Anda di halaman 1dari 2

Kisi Kisi Haptun

1. Asas Asas umum pemerintahan yang baik

Seiring dengan perjalan waktu dan perubahan politik Indonesia, asas-asas ini muncil dan dimuat
dalam suatu undang-undang yaitu UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999
menyebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan negara, yaitu sebagai berikut:

1. 1. Asas kepastian hukum: asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
2. 2. Asas tertib penyelenggaraan negara: asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian
dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
3. 3. Asas kepentingan umum: asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
aspiratif, akomodatif dan selektif.
4. 4. Asas keterbukaan: asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
5. 5. Asas proporsionalitas: asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggara negara.
6. 6. Asas profesionalitas: asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. 7. Asas akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian Asas-asas tersebut diakui dan diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam
proses peradilan di PTUN, yakni setelah adanya UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Berdasarkan pasal 53 ayat (2) poin a disebutkan:

“keputusan tata usaha negara yan gdigugat itu bertentangan dnegan asas-asas umum
pemerintahan yang baik”.

Dan dalam penjelasannya disebutkan: “yang dimaksud dengan asas-asas umum pemerintahan
yang baik adalah meliputi atas kepastian hukum, tertin penyelenggaraan negara, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagai dimaksud dalam UU No. 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebes dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
2. Alasan Alasan untuk mengajukan gugatan Tun
Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan
yang berwenang. Biasanya gugatan tertulis tersebut berisikan alasan-alasan gugatan
berserta tuntutan. Nah, alasan-alasan tersebut pada intinya berupa:

1. Keputusan Tata Usaha Negara bertentangan dengan peraturan perundangundangan


yang berlaku.
2. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan telah
menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang
tersebut.
3. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan tersebut
tidak mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut yang seharusnya tidak
sampai pada pengambilan keputusan tersebut.

Selain itu, gugatan harus berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan/atau rehabilitasi.

3. Tujuan dilakukan banding


Banding adalah upaya hukum bagi pihak-pihak yang tidak puas atau tidak
dapat menerima keputusan hakim dalam pemeriksaan tingkat pertama. Dari
segi formal, pemeriksaan banding merupakan upaya yang tersedia bagi pihak-
pihak yang berkepentingan supaya putusan peradilan tingkat pertama diperiksa
kembali dalam peradilan tingkat banding.

Upaya hukum banding merupakan hak dari pihak-pihak yang berperkara


sebagaimana diatur dalam Pasal 67 KUHAP. Dalam kaitan ini M Yahya
Harahap mengemukakan, bahwa secara singkat maksud dan tujuan
pemeriksaan tingkat banding adalah:

a. Memperbaiki kekeliruan putusan tingkat pertama.


b. Mencegah kesewenangan dan penyalahgunaan jabatan
c. Pengawasan Terciptanya keseragaman penerapan hukum.

Anda mungkin juga menyukai