KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
TIM PENYUSUN
3. HARYYANTO NIM :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Waa Ta’ala, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta petunjuk-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu allaihi wassallam
, sosok yang menjadi tauladan dalam menjalani ajaran Islam, serta
menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................
A. Pengertian iman..............................................................
B. Komponen-komponen iman............... ...........................
C. Peran iman dalam kehidupan.........................................
KESIMPULAN....................................................................
REFERENSI.........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Iman, Islam, dan amal shaleh adalah tiga konsep yang tidak dapat
dipisahkan dalam agama Islam. Ketiganya membentuk dasar dari
keyakinan, pandangan dunia, dan tindakan seorang Muslim dalam
kehidupan sehari-hari. Iman adalah fondasi dari keyakinan seorang
Muslim, yang mencakup keyakinan dalam Allah, para rasul-Nya, kitab-
kitab suci-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan hari kiamat. Iman bukan
sekadar keyakinan dalam hati, tetapi juga merupakan prinsip yang harus
tercermin dalam tindakan nyata.
Islam adalah agama yang diatur oleh iman. Ini adalah cara hidup yang
dianut oleh umat Islam berdasarkan ajaran dan pedoman yang tertuang
dalam Al-Qur'an dan Sunnah (ajaran dan tindakan Nabi Muhammad).
Islam memberikan panduan etika, moral, dan tindakan yang harus diikuti
oleh seorang Muslim dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah
hingga hubungan sosial dan ekonomi.
Amal shaleh, di sisi lain, adalah ekspresi nyata dari iman dan Islam dalam
tindakan. Ini mencakup tindakan-tindakan baik dan benar yang dilakukan
oleh seorang Muslim sesuai dengan ajaran Islam. Amal shaleh adalah
bukti nyata dari iman yang kuat dan kesediaan untuk mengamalkan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi hubungan erat antara makna
iman, agama Islam, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari. Kita
akan membahas bagaimana iman menjadi landasan yang kuat untuk
menjalani Islam sebagai agama dan bagaimana amal shaleh menjadi
ekspresi nyata dari iman dan Islam. Kita juga akan melihat bagaimana
ketiga konsep ini saling memengaruhi satu sama lain, membentuk
pandangan dunia dan tindakan seorang Muslim.
A. PENGERTIAN IMAN
B. KOMPONEN-KOMPONEN IMAN
Iman kepada Allah berarti beriman kepada:
Wujud Allah, dibuktikan dengan: (a) fitrah (tanpa berpikir dan belajar,
semua mengakui Allah itu ada), (b) akal (pasti ada yang menciptakan
sesuatu, sesuatu tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, tidak mungkin
sesuatu muncul begitu saja), (c) dalil syari (semua kitab samawi telah
membuktikan bahwa Allah itu menciptakan makhluk), (d) dalil hissi
(inderawi, yaitu ada doa yang terkabul, ada mukjizat para nabi).
Asma’ wa Shifat (nama dan sifat Allah), yaitu menetapkan bahwa Allah
menetapkan nama dan sifat dalam kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya tanpa
ada tahrif (menyelewengkan makna, mengubah makna tanpa dalil), ta’thil
(menolaknya), takyif (menanyakan kaifiyat, hakikatnya), tamtsil
(menyamakan dengan makhluk).
Rasul adalah orang yang diberi wahyu berupa syariat dan diperintahkan
menyampaikan kepada kaumnya.
Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh ‘alaihis salam dan yang terakhir
adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil bahwa
Rasulullah Muhammad adalah penutup para nabi yaitu surah Al-Ahzab
ayat 40.
Para rasul adalah manusia biasa yang tidak memiliki sama sekali sifat
rububiyah maupun uluhiyah. Mereka adalah manusia biasa yang juga
mengalami sakit dan meninggal dunia, butuh makan, minum, dan yang
lainnya.
Hari akhir adalah hari kiamat yang di hari itu seluruh manusia
dibangkitkan untuk dihisab dan diberi balasan. Dikatakan hari akhir
karena tidak ada hari setelahnya, di mana setiap penghuni surga akan
menetap di surga dan ahli neraka menetap di neraka.
Iman kepada takdir
Takdir (qadar) adalah ketentuan Allah yang berlaku bagi setiap makhluk-
Nya, sesuai dengan ilmu dan hikmah yang dikehendaki oleh Allah.
Iman memang hanya terdiri dari empat huruf. Akan tetapi dalam agama
apapun iman merupakan kunci dari keberagamaan seseorang. Tanpa iman
tidak ada pengabdian manusia kepada Dzat yang dianggap Suci. Iman
memegang posisi kunci di dalam semua urusan keagamaan.
Al-Qur’an telah mengajarkan kepada manusia agar ketika beriman
kepada Allah jangan sekalipun ragu-ragu. Surat Al-Hujurat (49:15),
menyatakan:
ِْاَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه ُثَّم َلْم َيْر َتاُبو
, artinya: “sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya kemudian mereka tidak
ragu-ragu”.
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa hendaknya di dalam beriman
hanya ditujukan kepada Allah semata. Demikian ketika beriman kepada
kerasulan Muhammad Saw. Islam mengajarkan agar jangan sedikitpun
merasa ragu akan imannya itu. Keraguan akan membawa kepada sikap
dan tindakan yang menyimpang dari keimanan tersebut. Di dalam bahasa
Jawa, iman itu harus madep, mantep dan mancep. Madep artinya seluruh
hati dan perasaan kita harus dihadapkan hanya kepada Allah, jangan
berpaling sedikitpun. Mantep artinya iman harus ditujukan semata kepada
Allah, jangan sampai berbelok sedikitpun. Mancep artinya iman harus
ditanamkan sedalam-dalamnya kepada Allah. Ibarat akar tunjang yang
menghunjam ke dalam tanah sehingga dapat menyangga kehidupan
pohon tersebut.
Kita semua telah memperoleh hidayah iman dari Allah. Makanya, sudah
semestinya jika iman tersebut dipelihara dengan sekuat tenaga. Kita
singkirkan semua keraguan. Kita singkirkan semua kejumawaan. Kita
singkirkan semua yang menyebabkan munculnya keraguan akan
keimanan tersebut. Hanya orang yang tanpa keraguan akan melakukan
amalan agama dengan sungguh-sungguh.
Iman memang berurusan dengan hati. Iman berurusan dengan perasaan.
Iman akhirnya juga berurusan dengan sikap dan tindakan. Iman yang
benar akan mengantarkan kepada tindakan yang benar. Sebaliknya iman
yang diselimuti keraguan akan menjadikan segala sesuatu terombang-
ambing. Ibaratnya, Iman itu adalah sais kendaraan. Ketika saisnya tidak
ragu-ragu, maka kendaraan akan berjalan pada tempatnya. Dan ketika
saisnya mengalami keraguan, maka kendaraan akan bisa oleng dan tidak
tentu tujuannya.
Memang Allah adalah sesuatu yang gaib. Tuhan adalah misteri yang tidak
terselami. Tuhan adalah dzat yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia di
dunia. Allah terkait dengan dzat yang Maha Gaib dan Maha
Tersembunyi. Allah adalah dzat yang Maha Dalam dan Maha Batin.
Makanya, manusia tidak akan mampu menangkap Allah dengan dunia
fisiknya. Orang yang mampu merasakan kehadiran Allah adalah manusia
yang hijab (tabir) antara dirinya dengan dzat Allah telah terbuka. Dan
orang yang seperti ini memang jarang ditemukan. Hanya orang yang tiada
keraguan akan adanya Allah dan mendekat (taqarrub) kepada-Nya
melalui serangkaian peribadahan yang ikhlas saja yang akan mampu
menjangkau-Nya.
Dengan demikian, seseorang akan mampu sampai kepada-Nya, jika di
dalam hatinya tidak terselip sedikitpun keraguan akan keberadaan-Nya.
Segala peribadahan sesungguhnya memiliki dan terkait dengan inti
kehidupan, yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Amal berarti perbuatan baik yang ditujukan kepada sesama manusia atau
masyarakat yang mendatangkan pahala. Ada tiga macam pengertian amal,
yakni amal ibadah, amal jariyah, dan amal saleh. Penjelasan tentang tiga
amal itu adalah sebagai berikut. 1) Amal ibadah adalah perbuatan yang
merupakan pengabdian kepada Allah Swt. Contoh amal ibadah di
antaranya salat, puasa, dan haji. Amal ibadah ini merupakan hubungan
manusia secara vertikal dengan Allah Swt. Hubungan ini disebut dengan
istilah hablun min Allah. 2) Amal jariyah adalah perbuatan baik untuk
kepentingan masyarakat (umum) yang dilakukan tanpa pamrih. Contoh
amal jariyah antara lain membangun masjid, musala, jembatan, membuat
buku dan karya pengetahuan yang dipakai orang lain, dan sebagainya.
Amal jariyah ini merupakan hubungan manusia secara horisontal dengan
sesama manusia atau sesama makhluk Allah Swt. Hubungan ini disebut
dengan istilah hablun min al-nas.
Amal shalih, atau perbuatan baik dalam Islam, memiliki hubungan yang
erat dengan kehidupan lengkap seorang Muslim. Ini karena Islam
mengajarkan bahwa agama tidak terbatas pada ibadah ritual semata, tetapi
mencakup seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa
cara bagaimana amal shalih terintegrasi dalam kehidupan lengkap
seorang Muslim:
Amal shalih mendorong seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain,
menjaga hubungan yang baik, dan berperilaku dengan etika dan keadilan
dalam interaksi sehari-hari. Ini menciptakan masyarakat yang harmonis
dan penuh kasih.
Merawat dan menjaga lingkungan adalah amal shalih yang penting dalam
Islam. Hal ini mencakup menghindari pemborosan, pencemaran, dan
perusakan lingkungan alam.
Shalat (Salat):
Setiap Muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat lima kali sehari.
Shalat adalah ibadah yang menghubungkan individu secara langsung
dengan Allah dan merupakan bagian penting dari rutinitas harian seorang
Muslim.
Puasa (Sawm):
Puasa selama bulan Ramadan adalah kewajiban bagi umat Muslim.
Selama bulan ini, Muslim menahan diri dari makan, minum, dan perilaku
tertentu dari fajar hingga matahari terbenam. Ini adalah contoh konkret
bagaimana Islam memengaruhi rutinitas sehari-hari selama Ramadan.
Islam memiliki pedoman tentang berpakaian yang sopan dan tata cara
berpakaian yang sesuai, terutama bagi perempuan. Ini mencakup
pemakaian jilbab atau hijab oleh wanita Muslim.
Diet Halal:
Muslim diwajibkan untuk mematuhi hukum makanan halal, yang
melibatkan menghindari makanan yang dianggap haram (dilarang) dalam
Islam, seperti daging babi dan alkohol.
Etika Bisnis:
Islam memiliki pedoman etika bisnis yang ketat, termasuk larangan riba
(bunga) dan praktek bisnis yang tidak etis. Ini memengaruhi cara umat
Muslim menjalankan usaha dan berinvestasi.
Dengan demikian, Islam bukan hanya agama ritual, tetapi juga panduan
bagi perilaku, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang memengaruhi berbagai
aspek kehidupan sehari-hari umat Muslim. Ini menciptakan kerangka
kerja untuk menjalani kehidupan yang bermakna, bertanggung jawab, dan
penuh dengan nilai-nilai etika dan moral.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Islam adalah lebih dari sekadar agama; ia adalah pandangan dunia dan
cara hidup yang lengkap bagi umat Muslim. Ajarannya mencakup aspek
spiritual, moral, etika, sosial, ekonomi, dan lingkungan, yang
membimbing individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan
prinsip-prinsip kebaikan, keadilan, dan pengabdian kepada Allah. Melalui
praktik ibadah, tindakan baik, dan perilaku yang benar, Islam membantu
menciptakan individu yang bertanggung jawab, masyarakat yang
harmonis, dan dunia yang lebih baik. Ini adalah cara hidup yang
mendalam dan bermakna bagi lebih dari se seperempat populasi dunia
yang mengikuti ajaran Islam.
REFERENSI
https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_18-01-
2021_6005bfa554e3a.pdf
https://islamqa.info/id/google-search?
q=HUBUNGAN+IMAN+DALAM+HIDUP&search_engine=google
https://artvisi.or.id/islam/?s=islam+dalam+hidup
https://artvisi.or.id/islam/?s=definisi+iman+
https://kepustakaan-keagamaan.perpusnas.go.id/islam/artikel-ilmiah?
keyword=islam