Anda di halaman 1dari 15

Kasus Bovine Eosinophilic Myositis (BEM)

Terkait dengan
Koinfeksi oleh Sarcocystis hominis dan
Toksoplasma gondii
KEL. 4 - IPDHB
1. ERIK EXTRADA ( 20-115 )
2. VANESA SYAHRANI ( 20-055 )
3. AURA HAJRIANA ( 21-96 )
4. NASYWA MARCHIA NATHANIA ( 21- 152 )
5. MAHARANI MUTIARA AFNY ( 21-123 )
6. JULIATUL MUSLIMAH ( 20-38 )
DEFINISI

Bovine eosinophilic myositis (BEM) adalah miopati inflamasi spesifik yang ditandai dengan
lesi khas berwarna abu-abu kehijauan pada otot sapi, terlihat selama inspeksi, nekropsi.
Meskipun etiologi miositis eosinofilik masih belum jelas, kondisi pada sapi ini sering
dikaitkan dengan infeksi Sarkosistis sp. dan dapat menyebabkan karkas menjadi
rusak/busuk.
DEFINISI
DEFINISI

• Gambar 1.Tampilan makroskopis dari otot rangka yang terinfeksi. (A) Perhatikan lesi
bulat multifokal berwarna hijau kekuningan, dengan diameter mulai dari 0,1 hingga 1 cm,
dengan kandungan nekrotik pada potongan melintang otot rangka. (B) Perhatikan lesi
bulat berwarna putih dan area otot yang berubah warna menjadi hijau (panah).
GEJALA KLINIS

perannya dalam timbulnya penyakit ini masih belum jelas, karena infeksi pada sapi biasanya
tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) dan kasus yang dilaporkan terutama terkait dengan
kegagalan reproduksi.
DIAGNOSA PATOLOGI

Terlihat adanya sel-sel inflamasi yang sebagian besar eosinofil. Secara histologis, otot tersebut
menunjukkan area mengalami nekrosis dengan dikelilingi oleh fibrosis dan sel-sel inflamasi,
sebagian besar adalah sel-sel limfoid (Gambar 2a, b). Di beberapa area, serat otot tunggal
terlihat menjadi atrofi atau mengalami nekrosis awal, jaringan ikat dengan makrofag, sel
raksasa, dan sel-sel limfoid.
DIAGNOSA PATOLOGI

Kadang-kadang, fokus tersebut menunjukkan kista parasit yang mengalami degenerasi yang
dikelilingi oleh jumlah yang bervariasi dari sel-sel inflamasi (di antaranya banyak eosinofil),
atau, pada tahap yang lebih lanjut, makrofag dan sel-sel raksasa yang membentuk lesi
granulomatosa (Gambar 2c). Kista protozoa yang utuh (secara morfologi dapat dikaitkan
dengan Sarcocystis sp.) terdeteksi dalam otot yang tidak terpengaruh (Gambar 2d).
DIAGNOSA PATOLOGI
DIAGNOSA PATOLOGI

Penampilan histologis dari otot rangka yang terinfeksi.


(a) Lesi yang luas menunjukkan fokus mineralisasi jaringan nekrotik yang dikelilingi oleh
peradangan, sebagian besar adalah elemen mononuklear.
(b) Ditandai dengan makrofag epiteloid berbaris, sel raksasa multinukleus, dicampur dengan
eosinofil dan jaringan limfoid.
DIAGNOSA PATOLOGI

(c) Di sebelah kiri, bahan nekrotik yang luas di mana serpihan kista protozoa terlihat
(panah). Di sekitarnya terdapat lapisan sel-sel inflamasi nekrotik yang dikelilingi oleh
jaringan granulomatosa.
(d) Di bagian kanan atas: Sebuah kista di tengah serat otot rangka yang masih hidup, tanpa
peradangan. Di sebelah kiri: Jaringan ikat tebal (fibrosis) dengan eosinofil yang tersebar.
Secara histologis, temuan yang diperoleh sesuai dengan miositis granulomatosa yang parah.
DIAGNOSA

• Beberapa pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Investigasi Patologi Bruto, Sitologi dan Histologi

Pemeriksaan patologis kasar pada otot rangka banteng Limousine telah dilakukan.
Apusan dan cetakan lesi yang berbeda dilakukan, difiksasi dan diwarnai dengan
MayGrunwald Giemsa. Sampel dari daerah yang terkena dampak dan otot yang sehat
dikumpulkan untuk histologi. Sampel difiksasi dalam formalin buffer netral 10%,
dipangkas, ditanam dalam lilin parafin, dibelah pada suhu 3–4mikrom, dan diwarnai
dengan hematoxylin dan eosin (H&E) untuk evaluasi histologis.
DIAGNOSA

2.Ekstraksi dan Serologi Daging

3. Investigasi Molekuler

kesimpulan dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kesalahan dalam
menyoroti s. homonis sebagai penyebab paling tinggi dari prevalensi sarcocystis spp. hal ini
dikarenakan metode morfologi atau teknik molekuler berbasis 19s rDNA yang tidak efektif
PENGOBATAN

Karena sebagian besar kasus BEM didiagnosis postmortem dari infeksi subklinis, rencana
pengobatan yang efektif belum tersedia. namun petugas peternakan dapat mencegah atau
mengurangi sarcocystosis dengan mengendalikan pergerakan anjing dan kucing, serta
mencegah hewan liar yang berada di padang rumput sapi ataupun domba di tempat
pemberian pakan, dan pabrik pakan untuk menghindari pakan dan air terkontaminasi dengan
sporokista.
PENGOBATAN

Mencegah otot mentah dan isi perut sapi dari makanan anjing dan kucing karena tindakan
tersebut baik untuk mencegah infeksi pada inang definitif. Selain itu, buang air besar
manusia di dalam atau di dekat pakan dan air yang dapat dikonsumsi ternak harus dibatasi
untuk menghindari penularan Sarcocystis spp. ookista pada sapi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai