang informan. Pelaksanaan wawancara lebih baik dilakukan
dalam situasi yang tidak formal. Hal tersebut bertujuan agar percakapan dapat
berlangsung lebih bebas dan terbuka dan hasil yang didapatkan lebih obyektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu ketertarikan
yang mampu mengarahkan individu pada suatu tindakan tertentu yang memiliki
indikator pemusatan perhatian, inisiatif, rasa senang dan partisipasi serta dapat
diukur dengan metode observasi, dan wawancara.
Instrumen untuk Mengukur Minat
Kriteria keberhasilan minat pada penelitian ini dianalisis dengan ketentuan dari data
minat siswa yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan
pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut dicatat oleh peneliti dalam lembar observasi
minat yang telah peneliti susun.
Lembar observasi minat tersebut berisi empat indikator. Setiap indikator memiliki empat
dan tiga descriptor sehingga pengamatan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Data minat
tersebut diperoleh dengan cara setiap descriptor yang Nampak mendapatkan poin sebesar 1
(satu), sedangkan untuk descriptor yang tidak nampak diberikan poin 0 (nol). Peningkatan
siswa dihitung dengan cara sebagai berikut.
a) Menghitung jumlah skor minat siswa berdasarkan lembar observasi minat siswa pada setiap
siklus.
b) Menghitung persentase minat siswa.
Skor minat dalam satu indikator X100%
Jumlah descriptor dalam satu indikator X jumlah siswa
c) Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti dan atas
pertimbangan dari guru maka kriteria minat belajar siswa dapat dijabarkan sebagai
berikut.
90% - 100% = Sangat Baik
75% - 89% = Baik
65% - 74% = Cukup
<65% = Kurang
Keseluruhan proses penghitungan minat di atas dimaksud untuk mempermudah pengolahan data
yang diperoleh selama penelitian. Hal tersebut dapat diharapkan dapat memberikan kejelasan akan
peningkatan minat siswa selama siklus dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukannya
penelitian.

L. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI AL HIDAYAH Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes sebagai
upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
strategi pembelajaran Learning Contract. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV MI
AL HIDAYAH. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari 2022 sampai dengan
bulan November 2023. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yaitu
merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelasnya. Menurut Suharsimi (2006) bahwa PTK merupakan paparan gabungan
definisi dari tiga kata penelitian, tindakan, dan kelas. PTK juga merupakan suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman
yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan (Herawati,
2009:16).
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: planning
(perencanaan), action (tindakan), observing (tindakan) dan reflecting (perenungan). PTK bukan
hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang
dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang
lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Data adalah segala informasi baik lisan maupun
tulis, bahkan bisa berupa gambar atau foto, yang berkontribusi untuk menjawab masalah
penelitian sebagaimana dinyatakan di dalam rumusan masalah atau focus penelitian (Bungin,
2007:15). Jenis data pada prinsipnya ada dua macam yaitu data kualitatif dan kuantitatif,
sedangkan data dalam penelitian ini kualitatif yaitu data mengenai peningkatan minat belajar
siswa dalam pembelajaran IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini,
yaitu:
(1) Wawancara; Menurut Rubino (2009:73)
wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung
berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula. Dalam
penelitian wawancara dilakukan kepada guru kelas IV secara langsung melalui pertanyaan
lisan.
(2) Observasi; Menurut Rubino (2009:73)
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek
yang diteliti. Dalam observasi terdapat dua hal yang penting yaitu pengamatan dan pencatatan,
artinya begitu fenomena yang diinginkan nampak (ditangkap indera) segera dicatat. Observasi
yang dilakukan di kelas untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang tindak belajar
dan tindak mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Learning Contract.
(3) Dokumentasi;
Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan,
peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang daftar nama-nama
siswa dan nilai-nilai mata pelajaran IPA sebelum dilakukan tindakan.

(4) Tes; Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang
berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan
pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang
diteliti. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai ulangan
siswa sebelum dan sesudah tindakan. Teknik analisis data dilakukan untuk mengkaji hasil
implementasi perencanaan program monitoring penelitian dan refleksi penelitian pada setiap
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, pada penelitian tindakan kelas data dianalisis sejak
penelitian dilaksanakan. Analisis data yang peneliti gunakan adalah yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005:91) yakni dengan cara deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini data dianalisis dengan analisis interaktif untuk mengolah data peningkatan minat
dan hasil belajar siswa. (1) Reduksi Data; Pada langkah pemilihan data ini, peneliti memilih
data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat
dibuang, dan jika dianggap perlu, guru dapat menambahkan data baru dengan mengingat
kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan,(2)
Paparan Data; Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang
dilakukan pada kegiatan reduksi data. Berbagai macam data penelitian tindakan yang telah
direduksi perlu dipaparkan dengan menata rapi dalam bentuk narasi dengan dilengkapi grafik
atau diagram (Herawati, 2009:103), (3) Penarikan Kesimpulan; Berdasarkan deskripsi yang
telah dibuat pada langkah 2 tersebut, selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan
rencana tindakan yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah
kesimpulan yang mencangkup semua perubahan atau peningkatan pada diri peneliti, siswa
serta situasi tempat penelitian dilakukan. Peneliti juga berupaya melengkapi hal-hal yang
kurang dan memahami yang belum dipahami. Peneliti tidak gegabah dalam menyimpulkan
sesuatu dengan alasan terus berupaya mencari jalan terbaik untuk kemaslahatan siswa yang
dibinanya (Herawati, 2009:100). Dalam melakukan analisis data peneliti harus berupaya untuk
membaca dan membaca lagi, mendengarkan dan mendengarkan lagi, mengamati dan
mengamati lagi, berupaya semampu mungkin guna dapat memahami apa yang telah
dikumpulkannnya.

M. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Minat belajar merupakan landasan konsentrasi yang bersifat pribadi yang harus diciptakan untuk
menumbuhkan kecenderungan melakukan sesuatu (The Liang Gie, 1995:129-135). Menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2002:132) menyebutkan bahwa minat siswa dapat diungkapkan melalui:
(a) Pernyataan lebih memilih sesuatu daripada yang lainnya, (b) Partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan, (c) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa
menghiraukan yang lain. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa
dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut
terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang mereka berikan. Menurut Muhibbin
Syah (2010:133) mengungkapkan bahwa seorang menaruh minat pada suatu pembelajaran jika (a)
Antusias dalam mengikuti pembelajaran, (b) Memusatkan perhatian pada pembelajaran, (c) Rajin
dalam belajar, (d) Menunjukkan perilaku positif, (e) Menunjukkan rasa ingin tahu. Dari dua
pendapat di atas indikator minat yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana pendapat dari
Muhibbin Syah yakni antusias dalam mengikuti pembelajaran, memusatkan perhatian pada
pembelajaran, rajin dalam belajar, menunjukkan perilaku positif, dan menunjukkan rasa ingin
tahu. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat siswa dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui penerapan strategi
pembelajaran Learning Contract yang dilaksanakan di MI AL HIDAYAH Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes dapat meningkatkan minat belajar siswa yang berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
peningkatan minat dan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Minat Belajar
Siswa yang dilaksanakan mulai dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II menunjukkan peningkatan
yaitu: (1) Prasiklus; Pengamatan kegiatan pembelajaran IPA sebelum dilakukan strategi
pembelajaran Learning Contarct, siswa yang antusias dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 4
siswa, prosentasenya 15.38%, memusatkan perhatian pada pembelajaran sebanyak 4 siswa
prosentasenya 15.38%, rajin dalam belajar sebanyak 5 siswa prosentasenya 19.23%, menunjukkan
perilaku positif sebanyak 2 siswa prosentasenya 7.69%, menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 1
siswa prosentasenya 3.85%. (2) Siklus I; pada siklus I yang dilaksanakan 2 kali pertemuan terlihat
peningkatan minat belajar siswa, peningkatan minat belajar siswa yang antusias dalam mengikuti
pembelajaran sebanyak 21 siswa, prosentasenya 80.77%, memusatkan perhatian pada
pembelajaran sebanyak 12 siswa prosentasenya 46.15%, rajin dalam belajar sebanyak 15 siswa
prosentasenya 57.69%, menunjukkan perilaku positif sebanyak 11 siswa prosentasenya 42.31%,
menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 13 siswa prosentasenya 50.00%. (3) Siklus II; seperti
halnya pelaksanaan tindakan pada siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II juga dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Pada siklus II juga terlihat peningkatan minat belajar siswa, dapat
dijelaskan sebagai berikut: siswa yang antusias dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 26 siswa,
prosentasenya 100%, memusatkan perhatian pada pembelajaran sebanyak 25 siswa prosentasenya
96.15%, rajin dalam belajar sebanyak 25 siswa prosentasenya 96.15%, menunjukkan perilaku
positif sebanyak 23 siswa prosentasenya 88.46%, menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 23 siswa
prosentasenya 88.46%. Pada tindakan siklus II sudah mencapai indikator pencapaian yang
diharapakan yakni 85%, sehingga tindakan selesai pada siklus II. Peningkatan minat siswa juga
memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa pada setiap kegiatan pembelajarannya, mulai
dari prasiklus, siklus I, sampai pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian berikut : (1)
Prasiklus; Data hasil belajar IPA prasiklus atau sebelum tindakan yaitu sebagai berikut, dari 26
siswa yang mengikuti pembelajaran hasil rata-rata nilai siswa kelas IV adalah 53. Dari 26 siswa
yang mengikuti pembelajaran, siswa yang mendapat nilai 20 ada 1 siswa prosentasenya 5%, yang
mendapat nilai 40 ada 15 siswa prosentasenya 57%, yang mendapat nilai 70 ada 4 siswa
prosentasenya 15%, yang mendapat nilai 80 ada 6 siswa prosentasenya 23%. Dengan mengacu
pada KKM sebesar 65 hanya 10 siswa yang mencapai ketuntasan atau sekitar 38.46%. (2) Siklus
I; Hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas IV SDN Ngembatpadas 1 dari 26 siswa yang
mengikuti pelajaran yang mendapat nilai 40 ada 1 siswa prosentasenya 3.85%, yang mendapat
nilai 50 ada 3 siswa prosentasenya 11.54%, yang mendapat nilai 55 ada 4 siswa prosentasenya
15.38%, yang mendapat nilai 60 ada 3 siswa prosentasenya 11.54%, yang mendapat nilai 65 ada 5
siswa prosentasenya 19.23%, yang mendapat nilai 70 ada 3 siswa prosentasenya 11.54%,yang
mendapat nilai 75 ada 3 siswa prosentasenya 11.55% dan yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa
prosentasenya 15.38%. Sehingga dapat dikatakan dari 26 siswa yang mendapat nilai di atas KKM
ada 15 siswa atau sekitar 57.69%. (3) Siklus II; hasil belajar pada pelajaran IPA kelas IV MI AL
HIDAYAH dari 26 siswa yang mengikuti pelajaran yang mendapat nilai 70 ada 1 siswa
prosentasenya 3.85%, yang mendapat nilai 75 ada 1 siswa prosentasenya 3.85%, yang mendapat
nilai 75 ada 1 siswa prosentasenya 3.85%, yang mendapat nilai 80 ada 6 siswa prosentasenya
23.08%, yang mendapat nilai 85 ada 6 siswa prosentasenya 23.08%, yang mendapat nilai 90 ada 9
siswa prosentasenya 34.62%, yang mendapat nilai 95 ada 1 siswa prosentasenya 3.85%, yang
mendapat nilai 100 ada 2 siswa prosentasenya 7.69%, Pada siklus II ternyata sudah 100% siswa
mencapai KKM sesuai dengan yang diharapkan guru.

N. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan
guru kelas IV MI AL HIDAYAH tahun ajaran 2022/2023 dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran Learning Contract dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar hal ini
dilihat dari keantusiasan tinggi siswa dalam belajar serta hasil belajar mereka yang meningkat.
Selain itu Minat belajar IPA selama kegiatan belajar mengajar di kelas mengalami peningkatan
setelah dilakukan tindakan. Hal itu dapat dilihat dari indikator yang diamati dalam penelitian ini,
yakni (1) Antusias dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Sebelum dilakukan tindakan
tercatat siswa yang rajin belajar sebanyak 4 siswa (15.38%) setelah dilakukan tindakan meningkat
menjadi 26 siswa (100.00%), (2) Memusatkan perhatian pada pembelajaran meningkat, yang
semula sebanyak 4 siswa (15.38%) meningkat menjadi 25 siswa (96.15%), (3) Rajin dalam
belajar, yang semula sebanyak 5 siswa (19.23%) meningkat menjadi 25 siswa (96.15%), (4)
Menunjukkan perilaku positif meningkat, yang semula sebanyak 2 siswa (7.69%) meningkat
menjadi 23 siswa (88.46%), (5) Menunjukkan rasa ingin tahu meningkat, yang semula sebanyak 1
siswa (3.85%) meningkat menjadi 23 siswa Hasil belajar IPA selama kegiatan belajar mengajar di
kelas mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Pada kondisi awal didapatkan hasil rata-
rata nilai siswa kelas IV adalah 53 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 10 siswa (38%) setelah
dilakukan tindakan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79.51 dan seluruh siswa sudah
memenuhi KKM (100%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran
Learning Contract dapat meningkatkan minat belajar siswa pada kelas IV MI AL HIDAYAH
Tahun ajaran 2022/2023. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas maka
hipotesis penelitian dapat diterima dan tujuan penelitian dapat tercapai
DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto,Suharsimi dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara


 Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
 Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta
 Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS
 Susilo, Herawati dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Bayumedia
 Syah, Muhibbin, 2010, Psikologi Pendidikan,Bandung: Rosda
 The Liang Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty
 Usman, Moh User. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
 Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
 https://eprints.ums.ac.id/22828/2/BAB_I.pdf
 https://www.msyarifah.my.id/2017/11/05/tahap-penelitian-tindakan-kelas-siklus-
penelitian/
sumber : modul pedagogik PTK PLPG 2017
 https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/metodologi-penelitian/
kelompok-4-makalah-hakikat-ptk/46856172
 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048521/pengabdian/makalah-ppm-ptk-2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai