Anda di halaman 1dari 6

Worksheet 2.1.

Berfikir Deduktif dalam Sains-Biologi

Nama Kelompok 5 :

1. Anggela (06091182126007)
2. Dwi Wahdini (06091282126027)
3. M. Atilla (06091282126026)
4. May Liza Anggraini (06091282126023)
5. Puspa Dwiwandari (06091182126003)
6. Septi Rianiza (06091182126009)

Kelas : Indralaya

Tanggal : 22 Agustus 2023

Topik : Berfikir Deduktif dalam Sains-Biologi

Petunjuk: Baca pertanyaan dengan seksama dan berikan jawaban Anda secara lengkap. Cobalah
untuk berpikir secara Deduktif dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang
diberikan.

Bagian 1: Konsep Berfikir Deduktif

1. Apa itu berfikir Deduktif dalam ilmu sains?

Jawab

Berfikir deduktif merupakan cara berfikir/menalar untuk mengambil keputusan dari


pengetahuan atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya
mendapatkan pola yang khusus. Atau proses berpikir di mana kesimpulan yang spesifik
ditarik dari premis yang lebih umum atau prinsip.

Deduktif adalah metode berpikir yang digunakan untuk mengaplikasikan prinsip umum atau
aturan ke situasi tertentu. Dalam berfikir deduktif, jika premis- premisnya benar, maka
kesimpulan yang dihasilkan harus benar. Jadi, dalam berfikir deduktif, kesimpulan yang
dihasilkan adalah konsekuensi logis dari premis-premis yang diberikan. Jika premis-
premisnya benar, maka kesimpulan yang diambil harus benar.
2. Bagaimana berfikir Deduktif berbeda dari berfikir induktif?

Jawab
Pola berpikir deduktif merupakan sistem berpikir yang melihat hal-hal secara umum
terlebih dahulu sebelum akhirnya mengerucut menjadi lebih spesifik atau khusus.
Sebaliknya pola berpikir induktif adalah sistematika berpikir yang melihat suatu hal
secara khusus kemudian dikaitkan dengan penjabaran yang bersifat umum. Menurut
penalaran deduktif, jika premis-premis yang disediakan benar, maka kesimpulannya pasti
benar atau valid . Sedangkan, kesimpulan dari induktif memiliki kemungkinan benar
karena sains bisa berubah dan terus berkembang.

Contoh berfikir deduktif:


Premis 1: Hamdan suka mengonsumsi makanan bergizi.
Premis 2: Orang yang suka mengonsumsi makanan bergizi, tubuhnya sehat.
Kesimpulan: Hamdan mempunyai tubuh yang sehat.

Sedangkan contoh berfikir induktif:


Premis 1: Hewan membutuhkan makanan
Premis 2: Tumbuhan membutuhkan makanan
Premis 3: Manusia membutuhkan makanan
Kesimpulan: Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan.

3. Mengapa berfikir induktif penting dalam metode ilmiah?

Jawab
Berfikir induktif penting dalam metode ilmiah karena melalui pendekatan ini, kita dapat
mengambil kesimpulan umum berdasarkan pada bukti atau observasi yang spesifik. Ini
membantu dalam pembentukan hipotesis yang dapat diuji dan diverifikasi secara empiris.
Proses induktif membantu mengidentifikasi pola-pola dan tren-tren dalam data,
memungkinkan ilmuwan untuk mengembangkan teori yang lebih kuat dan meramalkan
hasil yang mungkin.

Bagian 2a: Contoh Berfikir Deduktif


Anda memiliki dua contoh organisme, Tikus A dan Tikus B. Diketahui bahwa:
 Tikus A adalah hewan mamalia.
 Hewan mamalia selalu memiliki sistem pernapasan yang menggunakan paru-paru.
 Tikus A memiliki sistem pernapasan yang menggunakan paru-paru.
Berdasarkan premis-premis di atas, apa kesimpulan deduktif yang dapat Anda ambil tentang Tikus
A?
Jawab
Tikus A memiliki sistem pernapasan yang menggunakan paru-paru.

Bagian 2b: Contoh Berfikir Deduktif dalam Biologi

Anda memiliki dua contoh organisme, Tanaman A dan Tanaman B. Diketahui bahwa:
 Tanaman A adalah jenis tumbuhan berbunga.
 Semua tumbuhan berbunga memiliki akar.
 Tanaman A memiliki akar.
Berdasarkan premis-premis di atas, apa kesimpulan deduktif yang dapat Anda ambil tentang
Tanaman A?

Jawab

Tanaman A memiliki akar.

Bagian 3: Latihan Berfikir Deduktif

Tuliskan tiga pengamatan yang mungkin Anda lakukan dalam eksperimen sains yang melibatkan
percobaan dengan Model Pembelejaran Problem Based-learning (PBL) terhadap prestasi belajar
Biologi siswa SMA. Setelah itu, cobalah membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan-
pengamatan tersebut.

Jawab

- Partisipasi aktif : Pengamatan pertama dapat berkaitan dengan tingkat partisipasi aktif
siswa selama sesi PBL. Ini bisa meliputi tingkat keterlibatan mereka dalam menganalisis
masalah mereka dalam menganalisis masalah biologi,mencarisolusi, dan berdiskusi dengan
rekan-rekan. Jika siswa lebih aktifberpartisipasi, bisa diasumsikan bahwa metode PBL
merangsang keterlibatan dan minat mereka dalam belajar.
- Pemahaman konsep : Pengamatan kedua berkaitan dengan pemahaman konsep biologi
yang diperoleh siswa setelah siswa setelah sesi PBL. Tes atau pertanyaan tentang materi
yang dibahas dalam sesi PBL. Tes atau pertanyaan tentang materi yang akan dibahas dalam
sesi PBL dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa memahami konsep-
konsep tersebut. Jika siswa mampu menjawab dengan baik, maka PBL mungkin efektif
dalam membantu mereka memahami dan menginternalisasi materi.
- Kemampuan memecahkan masalah : Pengamatan ketiga dapat berfokus pada kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah biologi yang lebih kompleks setelah terlibat dalam sesi
PBL. Ini bisa mencakup penerapan konsep-konsep yang dipelajari untuk memecahkan
tantangan atau masalah nyata. Jika siswa mampu menghubungkan konsep dengan situasi
kehidupan nyata, maka PBL mungkin membantu mengembangkan kemampuan berfikir
analitis mereka.
Kesimpulan berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut dengan berfikir deduktif :
Berdasarkan pengamatan partisipasi aktif siswa, pemahaman konsep yang baik, dan
kemampuan memecahkan masalah, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Problem
besed-learning (PBL) memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi belajar Biologi siswi
SMA. Partisipasi aktif menunjukkan bahwa siswa terlibat secara mendalam dalam proses
belajar, yang kemungkinan dapat meningkatkan daya serap mereka terhadap materi.
Pemahaman konsep yang baik mengindikasikan bahwa PBL dapat membantu siswa
memahami dan mengingat informasi lebih baik. Kemampuan memecahkan masalah yang
ditingkatkan menunjukkan bahwa PBL membantu mengasah keterampilan berfikir analitis
mereka, yang merupakan kompetensi pentingdalam memahami masalah-masalah biologi
yang kompleks.

Bagian 4a: Kasus Berfikir Deduktif

 Seorang ilmuwan biologi melakukan eksperimen dengan tanaman tomat dalam dua kondisi
lingkungan yang berbeda.
 Dia menemukan bahwa tanaman tomat yang diberi pupuk organik tumbuh lebih besar dan
lebih berbuah dibandingkan dengan tanaman tomat yang diberi pupuk kimia.

Berdasarkan informasi ini, buatlah satu atau lebih kesimpulan deduktif tentang pengaruh jenis
pupuk terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

Jawab
Pengaruh penggunaan pupuk organik pada tanaman tomat lebih baik dalam pertumbuhan
dan perkembangan dibandingkan dengan pupuk kimia.

Bagian 4b: Kasus Berfikir Deduktif dalam Biologi

Seorang ilmuwan biologi melakukan penelitian tentang keterkaitan antara makanan dan
pertumbuhan serangga dalam ekosistem hutan. Dia mengumpulkan beberapa data dan mengamati
berbagai serangga dalam dua kelompok berbeda di hutan yang sama.

Data Kelompok A:

 Kelompok A terdiri dari serangga yang mendapatkan makanan utama dari tumbuhan.
 Ilmuwan menemukan bahwa serangga di Kelompok A memiliki pertumbuhan yang lebih
baik selama musim panas yang hangat dan banyak cahaya matahari.
 Serangga di Kelompok A memiliki warna tubuh yang lebih gelap.

Data Kelompok B:

 Kelompok B terdiri dari serangga yang mendapatkan makanan utama dari pemangsaan
serangga lain.
 Ilmuwan menemukan bahwa serangga di Kelompok B memiliki pertumbuhan yang lebih
baik selama musim gugur yang sejuk dan berawan.
 Serangga di Kelompok B memiliki warna tubuh yang lebih terang.
Pertanyaan: Berdasarkan data ini, buatlah satu atau lebih kesimpulan deduktif tentang hubungan
antara jenis makanan dan pertumbuhan serangga serta peran warna tubuh serangga dalam ekosistem
hutan ini.

Jawab

 Jenis makanan yang dikonsumsi oleh serangga memengaruhi pola pertumbuhan mereka,
sementara warna tubuh serangga berperan sebagai adaptasi terhadap lingkungan sekitar
dalam ekosistem hutan.
 Jenis makanan yang dikonsumsi oleh serangga bergantung terhadap ketersediaan setiap
musim sehingga mempengaruhi pertumbuhannya, sedangkan warna tubuh serangga sebagai
bentuk adaptasi terhadap ekosistem hutan.

Bagian 5: Refleksi

Apa yang telah Anda pelajari tentang berfikir Deduktif dalam ilmu sains dari worksheet ini?
Bagaimana Anda berencana untuk mengaplikasikannya dalam studi sains Anda sendiri?
Jawab
Dari worksheet ini, saya telah mempelajari bahwa berfikir deduktif melibatkan pengambilan
kesimpulan yang spesifik berdasarkan pada premis atau informasi yang diberikan. Saya melihat
bagaimana premis-premis yang diberikan dalam situasi atau data tertentu dapat dihubungkan
dengan suatu kesimpulan yang lebih rinci. Berfikir deduktif sering digunakan dalam ilmu sains
untuk mengambil kesimpulan yang logis dan akurat berdasarkan pada bukti-bukti yang ada.
Untuk mengaplikasikannya dalam studi ilmu sains saya akan memperhatikan lebih dengan teliti
bahwa pernyataan pada premis pertama sudah benar, karena kesimpulan dari penalaran deduktif
hanya bisa benar jika semua premis yang ditetapkan pada studi induktif sudah benar dan jelas.

Misal kasus yang diambil adalah:

1) Semua hewan vertebrata memiliki tulang belakang


2) ) Sapi merupakan hewan vertebrata

Kesimpulan sapi memiliki tulang belakang. Berdasarkan landasan premis yang sudah ada,
kesimpulannya pasti benar. Namun jika premis pertama salah, maka kesimpulan sapi memiliki
tulang belakang tidak dapat diandalkan.

Anda mungkin juga menyukai