Anda di halaman 1dari 12

DIAGNOSIS BANDING

Yuliana Fajariyanti
22010113120092
Diagnosis Banding
Epilepsi
Kejang Demam
Neurosis Histerik tipe Konversi
Syncope Histerik
Epilepsi = Kejang Organik
DEFINISI
• Suatu keadaan yg ditandai oleh bangkitan berulang
(epileptic seizures) akibat lepas muatan listrik abnormal
dan berlebihan di neuron-neuron otak secara
paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi,bukan
disebabkan oleh penyakit otak akut (unprovoked)

PREVALENSI
• Kebanyakan terjadi pada masa anak-anak
• 70 % penderita epilepsi kejadian awal terjadi pada usia 2
dekade pertama kehidupan
Epilepsi (2)
• Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala
dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang
(minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran
epileptiform pada EEG.
• Bilamana dalam waktu 24 jam terjadi beberapa kali
bangkitan, maka ini bukan suatu epilepsi tetapi suatu
”single seizure”
Kejang Demam
DEFINISI
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(biasanya > 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranial, tidak terbukti adanya gangguan elektrolit,
infeksi SSP dan riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya. Terjadi pada umur lebih dari 1 bulan.
Kejang Demam (2)
PREVALENSI
• Kejang demam merupakan penyakit yang banyak
ditemukan pada masa Balita, terbanyak pada usia 3 bulan
sampai 5 tahun.
• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5
tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, misalnya infeksi SSP atau epilepsi
yang kebetulan terjadi bersama demam.
• 2-10% penderita kejang demam dapat berkembang
menjadi epilepsi
Neurosis Histerik tipe Konversi [F44.5]
DEFINISI
• Kondisi dimana seseorang memindahkan penderitaan
mentalnya pada suatu jenis penderitaan badaniah
• Jadi sebenarnya pasien ini tidak kena seizure, tapi pura-
pura seizure supaya mendapat keuntungan lain
Neurosis Histerik tipe Konversi (2)
• CIRI-CIRI:
• Setiap kali serangan tidak pernah sendiri
• Penderita tidak pernah terluka karena serangan epilepsinya
• Gerakan yang timbul sewaktu serangan memperlihatkan pola
voluntar
• Tidak diawali dengan wajah pucat
• Tidak pernah menunjukkan mulut berbusa atau inkontinensia urin
• Mata penderita tidak melirik ke atas atau ke samping pada awal
serangan, tetapi ditutup keras
• Setelah serangan berhenti, penderita berbaring dengan menutup
mata seperti orang pura-pura tidur, kesadarannya tidak terganggu,
jika diperiksa dengan dibuka matanya, penderita akan menahannya
• EEG pada pasien Histerik tidak menunjukkan pola epileptik (normal).
Syncope Histerik
DEFINISI
• Kehilangan tonus postural
yang terjadi secara tiba-tiba
dalam suasana/keadaan
dramatis, tidak ditemukan
wajah pucat, nadi dan
tekanan darah dalam batas
normal
• Misalnya seorang wanita
berteriak lalu jatuh lunglai
diatas sofa, kemudian
memerosotkan dirinya hingga
berbaring di lantai dan sama
sekali tidak bergerak
Syncope Histerik (2)
• CIRI-CIRI:
• Setiap kali serangan tidak pernah sendiri
• Setiap syncope berlangsung lama sekali
• Tidak memperlihatkan ciri-ciri keorganikan keadaan shock (wajah
pucat, keringat dingin, nadi lemah, TD rendah)
• Menutup mata tapi kelopak masih bergerak-gerak seperti orang
pura-pura tidur, jika diperiksa dengan dibuka matanya, penderita
akan menahannya
• Sewaktu keadaan pingsan pasien dapat berbuat sesuatu yang
aneh, misalnya: menjungurkan bibir, menggeleng-gelengkan
kepala, mengacungkan jari, membanting-banting kaki, dsb.
Referensi
• Priguna Sidharta. 2004. Tata Pemeriksaan Klinis dalam
Neurologi. Jakarta : PT Dian Rakyat
• Maslim Rusdi. (2001). Pedoman Penggolongan
Diagnostik Gangguan Jiwa III. Jakarta: PT Nuh Jaya
• Kuliah Kejang Demam pada Anak oleh Divisi Neurologi
Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fak.
Kedokteran UNDIP/RSUP Dr. Kariadi Semarang, 2015.
• Kuliah Pengenalan dan Diagnosis Epilepsi oleh dr.
Endang Kustiowati, Dept. of Neurology Diponegoro
University - Dr. Kariadi Hospital, Semarang, 2015.

Anda mungkin juga menyukai