Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH QIRA’AT IMAM KHALAF AL ‘ASYIR

(RAWI IMAM ISHAQ DAN IMAM IDRIS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qira’at II


Dosen Pengampu:
Ustadz Dr. Mujiadi Raynah, MA

Disusun oleh:

1. Adlin filza ( 20011213) 11. Sri lestari (20011076)


2. Alda Nur Alfi (20011009) 12. Laila Fitriyani (20011041)
3. Alivvia Dwi Lestari (20011020) 13. Mamluatun Silvi (20011224)
4. Annisa Aditiya (20011055) 14. Rika Susanthi (20011133)
5. Ema Muliani (20011205) 15. Riska Anisa (20011072)
6. Eneng Musfiroh (20011075) 16. Sekar Ayuti (20011045)
7. Fitri Kholilah (20011062) 17. Sifa Fauziah (20011110)
8. Hanan Azizah (20011037) 18. Syerlina Putri (20011069)
9. Isra Dewi Ez (20011248) 19. Tsuwaibatul Islamiyah (20011162)
10. Kholis Ernawati (20011160) 20. Silvian Tifany (20011035)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUL HIKMAH
BEKASI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami dalam mengarungi proses penyelesaian
makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Penyusunan makalah yang berjudul “Qira’at Imam Khalaf Al ‘Asyir


(Imam Ishaq dan Imam Idris)” tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
sarana maupun konstribusi pemikiran. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, karena


itu kritik serta saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para
pembaca.

Bekasi, 13 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 3
2.1 Biografi Imam Khalaf ............................................................................................... 3
2.2 Biografi Imam Ishaq ................................................................................................. 7
2.3 Biografi Imam Idris................................................................................................... 8
2.4 Kaidah Ushul Qira’at Imam Khalaf Al Asyir ........................................................... 9
2.4.1 Basmalah ............................................................................................................ 9
2.4.2 Mim jamak ......................................................................................................... 9
2.4.3 Idghom kabir .................................................................................................... 10
2.4.4 Ha Kinayah ...................................................................................................... 10
2.4.5 Mad dan Qashar ............................................................................................... 10
2.4.6 Al-Hamzahtain min Klimatin........................................................................... 10
2.4.7 Al-Hamzahtani min Kalimataini ...................................................................... 11
2.4.8 Hamzah mufrod................................................................................................ 11
2.4.9 Naql, sakta, dan waqaf pada hamzah ............................................................... 11
2.4.10 Empat saktah .................................................................................................. 13
2.4.11 Idghom kecil dan huruf yang dekat dengan makhrojnya ............................... 13
2.4.12 Nun Sakinah dan Tanwin ............................................................................... 14
2.4.13 Fathah dan Imalah .......................................................................................... 14
2.4.14 Waqaf ............................................................................................................. 15
2.4.15 Ya Idhofah ..................................................................................................... 16
2.5 Perbedaan Qira’at.................................................................................................... 17
BAB III CONTOH QIRA'AT DALAM SURAH AN-NABA ......................................... 18
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Qira’at adalah salah satu aspek penting dalam ilmu tajwid dan tafsir Al-
Qur’an. Sejak zaman dahulu, para ulama telah memperhatikan berbagai riwayat
qira’at untuk memahami dan mengeksplorasi makna yang lebih dalam dari teks
suci Al-Qur’an. Salah satu riwayat yang menarik perhatian adalah riwayat Imam
Khalaf dalam bacaan Al-Qur’an, yang merupakan warisan ilmu tajwid dan tafsir
Islam. Dalam makalah ini, kami akan membahas metode dan prinsip dalam cara
membaca qira’at Imam Khalaf, dengan fokus pada riwayat yang diturunkan oleh
Imam Ishak dan Imam Idris.

Riwayat Imam Khalaf dengan sanad yang kuat telah menjadi salah satu
sumber utama bagi para pakar tajwid untuk memahami variasi dalam bacaan Al-
Qur’an. Namun, qira’at Imam Khalaf kurang dikenal dibandingkan dengan qira’at
lainnya seperti Hafsh dan Warsh. Imam Ishak dan Imam Idris adalah dua dari
sejumlah perawi terkemuka dalam riwayat Imam Khalaf. Mereka memiliki peran
penting dalam melestarikan dan menyebarkan riwayat ini. Oleh karena itu,
penting untuk memahami metode bacaan mereka serta kontribusi mereka dalam
menjaga warisan qira’at Imam Khalaf.

Meskipun qira’at Imam Khalaf masih diakui dan digunakan dalam beberapa
komunitas Muslim, pemahaman yang lebih dalam tentang metodenya dan
kontribusi Imam Ishak dan Imam Idris masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan dan menggali lebih dalam
tentang riwayat ini.

Dengan meningkatnya minat dalam pemahaman yang lebih dalam tentang


qira’at Al-Qur’an, penelitian tentang qira’at Imam Khalaf, terutama melalui
riwayat Imam Ishak dan Imam Idris, dapat memberikan wawasan yang lebih kaya
dalam pemahaman Al-Qur’an dan memungkinkan lebih banyak orang untuk
mengapresiasi keindahan dan kompleksitas Al-Qur’an.

1
2

Pada makalah ini, kami akan menguraikan metode dan prinsip dalam cara
membaca qira’at Imam Khalaf dengan fokus pada riwayat yang diturunkan oleh
Imam Ishak dan Imam Idris. Kami akan menjelaskan perbedaan utama dalam
qira’at ini dan dampaknya pada pemahaman Al-Qur’an. Selain itu, kami juga akan
mengeksplorasi peran penting kedua ulama ini dalam melestarikan dan
menyebarkan riwayat Imam Khalaf. Dengan demikian, makalah ini akan
memberikan kontribusi penting dalam upaya menjaga dan memahami salah satu
aspek penting dalam ilmu Al-Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah biografi Imam Khalaf dan dua perawinya yaitu Imam Ishaq
dan Imam Idris?

2. Bagaimanakah prinsip bacaan Imam Khalaf riwayat Imam Ishaq dan


Imam Idris?

3. Apa saja perbedaan qira’at Imam Khalaf dengan imam qira’at lainnya?

4. Bagaimanakah contoh bacaan ayat Al-Qur’an menggunakan qira’at Imam


Khalaf riwayat Imam Ishak dan Imam Idris?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui biografi dan wawasan mengenai Imam Khalaf dan dua
perawinya yang terkemuka yaitu Imam Ishaq dan Imam Idris.
2. Untuk mengetahui metode bacaan Imam Khalaf riwayat Imam Ishaq dan
Imam Idris.
3. Untuk mengetahui perbedaan bacaan qira’at yang dibawakan oleh Imam
Khalaf dengan imam qira’at lainnya.
4. Untuk mengetahui contoh bacaan qira’at Imam Khalaf riwayat Imam
Ishaq dan Imam Idris pada ayat-ayat Al-Qur’an.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Biografi Imam Khalaf


Imam Khalaf bin Hisyam Al-Bazzar yang dijuluki dengan Imam Khalaf Al-
'Asyir adalah salah satu dari perawi tidak langsung dari Imam Hamzah Az-Zayat
dan dia memilih sendiri bacaan yang membuatnya terkenal. Imam Khalaf Al-
'Asyir adalah Imam Khalaf qira’at kesepuluh.1

Nama lengkapnya adalah Khalaf bin Hisyam bin Tsa'lab al-Bazzar al-
Baghdadi. Imam kesepuluh ini juga sebagai rawi Imam Hamzah. Sedangkan
perawinya dari Imam Hamzah adalah Ishaq dan Iddris.2

Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Thalab al Bazzar Al ra' dilahirkan
di Baghdad pada tahun 150 H, hafal Al Qur’an pada usia 10 tahun, dan adalah
seorang imam besar, ulama, yang amanah dan zuhud. Beliau wafat pada tahun
229 H.3

Perjalanan Intelektualnya

Sejak kecil, Imam Khalaf telah menghafal Al-Qur’an di tanah kelahirannya,


dan pada saat berumur 10 tahun beliau sukses menyelesaikan hafalan tersebut
dengan baik dan lancar. Ketika menginjak usia 13 tahun, beliau mengawali
perjalanan intelektualnya menuntut ilmu kepada para ulama. Imam Khalaf
bercerita kepada muridnya, Imam Idris Abdul Karim: “Saya hafal Al-Qur’an saat
berumur 10 tahun, kemudian ketika saya menginjak umur 13 tahun saya
mengawali menuntut ilmu”. Dalam waktu yang sangat lama, beliau memperdalam
Al-Qur’an dan qira’atnya hingga kemudian dikenal oleh para ulama sebagai “Ahli
Al-Qur’an”. Selain memperdalam Al-Qur’an dan qira’atnya, beliau tidak lupa diri
untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman lainnya, utamanya ilmu hadits hingga
kemudian dikenal sebagai “ahli hadits”. Maka sebagian ulama mengatakan, bahwa

1
Saihul Basyir. Kun Bil Qur`ani Najman.Ukraina: Elex Media Komputindo, 2021 hal 237.
2
Abdur Rahim Hasan. Qira’at al-Qur’an dan tafsirnya. Yayasan Alumni PTIQ. 2020 Hal 24-25.
3
Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr.
Darul Kutub Al – ‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14

3
4

Imam Khalaf pada mulanya dikenal dengan “ahli Al-Qur’an”, namun kemudian ia
juga dikenal sebagai ahli hadits.

Para ulama qira’at banyak menyatakan bahwa guru utama Imam Khalaf dalam
meriwayatkan qira’at Imam Hamzah adalah Imam Sulaim bin Isa. Darinya Imam
Khalaf banyak ber-istifadah tentang qira’at Hamzah hingga menempatkannya
sebagai perawi dari Imam Hamzah. Imam Khalaf berkata: “Saya membaca
(setoran) Al-Qur’an kepada Sulaim berulangkali. Pada suatu ketika saya khatam,
saya bertanya kepada Sulaim: “Apakah yang Anda ajarkan kepada saya adalah
qira’at Hamzah? Beliau menjawab: “Iya”.

Selain mahir dalam soal ilmu Al-Qur’an dan qira’atnya, Imam Khalaf juga
dikenal mahir dalam ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti gramatikal bahasa
Arab. Dalam bidang hadits, Imam Khalaf belajar kepada para masyayikh (guru-
guru) yang dikenal dengan ke-tsiqah-annya, seperti Hammad bin Zaid, Wahab bin
Jarir bin Hazim, Sufyan bin Uyainah, Yazid bin Harun, Abi ‘Awanah, Abi
Usamah, Khalid bin Abdullah al-Wasithi, Jarir al-Dhabbi dan Sallam al-Thawil.
Hadits-haditsnya banyak disebut dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
kitabnya, Sahih Muslim, dan Abu Daud dalam kitabnya, Sunan Abu Daud. Selain
itu, banyak ulama yang mengutip hadits-hadits selain di dua kitab di atas, seperti
Abu Zur’ah, Abu Hatim, Musa bin Harun, Abu Ya’la al-Mushili, Abu al-Qasim
al-Baghawi, Muhammad bin Ibrahim bin Abban, dan putranya, Muhammad bin
Khalaf.

Dalam belajar, jika ada kemusykilan atau kejanggalan yang dihadapi oleh
Imam Khalaf, beliau menginfakkan sebagian hartanya sehingga kemusykilan
tersebut menjadi terbuka dan mudah. Beliau berkata: “Saya menemui kejanggalan
dalam bab nahwu (gramatikal bahasa Arab), kemudian saya menginfakkan harta
sebesar 80.000 dirham, sehingga dengan itu kejanggalan saya terbuka dan saya
mahir dalam soal nahwu.”
5

Guru-guru Imam Khalaf dan Transmisi Riwayatnya

Dalam memperluas bacaan qira’at Al-Qur’an, Imam Khalaf memiliki dua


metode yaitu membaca secara langsung di hadapan guru sampai khatam (ardh)
dan mendengarkan riwayat yang disampaikan oleh sang guru tanpa membaca
(sima’an). Untuk metode pertama, Imam Khalaf setoran Al-Qur’an secara
langsung kepada Imam Sulaim bin Isa, Abdurrahman bin Hammad bin Hamzah,
Abi Zaid Said bin Aus al-Ansari dari al-Mufaddhal al-Dhobi.

Imam Khalaf juga meriwayatkan sebagian huruf (bacaan) dari Ishaq al-
Musayyibi, Ismail bin Ja’far, Yahya bin Adam. Sedangkan untuk metode yang
kedua, Imam Khalaf mendengar qira’at Imam Ali al-Kisa’i sampai khatam tanpa
membaca langsung kepadanya. Meskipun tanpa membaca di hadapannya, ia telah
menguasai secara dhabt.

Selain belajar kepada para imam-imam di atas, Imam Khalaf di tengarai


belajar kepada Imam Syu’bah namun tidak jadi karena kalimat yang disampaikan
Syu’bah kepadanya saat awal perjumpaannya menyinggung prasaannya. Beliau
kemudian enggan melanjutkan belajar kepada Imam Syu’bah namun belajar
kepada Yahya bin Adam, murid Imam Syu’bah.

Imam Khalaf adalah salah satu orang yang mengimplementasikan firman


Allah tentang memuliakannya anak keturunan manusia, sebagaimana ia
memuliakan dirinya sendiri, dan para penghafal Al-Qur’an. Hal tersebut
dibuktikan dari cerita yang disampaikan Ahmad bin Ibrahim Warraqah yang
mendengar langsung dari Imam Khalaf. Beliau berkata: “Saya datang ke Kufah
menemui Sulaim. Kemudian ia berkata: “Apa yang akan aku lakukan untukmu?
Saya berkata: “Saya mau membaca Al-Qur’an kepada Abu Bakar bin Ayyasy
(Imam Syu’bah, murid Imam Ashim). Kemudian Sulaim memanggil anaknya dan
menulis sepucuk surat untuk disampaikan kepada Imam Syu’bah, saya tidak tahu
apa yang ditulisnya. Kemudian kami mendatanginya dan ia membaca surat
tersebut dan pandangannya tertuju ke mulut saya. Kemudian berkata: “Kamu
Khalaf?. Saya jawab “iya”. Kemudian ia berkata: “Tidak ada seorang pun yang
akan menggantikan posisimu orang yang membaca kepadamu (tidak ada generasi
6

yang akan melanjutkan qira’at bacaannya). Kemudian saya diam. Maka ia pun
menyuruh saya untuk duduk dan membaca kepadanya. Bacalah…!!! Saya pun
kaget sambil bertanya. Membaca kepada Anda? Ia pun menjawab: Iya. Saya
menjawab dengan tegas: “Tidak, demi Allah saya tidak akan membaca kepada
orang yang merendahkan seorang dari kalangan penghafal Al-Qur’an. Kemudian
saya keluar dan kembali ke Imam Sulaim. Kemudian Sulaim menanyakannya
namun saya enggan menjawabnya. Kemudian beliau menyesal dan berhujjah dan
mencatat dalam transmisi sanadnya bahwa beliau belajar kepada Imam Yahya bin
Adam dari Ashim.

Pendapat Ulama tentang Imam Khalaf

Imam Khalaf salah satu dari sekian imam qira’at yang memiliki dua posisi
yang berbeda dalam bidang qira’at Al-Qur’an yaitu sebagai perawi qira’at Imam
Hamzah dan sebagai Imam Qira’at asyr yang memiliki bacaan yang berbeda
dengan yang diperoleh dari gurunya Imam Hamzah4.

Dengan ketekunannya mempelajari qira’at Al-Qur’an, banyak ulama yang


mengapresiasi dan memujinya, baik dalam hal keilmuannya maupun pribadinya.
Imam Yahya bin Main, al-Nasa’i dan ulama-ulama yang lain menyatakan bahwa
Imam Khalaf adalah orang yang tsiqah.

Imam al-Daruqutni menyatakan bahwa beliau adalah abid yang utama. Imam
al-Husain bin Fahm berkata: “Saya tidak menemukan seseorang yang lebih bagus
(bacaannya) daripada Khalaf. Ia mengawali keilmuannya sebagai ahli Al-Qur’an
kemudian menjadi muhadditsin, ia membacakan lima puluh hadits Abi ‘Awanah
kepada kami. Sebagian riwayat menyatakan bahwa beliau melakukan puasa setiap
hari (saum al-dahr), kecuali pada hari-hari yang dilaran berpuasa.

Murid-murid Imam Khalaf

Selain meriwayatkan qira’at Imam Hamzah, beliau memiliki qira’at sendiri


yang berbeda dengan qira’at Imam Hamzah. Maka wajar apabila banyak dari
kalangan penuntut ilmu yang belajar kepada Imam Khalaf, salah satunya adalah

4
Abdulwaly Cece. Biografi 10 Imam Qira’at. Haura Utama. 2022. Sukabumi.
7

Ahmad bin Ibrahim Warraqah, saudaranya, Ishaq bin Ibrahim, Ibrahim bin Ali
al-Qassar, Ahmad bin Yazid al-Hulwani, Idris bin Abdul Karim al-Haddad,
Muhammad bin Ishaq, guru Ibnu Syanbudz. Perawi bacaan Imam Khalaf yang
masyhur dari muridnya adalah Imam Ishaq dan Imam Idris.

Ibnu Asytah berkata: “Imam Khalaf mengambil dan mendalami madzhab


Hamzah keculai 120 huruf (bacaan) yang berbeda, yang dipakai sebagai pilihan
bacaannya sendiri. Imam Ibnu al-Jazari telah melakukan penelitian bahwa qira’at
Imam Khalaf tidak keluar dari qira’at Imam Hamzah, Ali al-Kisa’i dan Syu’bah
kecuali pada surat al-Anbiya ayat 95, ia membacanya seperti riwayat Hafs.
Setelah mendarmabaktikan diri kepada kalam-Nya, beliau wafat pada tahun 229 H
bulan Jumadal Akhirah.

2.2 Biografi Imam Ishaq

Abu Yaqub Ishaq bin Ibrahim bin Utsman bin Abdullah Al-Maruzi, Al-
Baghdadi dengan nama panggilannya adalah Abu Ya’qub dan dikenal juga
dengan nama Warraq Khalaf. Beliau adalah seorang muqri yang tsiqqah, qayyim,
dan dhabt (kuat hafalan nya) dan tsiqah (amanah)5. Beliau wafat pada tahun 286.7

Imam Ishaq menerima bacaan langsung dari Khalaf Al-'Asyir 8. Selain itu
beliau juga berguru kepada al-Walid ibn Muslim Abu al-Abbas. Di antara
muridnya adalah:

1. Muhammad ibn ‘Abdillah ibn Abi Umar an Naqqasy

2. Al Hasan ibn Utsman al Barshathi

3. Ali ibn Musa ats Tsaqafi

4. Muhammad ibn Ahmad ibn Ayyub ibn Syanbudz Abu al-Hasan

5. Saudaranya, yaitu Ahmad ibn Ibrahim

6. Anaknya, Muhammad ibn Ishaq

5 Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14
7 Al-Qadhi Abdul Fattah. Tarikh Al-Qurra’ Al-Asyarah wa Ruwatihim.. Farha pustaka. Jakarta. Hal 120
8 Abdur Rahim Hasan. Qira’at al-Qur’an dan tafsirnya. Yayasan Alumni PTIQ 2020. Hal 24-25.
8

2.3 Biografi Imam Idris


Imam Idris memiliki nama lengkap Imam Idris bin Abdul al-Karim al-
Haddad al-Baghdadi dengan nama panggilan Abu al-Hasan. Dia membacakan
narasi dan pilihannya kepada Khalaf al-Bazzar dan kepada Muhammad bin Habib
al-Shamouni, seorang yang ulung dan dapat dipercaya. Imam Al-Daraqutni
ditanya tentangnya dan dia menjawab: “Dia dapat dipercaya dan di atas derajat
yang dapat dipercaya”.14 Sanad qira’atnya menerima bacaan dari Khalaf Al-
'Asyir dan menerima dari Sulaiman dari Hamzah15.

Bacaan tersebut diriwayatkan atas wewenangnya oleh Ahmad bin Mujahid,


Muhammad bin Ahmad bin Shanbudh, dan Musa bin. Abdullah Al-Khaqani,
Muhammad bin Ishaq Al-Bukhari, Ahmed bin Buyan, Abu Bakar Al-Naqqash,
Al-Hassan bin Saeed Al-Mutawa’i, dan Muhammad bin Abdullah Al-Razi.
Beliau meninggal dunia pada tahun 292 H pada usia 93. Dari apa yang telah
dijelaskan sebelumnya dalam terjemahan para imam ini dan perawinya, menjadi
jelas bahwa bacaan sepuluh imam dan perawinya adalah benar, dan mata rantai
transmisinya terhubung dengan Rasulullah.

2.4 Kaidah Ushul Qira’at Imam Khalaf al-‘Asyir


Kaidah ushul qira’at Imam Khalaf al-‘Asyr yang diriwayatkan oleh Ishaq
dan Idris.

2.4.1 Basmalah
Imam Khalaf menyambungkan akhir surat dengan permulaan surat
berikutnya tanpa menggunakan basmalah seperti halnya Imam Hamzah sehingga
2 surat tersebut menjadi seperti satu surat.

14 Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14

15 Ibid, Hal 24-25.


9

Di antara surat Al-Anfal dan At-Taubah, Imam Khalaf membagi tiga cara
dalam pembacaan lafadz bismillah, yaitu:

- membacanya dengan saktah

- membaca dengan melanjutkan tanpa basmalah

- membaca dengan di putus atau dibuang

Dan pada kalimat (‫ )الصراط‬dan (‫)صراط‬, Imam Khalaf membaca dengan


sempurna. Demikian pula ketika membaca huruf Ha (‫)عليهم‬, (‫)اليهم‬, (‫)لديهم‬, dimana
terjadi perbedaan dengan Hamzah.17

2.4.2 Mim jamak

Apabila pada kalimat sukun yang sebelumnya terdapat mim jamak


sebelumnya sukun dan sebelumnya ‫ م‬adalah ‫ ه‬, dan sebelum ‫ ه‬adalah ‫ ي‬maka
Imam Khalaf membacanya dengan cara mendhomahkan ha dan mim tersebut
sama seperti Hamzah.18

Contohnya: ‫عليهم القتال‬, ‫بهم االسباب‬

2.4.3 Idghom kabir

Khalaf membaca (‫ )أتمدونن‬pada surat An-Naml dengan dengung tanpa


idghom dan begitupula pada kalimat (-‫ فالزاجزات زجرا‬- ‫ والصافات صفا‬- ‫) فالتاليات ذكرا‬
pada surat As-Shaffat, (‫ )الذاريات ذروا‬pada surat Ad-Zariyat, dan kalimat ( ‫فالمغيرات‬
‫ )صبحا‬pada surat Al-Adiyat. Seperti huruf ‫ ت‬pada kalimat (‫ )بيت طاءفة‬pada surat
An-Nisa berbeda dengan bacaan Imam Hamzah.19

2.4.4 Ha Kinayah

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan menyambungkan Ha pada (‫)يؤده‬,


(‫)نوله‬, ( ‫)نصله‬, (‫) نؤته‬, (‫)القه‬, ( ‫) يتقه‬, (‫)يرضه‬, (‫)ياءته‬, (‫)ارجه‬.

17
Bin Ali bin Darwis bin Ali, Syaikh Ridha. Al-Muyassar Fii Jam’i Al-Qira’at Al-‘Asyirah Min Thariqi
As-Syathibiyah Wa Durrah. Muassasah Qurthubah. Mesir: 2010, Hal 357
18
Ibid, Hal 357
19
Ibid, Hal 357
10

Dan membaca Ha dengan kasroh dari (‫ )أهله امكثوا‬berbeda dengan Imam


Hamzah, dan begitupula tanpa menyambungkan Fa pada )‫) فيه مهانا ( (أنسانية‬, ( ‫عليه‬
‫)هللا‬.20

2.4.5 Mad dan Qashar

Imam Khalaf al-‘Asyir membaca dengan tawasuth muttashil dan munfashil


berbeda dengan aslinya. 21

a. Apabila mad wajib muttashil maka Khalaf membaca 3 alif seperti ‫جآء‬

b. Apabila mad jaiz munfashil maka Khalaf membaca 3 alif, seperti ‫بمآ انزل‬

2.4.6 Al-Hamzahtain min Kalimatin

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca (‫ ) ان كان‬pada surat nun dengan satu


hamzah dan membaca dengan istifham bersamaan dengan tahqiq pada lafaz (‫) َأََأمنمت‬

dalam surat Al-A`raf, Taha, dan Al-Shu'ara', ( ‫ )أانكم لتأتون – أان لنا‬dalam surat Al-
A`raf, ( ‫ ) أانكم لتأتون الفاحشة لنا‬dalam surat Al-Ankabut dan (‫ )أأعجمي‬dalam surat
Fushshilat.22

2.4.7 Al-Hamzahtani min Kalimataini

Tidak ada 2 hamzah dalam 2 kalimat kecuali di tahqiq. Adapun dalam


bacaan Hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kalimah, baik harakatnya sama
maupun beda, maka bacaannya Khalaf pun biasa, yakni tahqiq semua23, seperti
‫ءأنذر تهم‬.

2.4.8 Hamzah mufrod

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca hamzah dengan ibdal pada (‫ )الذءب‬berbeda


dengan aslinya, sedangkan dia setuju pada (‫)يضاهون‬, dan (‫)يأجوج ومأجوج‬.24

20
Ibid, Hal 357
21
Ibid, Hal 357
22
Ibid, Hal 358
23
Ibid, Hal 358
24
Ibid, Hal 358
11

2.4.9 Naql, Saktah, dan Waqaf pada Hamzah

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan naql pada ( ‫ فسل‬- ‫) وسل‬.


Sebagaimana melengkapi hamzah pada pertengahan dan kelebihan dalam keadaan
waqaf. Dan tidak di saktah pada sukun sebelum hamzah seperti, (‫) األرض‬, (‫)شيء‬,
(‫)منَأَمن‬. Berbeda dengan pendapat Hamzah.

Pembahasan saktah menurut Idris dan sebagian pendapat itu shohih, akan
tetapi Ibnu Jazari tidak menyebutkannya dalam pembelajaran ( ‫وعملنا هنا علي ترك‬
‫)السكت‬.25

Pemindahan harakat hamzah ke huruf shahih mati sebelumnya, dan


kemudian hamzahnya dibuang, dikenal dengan istilah al-Naql. An-Naql dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Al-Sakin al-Mafshul, yaitu bila huruf shahih mati dan hamzah sesudahnya
terpisah (munfashil) rasmnya (tulisannya), seperti (‫)من أمن‬. Atau dengan kata
lain, huruf matinya terdiri dari selain lam ta'rif.

b. Alif lam Ta'rif, yaitu apabila huruf shahih mati dan hamzah sesudahnya tidak
terpisah (muttashil) tulisannya. Seperti (‫)األخرة‬

Adapun bacaan Imam Khalaf pada bacaan al-Sakin al-Mafshul dan Lam Ta'rif
ketika wasal dan waqaf, dengan lafadz ‫ شىء‬sebagai berikut:

a. Bacaan pada al-Sakin al-Mafshul, ketika waqaf Imam Khalaf membaca


dengan 3 wajah yaitu:
• Tahqiq (berdasarkan mazhab Tähir ibn Ghalbun). Misalnya (‫)عذاب أليم‬
dibaca 'azabun alim.

• Naql, misalnya, (‫ )عذاب أليم‬dibaca 'azabunalim.

• Saktah, misalnya, (‫ )عذاب * اليم‬dibaca 'azabun (Saktah) alim. Sedangkan


ketika washal mempunyai 2 wajah bacaan yaitu tahqiq (berdasarkan
mazhab Tahir ibn Ghalbun) dan saktah.

25
Ibid, Hal 358
12

b. Selanjutnya pada lam ta'rif, ketika waqaf Imam Khalaf membaca dengan dua
wajah yaitu:
• Saktah (berdasarkan mazhab Abul Faris dan Tahir ibn Galbun).
Misalnya (‫ )في * األرض‬dibaca fil (saktah) ardhi.

• Naql, misalnya, (‫ )في االرض‬dibaca filardh. Sedangkan ketika washal


membaca dengan satu wajah yaitu saktah (berdasarkan mazhab Abul
Faris dan Tahir ibn Ghalbun).

c. Adapun bacaan (‫)شىء‬, Imam Khalaf membaca dengan saktah (berdasarkan


mazhab Abul Faris dan Tahir ibn Ghalbun) ketika misalnya dibaca innallāha
a'la kulli syaik (saktah) inqadir.

2.4.10 Empat saktah

Saktah terdapat pada empat tempat yaitu:

- Al-Kahfi ( ‫) عوجا * قيما‬,

- Yasin (‫)مر قدنا * هذا‬

- Al-Qiyamah (‫)من* راق‬

- Al-Muthoffifin (‫)بل * ران‬

Pada Al Qiyamah dan Al Mutahoffifin dibaca dengan meninggalkan saktah


bersama idghom nun dan lam setelahnya.26

2.4.11 Idghom kecil dan huruf yang dekat dengan makhrojnya

Imam Khalaf Al-‘Asyir mengidqhomkan )‫ د (إذ‬dan ‫ ت‬seperti (‫)اذا تبين‬, ( ‫إذ‬


‫)دخلوا‬. Dia menjelaskannya sesuai dengan asalnya. Beliau pun sependapat bahwa
idghom dal pada (‫ )قد‬menjadi 8 hurufnya seperti : (‫)قد سمع‬, (‫)فقد ضل‬.27

Imam Khalaf Al-‘Asyir menyebut huruf Lām pada (‫)هل‬, dan (‫ )بل‬di setiap
hurufnya seperti : )‫(بل زين‬,(‫ )فهل ترى‬.

26
Ibid, Hal 358
27
Ibid, Hal 358
13

Seperti menyebut huruf ‫ ث‬disisi ‫ ت‬dari )َ‫ (أَ َورَثَتَمَ َوهَاَ)َ(لبثت)َ(لَبثمت‬. Dan menyebut ‫ ب‬dan

‫ م‬pada surat Hud ) ‫( إركب معنا‬

Dan mengidhgomkan ‫ ن‬sukun dalam huruf setelahnya dari , )‫(يس و القران‬


)‫ (ن والقلم) (طسم‬dan semua itu berbeda dari aslinya.

Di antara kesepakatan aslinya untuk menjaga huruf dan kedekatan


makhrajnya, maka mengidghomkan ‫ ذ‬ke ‫ ت‬pada )‫(أخذت) (أخذتم) (اتخذت) (اتخذتم‬
)‫(فنبذتها) (عذت‬. dan seperti mengidghomkan ‫ د‬ke ‫ ذ‬pada )‫ (كهيعص ذكر‬dan ‫ د‬ke ‫ث‬
pada )‫ (يرد ثوب‬dan ‫ ب‬ke ‫ م‬pada ) ‫ ( يعذب من‬pada akhir surat Al-Baqarah, dan ‫ ث‬ke ‫ذ‬
pada ) ‫ ( يلهث ذلك‬dan menyebut ‫ ب‬majzumah ke ‫ ف‬pada ) ‫ ( يغلب فسوف‬28

Idzhar dan idgham, Imam Khalaf membaca:

1. Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu ‫ و‬atau ‫ي‬, baik dalam satu
kalimat maka Imam Khalaf membaca dengan bilaghunnah (tanpa dengung).

2. Setiap huruf dal pada lafal ‫ قد‬bertemu huruf ‫ ت‬dan ‫ د‬, maka Imam Khalaf
membaca idgham.

3. Setiap huruf dzal pada lafal ‫ اذ‬bertemu huruf ‫ ج ز ذ س ص ض ظ س‬maka Khalaf


membacanya dengan Idgham.

4. Setiap ta ta'nits (‫ )ت‬bertemu pada huruf ‫ ت ج ز س ص ظ‬, maka Imam Khalaf


membacanya dengan idgham.

5. Setiap huruf lam lafal ‫ هل‬bertemu dengn huruf ‫ ث‬dan ‫ ت‬maka Imam Khalaf
membacanya dengan idgham.

6. Setiap huruf lam lafal ‫ بل‬bertemu dengan huruf ‫ ظ س‬maka Imam Khalaf
membacanya dengan idgham.

7. Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti ‫ ذ‬bertemu huruf ‫ت‬
dalam lafal ‫ إتخذتم‬maka Imam Khalaf membacanya dengan idgham.

8. Adapun pada lafal ‫ فالزاجرات زجرا‬maka Imam Khalaf membaca dengan


idgham kabir.

28
Ibid, Hal 359
14

2.4.12 Nun Sakinah dan Tanwin


Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan mengidghomkan ‫ ن‬sukun dan
tanwin pada ‫ و‬dan ‫ ي‬dengan ghunnah seimbang di antara 2 harakat yang berbeda
dengan aslinya yang telah disepakati dari sebagian ulama.29

2.4.13 Fathah dan Imalah


Dalam bab Fathah dan Imalah, Imam Khalaf membaca dengan Imalah
pada kalimah tertentu:

a. (‫ )القهار)(البوار‬dengan syarat huruf Ra (‫ )ر‬berharakat kasroh.

b. (‫ (ران‬,)‫ (شاء‬,)‫ )جاء‬tiga kalimat ini saja.

c. (‫ )األبرار‬dengan syarat huruf Ra (‫ )ر‬berharakat kasroh.

d. Kalimat (‫)التوراة‬

Imam Kholaf membaca imalah seperti Imam Hamzah pada Zawatil Ya di


tengah ayat seperti (‫ )القربي‬dan seumpama dengannya atau di ujung ayat seperti
dalam surah ad-Dhuha dan 10 surah yang lain yang seumpama dengannya seperti
yang dibaca oleh Imam Hamzah30.

Imam Khalaf membaca imalah pada:

a. Setiap lafal dzawatil ya' , seperti ‫الهدى‬


b. Setiap alif ta'nits sepeti lafal ‫الموتى‬
c. Setiap lafal ‫متى‬
d. Setiap lafal ‫ رأى‬imalah ra' dan hamzahnya
e. Setiap lafal ‫ نأى‬imalah nun dan hamzahnya
f. Setiap lafal ‫شاه‬,‫ حاق‬,‫خاب‬
g. Setiap huruf hijaiyah ‫ ح ي ط ه ر‬pada awal surat (fawatih as-suwar),seperti :‫ الر‬,‫طه‬

Pada akhir ayat dalam 11 surat tertentu, Imam Khalaf membaca seluruh
alif yang aslinya ya', atau alif yang berbentuk ya' (dzawatil ya") dengan imalah
semua tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah (1) Taha; (2) an-Najm; (3) al-

29
Ibid, Hal 359
30
Mohd Nazri Bin Abdullah, Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Matan Imam As-Syatibi Dan
Matan al-Durrah. Pustaka Salam Sdn Bhd. Malaysia 2009
15

Ma'arij; (4) Al- Qiyamah; (5) an-Naziat; (6) Abasa; (7) al-A'la; (8) asy-Syams; (9)
al-Lail; (10) ad-Duha; dan (11) Al- 'Alaq.

2.4.14 Waqaf

Imam Khalaf dalam keadaan waqaf membaca:


a. Setiap hamzah yang berharakat sukun setelahnya huruf yang berharokat,
maka dalam keadaan waqaf Imam Khalaf membaca ibdal hamzah (mengganti
hamzah menjadi ‫ و‬/‫ ) ي‬seperti : ‫ يومنون‬- ‫يؤمنون‬

b. Setiap hamzah yang berada di ujung kalimat dan sebelumnya berupa alif,
maka Imam Khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif
(ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al-Barakat seperti
‫أسفهأ‬- ‫السفهأ‬

c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa waw,
maka Khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi yakni, tashil
hamzah, dan ibdal ya' dan memindah ya' kepada huruf sebelumnya disertai
membuang hamzah seperti, ‫ مستهزون‬- ‫ مستهزيون‬- ‫مستهزئون‬

d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf tambahan) ‫ق و‬


dan ‫ ل‬maka dalam keadaan waqaf Khalaf membaca tahqiq hamzah dan tashil
dalam keadaan waqaf seperti ‫وابصار هم‬.

e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba' zaidah


(tambahan), maka Imam Khalaf membaca tahqiq hamzah dan menggantinya
dengan ya' dalam keadaan waqaf dari seperti ‫بأمر – بيمر‬

f. Setiap lafal ‫ شئ‬baik ketika rafa' dan jer, maka ketika waqaf Imam Khalaf
membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya
dengan sukun, Raum, dan ibdal seperti ‫( شيئ شي شي شي‬sama seperi bacaan
Hisyam).

g. Setiap lafal ‫شيأ‬ yang dibaca nashab, maka Imam Khalaf ketika waqaf
membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya' kemudian di
16

idghamkan sehingga menjadi ya' bertasydid, dan naql lafal, seperti – ‫ شي‬- ‫شيا‬
‫شيأ‬

h. Setiap hamzah yang berada di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka
ketika waqaf Khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat seperti
‫بناء – بنا‬

2.4.15 Ya Idhofah

Imam Khalaf membaca sukun ya idhafah, baik yang sesudahnya berupa


hamzah qata’ yang berharakat fathah (pada 99 tempat), yang sesudahnya berupa
hamzah qata’ yang berharakat kasrah (pada 52 tempat), yang sesudahnya berupa
hamzah qata’ yang berharakat dhamah (pada 10 tempat), yang sesudahnya berupa
alif lam (hamzah washal yang disertai oleh lam ta’rif (pada 7 tempat), yang
sesudahnya berupa huruf hijaiyyah selain hamzah (qata/washal pada 30 tempat).
Kecuali pada lafaz ‫ عبادى‬pada surat Az-Zukhruf ayat 68, yakni membuang ya’
idhafah.

2.5 Perbedaan Qira’at

1.

Nafi', Ibnu Katsir, Ibnu Amir, Al Kisa'i, dan Khalaf Al 'Asyir: membaca
huruf nun dengan dhammah pada saat washal dan huruf tha' dengan
dhammah, Famanudh thurra.
2.

Abu Mar, Ashim, Hamzah dan Ya'qub, membaca huruf nun dengan kasrah
pada saat washal dan huruf tha' dgn dlommah. Famanidh dhurra.
3. Abu Ja'far membaca huruf nun dengan dhommah dan huruf tha' dengan
kasrah saat washal Famanudh dhirra. 31

31 Abdur Rahim Hasan. Qiraat Al Qur'an dan tasirnya. Yayasan Alumni PTIQ. 2020 hal 170-171
17

Perbedaan Qira’at dalam Mad Jaiz Munfasil dan Mad Wajib Muttashil

1. Mad Jaiz Munfashil


Mad jaiz munfashil ialah huruf mad bertemu dengan huruf hamzah tidak
dalam satu kata contoh.

Imam sepuluh dalam dua thariq asy-Syathibiyyah dan ad-Durrah membaca


ukuran panjang mad jaiz munfashil secara berbeda dan dibagi menjadi 5
(lima) kelompok sebagai berikut:
a. Qalun, ad-Duri Abu Amr membaca dengan ukuran panjang dua dan tiga
harakat.
b. Warsy dan Hamzah membaca dengan ukuran panjang enam harakat.
c. Ibnu Katsir, as-Susi, Abu Ja’far dan Ya’qub membacanya dengan ukuran
panjang dua harakat saja.
d. Ashim membacanya dengan panjang lima harakat.
e. Ibnu Amir dan Khalaf al-‘Asyir membacanya dengan ukuran panjang
empat harakat.32
2. Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil ialah huruf mad diikuti oleh huruf hamzah pada satu
kata. Contoh

Imam sepuluh dalam thariq asy-Syathibiyyah dan ad-Durrah membaca


ukuran panjang mad muttashil secara berbeda dan dibagi menjadi empat
kelompok sebagai berikut:

a. Warsy dan Hamzah membacanya dengan ukuran panjang enam harakat.


b. Ashim membacanya dengan ukuran panjang lima harakat.
c. Ibnu Amir, al-Kisa’i, dan Khalaf al-‘Asyir membacanya dengan ukuran
panjang 4 harakat.33

32
Ibid, Hal 50
33
Ibid, Hal. 50-51
18

BAB III
CONTOH QIRA'AT DALAM SURAH AN-NABA
19
BAB IV
KESIMPULAN
1. Dalam ilmu qira’at, Imam Khalaf bin Hisyam Al-Bazzar (atau Imam Khalaf
Al-'Asyir) memiliki 2 peran penting yaitu sebagai perawi dari Imam Hamzah
(Imam qira’at sab’ah) dan termasuk Imam Qira’at ‘Asyr yang memiliki
bacaan tersendiri.
2. Imam Khalaf hafal Al-Qur’an pada usia 10 tahun, memulai proses
akademiknya di usia 13 tahun, serta Imam yang terkenal sebagai ulama yang
tsiqah dan dhabit.
3. Qira’at Imam Khalaf diriwayatkan oleh kedua muridnya yaitu Abu Yaqub
Ishaq bin Ibrahim bin Utsman bin Abdullah Al-Maruzi, Al-Baghdadi (Imam
Ishaq) dan Imam Idris bin Abdul al-Karim al-Haddad al-Baghdadi (Imam
Idris).
4. Kaidah ushul qira’at Imam Khalaf al-‘Asyir mencakup, kaidah:
a. Pembacaan basmalah h. Naql, saktah, dan waqaf pada
b. Mim jamak hamzah
i. Empat saktah
c. Idhgom kabir
j. Idgom kecil dan huruf yang
d. Ha kinayah dekat dengan makhrojnya
e. Mad dan qashar k. Nun sakinah dan tanwin
f. Al hamzahtain min kalimatin l. Fathah dan imalah
m. Waqaf
g. Hamzah mufrod
n. Ya idhofah

5. Perbandingan dengan qira’at lainnya menunjukkan perbedaan dalam metode


bacaan. Hal ini menggambarkan keragaman dalam cara membaca dan
memahami Al-Qur’an.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim.

Abdulwaly Cece. Biografi 10 Imam Qira’at. Haura Utama. Sukabumi: 2022.

Al-Qadhi Abdul Fattah. Tarikh Al-Qurra’ Al-Asyarah wa Ruwatihim. Farha


Pustaka. Jakarta: 2020.

Bin Ali bin Darwis bin Ali, Syaikh Ridha. Al-Muyassar Fii Jam’i Al-Qira’at Al-
‘Asyirah Min Thariqi As-Syathibiyah Wa Durrah. Muassasah Qurthubah.
Mesir: 2010.

Bin Muhammad al-Banna, Syaikh Ahmad. Ittihafu Fadhalail Basyari Bil


Qira’atil Ar-ba’ata As-syar’i. Jilid 1. ‘Alam Kutub Beirut, Libanon: 1987.

Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi
Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000.

Hasan Abdur Rahim. Qiraat Al Qur'an dan tafsirnya. Yayasan Alumni PTIQ.
2020.

Mohd Nazri Bin Abdullah, Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Matan Imam As-
Syatibi Dan Matan al-Durrah. Pustaka Salam Sdn Bhd. Malaysia: 2009.

Muhaisin Salim "Mu'jam Huffadz Al-Qur'an Abra al-Tarikh". Jilid I, [Bairut: Dar
al-Jayl], 1992.

Saihul Basyir. Kun Bil Qur`ani Najman. Ukraina: Elex Media Komputindo, 2021.

Syekh Abdul Fattah al-Qadhi“Tarikh al-Qurra’ al-Asyrah wa ruwwatuhum”


[Kairo: Maktabah al-Qahirah], 2010.

21

Anda mungkin juga menyukai