Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEP.

JIWA PADA USIA LANSIA DAN DEWASA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRAHUSADA


YOGYAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kep. Jiwa pada Dewasa dan Lansia‘’ . Makalah ini merupakan tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikososisal.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun demikian kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua dan seoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah ilmu pengetahuan
bagi para pembaca. Aamiin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

1. Dewasa
a) Definisi
b) Fase-fase interaksi dalam asuhan keperawatan sehat jiwa klien dewasa
c) Masa dewasa
d) Masalah Kesehatan jiwa pada usia dewasa
2. Lansia
a) Definisi
b) Batasan-batasan Lanjut Usia
c) Jenis-jenis gangguan jiwa pada Lansia
d) Ciri-ciri Lansia
e) Faktor yang mempengaruhi penuaan

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Proses penuaaan pada lansia bisa menyebabkan lansia mengalami gangguan dalam melakukan
aktifitas sehari hari karena terjadinya perubahan fisik dan penurunan fungsi kognitif lansia sehingga
lansia akan tergantung dengan orang lain. Hal ini akan menyebabkan peran lansia dalam interaksi social
juga menurun. Interaksi social yang menurun dan kehilangan control atas lingkungan pada orang lanjut
usia juga dapat menyebabkan sedikit kesempatan untuk memvalidasi dan mengkonfirmasi konsep diri.
Penuaan juga memberikan pengaruh kepada konsep diri orang lanjut usia. Stereotipe negative dan
stigmatisasi terhadap orang lanjut usia menyebabkan turunnya harga diri. Penuaan, pension, kehilangan
orang yang dicintai, serta gangguan fisik juga menyebabkan timbulnya masalah harga diri pada lansia.
Pada usia dewasa, individu sering menghadapi tekanan dan tanggung jawab di tempat kerja, yang
dapat menciptakan menciptakan stress dan kelelahan mental. Banyak individu dewasa juga harus
menyeimbangkan peran sebagai pekerja, pasangan, dan orang tua, yang dapat menimbulkan tekanan
psikologis. Oleh karena itu, pentinngya untuk diakui bahwa setiap individu memiliki pengalaman uniknya
sendiri, dan faktor tersebut bersifat kompleks serta saling berinteraksi. Dalam konteks ini, asuhan
keperawatan jiwa menjadi krusial untuk memberikan dukungan, pemahaman dan intervensi yang sesuai
agar individu dewasa dapat mengatasi tantangan Kesehatan mental mereka dan mencapai kesejahteraan
holistik.

II. Tujuan
Menyoroti pentinngnya pemahaman dan pelayanan holistik dalam asuhan keperawatan jiwa pada usia
dewasa dan lansia.

III. Rumusan Masalah


BAB II
PEMBAHASAN

1. Dewasa
a) Definisi dewasa
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau atau kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal mulai pada umur 20
sampai 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemempuan reproduktif, merupakan masa dimana individu tidak lagi harus
bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya, serta masa
untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat dan menjalin dengan lawan jenis.
b) Fase-fase interaksi dalam asuhan keperawatan sehat jiwa klien dewasa
1. Pra-interaksi
Dimulai sebelum kontak dengan pasien. Perawat mengeksplorasikan perasaan,
fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk
melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung jawabkan. Tugas
tambahan pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang klien dan
menentukan kontak pertama.
2. Perkenalan atau orientasi
Dalam memu;lai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya,
penerimaan dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan pasien. Diharapkan pasien berperan secara penuh, dalam kontrak, namun
dalam kondisi tertentu, misalnya pasien dengan gangguan realita maka kontrak
dilakukan sepihak dan perawat perlu mengulang kontak jika kontak realitas
pasien meningkat.
3. Fase kerja
Pada fase kerja, perawat dan pasein mengeksplorasi stressor yang tepat dan
mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi,
pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klien mengatasi
kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri dan
mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif.
4. Terminasi
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dalam hubungan
terapeutik. Kriteria penetapan kesiapan pasien untuk terminasi, yaitu :
 Klien mengalami kelegaan dalam masalah yang ada.
 Fungsi klien sudah meningkat.
 Harga diri klien meningkat dan rasa identitas diri yang kuat.
 Klien menggunakan respon koping yang lebih adaptif.
 Klien telah mencapai hasil asuhan yang telah direncanakan. Kendala
sudah ditemukan dalam hubungan perawat-klien yang tidak dapat
diselesaikan.( Stuart, Gail, 2016)
c) Menurut Hurlock (1968) masa dewasa dibagi menjadi tiga periode
 Masa Dewasa Awal ( Early Adulthood = 18/20-40 tahun)
 Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40-60 tahun)
 Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua (Old Age = 60-Meninggal)
d) Masalah Kesehatan jiwa pada usia dewasa
1) Harga diri rendah
2) Perilaku kekerasan
3) Resiko bunuh diri
4) Isolasi social
5) Gangguan persepsi sensori : halusinasi
6) Gangguan proses pikir : waham
7) Defisit perawatan diri

2. Lansia
A) Definisi lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya
menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang
masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan
pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa (Kholifah, 2016).
B) Batasan-batasan Lanjut Usia
1. Menurut WHO
Usia lanjut dibagi tiga kategori :
a) Usia lanjut : 60-74 tahun
b) Usia tua : 75-89 tahun
c) Usia sangat lanjut : > 90 tahun
2. Menurut Kemenkes
Membagi lanjut usia menjadi sebagai berikut :
a) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun), keadaan ini dikatakan sebagai masa
virilitas.
b) Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium.
c) Kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang dikatakan sebagai masa senium.
C) Jenis-jenis gangguan jiwa pada Lansia
 Skizofrenia
 Gangguan Jiwa Afektif
D) Ciri-ciri Lansia
1) Lansia merupakan periodee kemunduran
emunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan
faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
2) Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang
kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif,
tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang
lain sehingga sikap social masyarakat menjadi positif.
3) Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada
lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan
sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
4) Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola
pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga
diri yang rendah (Kholifah, 2016).
E) Faktor yang mempengaruhi Penuaan
1) Hereditas atau ketuaan genetic
2) Nutrisi atau makanan
3) Status Kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stress (Kholifah, 2016)
BAB III
KESIMPULAN

Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Usia Lansia dan Dewasa merupakan suatu pendekatan holistik
yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap kondisi fisik, psikologis, dan sosial klien. Dalam
upaya memberikan perawatan yang optimal, perawat memegang peran kunci dalam pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi intervensi kesehatan jiwa. Dengan memahami kompleksitas
kesehatan jiwa pada lansia dan dewasa serta mengadopsi pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan,
diharapkan bahwa peran perawat dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup dan
kesejahteraan klien. Perawat bukan hanya sebagai penyedia layanan kesehatan, tetapi juga sebagai mitra
dalam mendukung perjalanan kesehatan jiwa klien menuju pemulihan dan kesejahteraan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=763HEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=askep+jiwa+pada+lansia+dan+dewasa&ots=jd
9z5e31z8&sig=cMF5217v3V5OZJyE4goMcOOSWV8&redir_esc=y#v=onepage&q=askep%20jiwa
%20pada%20lansia%20dan%20dewasa&f=false
Budi Anna Keliat, A.Y. 2019, Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Badan Pusat Statistilc 2021 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2022. Jakarta : Badan Statistik
PPNI, Tim Pokja. 2016 Standar diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Setiarsih, D., & Syariyanti, I. 2020. Hubungan Harga Diri Dan Interaksi Sosial Dengan Fungsi Kognitif
Pada Lansia Indonesian Journal of Professional Nursing (IJPN), 1(1), 10-17.
Stuart 2016 Prinsip Dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuar. Singapore.Elsevier, 213-237.

Anda mungkin juga menyukai