Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH QIRA’AT IMAM KHALAF AL ‘ASYIR

(RAWI IMAM ISHAQ DAN IMAM IDRIS)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qira’at II


Dosen Pengampu :
Ustadz Dr. Mujiadi Raynah.DPL, MA

Disusun Oleh :

1. Adlin filza ( 20011213) 10. Sri lestari (20011076)


2. Alda Nur Alfi (20011009) 11. Laila Fitriyani (20011041)
3. Alivvia Dwi Lestari (20011020) 12. Mamluatun Silvi (20011224)
4. Annisa Aditiya (20011055) 13. Rika Susanti (20011133)
5. Ema Muliani (20011205) 14. Riska Anisa (20011072)
6. Eneng Musfiroh (20011075) 15. Sekar Ayuti (20011045)
7. Fitri Kholilah (20011062) 16. Sifa Fauziah (20011110)
8. Hanan Azizah (20011037) 17. Syerlina Putri (20011069)
9. Isra Dewi Ez (20011248) 18. Tsuwaibatul Islamiyah (20011162)
10. Kholis Ernawati (20011160) 19. Silvian Tifany (20011035)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR SEKOLAH TINGGI


ILMU USHULUDDIN DARUL HIKMAH
BEKASI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami dalam mengarungi proses penyelesaian
makalah ini sebagaimana semestinya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita


Nabi besar Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Qira’at Imam Khalaf Al


‘Asyir (Imam Ishaq dan Imam Idris) ” tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
baik berupa sarana maupun konstribusi pemikiran. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak yang
telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Pada akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak


kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat penyusun
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca.

Bekasi, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................................3
2.1 Biografi Imam Khalaf................................................................................................3
2.2 Biografi Imam Ishaq..................................................................................................7
2.3 Biografi Imam Idris....................................................................................................8
2.4 Kaidah Ushul Qira’at Imam Khalaf Al Asyir............................................................9
2.4.1 Basmalah.............................................................................................................9
2.4.2 Mim jamak..........................................................................................................9
2.4.3 Idghom kabir.....................................................................................................10
2.4.4 Ha Kinayah.......................................................................................................10
2.4.5 Mad dan Qashar................................................................................................10
2.4.6 Al-Hamzahtain min Klimatin............................................................................10
2.4.7 Al-Hamzahtani min Kalimataini.......................................................................11
2.4.8 Hamzah mufrod.................................................................................................11
2.4.9 Naql, sakta, dan waqaf pada hamzah................................................................11
2.4.10 Empat saktah...................................................................................................13
2.4.11 Idghom kecil dan huruf yang dekat dengan makhrojnya................................13
2.4.12 Nun Sakinah dan Tanwin................................................................................14
2.4.13 Fathah dan Imalah...........................................................................................14
2.4.14 Waqaf..............................................................................................................16
2.4.15 Ya Idhofah.......................................................................................................17
2.5 Perbedaan Qira’at.....................................................................................................17
BAB III CONTOH QIRA'AT DALAM SURAH AN-NABA..........................................20
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Qiraat adalah salah satu aspek penting dalam ilmu tajwid dan tafsir Al-
Quran. Sejak zaman dahulu, para ulama telah memperhatikan berbagai riwayat
qiraat untuk memahami dan mengeksplorasi makna yang lebih dalam dari teks
suci Al-Quran. Salah satu riwayat yang menarik perhatian adalah riwayat Imam
Khalaf dalam bacaan Al-Quran, yang merupakan warisan ilmu tajwid dan tafsir
Islam. Dalam makalah ini, kami akan membahas metode dan prinsip dalam cara
membaca qiraat Imam Khalaf, dengan fokus pada riwayat yang diturunkan oleh
Imam Ishak dan Imam Idris.

Riwayat Imam Khalaf dengan sanad yang kuat telah menjadi salah satu
sumber utama bagi para pakar tajwid untuk memahami variasi dalam bacaan Al-
Quran. Namun, qiraat Imam Khalaf kurang dikenal dibandingkan dengan qiraat
lainnya seperti Hafs dan Warsh. Imam Ishak dan Imam Idris adalah dua dari
sejumlah perawi terkemuka dalam riwayat Imam Khalaf. Mereka memiliki peran
penting dalam melestarikan dan menyebarkan riwayat ini. Oleh karena itu,
penting untuk memahami metode bacaan mereka serta kontribusi mereka dalam
menjaga warisan qiraat Imam Khalaf.

Meskipun qiraat Imam Khalaf masih diakui dan digunakan dalam beberapa
komunitas Muslim, pemahaman yang lebih dalam tentang metodenya dan
kontribusi Imam Ishak dan Imam Idris masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan dan menggali lebih dalam
tentang riwayat ini.

Dengan meningkatnya minat dalam pemahaman yang lebih dalam tentang


qiraat Al-Quran, penelitian tentang qiraat Imam Khalaf, terutama melalui riwayat
Imam Ishak dan Imam Idris, dapat memberikan wawasan yang lebih kaya dalam

1
2

pemahaman Al-Quran dan memungkinkan lebih banyak orang untuk


mengapresiasi keindahan dan kompleksitas Al-Quran.

Pada makalah ini, kami akan menguraikan metode dan prinsip dalam cara
membaca qiraat Imam Khalaf dengan fokus pada riwayat yang diturunkan oleh
Imam Ishak dan Imam Idris. Kami akan menjelaskan perbedaan utama dalam
qiraat ini dan dampaknya pada pemahaman Al-Quran. Selain itu, kami juga akan
mengeksplorasi peran penting kedua ulama ini dalam melestarikan dan
menyebarkan riwayat Imam Khalaf. Dengan demikian, makalah ini akan
memberikan kontribusi penting dalam upaya menjaga dan memahami salah satu
aspek penting dalam ilmu Al-Quran.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah biografi imam khalaf dan dua perawinya yaitu imam ishaq
dan imam idris?
2. Bagaimanakah prinsip bacaan imam khalaf riwayat imam ishaq dan imam
idris?
3. Apa saja perbedaan qiro’at imam khalaf dengan imam qiro’at lainnya?
4. Bagaimanakah contoh bacaan ayat Al-Qur’an menggunakan qiroat imam
khalaf riwayat imam ishak dan imam idris?

1.3 Tujuan Masalah


2. Untuk mengetahui biografi dan wawasan mengenai imam khalaf dan dua
perawinya yang terkemuka yaitu imam ishaq dan imam idris
3. Untuk mengetahui metode bacaan imam khalaf riwayat imam ishaq dan
imam idris
4. Untuk mengetahui perbedaan bacaan qiro’at yang dibawakan oleh imam
khalaf dengan imam qiro’at lainnya
5. Untuk mengetahui contoh bacaan qiro’at imam khalaf riwayat imam ishaq
dan imam idris pada ayat-ayat Al-Qur’an
BAB II
KAJIAN TEORI

II.1 Biografi Imam Khalaf

Imam Khalaf bin Hisyam Al-Bazzar yang dijuluki dengan Imam Khalaf
Al-'Asyir adalah salah satu dari perawi tidak langsung dari Imam Hamzah Az-
Zayat dan dia memilih sendiri bacaan yang membuatnya terkenal. Imam Khalaf
Al-'Asyir adalah imam Khalaf pemilik qiroat kesepuluh.1
Nama lengkap: Khalaf bin Hisyam bin Tsa'lab al-Bazzar al-Baghdadi. Imam
kesepuluh ini juga sebagai rawi imam Hamzah. Perawinya: Ishaq dan Iddris.2
Abu Muhammad khilaf bin hisyam bin Thalab al Bazzar Al ra', beliau
dilahirkan pada tahun 150 H, beliau hafal Al Qur’an pada umur 10 thn, beliau
adalah seorang imam besar, ulama, seorang yg amanah dan zuhud. Beliau wafat
pada tahun 229 H.3
 Perjalanan Intelektualnya

Sejak kecil, Imam Khalaf telah menghafal Al-Qur’an di tanah kelahirannya,


dan pada saat berumur 10 tahun beliau sukses menyelesaikan hafalan tersebut
dengan baik dan lancar. Ketika menginjak umur 13 tahun, beliau mengawali
perjalanan intelektualnya menuntut ilmu kepada para ulama. Imam Khalaf
bercerita kepada muridnya, Imam Idris Abdul Karim: “Saya hafal Al-Qur’an saat
berumur 10 tahun, kemudian ketika saya menginjak umur 13 tahun saya
mengawali menuntut ilmu”. Dalam waktu yang sangat lama, beliau
memperdalam Al-Qur’an dan qira’atnya hingga kemudian dikenal oleh para
ulama sebagai “Ahli Al-Qur’an”. Selain memperdalam Al-Qur’an dan qira’atnya,
beliau tidak lupa diri untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman lainnya, utamanya
ilmu hadits hingga kemudian dikenal sebagai “ahli hadits”. Maka tak ayal,

1
Saihul Basyir. Kun Bil Qur`ani Najman.Ukraina: Elex Media Komputindo, 2021 hal 237.
2
Abdur Rahim Hasan. Qira’at al-Qur’an dan tafsirnya. Yayasan Alumni PTIQ. 2020 Hal 24-25.
3
Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr.
Darul Kutub Al – ‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14

3
4

sebagian ulama mengatakan, bahwa Imam Khalaf pada mulanya, dikenal dengan
“ahli Al-Qur’an”, namun kemudian ia juga dikenal sebagai ahli hadits.

Para ulama qira’at banyak menyatakan bahwa guru utama Imam Khalaf dalam
meriwayatkan qira’at Imam Hamzah adalah Imam Sulaim bin Isa. Darinya Imam
Khalaf banyak ber-istifadah tentang qira’at Hamzah hingga menempatkannya
sebagai perawi dari Imam Hamzah. Imam Khalaf berkata: “Saya membaca
(setoran) Al-Qur’an kepada Sulaim berulangkali. Pada suatu ketika saya khatam,
saya bertanya kepada Sulaim: “Apakah yang Anda ajarkan kepada saya adalah
qira’at Hamzah?. beliau menjawab: “Iya”. Selain mahir dalam soal ilmu Al-
Qur’an dan qira’atnya, Imam Khalaf juga dikenal sebagai mahir dalam ilmu-ilmu
keislaman lainnya, seperti gramatikal bahasa Arab. Dalam bidang hadits, Imam
Khalaf belajar kepada para masyakhik (guru-guru) yang dikenal dengan ke-tsiqah-
annya, seperti Hammad bin Zaid, Wahab bin Jarir bin Hazim, Sufyan bin
Uyainah, Yazid bin Harun, Abi ‘Awanah, Abi Usamah, Khalid bin Abdullah al-
Wasithi, Jarir al-Dhabbi dan Sallam al-Thawil. Hadits-haditsnya banyak disebut
dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya, Sahih Muslim, dan Abu
Daud dalam kitabnya, Sunan Abu Daud. Di samping itu, banyak ulama yang
mengutip hadits-hadits selain di dua kitab di atas, seperti Abu Zur’ah, Abu Hatim,
Musa bin Harun, Abu Ya’la al-Mushili, Abu al-Qasim al-Baghawi, Muhammadn
bin Ibrahim bin Abban, dan putranya, Muhammad bin Khalaf. Dalam belajar,
jika ada kemusykilan atau kejanggalan yang dihadapi oleh Imam Khallaf, beliau
menginfakkan sebagian hartanya sehingga kemusykilan tersebut menjadi terbuka
dan mudah. Beliau berkata: “Saya menemui kejanggalan dalam bab nahwu
(gramatikal bahasa Arab), kemudian saya menginfakkan harta sebesar 80000
dirham, sehingga dengan itu kejanggalan saya terbuka dan saya mahir dalam soal
nahwu.

 Guru-guru Imam Khalaf dan Transmisi Riwayatnya

Dalam memperluas bacaan qira’at Al-Qur’an, Imam Khalaf memiliki dua


metode; membaca secara langsung di hadapan guru sampai khatam (Ardh) dan
mendengarkan riwayat yang disampaikan oleh sang guru tanpa membaca
5

(sima’an). Untuk metode pertama, Imam Khalaf setoran Al-Qur’an secara


langsung kepada Imam Sulaim bin Isa, Abdurrahman bin Hammad bin Hamzah,
Abi Zaid Said bin Aus al-Ansari dari al-Mufaddhal al-Dhobi.

Di samping itu, Imam Khalaf meriwayatkan sebagian huruf (bacaan) dari


Ishaq al-Musayyibi, Ismail bin Ja’far, Yahya bin Adam. Sedangkan untuk
metode yang kedua, Imam Khalaf mendengar qira’at Imam Ali al-Kisa’I sampai
khatam tanpa membaca langsung kepadanya. Meskipun tanpa membaca di
hadapannya, ia telah kuasai secara dhabt. Selain belajar kepada para imam-imam
di atas, Imam Khalaf di tengarai belajar kepada Imam Syu’bah namun tidak jadi
sebab kalimat yang disampaikan Syu’bah kepadanya saat awal perjumpaannya
menyinggung prasaannya. Sehingga beliau enggan melanjutkan belajar kepada
Imam Syu’bah namun belajar kepada Yahya bin Adam, murid Imam Syu’bah.
Imam Khalaf adalah salah satu orang yang mengimplementasikan firman Allah
tentang memulyakannya anak keturunan manusia, sebagaimana ia memulyakan
dirinya sendiri, dan para penghafal Al-Qur’an. Hal tersebut dibuktikan dari cerita
yang disampaikan Ahmad bin Ibrahim Warraqah yang mendengar langsung dari
Imam Khalaf. Beliau berkata: “Saya datang ke Kufah menemui Sulaim.
Kemudian ia berkata: “Apa yang akan aku lakukan untukmu?. Saya berkata:
“Saya mau membaca Al-Qur’an kepada Abu Bakar bin Ayyasy (Imam Syu’bah,
murid Imam Ashim), kemudian Sulaim memanggil anaknya, dan menulis sepucuk
surat untuk disampaikan kepada Imam Syu’bah, saya tidak tahu apa yang
ditulisnya. Kemudian kami mendatanginya dan ia membaca surat tersebut dan
pandangannya tertuju ke mulut saya. Kemudian berkata: “Kamu Khalaf ?. Saya
jawab: iya. Kemudian ia berkata: “Tidak ada seorang pun yang akan
menggantikan posisimu orang yang membaca kepadamu (tidak ada generasi yang
akan melanjutkan qira’at bacaannya). Kemudian saya diam. Maka ia pun
menyuruh saya untuk duduk dan membaca kepadanya. Bacalah…!!! Saya pun
kaget sambil bertanya. Membaca kepada Anda?, Ia pun menjawab: Iya. Saya
menjawab dengan tegas: “Tidak, demi Allah saya tidak akan membaca kepada
orang yang merendahkan seorang dari kalangan penghafal Al-Qur’an. Kemduian
saya keluar dan kembali ke Imam Sulaim. Kemudian Sulaim menanyakannya
6

namun saya enggan menjawabnya. Kemudian beliau menyesal dan berhujjah dan
mencatat dalam transmisi sanadnya bahwa beliau belajar kepada Imam Yahya bin
Adam dari Ashim.

 Komentor Ulama

Imam Khalaf salah satu dari sekian imam qira’at yang memiliki dua posisi
yang berbeda dalam bidang qira’at Al-Qur’an. Dengan ketekunannya mempelajari
qira’at Al-Qur’an, tak ayal banyak ulama yang mengapresiasi dan memujinya,
baik dalam hal keilmuannya maupun pribadinya. Imam Yahya bin Main, al-
Nasa’I dan ulama-ulama yang lain menyatakan bahwa Imam Khalaf adalah orang
yang tsiqah. Imam al-Daruqutni menyatakan bahwa beliau adalah abid yang
utama. Imam al-Husain bin Fahm berkata: “Saya tidak menemukan seseorang
yang lebih bagus (bacaannya) daripada Khalaf. Ia mengawali karirnya sebagai ahli
Al-Qur’an kemudian menjadi muhadditsin, ia membacakan lima puluh hadits Abi
‘Awanah kepada kami. Sebagian riwayat menyatakan bahwa beliau melakukan
puasa setiap hari (saum al-dahr).

 Murid-murid Imam Khalaf

Selain meriwayatkan qira’at Imam Hamzah, beliau memiliki qira’at sendiri


yang berbeda dengan qira’at Imam Hamzah. Maka wajar apabila banyak dari
kalangan penuntut ilmu yang belajar kepada Imam Khalaf, salah satunya adalah
Ahmad bin Ibrahim Warraqah, saudaranya, Ishaq bin Ibrahim, Ibrahim bin Ali al-
Qassar, Ahmad bin Yazid al-Hulwani, Idris bin Abdul Karim al-Haddad,
Muhammad bin Ishaq, guru Ibnu Syanbudz. Ibnu Asytah berkata: “Imam Khalaf
mengambil dan mendalami madzhab Hamzah keculai 120 huruf (bacaan) yang
berbeda, yang dipakai sebagai pilihan bacaannya sendiri. Imam Ibnu al-Jazari
telah melakukan penelitian bahwa qira’a Imam Khalaf tidak keluar dari qira’at
Imam Hamzah, Ali al-Kisa’I dan Syu’bah kecuali pada surat al-Anbiya ayat 95, ia
membacanya seperti riwayat Hafs. Setelah mendarma-baktikan diri kepada
kalam-Nya, beliau wafat pada tahun 229 pada bulan Jumadal Akhirah.
7

II.2 Biografi Imam Ishaq

Dialah Ishaq bin Ibrahim bin Utsman bin Abdullah Al-Maruzi, kemudian
Al-Baghdadi Al-Warraq, dan nama panggilannya adalah Abu Ya’qub. Dialah
seorang narator, penerus menurut pilihannya. Dia membaca setelah penerus
pilihannya dan membawa itu keluar setelah dia. Beliau juga membacakan kepada
Al-Walid bin Muslim, dan Ishaq ahli dalam mengaji, yakin dan menguasainya.4
Padahal dia tidak mengetahui dari bacaan-bacaannya kecuali pilihan
penggantinya. Putranya Muhammad bin Ishaq, Muhammad bin Abdullah bin Abi
Omar Al-Naqqash, Al-Hasan bin Otsman Al-Barsati, Ali bin Musa Al-Thaqafi,
dan Ibnu Shanbud membacakan untuknya.Dia meninggal pada tahun dua ratus
delapan puluh enam.5

Nama lengkap : Ishaq bin Ibrahim bin Usman bin Abdullah al-Warraq Al
Marwazi al-Baghdadi
Nama panggilan : Abu Ya'qub
Sanat qiroat : Menerima bacaan langsung dari Khalaf Al-'Asyir 6

Beliau adalah seorang ulama yg dhobit (kuat hafalan nya) dan tsiqah
( amanah) yg mana beliau merupakan satu-satunya yg meriwayatkan riwayat
ikhtiyar khalaf.7
Beliau berguru pada Khalaf keikhtiyarannya dan tegak/berdiri/muncul
sesudahnya. Dan berguru juga pada Al-Walid bin Muslim. Ishaq adalah
tegak/tegap/lurus dengan qira'atnya dan tiggah dan dabith, meskipun tidak dikenal
tentang qira'atnya, kecuali ikhtiyarnya Khalaf. Telah berguru kepadanya, yaitu
anaknya Muhammad bin Ishaq, Muhammad bin 'Abdullah bin Abi Amr An-

4
Bin Muhammad al – Banna, Syaikh Ahmad. Ittihafu Fadhalail Basyari Bil Qira’atil Ar-ba’ata As-syar’i. Jilid 1. ‘Alam Kutub . Beirut,
Libanon: 1987, Hal. 31 - 32
5
Ibid, Hal. 31 - 32
6
Abdur Rahim Hasan. Qira’at al-Qur’an dan tafsirnya. Yayasan Alumni PTIQ 2020. Hal 24-25.
7
Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14
8

Naqqasy, Al-Hasan bin Utsman Al-Barshathi, Ali bin Musa Ats-Tsaqafi dan Ibnu
Syanbudz. Beliau wafat pada tahun 286.8

II.3 Biografi Imam Idris

Dia adalah Idris bin Abd al-Karim al-Haddad al-Baghdadi, dan nama
panggilannya adalah Abu al-Hasan, Dia membacakan narasi dan pilihannya
kepada Khalaf al-Bazzar dan kepada Muhammad bin Habib al-Shamouni, seorang
yang ulung dan dapat dipercaya. Imam Al-Daraqutni ditanya tentangnya dan dia
menjawab: Dia dapat dipercaya dan di atas derajat yang dapat dipercaya. 9
Bacaan tersebut diriwayatkan atas wewenangnya oleh Ahmad bin Mujahid,
Muhammad bin Ahmad bin Shanbudh, dan Musa bin. Abdullah Al-Khaqani,
Muhammad bin Ishaq Al-Bukhari, Ahmed bin Buyan, Abu Bakar Al-Naqqash,
Al-Hassan bin Saeed Al-Mutawa’i, dan Muhammad bin Abdullah Al-Razi.
Beliau meninggal dunia pada tahun dua ratus sembilan puluh dua pada umur
sembilan puluh tiga. Dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya dalam terjemahan
para imam ini dan perawinya, menjadi jelas bahwa bacaan sepuluh imam dan
perawinya adalah benar, dan mata rantai transmisinya terhubung dengan
Rasulullah.
Nama lengkap : Idris bin Abdul Karim Al-Haddad al-Baghdadi
Nama panggilan : Abul Hasan
Lahir :-
Wafat : Tahun 292 H
Sanad qiraat : Menerima bacaan dari Khalaf Al-'Asyir dan menerima dari
Sulaiman dari Hamzah10

8
Al-Qadhi Abdul Fattah. Tarikh Al-Qurra’ Al-Asyarah wa Ruwatihim.. Farha pustaka. Jakarta. Hal 120
9
Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000, Hal 13 - 14

10
Ibid, Hal 24-25.
9

II.4 Kaidah Ushul Qira’at Imam Khalaf Al Asyir

Diriwayatkan oleh : Ishaq dan Idris

II.4.1 Basmalah

Khalaf menyambungkan akhir surat dengan permulaan surat berikutnya


tanpa menggunakan basmallah sepertihalnya Imam Hamzah. Maka 2 surat
tersebut menjadi seperti satu surat.

Kemudian diantara surat Al-Anfal dan At-Taubah Khalaf membagi tiga cara
dalam pembacaan lafadz bismillah. Yaitu membacanya dengan saktah,
melanjutkan tanpa basmallah dan yang ketiga di putus atau dibuangnya.

Dan pada kalimat (‫ )الصراط‬dan (‫ )صراط‬khalaf membaca dengan sempurna .


Demikian pula membaca huruf Ha (‫)عليهم‬, (‫)اليهم‬, (‫)لديهم‬, dimana terjadi perbedaan
dengan hamzah.11

II.4.2 Mim jamak

Apabila pada kalimat sukun yang sebelumnya terdapat mim jamak


sebelumnya sukun dan sebelumnya ‫ م‬adalah ‫ه‬, dan sebelum ‫ ه‬adalah ‫ ي‬maka
Imam Khalaf membaca nya dengan cara mendhomahkan ha dan mim tersebut
Sama seperti Hamzah.12

Contohnya : ‫ بهم االسباب‬,‫عليهم القتال‬

11
Bin Ali bin Darwis bin Ali, Syaikh Ridha. Al-Muyassar Fii Jam’i Al-Qira’at Al-‘Asyirah Min Thariqi
As-Syathibiyah Wa Durrah. Muassasah Qurthubah. Mesir: 2010, Hal 357
12
Ibid, Hal 357
10

II.4.3 Idghom kabir

Khalaf membaca (‫دونن‬kk‫ )أتم‬pada surat An-Naml dengan dengung tanpa


idghom. dan begitupula pada kalimat (- ‫ فالتاليات ذكرا‬- ‫ والصافات صفا‬- ‫)فالزاجزات زجرا‬
pada surat As-Shaffat, (‫ )الذاريات ذروا‬pada surat Ad-Zariyat, dan kalimat ( ‫فالمغيرات‬
‫ )صبحا‬pada surat Al-Adiyat. Seperti huruf ‫ ت‬pada kalimat (‫ )بيت طاءفة‬pada surat
An-Nisa berbeda dengan hamzah.13

II.4.4 Ha Kinayah

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan menyambungkan Ha pada (‫)يؤده‬, (


‫)نوله‬, ( ‫)نصله‬, (‫) نؤته‬, (‫)القه‬, ( ‫) يتقه‬, (‫)يرضه‬, (‫)ياءته‬, (‫)ارجه‬.

Dan membaca Ha dengan kasroh dari (‫ )أهله امكثوا‬berbeda dengan hamzah,


dan begitupula tanpa menyambungkan Fa pada (‫فيه مهانا( )أنسانية‬ ), (‫)عليه هللا‬.14

II.4.5 Mad dan Qashar

Imam kalaf al-asyir membaca dengan tawasuth muttashil dan munfashil


berbeda dengan aslinya. 15
a. Apabila mad wajib muttashil maka khalaf membaca 3 alif seperti ‫جآء‬
b. Apabila mad jaiz munfashil maka khalaf membaca 3 alif, seperti ‫بمآ انزل‬

II.4.6 Al-Hamzahtain min Kalimatin

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca (‫ان‬kk‫ ) ان ك‬pada surat nun dengan satu
hamzah dan membaca dengan istifham bersamaan dengan tahqiq pada lafaz ( ‫)َأأَمنمت‬

dalam surat Al-A`raf, Taha, dan Al-Shu'ara', (‫ ) َأِانكم لتأتون – َأِاَّن َلَنا‬dalam surat Al-

13
Ibid, Hal 357
14
Ibid, Hal 357
15
Ibid, Hal 357
11

A`raf, (‫َأِانكم لتأتون الفاحشة‬ ‫ ) لنا‬dalam surat Al-Ankabut dan ( ‫ )أأعجمّي‬dalam surat
fusshilat.16

II.4.7 Al-Hamzahtani min Kalimataini

Tidak ada 2 hamzah dalam 2 kalimat kecuali di tahqiq

Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kalimah,
baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa, yakni
tahqiq semua.17
seperti ‫ءأنذر تهم‬

II.4.8 Hamzah mufrod

Imam Khalaf Al-Asyir membaca hamzah dengan ibdal pada (‫)الِّذ ءب‬
berbeda dengan aslinya, sedangkan dia setuju pada (‫)يضاهون‬, dan (‫)يأجوج ومأجوج‬.18

II.4.9 Naql, Saktah dan Waqaf pada hamzah

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan naql pada (‫ل‬kkk‫ فس‬- ‫ل‬kkk‫) وس‬.
Sebagaimana melengkapi hamzah pada pertengahan dan kelebihan dalam keadan
waqaf. Dan tidak di saktah pada sukun sebelum hamzah seperti, (‫) األرض‬, (‫)شيء‬, (
‫)من أمن‬. Berbeda dengan pendapat hamzah.

Pembahasan saktah menurut idris dan sebagian pendapat itu shohih, akan
tetapi ibnu jazari tidak menyebutkannya dalam pembelajaran (‫رك‬kk‫وعملنا هنا علي ت‬
‫)السكت‬.19

Pemindahan harakat hamzah ke huruf shahih mati sebelumnya, dan


kemudian hamzahnya dibuang, Dikenal dengan istilah al-Naql. Dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu;

16
Ibid, Hal 358
17
Ibid, Hal 358
18
Ibid, Hal 358
19
Ibid, Hal 358
12

a. Al-Sakin al-Mafshul, yaitu bila huruf shahih mati dan hamzah sesudahnya
terpisah (munfashil) rasamnya (tulisannya), seperti (‫)من أمن‬. Atau dengan kata lain,
huruf matinya terdiri dari selain lam ta'rif.

b. Lam Ta'rif, yaitu apabila huruf shahih mati dan hamzah sesudahnya tidak
terpisah (muttashil) tulisannya. Seperti (‫)األخرة‬

Adapun bacaan imam khalaf pada bacaan al-Sakin al-Mafshul dan Lam Ta'rif
ketika wasal dan waqaf, dengan lafadz ‫ شىء‬sebagai berikut:

a. Bacaan pada al-Sakin al-Mafshul, ketika waqaf imam Khalaf membaca


dengan 3 wajah yaitu:

 Tahqiq (berdasarkan mazhab Tähir ibn Ghalbun). Misalnya (‫)عذاٌب َأِلْيم‬


dibaca 'azabun alim
 Naql Misalnya, (‫ )عذاب أليم‬dibaca 'azabunalim.
 Saktah Misalnya, (‫ )عذاب * اليم‬dibaca 'azabun (Sakta) alim. Sedangkan
ketika washal mempunyai 2 wajah bacaan yaitu tahqiq (berdasarkan
mazhab Tahir ibn Ghalbun) dan saktah.

b. Selanjutnya pada lam ta'rif, ketika waqaf imam Khalaf membaca dengan
dua wajah yaitu:

 Saktah (berdasarkan mazhab Abul Faris dan Tahir ibn Galbun).


Misalnya (‫ )في * األرض‬dibaca fil (sakta) ardhi
 Naql, Misalnya, (‫ )في االرض‬dibaca filardh. Sedangkan ketika washal
membaca dengan satu wajah yaitu saktah (berdasarkan mazhab Abul
Faris dan Tahir ibn Ghalbun).
c. Adapun bacaan (‫ىء‬kk‫ )ش‬pada imam Khalaf membaca dengan saktah
(berdasarkan mazhab Abul Faris dan Tahir ibn Ghalbun) ketika misalnya
dibaca innallāha a'la kulli syaik (saktah) ingqadir.
13

II.4.10 Empat saktah

Bacaan (‫ا * َقِّيَم ا‬kk‫ِع َو ج‬ ) pada surat Al-Kahfi, (‫ )َم ْر َق ِد َنا * َه َذ ا‬pada surat
Yasin, (‫ )َم ْن * َر اق‬pada surat Al-Qiyamah, (‫ )َب ْل * َر ان‬pada surat Al-Muthoffifin.
dengan meninggalkan saktah bersama idghom nun dan lam setelahnya.20

II.4.11 Idghom kecil dan huruf yang dekat dengan makhrojnya

Imam Khalaf Al-‘Asyir mengidqhomkan ) ‫ د (ِإْذ‬dan ‫ ت‬seperti ( ‫)ِاْذ ا َتَبَّيَن‬, ( ‫ِإْذ‬


‫)دخلوا‬. Dia menjelaskannya sesuai dengan asalnya. Beliau pun sependapat bahwa
idghom dal pada ( ‫ )َقْد‬menjadi 8 hurufnya seperti : ( ‫)َقْد َسِمَع‬, (‫)َفَقْد َض َّل‬.21

Imam Khalaf Al-‘Asyir menyebut huruf Lām pada ( ‫)َهْل‬, dan ( ‫ )َبْل‬di setiap
hurufnya seperti : ,(‫ )فهل ترى()بل زين‬.

Seperti menyebut huruf ‫ ث‬disisi ‫ ت‬dari (‫ )َلبثْمُت ( )لبثت( ) ُأْو ِر ْثُتُمْو َها‬. Dan menyebut ‫ب‬dan

‫ م‬pada surat Hud ( ‫) ِإركب معنا‬

Dan mengidhgomkan ‫ ن‬sukun dalam huruf setelahnya dari (‫ )يس و القران‬, (


‫ )طسم( )ن والقلم‬dan semua itu berbeda dari aslinya.

Diantara kesepakatan aslinya untuk menjaga huruf dan kedekatan


makhrajnya, maka mengidghomkan ‫ ذ‬ke ‫ ت‬pada (‫( )اتخذتم( )اتخذت( )أخذتم( )أخذت‬
‫ )عذت( )فنبذتها‬. dan seperti mengidghomkan ‫ د‬ke ‫ ذ‬pada (‫ )كهيعص ذكر‬dan ‫ د‬ke ‫ث‬
pada (‫)يرد ثوب‬dan ‫ ب‬ke ‫ م‬pada ( ‫ ) يعذب من‬pada akhir surat Al-Baqarah, dan ‫ ث‬ke ‫ذ‬
pada
( ‫ ) يلهث ذلك‬dan menyebut ‫ ب‬majzumah ke ‫ ف‬pada ( ‫ ) يغلب فسوف‬22

Idzhar dan idgham imam khalaf membaca :


1. Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu ‫ و‬atau ‫ي‬, baik
dalam satu kalimat maka khalaf membaca dengan bilaghunnah
(tanpa dengung).

20
Ibid, Hal 358
21
Ibid, Hal 358
22
Ibid, Hal 359
14

2. Setiap huruf dal pada lafal ‫ قد‬bertemu huruf ‫ ت‬dan ‫ د‬, maka khalaf
membaca idgham.
3. Setiap huruf dzal pada lafal ‫ اذ‬bertemu huruf ‫ج ز ذ س ص ض ظ س‬
maka khalaf membacanya dengan Idgham.
4. Setiap ta ta' nits (‫ )ت‬bertemu pada huruf ‫ ت ج ز س ص ظ‬, maka
khalaf membacanya dengan idgham.
5. Setiap huruf lam lafal ‫ل‬kk‫ ه‬bertemu dengn huruf ‫ ث‬dan ‫ ت‬maka
khalaf membacanya dengan idgham.
6. Setiap huruf lam lafal ‫ بل‬bertemu dengan huruf ‫ ظ س‬maka khalaf
membacanya dengan idgham.
7. Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti ‫ ذ‬bertemu
huruf ‫ ت‬dalam lafal ‫ذتم‬kkk‫ إتخ‬maka khalaf membacanya dengan
idgham.
8. Adapun pada lafal ‫را‬kk‫الزاجرات زج‬kk‫ ف‬maka khalaf membaca dengan
idgham kabir.

II.4.12 Nun Sakinah dan Tanwin

Imam Khalaf Al-‘Asyir membaca dengan mengidghomkan ‫ن‬sukun


dan tanwin pada ‫و‬dan ‫ي‬dengan ghunnah seimbang diantara 2 harakat
yang berbeda dengan aslinya yang telah disepakati dari sebagian
ulama.23

II.4.13 Fathah dan Imalah

Dalam bab Fathah dan Imalah, Imam Khalaf membaca dengan Imalah
pada kalimah tertentu :

a)(‫ )البوار()الَقَّهار‬dengan syarat huruf Ra (‫ )ر‬berharakat kasroh.

b) (‫)جاء‬, (‫)شاء‬, (‫ )ران‬tiga kalimat ini saja.


23
Ibid, Hal 359
15

c)(‫ )األبرار‬dengan syarat huruf Ra (‫ )ر‬berharakat kasroh.

d) Kalimat (‫)الَّتوراة‬

• Imam Kholaf membaca Imalah seperti Imam Hamzah pada Zawatil Ya di


tengah ayat seperti (‫ )القربي‬dan seumpama dengannya atau di ujung ayat
seperti dalam surah ad-Dhuha dan 10 surah yang lain yang seumpama
dengannya seperti yang dibaca oleh Imam Hamzah24.

Khalaf membaca imalah pada:

a. Setiap lafal dzawatil ya' , seperti ‫الهدى‬


b. Setiap alif ta'nits sepeti lafal ‫الموتى‬
c. Setiap lafal ‫متى‬
d. Setiap lafal ‫ رأى‬imalah ra' dan hamzahnya
e. Setiap lafal ‫ نأى‬imalah nun dan hamzahnya
f. Setiap lafal ‫ خاب‬,‫ حاق‬,‫شاه‬
g. Setiap huruf hijaiyah ‫ ح ي ط ه ر‬pada awal surat (fawatih as-
suwar),seperti :‫ طه‬, ‫الر‬

Pada akhir ayat dalam 11 surat tertentu, khalaf membaca seluruh alif
yang aslinya ya', atau alif yang berbentuk ya' (dzawatil ya") dengan imalah
semua tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah Taha, an-Najm, al-Ma'arij,
Al- Qiyamah, an-Naziat, "Abasa, al-A'la, asy-Syams, al-Lail, ad-Duha, dan
Al- 'Alaq.

24
Mohd Nazri Bin Abdullah, Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Matan Imam As-Syatibi Dan
Matan al-Durrah. Pustaka Salam Sdn Bhd. Malaysia 2009
16

II.4.14 Waqaf

Imam Khalaf dalam keadaan waqaf membaca :


a. Setiap hamzah yang berharakat sukun setelahnya huruf yang berharokat,
maka dalam keadaan waqaf Imam Khalaf membaca ibdal hamzah
(mengganti hamzah menjadi ‫ و‬/‫ ) ي‬seperti : ‫ يومنون‬- ‫يؤمنون‬
b. Setiap hamzah yang berada diujung kalimat dan sebelumnya berupa alif,
maka Imam Khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif
(ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al-Barakat
seperti ‫أسفهأ‬- ‫السفهأ‬
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa
waw, maka khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi yakni,
tashil hamzah dan ibdal ya' dan memindah ya' kepada huruf sebelumnya
disertai membuang hamzah seperti, ‫ مستهزون‬- ‫ مستهزيون‬- ‫مستهزئون‬
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf tambahan)
‫ ق و‬dan ‫ ل‬maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca tahqiq hamzah
dan tashil dalam keadaan waqaf seperti ‫وابصار هم‬
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba'
zaidah(tambahan), maka khalaf membaca tahqiq hamzah dan
menggantinya dengan ya' dalam keadaan waqaf dari seperti ‫بأمر – بيمر‬
f. Setiap lafal ‫ئ‬kk‫ ش‬baik ketika rafa' dan jer, maka ketika waqaf khalaf
membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan
membacanya dengan sukun, Raum dan ibdal seperti ‫ي‬kk‫ي ش‬kk‫ي ش‬kk‫شيئ ش‬
(sama seperi bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal ‫يأ‬kk‫ ش‬yang dibaca nashab, maka khalaf ketika waqaf
membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya' kemudian di
idghamkan sehingga menjadi ya' bertasydid, dan naql lafal, seperti - ‫شيا‬
‫شي – شيأ‬
h. Setiap hamzah yang berada di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka
ketika waqaf khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat
seperti ‫بناء – بنا‬
17

II.4.15 Ya Idhofah

Imam Khalaf membaca sukun ya idhafah, baik yang


sesudahnya berupa hamzah qata’ yang berharakat fathah (pada 99 tempat),
yang sesudahnya berupa hamzah qata’ yang berharakat kasrah (pada 52
tempat), yang sesudahnya berupa hamzah qata’ yang berharakat dhamah
(pada 10 tempat), yang sesudahnya berupa alif lam (hamzah washal yang
disertai oleh lam ta;rif (pada 7 tempat), yang sesudahnya berupa huruf
hijaiyyah selain hamzah (qata;/washal pada 30 tempat). Kecuali pada lafaz
‫ ِعَبادى‬pada surat Az-Zukhruf ayat 68, yakni membuang ya’ idhafah.

II.5 Perbedaan Qiraat

1.

Nafi', Ibnu Katsir, Ibnu Amir, Al Kisa'i dan Khalaf Al 'Asyir:


membaca huruf nun dengan dhammah pada saat washal dan
huruf tha' dengan dhammah, Famanudh thurra

2. abu Mar, Ashim, Hamzah dan Ya'qub : membaca huruf nun


dengan kasrah pada saat washal dan huruf tha' dgn dlommah.
Famanidh dhurra.
3. abu Ja'far: membaca huruf nun dengan dlommah dan huruf
tha' dgn kasrah saat washal Famanudh dhirra. 25

A. Mad Munfasil dan Mad Muttashil


25
Abdur Rahim Hasan. Qiraat Al Qur'an dan tasirnya. Yayasan Alumni PTIQ. 2020 hal 170-171
18

1. Mad Munfashil

Mad munfashil ialah huruf mad bertemu dengan huruf hamzah pada dua
kata contoh

Imam sepuluh dalam dua thariq asy-Syathibiyyah dan ad-Durrah membaca


ukuran panjang mad munfashil secara berbeda dan dibagi menjadi 5 (lima)
kelompok sebagai berikut:

a. Qalun, ad-Duri Abu Amr membaca dengan ukuran panjang dua dan
tiga harakat, menurut madzhab pertama (baca kaidah ushul pada
uraian berikutnya nanti secara baik dan cermat) dan terapkan secara
baik bila menemui kalimat yang hukumnya mad munfashil.
b. Warsy dan Hamzah membaca dengan ukuran panjang enam harakat.
c. Ibnu Katsir, as-Susi, Abu Ja’far dan Ya’qub membacanya dengan
ukuran panjang dua harakat saja.
d. Ashim membacanya dengan panjang lima harakat.
e. Ibnu Amir dan Khalaf al-‘Asyir membacanya dengan ukuran
panjang empat harakat.26

2. Mad Muttashil

Mad muttashil ialah huruf mad diikuti oleh huruf hamzah pada satu
kata contoh

Imam sepuluh dalam sua thariq asy-Syathibiyyah dan ad-


Durrah membaca ukuran panjang mad muttashil secara berbeda dan
dibagi menjadi empat kelompok sebagai berikut :

26
Ibid, Hal 50
19

a. Warsy dan Hamzah membacanya dengan ukuran panjang enam


harakat.
b. Ashim membacanya dengan ukuran panjang lima harakat.
c. Ibnu Amir, al-Kisa’i dan Khalaf al-‘Asyir membacanya dengan
ukuran panjang 4 harakat.27

27
Ibid, Hal. 50-51
BAB III
CONTOH QIRA'AT DALAM SURAH AN-NABA

20
21
BAB IV
KESIMPULAN
Imam Khalaf adalah figur penting dalam sejarah ilmu Al-Quran dan qiraat.
Biografinya yang mencakup latar belakang dan pendidikan telah memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang kontribusinya terhadap pemahaman Al-
Quran. Metode bacaan yang digunakan oleh Imam Khalaf membantu dalam
memahami variasi dalam qiraat Al-Quran. Hal ini membuka pintu untuk
pemahaman yang lebih luas tentang makna Al-Quran dan nuansa bahasanya.

Qiraat Imam Khalaf dalam riwayat Imam Ishaq dan Imam Idris
menawarkan sudut pandang yang berbeda dalam membaca Al-Quran. Perbedaan
ini bisa memengaruhi pemahaman tajwid dan tafsir. Riwayat Imam Ishaq dan
Imam Idris memberikan kontribusi penting dalam melestarikan qiraat Imam
Khalaf. Mereka berperan sebagai penghubung antara generasi-generasi dalam
mempertahankan warisan qiraat ini.

Perbandingan dengan qiraat lainnya menunjukkan perbedaan yang


signifikan dalam metode bacaan. Hal ini menggambarkan keragaman dalam cara
Al-Quran dapat dibaca dan dipahami. Sejarah perkembangan qiraat Imam Khalaf
mencerminkan perjalanan Islam sebagai agama yang berkembang dan mengalami
evolusi. Itu juga menunjukkan bagaimana Al-Quran dijaga dan diperhatikan
dengan cermat selama berabad-abad. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya
pemahaman lebih dalam tentang Al-Quran dan qiraat Imam Khalaf dalam konteks
pendidikan Islam. Ini memberikan dasar yang kuat untuk memperkaya
pembelajaran Al-Quran.

Teknologi dan sumber daya digital saat ini memainkan peran penting dalam
mengakses informasi tentang Imam Khalaf, metodenya, dan riwayat Imam Ishaq
dan Imam Idris. Ini membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk belajar dan
mengapresiasi warisan ini. Hasil penelitian ini tidak hanya relevan dalam lingkup
ilmu agama Islam, tetapi juga dalam konteks dialog antaragama dan pemahaman
lintas budaya. Hal ini dapat membantu mempromosikan toleransi dan
penghargaan terhadap perbedaan keyakinan.

22
23

Kesimpulannya, makalah ini telah menguraikan latar belakang dan


kontribusi Imam Khalaf, metodenya dalam membaca Al-Quran, serta riwayat
Imam Ishaq dan Imam Idris. Ini telah membuka jendela menuju pemahaman yang
lebih dalam tentang warisan ilmu Al-Quran dan qiraat, yang akan terus menjadi
sumber penelitian dan pembelajaran yang berharga bagi umat Islam dan
masyarakat global secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Bin Ali bin Darwis bin Ali, Syaikh Ridha. Al-Muyassar Fii Jam’i Al-Qira’at
Al-‘Asyirah Min Thariqi As-Syathibiyah Wa Durrah. Muassasah
Qurthubah. Mesir:2010

Bin Muhammad al – Banna, Syaikh Ahmad. Ittihafu Fadhalail Basyari Bil


Qira’atil Ar-ba’ata As-syar’i. Jilid 1. ‘Alam Kutub . Beirut, Libanon: 1987

Bin Muhammad bin Muhammad bin Ibnul Jazari Ad-Dimasyqi. Syihaabuddin Abi
Bakr. Syarah Thayyibatin Nasyr Fil Qira’atil ‘Asyr. Darul Kutub Al –
‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon: 2000

Saihul Basyir. Kun Bil Qur`ani Najman.Ukraina: Elex Media Komputindo, 2021

Hasan Abdur Rahim. Qiraat Al Qur'an dan tasirnya. Yayasan Alumni PTIQ. 2020

Al-Qadhi Abdul Fattah. Tarikh Al-Qurra’ Al-Asyarah wa Ruwatihim.. Farha


pustaka. Jakarta

Mohd Nazri Bin Abdullah, Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Matan Imam As-
Syatibi Dan Matan al-Durrah. Pustaka Salam Sdn Bhd. Malaysia 2009

Syekh Abdul Fattah al-Qadhi “Tarikh al-Qurra’ al-Asyrah wa ruwwatuhum”


[Kairo: Maktabah al-Qahirah], 2010

Muhaisin Salim "Mu'jam Huffadz Al-Qur'an Abra al-Tarikh". Jilid I, [Bairut: Dar
al-Jayl,1992

24

Anda mungkin juga menyukai