Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 1

Soal : Bagaimana seorang peneliti pendidikan dapat memastikan bahwa tujuan penelitian yang
tetapkannya relevan dengan isu-isu yang terdapat dalam dunia pendidikan saat ini?

Jawaban : 50
- menurut pendapat saya sebuah penelitian bisa dikatakan relevan ketika penelitian tersebut sesuai
antara masalah yang diangkat dalam penelitian dengan pembahasan teori .
Kesesuaian antara judul dan topik dengan masalah yang diangkat.
Adanya keterkaitan antar variabel yang diteliti.
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang memiliki kesesuaian antara masalah yang diusung
sesuai dengan pembahasan teori di bab II, dan judul penelitian dengan topik yang diangkat memiliki
kaitan, hubungan dan benang merah. dan biasanya untuk membuat penelitian yang relevan butuh
beberapa observasi langsung beberapa kali dan waktu yg cukup lama .dan kita harus benar-benar
memastikan narasumber yang kita teliti memang sudah ahli dibidangnya. jika kita ingin meneliti isu
isu di dunia pendidikan setidaknya kita harus masuk kedalam dunia pendidikan untuk
mempelajarinya.
- Terima kasih bu Milatun. Jawaban yang diberikan belum menjawab pertanyaan diskusi sesi ini
yakni "bagaimana seorang peneliti pendidikan dapat memastikan bahwa tujuan penelitian yang
tetapkannya relevan dengan isu-isu yang terdapat dalam dunia pendidikan saat ini?". Harap
perhatikan beberapa poin penting yang dituliskan pada kolom pertanyaan di atas!

Diskusi 2
Soal : Bagaimana cara agar kerangka teori dapat menghubungkan dengan penelitian-penelitian terdahulu
dalam bidang yang sama ?

Jawaban :
menurut pendapat saya bagaimana kerangka teori dapat terhubung dengan penenlitian terdahuli, yang
harus kita lakukan pertama menelaah laporan-laporan dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penilitian yang akan kita lakukan. karena kegiatan ini bagian penting dari pendekatan
ilmiah, yang harus dilakukan dalam setiap pendekatan ilmiah disemua bidang ilmu. kita juga harus bisa
membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian agar lebih jelas apa yang akan kita teliti.
contoh : peneliti ingin melakukan penelitian mengenai keberhasilan belajar siswa SMP. namun, masih
bingung untuk menentukan ruang lingkup penelitian : Apakah peneliti ingin meneliti keberhasilan siswa
dalam ranah kognitif saja, ataukah juga mencakup keberhasilannya dalam ranah efektif dan psikomotor.
untuk itu peneliti perlu mempelajari dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan keberhasilan belajar.
penting juga bagi seorang peneliti untuk mengetahui apa yang pernah dilakukan peneliti lain dalam
menjawab suatu pertanyaan penelitian tertentu dan untuk mengethaui temuan penelitiaannya. disamping
itu kita harus jeli mencari kemungkinan-kemungkinan yang belum dilakukan dalam penelitian sebelumnya.
(Modul 02 hal 2.5-2.8).

Diskusi 3
Soal : Bagaimana mengidentifikasi dan mengontrol validitas internal penelitian
Jawaban :

validitas internal adalah tuntutan yang paling mendasar dalam sebuah penelitian. hasil yang diperoleh dari
desain penelitian yang tidak memiliki yang memadai tidak dapat di intepretasikan. validitas internailsendiri
menjawab tentang "apakah perlakuan yang diberikan benar benar mengakibatkan perbedaan.
dibawah ini ada beberapa ancaman validitas internal yang perlu kita ketahui :
1. Sejarah (History)
Peristiwa yang terjadi di masa lalu terkadang masih dapat mempengaruhi subjek atau fenomena. Oleh
karena itu, perubahan variabel yang disebabkan oleh sejarah atau pengalaman subjek penelitian mengenai
topik yang akan diteliti harus dihindari agar alat ukur memiliki validitas internal yang baik. Terdapat dua
jenis sejarah yang dapat mempengaruhi validitas internal:
2. Kematangan (Maturitas)
Subjek penelitian selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, tetapi peneliti tidak boleh
membiarkan faktor ini mempengaruhi variabel karena perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh
eksperimen atau kontrol peneliti, melainkan kematangan atau maturitas subjek penelitian. Hal ini dapat
mempengaruhi validitas internal karena perubahan pada subjek tidak disebabkan oleh eksperimen atau
kontrol peneliti.
3. Prosedur Tes (Testing)
Pengalaman subjek penelitian yang telah melakukan tes sebelumnya berbeda dengan subjek penelitian
yang baru melakukan tes untuk pertama kalinya karena subjek penelitian yang telah melakukan tes
sebelumnya mungkin saja mengingat kembali jawaban yang pernah ia isi dan menggantinya dengan
jawaban lain, sehingga jawaban yang didapatkan oleh peneliti tidak bersifat alami karena subjek penelitian
telah memperbaiki jawabannya.
4. Instrumen
Instrumen atau alat ukur biasanya digunakan dua kali, yaitu pada saat sebelum perlakuan atau eksperimen
dan setelahnya. Subjek peneliti bisa saja mengisi alat ukur yang diberikan setelah perlakuan atau
eksperimen agar mendapatkan nilai yang baik. Sebagai contoh, penderita diabetes diberikan alat ukur
berupa kuesioner untuk mengukur gejala diabetes yang dialami.
Setelah mengisi alat ukur, penderita diabetes diberikan penyuluhan mengenai makanan untuk penderita
diabetes dan minuman apa saja yang boleh dikonsumsi selama dua minggu mendatang. Setelah dua
minggu kemudian, peneliti kembali memberikan kuesioner untuk mengukur gejala diabetes dari subjek
penelitiannya. Jika penderita diabetes yang merupakan subjek penelitian berbohong pada kuesioner pasca
penyuluhan, maka validitas internal dari hasil penelitian tersebut menjadi tidak valid.
5. Regresi statistikal
Regresi statiskal dapat terjadi akibat ketidakcermatan dalam memilih kelompok. Misalnya kelompok yang
terpilih terdiri dari subjek yang kemampuaannya jauh lebih tinggi. Skor mereka cenderung akan menurun
setelah mereka megikuti tes berikutnya.

6. Seleksi
Seleksi atau pemilihan anggota kelompok yang akan diteliti juga mempengaruhi validitas internal suatu
penelitian. Anggota kelompok yang dipilih harus memiliki karakteristik yang serupa, sebagai contoh, ketika
meneliti kasus diabetes, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harus memiliki riwayat penyakit yang
serupa sehingga hasil penelitian tidak dipengaruhi oleh karakteristik lain yang dapat mengancam validitas
internal dari hasil penelitian.

7. Moralitas ekperimental
Saat melakukan penelitian atau eksperimen, terdapat subjek penelitian yang ‘drop out’ karena berbagai
alasan di antara waktu pretes (sebelum eksperimen atau perlakuan) dan postes (setelah eksperimen atau
perlakuan). ‘Drop out’ dapat disebabkan oleh subjek yang berpindah tempat tinggal, tidak ingin melanjutkan
penelitian lagi, sakit atau meninggal dunia. Faktor ini juga dapat mempengaruhi validitas internal dari
penelitian.

8. Interaksi antar factor


Satu atau lebih factor yang mengancam validitas internal dapat saja terjadi secara bersamaan. Jika ini
terjadi, ancaman terhadap validitas internal menjadi lebih serius.

dengan kita memahami dan menelaah ancaman validitas internal di atas kita akan dapat mengidentifikasi
dan mengontrol validitas internal dalam sebuah penelitian yang akan kita buat.

sumber BMP IDIK4007

Anda mungkin juga menyukai