Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nayla Najwa ‘Azizah Geometri Analitik

NIM: 22030174108 Kelas: PM 2022 C

1. Mengapa nilai eksentrisitas memengaruhi hasil irisan kerucut?


Jawab:
Nilai eksentrisitas adalah ukuran seberapa jauh fokus irisan berucut beroda dari titik
pusatnya. Semakin besar nilai Eksentrisitas, semakin jauh fokus irisan kerucut dari titik
pusatnya. Nilai eksentrasitas dapat berkisar dan 0 hingga 1. Nilai eksentrisitas nol
menunjukkan irisan kencut adalah lingkaran. Nilai etsentrisitas antara 0 sampai 1
menunjukkan irisan kerucut adalah elips. Nilai eksentrisitas sama dengan 1 menunjukkan
irisan kerucut adalah parabola. Nilai eksentrisitas lebih besar dari 1 menunjukkan risan
kerucut adalah hiperbola. Dengan demikian, nilai eksentrisitas memengaruhi hasil irisan
kerucut dengan menentukan jenis kurva yang dihasilkan. Jika diameter dikurangi maka
akan berbeda dengan diameter dibagi 4 terlebih dahulu kemudian baru dikurangi

2. Tunjukkan hubungan nilai 𝑒 dengan persamaan insan berucut yang diperoleh!


Jawab:
𝑃𝐹
𝑒=
𝑃𝐶
Keterangan:
𝑒 = eksentrisitas
𝑃𝐹 = jarak titik fokus ke titik pusat irisan
𝑃𝐶 = jarak titik pusat kerucut ke titik pusat irisan

 Irisan kerucut berupa lingkaran

𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
Keterangan:
𝑥 dan 𝑦 = koordinat titik pada irisan
𝑟 = jari-jari lingkaran
Dari rumus tersebut dapat dilihat 𝑒 = 0 karena jarak titik fokus ke titik pusat irisan
sama dengan jarak titik pusat kerucut ke titik pusat irisan.

 Irisan kerucut berupa parabola

𝑦 = 2𝑝𝑥
Keterangan:
𝑥 dan 𝑦 = koordinat titik pada irisan
𝑟 = jari-jari lingkaran
Dari rumus tersebut dapat dilihat 𝑒 = 0 karena jarak titik fokus ke titik pusat irisan
samadengan jari-jari kerucut.
 Irisan kerucut berupa elips (0 < 𝑒 < 1)

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
+ =1
𝑎2 𝑏2
Keterangan:
𝑎 dan 𝑏 = Panjang dan lebar sumbu utama elips
ℎ dan 𝑘 = koordinat titik pusat elips
𝑎2 −𝑏2
Dari rumus tersebut dapat dilihat 𝑒 = √ , bergantung pada perbandingan Panjang
𝑎2
dan lebar sumbu utama elips. Semakin besar perbandingan, maka nilai e semakin
besar.

 Irisan kerucut berupa hiperbola

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
− =1
𝑎2 𝑏2
Keterangan:
𝑎 dan 𝑏 = Panjang dan lebar sumbu utama hiperbola
ℎ dan 𝑘 = koordinat titik pusat hiperbola
𝑎2 +𝑏2
Dari rumus tersebut dapat dilihat 𝑒 = √ , bergantung pada perbandingan Panjang
𝑎2
dan lebar sumbu utama hiperbola. Semakin besar perbandingan, maka nilai e semakin
besar.

3. Bagaimana menentukan tegak lurus antara penyangga dan diameternya?


Jawab:
Untuk menentukan antara penyangga dan diameter bola berpotongan tegak lurus pada
konstruksi bangunan bola menggunakan lidi, kita dapat menggunakan sifat-sifat bidang
singgung pada bola. Bidang singgung pada bola adalah bidang yang hanya memiliki satu
garis potong dengan bola tersebut.
Langkah-langkah menentukan tegak lurus menggunakan bidang singgung yaitu:
a. Tentukan titik pusat bola.
b. Buat bidang singgung dari titik pusat lingkaran ke dua lidi yang akan kita periksa.
c. Jika kedua bidang singgung tersebut berpotongan, maka kedua lidi (penyangga dan
diameter) tersebut berpotongan tegak lurus.

4. Tentukan tempat kedudukan semua titik yg jumlah jaraknya terhadap 2 titik selalu
tetap/sama. Visualisasikan pake geogebra/tali rafia/plastisin.
Jawab:
Tempat kedudukan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik selalu tetap/sama
disebut elips.
Visualisasi elips menggunakan Geogebra

5. Tentukan nilai eksentrisitasnya. Dan apa persamaannya?


Jawab:
 Nilai Eksentrisitas Hiperbola
Nilai eksentrisitas hiperbola adalah perbandingan antara jarak fokus fokus dari pusat
hiperbola dan jarak salah satu titik, sudut hiperbola dari pusat hiperbola. Jika jarak
fokus dari pusat hiperbola adalah 𝑒 dan jarak titik sudut hiperbola dari pusat adalah 𝑎,
nilai eksentrisitas hiperbola dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝑐
𝑒=
𝑎
 Persamaan Hiperbola
Persamaan hiperbola dengan titik pusat (h,k) dapat dirumuskan sebagai berikut:

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
− =1
𝑎2 𝑏2
Keterangan:
𝑎 dan 𝑏 = Panjang dan lebar sumbu utama hiperbola
ℎ dan 𝑘 = koordinat titik pusat hiperbola

6. Kapan dihasilkan elips yg horizontal dan Elips vertikal dalam pemotongan kerucut? Serta
perbedaan dan persamaan elips horizontal dan vertikal dalam pemotongan kerucut?
Jawab:
Dalam pemotongan kerucut, elips dapat dihasilkan tergantung pada bidang pemotongan.
Ada dua kemungkinan kondisi, yaitu:
1. Elips Horizontal
Jika bidang pemotongan kerucut sejajar dengan dasar (lingkaran) kerucut, maka
hasilnya adalah elips horizontal.
2. Elips Vertikal
Jika bidang pemotongan kerucut tidak sejajar dengan dasar (lingkaran) kerucut, maka
hasilnya adalah elips vertikal. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, mari kita
ambil contoh pemotongan kerucut dengan bidang miring terhadap sumbu kerucut.
Pemotongan seperti ini dapat menghasilkan elips vertikal Sebaliknya, jika bidang
pemotongan sejajar dengan dasar kerucut, elips yang dibasilkan akan bersifat
horizontal. Orientasi elips yang dihasilkan dari pemotongan kerucut bergantung pada
arah pemotongan dan posisi relatif bidang pemotongan terhadap kerucut tersebut,
a. Orientasi:
Sumbu minor elips sejajar dengan dasar (lingkaran) kerucut. Sumbu mayor clips
tegak lurus atau pendekatan tegak lurus terhadap dasar kerucut.
b. Persamaan:
Persamaan elips vertikal dalam pemotongan kerucut dapat dinyatakan sebagai
𝑥2 𝑦2
+ 𝑎2 = 1, di mana 𝑎 adalah setengah panjang sumbu mayor dan 𝑏 adalah
𝑏2
setengah panjang sumbu minor.
Persamaan Umum:
Baik clips horizontal maupun elips vertikal tetap merupakan elips, dan keduanya
𝑥2 𝑦2
mematuhi persamaan umum elips. Persamaan umum elips adalah + 𝑎2 = 1,
𝑏2
dimana 𝑎 dan 𝑏 adalah panjang setengah sumbu mayor dan sumbu minor, dan
orientasinya akan menentukan apakah elips itu horizontal atau vertikal. Dengan kata
lain, perbedaan utama terletak pada cara panjang sumbu mayor dan sumbu minor
disusun relatif terhadap dasar kerucut, sementara persamaannya tetap mengikuti
bentuk umum clips.

7. Mungkinkah dihasilkan elips miring jika memotong kerucut seperti apa?


Jawab:
Ya, mungkin dihasilkan elips yang miring jika bidang pemotongan kerucutnya miring
terhadap sumbu utama kerucut. Untuk mendapatkan elips miring, bidang pemotongan
tidak sejajar dengan sumbu utama kerucut maupun dengan dasar (lingkaran) kerucut.
Orientasi elips yang dihasilkan akan tergantung pada orientasi bidang pemotongan
terhadap kerucut. Jika bidang pemotongan membentuk sudut tertentu terhadap sumbu
utama dan dasar kerucut, elips yang dihasilkan akan miring atau condong.
Persamaan umum untuk elips miring dalam pemotongan kerucut mungkin lebih
kompleks daripada persamaan untuk elips horizontal atau vertikal, tetapi konsep dasarnya
tetap sama. Posisi dan orientasi elips akan tergantung pada sudut dan posisi relatif bidang
pemotongan terhadap kerucut.

8. 3/4 bola apakah bisa langsung didapatkan dengan memotong diameternya ¼ ?


Jawab:
Tidak bisa, memotong bola dengan ¼ diameter tidak akan menghasilkan ¾ bola. Ketika
memotong bola dengan ¼ diameter, yang akan didapatkan hanyalah 7/8 bola, bukan ¾
bola. Untuk mendapatkan ¾ bola, perlu memotong bola dengan cara tertentu sehingga
memisahkan sebagian besar dari bola tersebut, tetapi tidak seluruhnya. Misalnya, dapat
memotong bola menjadi dua bagian dengan bidang pemotongan yang tidak melewati pusat
bola. Dengan cara ini, akan diperoleh dua potongan yang masing- masing memiliki bentuk
setengah lingkaran, dan ketika kedua potongan digabungkan, akan mendapatkan sekitar ¾
bola. Selain itu juga ada cara lain, yaitu dengan menghitung volume ¼ bola menggunakan
integral, volume tembereng, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai