Anda di halaman 1dari 18

2.

1 Skenario Kasus
“Perut Membengkak”

Tn. Bekti, berusia 55 tahun, seorang supir datang diantar keluarganya ke


UGD RSMP dengan keluhan perut kembung sejak 3 hari yang lalu disertai
mual dan muntah warna kecokelatan disertai nyeri perut hilang timbul. Tujuh
hari yang lalu, Tn. Bekti mengeluh susah BAB dan buang angin, BAB
sedikit-sedikit disertai darah dan lendir. Lima hari yang lalu Tn. Bekti
mengeluh sudah tidak bisa BAB dan buang angin, kemudian perut kembang
disertai mual dan muntah setiap selesai makan dan minum isi apa yang
dimakan. Keluhan demam tidak ada.

Sejak dua bulan yang lalu Tn. Bekti mengeluh BAB nya tidak lancar,
sedikit- sedikit seperti kotoran kambing kadang disertai darah dan lendir.
Selama ini Tn. Bekti jarang berolahraga dan makan sayur dan buah. Riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : compos mentis, BB 48 Kg. TB 165 cm.

Tanda vital :TD 120/80 mmHg, nadi 110x/menit, temperatur 37,2°C,


pernapasan 24x/menit

Kepala : Mata cekung, konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak


ikterik Paru dan jantung dalam batas normal

Abdomen

 Inspeksi : Cembung, darm contour dan darm steifung ada

 Auskultasi : Palpasi Bising usus (+) meningkat, metalik sound (+)

 Palpasi : tegang, hepar lien sulit diraba, balotemen (-), defans


muscular (-), massa sulit dinilai

 Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-). pekak hepar normal

Regio inguinal dekstra et sinistra:

1
 Inspeksi : tidak tampak benjolan

 Palpasi : tidak teraba benjolan Ekstremitas turgor kulit>2 detik

Pemeriksaan rectal toucher:

TSA baik, mukosa licin, teraba massa intraluminal, berdungloul-dungkul,


jarak 4cm dan anal verge, mobile.

Handscoon: lendir darah (+)

Pemeriksaan Penunjang:

Darah rutin: HB: 10,8mg/dl, Ht 37 vol%, Icukosit 12000/ mm, Trombosit


200.000/ mm urin rutin dalam batas normal

1. Ggsrertr
a) Bagimana anatomi dan fisiologi pada kasus ? usus besar, usus kecil
ANATOMI
Usus Halus

Gambar 6.3. Intestinum


Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus
halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas jari dan
usus kosong berperan penting dalam pencernaan makanan secara
kimiawi. Di usus dua belas jari ini kantong empedu dan pankreas
mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh
kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara
mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Cairan

2
pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu
tripsinogen, amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh
enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi
asam amino. Amilase akan mencerna amilum menjadi glukosa,
sedangkan lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selain enzim-enzim tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-
enzim lain yang membantu pencernaan makanan, seperti peptidase dan
maltase. Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang
telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino,
mineral, dan vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding
ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh
getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara
pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke
seluruh tubuh.

Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan dalam sistem


pencernaan berada di usus halus (Sherwood, 2011). Usus halus terletak
berlipat-lipat di rongga abdomen, termasuk bagian terpanjang dari
gastrointestinal yakni terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai
plica ileocaecale. Bentuknya berupa tabung dengan panjang sekitar 6-7
meter dan diameternya menyempit dari ujung awal sampai ujung akhir
(Drake, Richard L., Vogl, A. Wayne , Mitchell, Adam W. M., 2014)
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian : (Drake et al , 2014) a. Duodenum
Duodenum berbentuk melengkung seperti huruf C, letaknya dekat
dengan caput pankreas dan berada di atas umbilicus. Panjangnya sekitar
20-25 cm dan memiliki lumen paling lebar dibanding bagian lainnya. D
a) Pars superior : bagian ini terletak pada ostium pyloricum gaster
sampai collum vesicae fellea dan sering disebut sebagai ampulla.
(Drake et al, 2014) b) Pars descendens : bagian ini terletak pada collum
vesicae fellea sampai ke tepi bawah vertebra L3 , pada pars
descendensterdapat papilla duodeni major dan papilla duodeni minor.
Papilla duodeni major merupakan pintu masuk ductus pancreaticus dan

3
ductus choledochus, sedangkan pada papilla duodeni minor merupakan
pintu masuk ductus pancreaticus accessorius. (Drake et al, 2014) c) Pars
inferior : bagian ini merupakan bagian terpanjang dan menyilang pada
vena cava inferior, aorta dan columna vertebralis. (Drake et al, 2014) d)
Pars ascendens : bagian ini diperkirakan berjalan di sisi kiri atau naik
dari aorta sampai tepi atas vertebra L2 dan berakhir menjadi flexura
duodenojejunalis. (Drake et al, 2014) b. Jejunum Terletak 2/5 bagian
proksimal, diameternya lebih lebar dan memiliki dinding yang lebih
tebal dibanding ileum. Pada bagian dalam mukosanya terdapat banyak
lipatan yang menonjol mengelilingi lumen yang disebut plicae
circulares. Ciri khas jejunum terdapat arcade arteriae yang tidak begitu
terlihat dan vasa recta yang lebih panjang dibanding milik ileum.
(Drake et al , 2014) c. Ileum Terletak 3/5 bagian distal, memiliki
dinding yang lebih tipis, plicae circulares yang kurang menonjol dan
lebih sedikit, terdapat banyak arteriae arcade dan lemak mesenterium.
Ileum akan bermuara di usus besar, yang merupakan tempat pertemuan
sekum dan colon ascendens. Tempat tersebut dikelilingi 2 lipatan yang
menonjol ke dalam usus besar yang disebut plica ileocaecale. (Drake et
al , 2014) uodenum dibagi menjadi 4 bagian :

Usus Besar

Gambar 6.4. Colon


Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus
besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan
pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan
dilakukan oleh bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan

4
dikeluarkan dalam bentuk kotoran (feces) melalui anus. Pada usus besar
terdapat bagian yang disebut usus buntu. Usus besar terdiri atas dua
bagian yaitu usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum). (1) Usus tebal
panjangnya kira-kira 0,5 meter, berperan dalam proses reabsorbsi air,
sehingga feses semakin padat. Gerak peristaltik di dalam usus tebal
sangat lambat. Disini terjadi simbiosis mutualisme, terdapat
mikroorganisme yang hidup membantu proses pembusukan sisa
pencernaan makanan. (2) Poros usus (rektum) ialah saluran yang
panjangnya sekitar 10 cm terbawah dari usus tebal, berakhir pada
saluran anal (anus) yang tersusun oleh otot polos dan otot lurik.
Struktur poros serupa dengan struktur usus tebal, tetapi dinding yang
berotot lebih tebal. Di dalam saluran anus serabut otot sirkuler menebal
membentuk otot sfingter anus interna.

Usus besar terletak dari ujung distal ileum sampai anus dan ukuran
pada orang dewasa sekitar 1,5 meter. Memiliki lumen dengan diameter
yang lebih besar dibanding usus halus. Struktur usus besar mulai
caecum dan appendix vermiformis di regio inguinalis dekstra lalu naik
ke atas sebagai kolon ascendens melewati regio lateralis dekstra menuju
regio hypochondrium dextra, di bawah hepar belok ke kiri membentuk
fleksura coli dekstra (flexura hepatica) lalu menyeberangi abdomen
sebagai colon transversum menuju hypochondrium sinistra. Di posisi
tersebut yakni tepat di bawah lien, belok ke bawah membentuk flexura
coli sinistra (flexura lienalis) lalu berlanjut sebagai colon descendens
melewati regio lateralis sinistra menuju regio inguinalis sinistra, saat
masuk di bagian atas cavitas pelvis sebagai colon sigmoideum lalu
berlanjut sebagai rectum di dinding posterior cavitas pelvis dan
berakhir menjadi canalis analis. (Drake et al , 2014) Bagian-bagian usus
besar : a. Caecum dan Appendix Vermiformis Merupakan struktur
intraperitoniale dan bagian pertama dari usus besar. Pada dinding
posteromedial melekat appendix vermiformis yakni di ujung ileum.
Appendix vermiformis berbentuk tabung sempit yang berongga dan

5
ujungnya buntu. Terdapat agregasi jaringan limfatik yang luas di
dindingnya dan menggantung pada ileum terminal oleh mesoappendix
yang berisi vasa appendicularis. (Drake et al , 2014) b. Colon Terletak
di superior caecum dan terdiri dari colon ascendens, colon transversum,
colon descendens, dan colon sigmoideum. Terdapat flexura coli dextra
di tempat pertemuan colon ascendens dan colon transversum, flexura
coli sinistra berda di tempat pertemuan colon transversum dan colon
descendens . Terdapat sulcus paracollici dextra dan sinistra di lateral
colon ascendens dan colon descendens. Colon sigmoideum dimulai dari
atas aperture pelvis superior sampai ke vertebra S3, bentuknya seperti
huruf S, ujung awal berhubungan dengan colon ascendens dan ujung
akhir berhubungan dengan rectum. (Drake et al , 2014) c. Rectum dan
canalis analis Merupakan lanjutan dari colon sigmoideum, daerah
pertemuan rectosigmoideum terletak pada vertebra S3. Canalis analis
merupakan lanjutan dari usus besar yang terletak di inferior rectum.
(Drake et al , 2014)
BUKU AJAR ANATOMI FISIOLOGI. Hastuti et al, 2022.
Yogyakarta. Zahir Publishing.

FISIOLOGI
Usus halus Merupakan tempat berlangsungnya sebagian besar
pencernaan dan penyerapan di tubuh. Terdapat beberapa proses yang
terjadi di usus halus, yakni : a. Motilitas Motilitas merupakan kontraksi
otot dinding saluran cerna yang mencampur dan mendorong. Pada usus
halus, motilitas yang utama adalah proses segmentasi dan kompleks
motilitasi bermigrasi. Segmentasi berfungsi mencampur kimus dan
getah pencernaan yang akan disekresikan ke dalam lumen dan
memajankan semua kimus ke permukaan mukosa usus halus. Saat
kontraksi segmentasi usus berhenti akan diganti oleh kompleks
motilitas bermigrasi (migrating motility complex, MMC) yang terdiri 3
fase yang berulang dalam pola setiap 1,5 jam saat sesorang berpuasa.
Tujuan dari proses ini untuk membersihkan sisa-sisa makanan serta

6
bakteri dan debris mukosa yang menuju kolon. (Sherwood, Lauralee.,
2011) b. Sekresi Setiap hari sekitar 1,5 liter sukus enterikus
disekresikan ke lumen usus halus oleh sel-sel kelenjar eksokrin di
mukosa usus halus. Sukus enterikus merupakan campuran mukus dan
larutan garam, serta H2O yang berperan dalam pencernaan enzimatik
makanan. Mukus berfungsi sebagai pelindung dan pelumas. Enzim-
enzim yang disintesis usus halus tidak diskresikan langsung ke dalam
lumen melainkan berfungsi di dalam membran brush border sel epitel
yang melapisi bagian dalam lumen. (Sherwood, Lauralee., 2011) c.
Digesti Merupakan proses penguraian struktur kompleks makanan
secara kimiawi menjadi lebih sederhana yang kemudian akan
diabsorpsi. Proses ini terjadi di lumen dan dipengaruhi enzim pankreas
dan empedu. (Sherwood, Lauralee., 2011) d. Absorpsi Merupakan
proses penyerapan zat-zat makanan seperti monosakarida, asam amino
dan asam lemak bersama dengan air, elektrolit dan vitamin yang akan
disalurkan ke aliran darah atau saluran limfatik. (Sherwood, Lauralee,
2011)
Usus Besar
Fungsi utama usus besar untuk menyimpan feses sebelum defekasi.
Feses merupakan massa padat yang terbentuk dari sisa-sisa makanan
yang tak tercerna, komponen empedu yang tidak diserap dan cairan,
semuanya diekstraksi oleh H2O dan garam dari isi lumen di dalam
kolon. (Sherwood, Lauralee., 2011) a. Motilitas Motilitas utama terjadi
di kolon yaitu kontraksi haustra yang dipicu ritmisitas autonom sel-sel
otot polos kolon. Proses ini tidak mendorong isi dalam usus melainkan
mengaduk maju-mundur secara perlahan sehingga isi tersebut terpajan
ke mukosa penyerapan. Beberapa saat setelah makan akan terjadi
peningkatan motilitas dan terjadi pergerakan massa yakni mendorong
isi kolon kebagian distal usus besar yang merupakan tempat
penyimpanan sampai terjadi defekasi. (Sherwood, Lauralee., 2011) b.
Sekresi Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun
karena telah selesai saat kimus menuju kolon. Terjadi sekresi kolon

7
berupa larutan mukus basa (NaHCO3) yang berfungsi melindungi
mukosa dari cedera mekanis dan kimiawi salah satunya dengan
menetralkan asam iritan yang dikeluarkan dari fermentasi bakteri lokal.
(Sherwood, Lauralee., 2011) c. Absorpsi Dalam keadaan normal, kolon
dapat menyerap garam dan H2O. Penyerapan natrium dilakukan secara
aktif dan penyerapan klorida secara pasif menuruni gradien listrik serta
H2O secara osmotik. Elektrolit serta vitamin K yang disintesis oleh
bakteri kolon juga diserap. (Sherwood, Lauralee., 2011)
b) Bagaimna histologi pada kasus ? usus besar, usus kecil
c) Apa makna keluhan perut kembung sejak 3 hari yang lalu disertai mual
dan muntah warna kecokelatan disertai nyeri perut hilang timbul ?
Gambaran klinis pasien dengan Bowel obstruksi dapat berupa perasaan
nyeri dan tidak nyaman diperut yang muncul hilang timbul / kolik,
nyeri dapat bertambah berat hingga menyebabkan keringat dingin, mual
dan muntah, perut yang membesar, tidak bisa buang angin dan buang
air besar. Pada tahap lanjut disertai dehidrasi, demam, bahkan tanda-
tanda perforasi usus berupa sepsis (Sembiring,2017)
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Bowel Obstruksi dengan
Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nommensen Journal of
Medicine.
d) Apa hubungan usia, jenis kelamin dan pekerjaan pada kasus ?
e) Apa penyebab dari mual dan muntah berwarna kecoklatan secara umum
dan pada kasus?
Obstruksi Bowel merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja sehingga
menyebabkan penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan
aliran isi usus terganggu. Terjadi pengumpulan isi lumen usus yang
berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan yang
menyebabkan pelebaran dinding usus Terdapat 4 tanda kardinal gejala
Bowel obstruktif : nyeri abdomen, muntah, distensi ( perut kembung),
kegagalan buang air besar atau gas. Sumbatan ini menyebabkan

8
gerakan usus yang meningkat sebagai usaha kompensasi.
(Sembiring,2017)
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Bowel Obstruksi dengan
Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nommensen Journal of
Medicine.
f) Apa kemungkinan penyakit dengan keluahan kembung di sertai mual
dan muntah berwarna kecoklatan ?
Ada banyak etiologi potensial dari obstruksi usus kecil dan besar yang
diklasifikasikan sebagai ekstrinsik, intrinsik, atau intraluminal.
 Penyebab paling umum dari SBO di negara industri adalah dari
sumber ekstrinsik, dengan perlengketan pasca operasi yang paling
umum. Sumber ekstrinsik umum lainnya termasuk kanker, yang
menyebabkan kompresi usus kecil yang menyebabkan
obstruksi. Penyebab ekstrinsik yang kurang umum tetapi masih
lazim adalah hernia inguinalis dan umbilikalis.
 Penyebab lain dari SBO termasuk penyakit intrinsik, yang dapat
menyebabkan timbulnya penebalan dinding usus yang berbahaya.
 Penyebab intraluminal untuk SBO kurang umum. Proses ini terjadi
ketika ada benda asing yang tertelan yang menyebabkan impaksi di
dalam lumen usus atau mengarah ke katup ileocecal dan tidak dapat
lewat, membentuk penghalang ke usus besar. Penyebab paling
umum dari semua LBO adalah adenokarsinoma, diikuti oleh
divertikulitis dan volvulus. Obstruksi kolon paling sering terlihat
pada kolon sigmoid Smith DA, Kashyap S, 2022)

Smith DA, Kashyap S, Nehring SM. Sumbatan usus. [Diperbarui 2022


1 Agustus]. Di dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
Penerbitan StatPearls; 2023 Jan-. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441975/
Perdarahan GI bagian bawah
 Divertikulosis (penonjolan dinding kolon pada tempat penetrasi pembuluh;
seiring waktu mukosa yang melapisi pembuluh dapat terluka dan pecah
menyebabkan perdarahan)
 Angiodysplasia
 Kolitis menular
 kolitis iskemik
 Penyakit radang usus

9
 Kanker usus besar
 Wasir
 Fisura anus
 Varises rektal
 Lesi dieulafoy (lebih jarang ditemukan di luar lambung, tetapi dapat
ditemukan di seluruh saluran GI)
 Kerusakan akibat radiasi setelah pengobatan kanker perut atau panggul
 Pasca operasi (perdarahan pasca polipektomi, perdarahan pasca biopsi)
(DiGregorio, 2022).
DiGregorio AM, Alvey H. Gastrointestinal Bleeding. [Updated 2022
Jun 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537291/

g) Bagaimana mekanisme mual dan muntah berwarna kecokelatan ?


Daya mekanik yang bekerja > penyumbatan lumen usus > penyumbatan
intestinal mekanik > aliran usus terganggu > pengumpulan isi lumen
usus yang berupa gas dan cairan > pada bagian proximal tempat
penyumbatan > pelebaran dinding usus > muntah (Sembiring,2017)
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Bowel Obstruksi dengan
Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nommensen Journal of
Medicine.
Gejala klinis setalah distensi abdomen adalah tidak dapat mengeluarkan
feses yaitu 81 (65,9%), kegagalan mengeluarkan feses karena adanya
sumbatan di usus, dimana sumbatan tersebut menyebabkan peristaltik
meningkat untuk mendorong isi usus sehingga menimbulkan nyeri
abdomen. Muntah terjadi setelah timbulnya distensi abdomen, refleks
muntah akan mereda setelah timbulnya peristaltik usus yang
mendorong isi lumen usus yang dapat menimbulkan gejala nyeri.2,21
Sesuai dengan penelitian ini dimana persentase muntah diikuti dengan
nyeri abdomen yaitu 61% muntah dan 19,5% nyeri abdomen (Sari,dkk.
2015)

10
Sari, N., & Nazriati, E. (2015). Gambaran Bowel Obstruktif pada Anak
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2012–
Desember 2014. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran,
2(2), 1-19.

h) Apa penyebab perut kembung secara umum dan pada kasus ?


Obstruksi Bowel merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja sehingga
menyebabkan penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan
aliran isi usus terganggu. Terjadi pengumpulan isi lumen usus yang
berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan yang
menyebabkan pelebaran dinding usus Terdapat 4 tanda kardinal gejala
Bowel obstruktif : nyeri abdomen, muntah, distensi ( perut kembung),
kegagalan buang air besar atau gas. Sumbatan ini menyebabkan
gerakan usus yang meningkat sebagai usaha kompensasi.
(Sembiring,2017)
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Bowel Obstruksi dengan
Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nommensen Journal of
Medicine.
i) Bagaimana mekanisme perut kembung secara umum dan pada kasus ?
j) Apa makna tujuh hari yang lalu Tn. Bekti mengeluh susah tidak bisa
BAB sedikit-sedikit di sertai darah dan lendir ?
k) Apa penyebab susah BAB dan buang angin secara umum dan pada
kasus?

l) Bagaimana mekanisme susah BAB dan buang angin secara umum dan
pada kasus?
m) Apa makna lima hari yang lalu Tn. Bekti mengeluh sudah tidak BAB
dan buang angin, kemudian perut kembung disertai mual dan muntah
setiap selesai makan dan minu isi apa yang dimakan. keluhan demam
tidak ada?

11
n) Bagaimna mekanisme mual muntah setiap selesai makan dan minum
isi apa yang di makan pada kasus ?
o) Bagimana mekanisme nyeri perut hilang timbul pada kasus ?
Daya mekanik yang bekerja > penyumbatan lumen usus > penyumbatan
intestinal mekanik > aliran usus terganggu > pengumpulan isi lumen
usus yang berupa gas dan cairan > pada bagian proximal tempat
penyumbatan > pelebaran dinding usus > nyeri abdomen
(Sembiring,2017)
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Bowel Obstruksi dengan
Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nommensen Journal of
Medicine.
p) Bagaimana mekanisme bab sedikit-sedikit disertai darah dan lendir
pada kasus ?
BAB berdarah dan berlendir merupakan gejala yang paling banyak
terjadi pada penyakit intususepsi (kondisi usus yang terlipat dan
menyusup ke dalam bagian usus lainnya), BAB berdarah tersebut
terjadi karena karena adanya iskemik mukosa pada daerah usus yang
terintususepsi sehingga terjadinya pengelupasan mukosa, darah dan
mukus pada jaringan usus, yang terjadi pada 50 % penderita. Pada
penelitian Hadriyan di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau pada tahun
2009 sampai 2013 dari 20 pasien intususepsi didapatkan 17 (85%)
mengalami BAB berdarah dan berlendir. (Sari,dkk.2015)
Sari, N., & Nazriati, E. (2015). Gambaran Bowel Obstruktif pada Anak
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2012–
Desember 2014. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran,
2(2), 1-19.
q) Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan susah buang angin,
bab sedikit disertai darah dan lendir ?
- Obstruksi usus (Sari,dkk.2015)
- Kolitis ulseratif (Lynch WD, dkk.2022)
- Penyakit crohn

12
Sari, N., & Nazriati, E. (2015). Gambaran Bowel Obstruktif pada Anak
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2012–
Desember 2014. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran,
2(2), 1-19.

Lynch WD, Hsu R. Kolitis Ulseratif. [Diperbarui 2022 11 Juni]. Di


dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan
StatPearls; 2023 Jan-. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459282/
2. deeeerefffe
a) Apa makna sejak 2 bulan yang lalu Tn. Bekti mengeluh BAB nya tidak
lancar, sedikit-sedikit seperti kotoran kambing kadang disertai darah
dan lendir ?
Maknanya dapat dicurigai bahwa ada keganasan pada usus besar dan
rectum Tn. Bekti yang menyebabkan adanya sumbatan/obstruksi pada
usus (ileus obstruktif) sehingga feses sulit dikeluarkan, berdarah dan
berlendir (Indrayani, 2013).
Feses yang mengendap di dalam tubuh ini dapat menjadi mediator
infeksi dan menyebabkan terbentuknya mucus sehingga saat defekasi,
feses bercampur lender (Indrayani, 2013).
Adanya kanker/ keganasan, merangsang terjadinya hipervascularisasi
ke
arah tempat tumbuhnya kanker dan obstruksi massa nya mudah rupture,
sehingga terjadi perdarahan. Selain itu, Dinding usus besar tipis,
sehingga mudah distensi, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu
tegang sehingga terjadi perdarahan (Indrayani, 2013).
b) Apa hubungan keluhan tuan bekti jarang olahraga dan makan sayur dan
buah dengan keluhan yang dialami ?
Menurut studi beberapa kasus Konsumsi sayuran, buahan, Suplemen
vitamin, serta berolahraga dapat merupakan faktor pelindung terjadi
nya gangguan pada rektal. Pada kasus berarti pasien beresiko
mengalami gangguan pada rektal, salah satunya adalah faktor resiko

13
dari terjadi nya Tumor Rektal (carsinoma rektal), (Lotfollahzadeh,
2022).
Lotfollahzadeh S, Kashyap S, Tsoris A, et al. Rectal Cancer. [Updated
2022 Dec 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493202/
c) Apa makna riwayar penyakit yang sama di keluarga tidak ada ?

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : compos mentis, BB 48 Kg. TB 165 cm.

Tanda vital :TD 120/80 mmHg, nadi 110x/menit, temperatur 37,2°C,


pernapasan 24x/menit

Kepala : Mata cekung, konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak


ikterik Paru dan jantung dalam batas normal

Abdomen

 Inspeksi : Cembung, darm contour dan darm steifung ada

 Auskultasi : Palpasi Bising usus (+) meningkat, metalik sound (+)

 Palpasi : tegang, hepar lien sulit diraba, balotemen (-), defans


muscular (-), massa sulit dinilai

 Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-). pekak hepar normal

Regio inguinal dekstra et sinistra:

 Inspeksi : tidak tampak benjolan

 Palpasi : tidak teraba benjolan Ekstremitas turgor kulit>2 detik

a) Bagaimana interpretasi pem. Fisik pada kasus ?


Keadaan umum: IMT Underweight
Nadi: Takikardi
Mata cekung: Dehidrasi

14
b) Bagimana mekanisme abnormal pem. Fisik pada kasus ?

4. Pemerikasaan rectal toucher


a) Bagimana interpertasi pem. Rectal taucher pada kasus ?
b) Bagaimana mekanisme abnormal pada pem. Rectal toucher pada
kasus ?
c) Bagaimana cara pemeriksaan rectal toucher ?
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas
pasien, menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
3. Pemeriksa berdiri disisi kanan pasien.

15
4. Meminta pasien untuk berbaring dan mengambil posisi miring ke kiri
dengan panggul dan lutut difleksikan ke arah dada.
5. Menginspeksi daerah regio-anal, menilai ada tidaknya benjolan,
fistula, tanda-tanda infeksi.
6. Memberikan gel pada jari telunjuk kanan dan oleskan di tepi anus
pasien
7. Meletakkan tangan kiri di daerah gluteus kanan pasien, kemudian jari
telunjuk kanan dimasukan kedalam anus dengan ujung jari telunjuk
mengarah ke anterior (umbilikal) pasien kemudian tangan di rotasi
untuk melakukan pemeriksaan.
Melakukan penilaian:
8. Tonus sfingter ani : jepitan kuat atau lemah.
9. Ampula rekti : kolaps atau tidak kolaps.
10. Mukosa rekti : licin/kasar, ada benjolan atau tidak ada.
11. Bila ada benjolan: deskripsikan sirkuler atau terletak pada jam
berapa, rapuh atau tidak, jarak dari garis anokutan
12. Prostat teraba pole atas atau tidak dan teraba nodul keras atau tidak
(pada laki-laki).
13. Terdapat benjolan lain diluar lumen atau tidak.
14. Terdapat nyeri tekan atau tidak, bila ada disebutkan pada arah jam
berapa.
15. Mengeluarkan jari telunjuk kanan. Sarung tangan diperiksa:
• Ada feces atau tidak, bila ada laporkan warnanya
• Ada darah atau tidak
• Ada lendir atau tidak.
16. Membersihkan anus pasien dengan kasa atau tissue.
17. Mempersilakan pasien memakai celana kembali dan ke meja
periksa.
18. Membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis.
19. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
20. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan menulis laporan
(Rinaldi, i., Hidayat, R, Dkk. (2017)Rinaldi, i., Hidayat, R, Dkk. (2017)

16
Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis (untuk Peserta Didik Program
Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam). Jakarta.
5. Pem. Penunjang
a) Bagaimana interpretasi pem. Penujang pada kasus ?
b) Bagaimana mekanisme abnormal pem. Penunjang pada kasus ?

6. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?


7. Apa saja diagnosis banding pada kasus?

8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan?


9. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Bowel obstruktif atau sering disebut dengan bowl obstruction dapat berupa
obstruksi mekanis atau fungsional dari usus. Obstruski dapat terjadi sebagian atau
parsial maupun total. Penyebab obstruksi dapat berupa intrinsik, ekstrisik, maupun

17
intraluminal. Salah satu penyebab Bowel obstruksi adalah adanya benda asing di
perut
10. Bagaimana tatalaksana terhadap kasus?
11. Apa saja komplikasi pada kasus?
Komplikasi obstruksi usus yang serius dan mengancam jiwa adalah strangulasi
• Abses intraabdomen • Sepsis • Aspirasi • Radang paru-paru • Perforasi usus •
Gagal nafas • Kebocoran anastomosis • Gagal ginjal • Kematian
12. Bagaimana prognosis pada kasus?
Vitam: Bonam
Functionam: Malam
Sanationam: Bonam
13. SKDU
14. NNI
 AL BAQUROH 168
 QL ARAF 31
۞ 31 ࣖ ‫ٰي َبِنْٓي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُل ْو ا َو اْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِرُفْو ۚا ِاَّن ٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَن‬.
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
 AL ANAM 14
 HADIS MALIK KONSUMSI MAKANAN BAIK YANG BERNUTRISI
 TIRMIZI DAN IBNUL…. TENTANG MAKANAN

2.2 Hipotesis
Tn. Bekti, usia 55 tahun seorang supir mengalami perut kembung, mual
dan muntah, nyeri perut hilang timbul, sulit BAB, terkadang BAB disertai darah
dan lendir, sulit buang angin, anemia dan dehidrasi disebabkan oleh Susp. Bowel
obstuctif.

18

Anda mungkin juga menyukai