Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
BAB III...................................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................................. 9
3.2 Saran................................................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-
keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai
sasarannya. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan
dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan
kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan
karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru
telah tersedia maka harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada umumnya memilih suatu jalur tindakan diantara beberapa
alternatif yang tersedia melalu suatu proses menta; dan berfikir yang logis.Untuk Pengambilan
keputusan yang efektif seseorang harus mampu memprediksi hasil dari setiap pilihan
Keputusan ( Decision ) adalah hasil membuat pilihan diantara beberapa alternatif,
sedangkan istilah pengambilan keputusan ( Decision making ) menunjuk pada proses yang
terjadi sampai keputusan itu tercapai.
Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilihan satu penyelesaian dari
beberapa alternatif yang ada.Keputusan yang kita ambil tentunya perlu didukung berbagai
factor yang akan memberikan keyakinan kepada kita sebaagi pengambil Keputusan bahwa
keputusan tersebut telah tepat.Menurut Atmosudirjo(1970) struktur dan system pengambilan
keputusan tergantung pada:
1. Jabatan orang yang berwenang, berkewajiban atau bertanggung jawab untuk
pengambilan keputusan
2. Masalah yang ditemukan atau masalah yang perlu dipecahkan
3. Situasi pengambil keputusan dan masalah
4. Situasi pembuat keputusan
5. Tujuan yang ingin dicapai pada saat pengambilan keputusan
2.2 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat objektif sehingga
mudah terkena pengaruh
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis. Karena pengalaman seseorang mampu memperkirakan keadaan sesuatu dan dapat
memperhitungkan untung ruginya,baik buruknya Keputusan yang akan dihasilkan
3. Fakta
Pengambilan Keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan Keputusan yang sehat, solid,
dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan Keputusan dapat
2
lebih tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela
dan lapang dada.
4. Wewenang
Biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional
Keputusan yang dihasilkan lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai denga napa yang diinginkan.
2.3 Hakikat Pengambilan Keputusan
Dalam beberapa tahun terakhir, pemegang saham dan berbagai kelompok
kepentingan (stakeholders) secara serius mempertanyakan peran dewan direksi dalam
proses tata kelola perusahaan. Dalam jajak pendapat publik percaya bahwa direktur akan
mengabaikan kepentingan pemegang saham saat mempertimbangkan merger,
sementara beberapa juga mengkhawatirkan kurangnya pengetahuan, komitmen,
dan antusiasme anggota non-dewan
1. Monitor
3
3. Startup dan konfigurasi
Dewan dapat menentukan misi perusahaan dan menentukan opsi strategis untuk
manajemen.
4. Anggota DPRD
4
Keterampilan manajerial dibedakan atas sisi human skills dan techinal skills. Menurut
Robbins (2003), Human Skills menunjukkan kemampuan bekerja dengan memahami dan
memotivasi orang lain, baik secara individu maupun kelompok sedangkan techincal skills
merupakan kemampuan teknis untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan
atau keahlian khusus
Dari gambar di atas maka bagi top manager, keterampilan manajerian yang dibutuhkan
lebih kearah sisi human skills daripada technical skills. Meskipun tidak dalam skala yang persis
terlihat pada gambar di atas, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam jenjang kepemimpinan dalam suatu perusahaan, keterampilan teknisnya
semakin tidak relevan dan sebaliknya human skills-nya semakin dominan.
2. Cara berpikir manajerial
Cara berpikir manajerial dibedakan atas cara berpikir holistik dan atomik. Cara berpikir
holistik adalah cara berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan segala aspek
yang mungkin mempengaruhi perusahaan sedangkan cara berpikir atomik adalah cara
berpikir yang terbatas pada bagian-bagian tertentu dalam perusahaan meskipun
keterikatannya pada organisasi sebagai keseluruhan tetap dipertahankan.
5
Gambar di atas menunjukkan bahwa cara berpikir yang dituntut pada top manager ialah
cara berpikir holistik dibandingkan atomik, dikarenakan tugas mereka yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
3. kerangka konseptual manajerial
kerangka konseptual manajerial dibagi menjadi 3 yaitu strategik, taktik, serta teknis dan
operasional.
6
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kerangka konseptual yang digunakan oleh top
manager adalah yang bersifat strategik dan taktik, memusatkan perhatian pada perencanaan,
pengimplementasian strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan taktik-
taktik yang diperlukan guna strategi tersebut berhasil dilaksanakan.
4. Sifat pengetahuan manajerial.
Sifat pengetahuan manajerial yang diperlukan oleh para manajer dalam mengemudikan
perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu sifat generalis dan spesialis. Mirip seperti keterampilan
manajerial, sifat pengetahuan generalis adalah sifat pengetahuan yang mencakup keseluruhan
pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan sedangkan sifat pengetahuan spesialis
adalah sifat yang lebih mengarah pada bagian- bagian yang ditangani dalam pelaksanaan
berbagai kegiatan operasional.
7
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa top manager dituntut memiliki pengetahuan
yang bersifat generalis dibandingkan spesialis. Kesimpulannya adalah corak manajemen
puncak mencakup keseluruhan kegiatan perusahaan di mana pendekatan human skills dan
cara berpikir holistik digunakan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja, serta dalam
melaksanakan tugasnya menggunakan kerangka konseptual strategik yang bersifat generalis.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan pada umumnya memilih suatu jalur tindakan diantara beberapa
alternatif yang tersedia melalu suatu proses menta; dan berfikir yang logis.Untuk Pengambilan
keputusan yang efektif seseorang harus mampu memprediksi hasil dari setiap pilihan
Menurut George R Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
5. Rasional
Hakikat pengambilam keputusan daalam manajemen strategis, dewan dapat
melakukannya dengan menjalankan tiga fungsi utama, yaitu:
1. Monitor
2. Evaluasi dan Pengaruh
3. Startup dan Konfigurasi
4. Anggota DPRP
Proses pengambilan keputusan memiliki langkah yang mengarah pada hasil tertentu,
sehingga didalam proses pengambilan Keputusan tidak akan lepas dari: Intelligence
(Penyelidikan), Design (Rancangan), Choice (Pemilihan)
Pada corak manajemen strategi memiliki kulifikasi atau kebutuhan manajerial
perusahaan atas top manager dibedakan menjadi 4 yaitu: Keterampilan manajerial, Cara
berfikir manajerial, Kerangka konseptual manajerial, Sifat pengetahuan manajerial.
3.2 Saran.
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyususnan makalah di atas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca