Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BEHAVIOURAL FINANCE DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


INVESTASI

TUGAS BESAR 2

Nama: Hana Muthia Nabila Putri


Nim: 43120010474

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan rendah hati, saya mempersembahkan makalah ini sebagai bagian dari tugas
akhir 2 dalam Mata Kuliah Behavioral Coprorate Finance. Makalah ini membahas topik yang
menarik dan relevan dalam dunia keuangan, yakni "Behavioural Finance dalam Proses
Pengambilan Keputusan Investasi".

Proses penulisan makalah ini memberikan kesempatan bagi saya untuk memahami
lebih dalam tentang peran perilaku manusia dalam pengambilan keputusan investasi. Saya
berusaha menjelaskan secara komprehensif bagaimana faktor psikologis dan perilaku manusia
memengaruhi proses pengambilan keputusan investasi serta dampaknya dalam pasar keuangan.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan inspirasi dari
berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Sudjono, Dr., M.Acc, selaku Dosen Mata Kuliah Behavioral Coprorate Finance yang telah
memberikan arahan, masukan, dan dukungan yang sangat berarti dalam proses penelitian ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan baru serta menjadi kontribusi kecil
dalam pemahaman akan behavioural finance dalam konteks pengambilan keputusan investasi.
Saya menyadari bahwa masih ada ruang untuk perbaikan, dan saya sangat mengharapkan
masukan dan saran yang konstruktif guna pengembangan lebih lanjut.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dalam
memahami lebih dalam tentang behavioural finance dalam investasi.

Hormat saya,

Hana Muthia Nabila Putri


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................. ............................................................. ..iv


KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Batasan Masalah ........................................................................................... 8

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8


C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

D. Mannfaat Penelitian ...................................................................................... 9


BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ........... 10

A. Kajian Teori ............................................................................................... 10


B. Studi dan Penelitian Terdahulu ................................................................... 19

C. Hipotesis ..................................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 26

A. Penerapan .................................................................................................... 26
B. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek....................... 26
C. Pembahasan ................................................................................................ 26

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 26


A. Kesimpulan ................................................................................................. 26

C. Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Behavioral finance adalah bidang studi yang menggabungkan psikologi dan keuangan
untuk memahami bagaimana perilaku manusia memengaruhi pengambilan keputusan finansial.
Ide ini pertama kali diajukan oleh Amos Tversky, Robert J. Shiller, dan Daniel Kahneman pada
tahun 1970-an dan 1980-an. Behavioral finance merujuk pada pengaruh psikologis terhadap
pengambilan keputusan investor. Ini mengakui bahwa investor tidak selalu rasional dan
keputusan mereka dapat dipengaruhi oleh emosi, bias, dan faktor psikologis lainnya.
Behavioral finance semakin penting dalam proses investasi karena membantu investor
membuat keputusan yang lebih baik dengan memahami bias diri sendiri maupun orang lain.
Dalam esai ini, kita akan membahas pentingnya behavioral finance dalam proses investasi dan
bagaimana dapat digunakan untuk membangun portofolio optimal yang memperhitungkan bias
investor.

Salah satu wawasan kunci dari behavioral finance adalah bahwa investor tidak selalu
rasional. Mereka dapat dipengaruhi oleh emosi, bias, dan faktor psikologis lainnya yang dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang optimal. Misalnya, investor mungkin
rentan terhadap overconfidence, yang dapat mendorong mereka untuk mengambil terlalu
banyak risiko atau mengabaikan informasi penting. Mereka juga mungkin rentan terhadap loss
aversion, yang dapat membuat mereka menahan investasi yang sedang merugi terlalu lama atau
menjual investasi yang sedang menguntungkan terlalu cepat. Dengan memahami bias-bias ini,
investor dapat membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari kesalahan yang mahal.
Aspek penting lain dari behavioral finance adalah pengakuan bahwa investor memiliki
preferensi risiko yang berbeda. Beberapa investor lebih cenderung menghindari risiko daripada
yang lain, sementara yang lain lebih bersedia mengambil risiko demi imbal hasil yang lebih
tinggi. Dengan memahami preferensi ini, investor dapat membangun portofolio yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan individu mereka. Sebagai contoh, investor yang
cenderung menghindari risiko mungkin lebih suka berinvestasi di obligasi atau sekuritas
pendapatan tetap lainnya, sementara investor yang lebih agresif mungkin lebih memilih untuk
berinvestasi di saham atau aset berisiko tinggi lainnya.
Behavioral finance juga mengakui bahwa investor dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
dan budaya. Misalnya, investor mungkin lebih cenderung berinvestasi di perusahaan yang
populer atau terkait dengan tujuan sosial atau politik tertentu. Mereka juga bisa dipengaruhi
oleh pendapat orang lain, seperti penasihat keuangan atau teman dan anggota keluarga. Dengan
memahami faktor-faktor ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih baik dan
menghindari dipengaruhi oleh pengaruh eksternal.

Mengintegrasikan behavioral finance ke dalam proses investasi dapat membantu


investor membangun portofolio optimal yang memperhitungkan bias investor. Misalnya,
investor dapat menggunakan diversifikasi untuk mengurangi risiko dan menghindari
overconfidence. Mereka juga dapat menggunakan alokasi aset untuk menyeimbangkan risiko
dan imbal hasil serta menyesuaikan portofolio mereka dengan kebutuhan dan tujuan individu
mereka. Dengan menggunakan teknik ini, investor dapat membangun portofolio yang lebih
tahan terhadap fluktuasi pasar dan lebih sesuai dengan tujuan jangka panjang mereka.

B. Batasan Masalah
1. Penelitian ini terfokus pada dampak Behavioural Finance terhadap proses pengambilan
keputusan investasi.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah Behavioural Finance berdampak pada Proses Pengambilan Keputusan
Investasi?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah Behavioural Finance berdampak pada Proses Pengambilan
Keputusan Investasi.

E. Manfaat
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
sebagai tambahan pengetahuan, sehingga dapat dijadikan bahan refrensi tambahan
terhadap judul yang diteliti.
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori

Pengambilan Keputusan Investasi


Menurut Puspitaningtyas (2012), Pengambilan keputusan secara umum menjadi proses
yang kompleks pada saat ini, karena meliputi semua aspek kehidupan, mencakup berbagai
dimensi, dan proses memilih dari berbagai pilihan yang tersedia. Teori pengambilan keputusan
didasari oleh konsep kepuasan, bahwa utilitas merupakan jumlah dari kesenangan atau
kepuasan relatif yang dicapai. Berdasarkan konsep ini, setiap tindakan individu bertujuan untuk
memaksimalkan jumlah utilitas untuk mencapai kepuasan.
Menurut Srivastava (2007), Keputusan investasi seringkali tidak hanya diambil
berdasarkan peninjauan ulang terhadap aset investasi yang dimiliki, namun sudah ada
keterlibatan psikologi didalamnya. Mengategorikan aspek-aspek yang dapat turut berperan
dalam pengambilan keputusan, yaitu: bias, heuristic, dan framing effect. Penelitian yang akan
penulis lakukan, hanya aspek bias yang akan menjadi fokus.
Menurut Ahmad (1996), menjelaskan dalam pengambilan keputusan investasi, ada
beberapa tahapan, yaitu: (1) dengan menentukan tujuan investasi, (2) melakukan analisis, (3)
melakukan pembentukan portofolio, (4) melakukan evaluasi kinerja portofolio, (5) melakukan
revisi kinerja portofolio.
Behavioral Finance

Menurut Ritter (2003), Behavioral finance secara spesifik memiliki dua unsur penting
di dalamnya, yaitu cognitive illusions dan limits to arbitrage. Cognitive illusions menjelaskan
bagaimana orang-orang berpikir. Terdapat banyak literatur yang mengindikasikan bahwa
investor membuat kesalahan yang sistematis dalam pola pikir mereka. Sedangkan limits to
arbitrage lebih menjelaskan mengenai memprediksi pada keadaan seperti apa praktek untuk
memperoleh keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di antara dua pasar keuangan akan
menjadi efektif dan tidak efektif.
Menurut Nofsinger (2005), Secara spesifik, behavioral finance adalah studi yang
mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan,
perusahaan, dan pasar keuangan. Menurut Sewell dalam Subash (2007) memberikan
pengertian behavioral finance adalah ilmu yang dipengaruhi oleh psikologi pada perilaku
praktisi keuangan dan efek selanjutnya pada pasar keuangan.
Menurut Ricciardi & Simon (2000), menyatakan bahwa behavioral finance berusaha
untuk menjelaskan dan meningkatkan pemahaman mengenai perilaku investor melibatkan
proses-proses emosional dan sejauh mana hal tersebut mempengaruhi proses pengambilan
keputusan.

Menurut Pompian (2006), membagi behavioral finance menjadi dua sub topik yaitu: (1)
Behavioral Finance Micro yang menguji perilaku-perilaku atau bias-bias dari individual
investor yang membedakannya dari perilaku rasional yang dikemukakan oleh teori ekonomi
klasik, (2) Behavioral Finance Macro mendeteksi dan mendeskripsikan anomali-anomali
dalam hipotesis pasar efisien yang mungkin dapat dijelaskan dengan model behavioral finance.

B. Studi dan Penelitian Terdahulu


Studi dalam Behavioral Finance dalam proses pengambilan keputusan investasi telah
melibatkan penelitian mendalam tentang berbagai aspek perilaku manusia dalam konteks
finansial. Penelitian ini sering kali mencakup eksperimen psikologis, survei investor, dan
analisis data pasar untuk memahami bagaimana faktor psikologis seperti overconfidence, loss
aversion, dan preferensi risiko memengaruhi keputusan investasi.

Penelitian mengenai overconfidence, misalnya, telah memeriksa sejauh mana


kepercayaan berlebih diri dapat mempengaruhi tingkat risiko yang diambil oleh investor dan
bagaimana hal itu memengaruhi kinerja portofolio mereka. Studi juga mengeksplorasi
bagaimana loss aversion dapat memainkan peran dalam keputusan untuk mempertahankan atau
menjual investasi, memahami bagaimana ketakutan akan kerugian dapat memengaruhi strategi
investasi jangka panjang.
Selain itu, penelitian tentang preferensi risiko individu telah memperdalam pemahaman
tentang bagaimana faktor-faktor seperti toleransi risiko, orientasi waktu, dan pengalaman pasar
mempengaruhi pilihan investasi. Studi ini memberikan wawasan tentang bagaimana investor
dengan preferensi risiko yang berbeda dapat merespon perubahan pasar dan memilih instrumen
investasi yang sesuai.

Penelitian sosial dan budaya dalam Behavioral Finance juga memainkan peran penting
dengan mengeksplorasi bagaimana norma sosial, tren populer, atau faktor budaya dapat
memengaruhi keputusan investasi. Ini membuka pintu untuk pemahaman lebih lanjut tentang
bagaimana pengaruh eksternal dapat membentuk perilaku investor.

Secara keseluruhan, studi-studi ini membentuk dasar pengetahuan yang mendalam


dalam Behavioral Finance, membantu kita memahami kompleksitas perilaku manusia dalam
konteks keuangan dan memberikan landasan untuk pengembangan strategi investasi yang lebih
efektif.

C. Hipotesis
Behavioral Finance memiliki dampak signifikan pada proses pengambilan keputusan
investasi. Sebelumnya, investor dianggap sebagai individu yang rasional dalam membuat
keputusan investasi, namun penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi seringkali
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Behavioral Finance mempelajari bagaimana emosi, sifat,
kesukaan, dan berbagai macam hal yang ada pada diri manusia sebagai makhluk intelektual
dan social yang akan berinte raksi melandasi munculnya keputusan dalam melakukan tindakan.

Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi


meliputi Bias Kognitif, Bias Emosi, Kesalahan Pengambilan Keputusan. Dengan memahami
aspek psikologis investor, investor dapat mengenali dan memahami kecenderungan perilaku
individu mereka sendiri, sehingga mengurangi kesalahan perilaku keuangan yang umum
dilakukan oleh investor-investor baru. Hal ini akan membantu investor mengambil keputusan
investasi yang lebih bijak dan mengoptimalkan kepuasan yang diperoleh dari investasi mereka.
Selain itu, perencana keuangan berkualitas akan menahan klien untuk bertindak impulsif dan
meredakan emosi sesaat sebelum mengambil keputusan investasinya.

H: Behavioral Finance memiliki pengaruh signifikan pada proses pengambilan


keputusan investasi.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Penerapan

Metode penelitian dalam artikel ilmiah ini adalah metode deskriptif, di mana penjelasan singkat
diberikan terhadap hasil pemikiran yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Pendekatan penelitian ini juga menggunakan struktur induktif, yang melibatkan penjelasan
gagasan dasar diikuti dengan pengembangan gagasan.

B. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek


Teori pengambilan keputusan investasi yang berfokus pada kepuasan dan utilitas
memberikan dasar bagi Behavioral Finance. Ahmad (1996) menyoroti tahapan pengambilan
keputusan investasi, sementara Puspitaningtyas (2012) menekankan kompleksitas proses
tersebut.

Dalam Behavioral Finance, unsur seperti cognitive illusions dan limits to arbitrage,
seperti yang dijelaskan oleh Ritter (2003), menggambarkan bagaimana psikologi dan
perbedaan harga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi.
Studi dan penelitian terdahulu mengeksplorasi berbagai aspek perilaku manusia dalam
konteks finansial. Overconfidence, loss aversion, dan preferensi risiko telah menjadi fokus
penelitian, memperdalam pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor psikologis
memengaruhi keputusan investasi.

Behavioral Finance dibagi menjadi dua subtopik oleh Pompian (2006): Behavioral
Finance Micro, yang memeriksa perilaku individual investor, dan Behavioral Finance Macro,
yang mencari anomali dalam hipotesis pasar efisien. Ini memberikan pandangan lebih
mendalam tentang bagaimana perilaku manusia memengaruhi keputusan investasi secara
mikro dan makro.
Perbandingan ini menggambarkan evolusi dari teori konvensional pengambilan
keputusan investasi ke Behavioral Finance, yang memasukkan aspek-aspek psikologis dan
perilaku manusia. Praktik investasi yang berpusat pada pemahaman lebih mendalam tentang
perilaku investor dapat menghasilkan strategi investasi yang lebih efektif dan responsif
terhadap kompleksitas pasar keuangan.

C. Pembahasan
Penelitian ini membahas pentingnya behavioral finance dalam konteks pengambilan keputusan
investasi. Dengan merinci konsep yang diperkenalkan oleh Tversky, Shiller, dan Kahneman,
penelitian ini menekankan bagaimana faktor psikologis, bias, dan preferensi risiko berperan
dalam pengambilan keputusan finansial. Metode deskriptif dan struktur induktif digunakan
untuk menyajikan landasan teori tentang pengambilan keputusan investasi dan behavioral
finance.

Studi terdahulu membuka jendela pada aspek-aspek kunci seperti overconfidence, loss
aversion, dan preferensi risiko, serta mengeksplorasi pengaruh faktor sosial dan budaya.
Analisis ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana perilaku manusia
memengaruhi keputusan investasi pada tingkat individual maupun pasar secara keseluruhan.
Dalam konteks praktis, penelitian ini menyoroti bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap
behavioral finance dapat membantu pembentukan strategi investasi yang lebih efektif. Investor
yang memahami dan mengakomodasi bias psikologis dalam pengambilan keputusan mereka
dapat membangun portofolio yang lebih sesuai dengan tujuan jangka panjang. Kesimpulan
penelitian menggarisbawahi bahwa behavioral finance memiliki dampak signifikan pada
proses pengambilan keputusan investasi, memberikan dasar bagi perencana keuangan dan
investor untuk mengoptimalkan kinerja portofolio mereka dengan memahami dinamika
psikologis yang terlibat.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa behavioral finance memainkan peran penting dalam proses
pengambilan keputusan investasi. Dengan menyoroti dampak psikologis, bias, dan preferensi
risiko investor, studi ini memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang
memengaruhi keputusan finansial. Metode deskriptif dan struktur induktif digunakan untuk
menyajikan landasan teori, dengan penekanan khusus pada overconfidence, loss aversion,
preferensi risiko, dan pengaruh faktor sosial dan budaya.
Kesimpulan utama adalah bahwa behavioral finance memiliki dampak signifikan dalam
membentuk keputusan investasi. Pemahaman mendalam terhadap aspek-aspek psikologis ini
dapat menjadi kunci untuk membantu investor membangun portofolio yang lebih sesuai
dengan tujuan jangka panjang mereka. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip behavioral
finance, investor dapat meningkatkan kualitas keputusan investasi mereka dan mengurangi
potensi kesalahan yang dapat memengaruhi hasil portofolio.

B. Saran
Pendidikan dan Kesadaran: Mengingat dampak positif behavioral finance, disarankan untuk
meningkatkan pendidikan dan kesadaran investor terkait konsep ini. Ini dapat dilakukan
melalui seminar, pelatihan, atau materi edukatif yang mudah dipahami.
Konsultasi dengan Ahli: Investor dapat diarahkan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan
yang memahami behavioral finance. Konsultasi ini dapat membantu mereka lebih memahami
profil risiko pribadi dan membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.

Pengembangan Alat Bantu Keputusan: Pengembangan alat bantu keputusan berbasis


behavioral finance dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih
informasional dan terukur, dengan mempertimbangkan faktor-faktor psikologis.
Studi Lanjutan: Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam,
termasuk studi kasus konkret dan analisis lebih rinci tentang bagaimana perilaku investor
secara spesifik mempengaruhi performa investasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin, 1996, Dasar-dasar Manajemen Investasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Norfinger, John F, 2001, Investment Madness:How Psychology Affects Your Investing and
What To Do About It, Prentice Hall, New Jersey.

Pompian, Michael M., 2006, Behavioral Finance And Wealth Management: How to Build
Optimal Portfolios that Account for Investor Biases, John Wiley & Sons, New Jersey.
Puspitaningtyas, Zarah dan Agung W Kurniawan, 2012, Prediksi Tingkat Pengembalian
Investasi Berupa Devidend Yield Berdasarkan Analisis Financial Ratio. Majalah
EKONOMI: Telaah Manajemen, Akuntansi dan Bisnis, Vol. 16, No. 1, hal. 89-98.

Ricciardi, Victor dan Helen K. Simon, 2000, What is Behavioral Finance?, Business, Education
& Technology Journal, Vol. 2, No. 2, hal 1-9.

Ritter, Jay. R, 2003, Behavioral Finance, Pasific-Basin Finance Journal, Vol. 11, No. 4, hal
429-437.
Srivastava, Aman, 2007, An Analysis of Behaviour of Investors in India. ICFAI Journal of
Behavioural Finance, June 4.2 (2007): 43-52.

https://www.investopedia.com/terms/b/behavioralfinance.asp
https://investorplace.com/3-behavioral-finance-strategies-keep-emotions-in-check/

Anda mungkin juga menyukai