Anda di halaman 1dari 4

BAB III

SUMBER- SUMBER MATERI PENYULUHAN

3.1 Sumber Resmi dari Instansi Pemerintah


a. Pemerintah Desa Gucialit Kecamatan Gucialit
Kripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian,
buah-buahan atau sayuran yang di oleh menjadi keras atau renyah. secara umum
kripik di buat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula yang melalui tahap
penjemuran atau pengeringan. Keripik dapat berasa dominan pedas, asin, manis,
asam, dan gurih atau paduan dari beberapa rasa.
Keripik talas merupakan makanan ringan yang sangat renyah dan memiliki
berbagai macam rasa, baik rasa manis, pedas ataupun rasa gurih. Silahkan anda
buat sesuai dengan selera dan keinginan anda untuk pilihan rasanya. Dengan
proses pembuatan yang sangat mudah anda dapat membuat makanan enak yang
satu ini.
b. UMKM Binaan Kabupaten Sragen
Salah satu kripik yang saat ini menjadi camilan favorit adalah kripik talas.
Keripik talas adalah makanan yang terbuat dari talas yang dikupas, diiris tipis
kemudian digoreng ini, biasanya tersedia berbagai macam rasa, yaitu rasa original,
asin, balado dan lain-lain.
RH Kripik, nama usaha Ibu Herawati yang diambil dari nama anaknya,
yaitu Ridho dan Habibi ini beda dengan kripik-kripik lain diluar sana, karena RH
Kripik hanya memilih bahan-bahan berkualitas untuk bahan dasar kripiknya.
Untuk memenuhi kebutuhan produksi kripik talas, RH kripik mendatangkan talas
dari daerah Lumajang 3 ton per minggunya. Dengan harga 40 ribu per kg dan 10
ribu perkemasan kalian sudah dapat menikmati kripik talas yang best
seller diantara varian kripik lainya. Inovasi turunan tales atau biasa disebut
sepingan bisa juga dibuat tepung untuk membuat kue moci dan brownis. Talas di
tangan Herawati bisa menjadi makanan kudapan yang inovatif.
3.2 Pengalaman Petani
Gusti Nyoman Sila (52) seorang petani di Dusun Kartiasa, Desa
Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng sukses mengembangkan
berbagai jenis varian tanaman talas (keladi) diantaranya, Talas Pratama 2 Berlian,
Talas Gambir, Talas Bogor, Talas Udang, Talas Ketan, Talas Jepang dan Talas
Togog Kuning. Saya tertarik membudidayakan talas jenis ini karena dari segi
perawatan tidak terlalu sulit, tahan penyakit dan tidak terlalu boros dengan air.
Hasil dari umbi keladi tersebut sangat menjanjikan.
Membudidayakan tanaman talas secara organik dengan membuat pupuk
organik sendiri dari bahan kotoran ternak sapi yang dicampur dengan serasah dari
limbah sawah difermentasi dengan produk EM4. Budidaya secara organik
memang lebih menguntungkan, dimana pertumbuhan tanaman keladi cukup
bagus, umbi yang dihasilkan cukup besar, tidak berserat serta keladi yang habis
dipanen bisa disimpan hingga satu bulan, kalau menggunakan non organik hanya
bisa bertahan seminggu. Pasca panen umbi keladi Gusti Sila tidak pernah sulit
dalam pemasaran, selalu habis di lahan tidak sampai dijual ke pasar, karena sudah
ada pelanggan tetap. Dimana dalam satu pohon keladi yang dipanen pada usia
maksimal 10 bulan bisa menghasilkan berat hingga 7-8 kgUntuk bibit tanaman
keladi, awalnya Gusti Sila mendatangkan dari daerah Bogor, Jawa Barat. Dan kini
semakin berkembang, karena setiap pohon keladi yang berusia 5 bulan sudah bisa
mengeluarkan sejumlah tunas yang bisa dijadikan bibit.Kesuksesan Gusti Sila
menghasilkan cuan dari umbi keladi menarik minat petani sekitar untuk mengikuti
jejaknya. Terbukti saat ini sudah ada sekitar 50 orang petani yang menanam keladi
dan mengambil bibit.

3.3 Sumber Lain yang dapat Dipercaya


UMKM Keripik Talas Risma yang dimiliki oleh ibu Malika. Usaha ini
merupakan usaha yang masih terbilang baru dan juga masih dikerjakan secara
individu. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh usaha keripik talas ini
dalam mengemabngkan produk yang dimiliki ditengah perubahan zaman diaman
saat ini sektor industri sudah masuk di era industri 4.0. Dari masalah tersebut,
maka mahasiswa KKN-T Universitas Muhammadiyah Purworejohadir untuk
membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan semaksimal mungkin sehingga
kedepannya dapat bermanfaat bagi UMKM Keripik Talas Risma agar usaha yang
dijalankan dapat bertahan di era industri 4.0 saat ini. Masalah yang dihadapi oleh
umkm keripik talas risma yaitu kurangnya inovasi produk dalam segi
kemasan atau packaging, belum menerapkan digital marketing, dan kurangnya
penggunaan teknologi dalam melakukan proses produksi.
Dalam proses produksi usaha keripik talas ini masih menggunakan alat
yang sederhana sehingga dalam proses produksi sering terjadi kendala.
Oleh karena itu, Mahasiswa KKN-Tmembantu pelaku usaha dengan memfasilitasi
alat-alat produksi modern yang dapat mendukung dalam pembuatan produk dan
memudahkan dalam proses produksi seperti sealer makanan untuk kemasan
dan timbangan. Alat-alat tersebut diharpkan dalam jangka panjang
dapat bermanfaat bagi usaha umkm keripik talas risma. Kegiatan
pengembangan umkm serta upaya-upaya yang dilakukan oleh mahasiswa kknt
dalam membantu mengatasi masalah yang ada pada usaha diharapkan dapat
sangat bermanfaat bagi pelaku usaha agar dapat menghadapi era industri
4.0saat ini serta dapat secara efektif dan efisien meningkatkan penjualan
dan mendukung proses pemasaran produk lebih baik lagi (Kurniawan et al.,
2023).
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, A., Saputra, S., Fitriastuti, F. W., Murdiyani, I., Mauza, A.,
Anggraeni, N. K., Wijayanti, S. N., Novanti, N. T., Sthil, T., & Faiq, N. R.
(2023). PENGEMBANGAN UMKM KERIPIK TALAS DI DESA PUCANG
AGUNG UNTUK MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4 . 0 DEVELOPMENT
MSMEs OF KERIPIK TALAS IN PUCANG AGUNG VILLAGE TO FACE.
BIBLIOGRAPHY Gucialit, D. (2017, Oktober 10). gucialit-gucialit.lumajangkab. Retrieved
from SistemInformasiDesa:HYPERLINK "https://gucialit-
gucialit.lumajangkab.go.id/index.php/first/artikel/53"https://
gucialitgucialit.lumajangkab.go.id/index.php/first/artikel/53
Sargen, K. (2019, November 15). sragenkab. Retrieved from UMKM Binaan
Kabupatenn Sargen: https://sragenkab.go.id/jelajah-sukowati/pemuda-
inspiratif--dengan-modal-40-ribu-herawati-menjadi-jutawan.html

Anda mungkin juga menyukai