KERJA PRAKTIK
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
KERJAPRAKTIK
Disusun Oleh :
PENGUJI
Yl,('
Ir. Dibyo Susilon M.M., M,T. Penguji
;t ;
Ir. Danny Setiawan, S.Tr lVI-Se. Fembimbing 11
f@
f\ZV*,
\O\.- -//
\ trr'{-z
r 101 16081
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Penulisan laporan kerja
praktik ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar Sarjana
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan laporan
kerja pratik ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Moertono S, MM., Akt., CA., selaku rektor Universitas
Teknologi Yogyakarta.
2. Bapak Sutarman, S.Kom., M.Kom., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta
3. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil,
Universitas Teknologi Yogyakarta.
4. Ibu Rika Nuraini, S.T., M.Eng.Env., selaku Dosen Wali.
5. Bapak Ir. Danny Setiawan , S.T., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik.
6. Bapak Ir. Dibyo Susilo, M.M., M.T., selaku Dosen Penguji Kerja Praktik
7. Bapak Galih Baskara Aji, selaku Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – D. I. Yogyakarta.
8. Bapak Syahputra Amaldani Ginting, S.T., MBA, M.Sc , selaku Pejabat Pembuat
Komitmen PPK 1.3 D. I. Yogyakarta
9. Bapak Anggoro Ary Sutio S.T., M.Sc, selaku Petugas Teknik Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi D. I. Yogyakarta (P2JN
D. I. Yogyakarta).
10. Bapak Ridwan Sianturi S. T., selaku Inspection Enginner Konsultan Pengawas
dan Pembimbing Lapangan.
11. Orang tua yang telah memberi dukungan secara moril dan materil.
Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu, semoga tugas kerja praktik ini membawa manfaat bagi
pengemban ilmu.
ii
Yogyakarta, November 2023
iii
DAFTAR ISI
1.2 TUJUAN........................................................................................................ 2
iv
BAB 2 DASAR – DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ........... 8
3.2 Kontraktor.................................................................................................... 15
3.2.8 Surveyor......................................................................................................18
v
3.3.5 Pengendalian Mutu, Waktu dan Upah Kerja ..........................................22
4.2.2 Excavator....................................................................................................31
vi
4.3.2 Rompi..........................................................................................................41
6.2 SARAN........................................................................................................ 59
LAMPIRAN ..............................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 5. 5 Penyemprotan Air Compressor ....................................................... 50
Gambar 5. 6 Penyemprotan Prime Coat .............................................................. 51
Gambar 5. 7 Pengahamparan Lapis Ac – Base .................................................... 52
Gambar 5. 8 Penghamparan Lapis Ac – Base ..................................................... 52
Gambar 5. 9 Pengahamparan Lapis Ac – Base .................................................... 53
Gambar 5. 10 Pemadatan Menggunakan Tandem Roller .................................... 53
Gambar 5. 11 Penghamparan Menggunakan Pneumatic Roller .......................... 54
Gambar 5. 12 Pengujian Core Drill ..................................................................... 54
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Jalan Tepus – Jeruk Wudel II ini di lakukan selama 2 bulan dari 10 Juli – 11
September dan selama Kerja Praktik di lakukan pemangatan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat A dan Pekerjaan lapis Permukaan (Ac – Base).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Proyek
Tujuan dari kegiatan Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk
Wudel II Kecamatan Jepitu Kabupaten Gunung Kidul tersebut antara lain :
2
b. Pekerjaan Galian Bukit dan Timbunan.
c. Pekerjaan Subgrade.
d. Pekerjaan Pemadatan.
e. Pekerjaan Lapis Pondasi Permukaan (AC-Base)
f. Lapis Permukaan Antara (AC-BC)
g. Lapis Permukaan Aus (AC-WC)
h. Pekerjaan Drainase
i. Pekerjaan Talud
j. Pekerjaan marka jalan.
1.3.2 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Kerja Praktik di lakukan di Proyek Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II ini
di lakukan selama 2 bulan dan selama kerja praktik di lakukan pengamatan –
pengamatan pengerjaan :
3
Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Pembangunan Ruas Jalan
Tepus – Jeruk Wudel II
(Sumber : Google Maps 9 September 2023, 2.46)
4
PT. ARENA REKA BUANA. KSO
i. Nomor Kontrak : HK 0201-Bb7.10.3/281
j. Tanggal Kontrak : 25 Maret 2022
k. Nilai Kontrak : Rp. 264.043.787.000,00 (Include PPN)
l. Waktu Pelaksanaan : 640 (Enam Ratus Empat Puluh) Hari
Kalender
m. Tanggal PHO : 31 Desember 2023
n. Waktu Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari
Kalender
o. Tanggal FHO : 30 Desember 2024
5
1.7.1 Metode Pengumpulan Data Primer
Data Primer di peroleh dari hasil pengamatan selama pelaksaan kerja
praktik, baik secara langsung di lapangan, pengamatan visual maupun melalui
perantara informan. Pengamatan langsung di lapangan sebagai berikut :
a. Metode Observasi ( Pengamatan )
Pengamatan yang dilakukan setiap pekerjaan yang berlangsung pada
proyek.
Penyusunan melaksanakan pengamatan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pengerjaan Lapis Pondasi Agregat A dan Lapis
Permukaan (AC-Base). Selain itu penyusunan mengadakan observasi
tentang masalah – masalah yang timbul dan menghambat pada pelaksanaan
pekerjaan proyek di lapangan serta berdiskusi mengenai solusi pemecah
masalah yang menghambat pekerjaan proyek.
b. Metode Interview ( Wawancara Langsung )
Metode interview merupakan pengamatan yang di lakukan penyusunan
setiap pekerjaan yang berlangsung pada proyek Pembangunan ruas jalan
Tepus – Jeruk Wudel II. Penyusunan melaksanakan pengamatan mengenai
hal – hal yang berhubungan dengan pengerjaan Lapis Pondasi Agregat A
dan Lapis Permukaan (AC-Base). Selain itu penyusun mengadakan
observasi tentang masalah – masalah yang timbul dan mengahmbat pada
pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan serta berdiskusi mengenai solusi
pemecah masalah yang menghambat pekerjaan.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan kegiatan pengambilan bukti pekerjaan
yang berupa gambar maupun video menggunakan alat kamera. Kegiatan ini
mempunyai tujuan untuk mendapatkan data maupun informasi mengenai
setiap proses pekerjaan di lapangan.
6
b. Detail Engineering Design (DED)
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
7
BAB 2
DASAR – DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
8
2.2 DASAR PERANCANGAN STRUKTUR
Pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II menggunakan
jenis perkerasan jalan (Flexibel Pavement ), strukturnya terdiri atas bagian :
a. Tanah Dasar (Subgrade)
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan S
c. Lapis Fondasi Bawah (AC-Base)
d. Lapis Permukaan ANATARA (AC-BC)
e. Lapis Aus (AC-BC)
Tahap – tahap yang di lakukan pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus –
Jeruk Wudel II antara lain :
2.2.1 Tahapan Pra Struktur
Tahapan pra struktur merupakan tahapan yang paling awal di lakukan sebelum
di laksanakannya tahapan struktur dalam sebuah proyek. Tahapan pra struktur di
gunakan untuk mendapatkan informasi tambahan, dimana nanti nya informasi
tersebut di gunakan untuk data pendukung dan data tambahan untuk di olah dan
dikaji bersama pihak pemilik proyek dan pihak penyedia jasa kontruksi untuk di
sepakati bersama hasilnya.
Adapun tahapan pra struktur diantaranya sebagai berikut :
a. Penyelidikan Lokasi
Penyelidikan lokasi merupakan tahap yang paling awal dalam merencanakan
sebuah proyek. Pada penyelidikan lokasi ini, pihak pemilik proyek dan pihak
penyedia jasa kontruksi survei lokasi yang akan di bangun sbeuah proyek untuk
mengetahui letak pastinya lokasi yang akan di bangun. Selain itu pada penyelidikan
lokasi juga bertujuan guna mendapatkan data daya dukung tanah dan lokai tersebut
aman atau tidaknya dari suatu bencana,
b. Detail Enginineering Design (DED)
Setelah melakukan Survei konidisi jalan serta tudi kelayakan, dalam hal ini
penyedia jasa perlu menyiapkan serta menyerahkan laporan lengkap dan detail dari
hasil survei serta studi kelayakan kepada pengawas pekerjaan. Detail Engineering
Design (DED) merupakan produk dari kosnultan perencana yang biasa di gunakan
dalam sebuah perancangan detail bangunan DED sendiri mencakup berbagai
9
macam bentuk seperti gambar arsitektut, gambar struktur dan kontruksi secara
mekanikal, elektrikal dan plambing (MEP).
10
a). Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya.
b). Sebagai Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
c). Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
Berikut adalah sifat – sifat fisik dari Lapisan Pondasi Agregat yang harus di
penuhi pada tabel 2.1 berikut :
11
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
12
3.1.1 Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang
membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005). Owner pada proyek
pembangunan jalan Tepus – Jeruk Wudel II adalah Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perusahaan Rakyat Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah D. I.
Yogyakarta. Adapun tugas dan wewenang dari owner yaitu sebagai berikut:
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Meminta laporan serta perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak jasa sejumlah
biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang bertindak atas
nama pemilik.
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
i. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
j. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukkan secara tertuls kepada kontraktor jika telah terjadi hal-
hal di luar kontrak yang ditetapkan.
13
3.1.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perseorangan yang
diberi tugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan mendesain bangunan
sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Selain itu juga memberikan saran dan
pertimbangan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan
proyek tersebut (Ervianto, 2005). Konsultan pada proyek pembangunan jalan
Tepus – Jeruk Wudel II adalah PT. Surya Praga Jo - PT. Duta Bhuana Jaya.
Adapun tugas dan kewajiban dari konsultan perancana, yaitu:
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar perecana,
rencanan kerja, syarat-syarat, dan dihitung struktur rencanan anggaran
biaya.
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek,
konsultan supervisi, dan kontraktor tentang pelaksanaan proyek.
c. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
d. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang gambar yang kurang jelas.
14
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pelaksanaan berjalan
lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
tercapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
3.2 Kontraktor
3.2.1 Struktur Organisasi Kontraktor
15
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
manajemen konstruksi.
c. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan kepada konsultan manajemen proyek.
d. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di lokasi proyek.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaann yang telah diselesaikan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
16
3.2.4 Project Engineering
Seorang project engineering bertanggung jawab pada perencanaan,
pekerjaan dan penyelesaian masalah pada hal-hal yang bersifat teknis. Project
engineering juga bertanggung jawab atas kinerja manajemen vendor.
Menjamin akurasi prakiraan keuangan yang terintegrasikan dengan jadwal,
memastikan proyek selesai sesuai dengan rencana, mengelola sumber daya tim
proyek dengan berbagai pelatihan dan mengembangkan pengalaman dan
keahlian tim proyek. Tugas dan tanggung jawab project engineering adalah
sebagai berikut:
a. Menilai apakah kondisi lapangan yang ada cocok untuk objek yang
dikerjakan.
b. Mengidentifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam berbagai
sistem.
c. Menyusun rencana, menulis dan melaporkan perkembangan pekerjaan.
d. Menguasai disiplin ilmu teknis sehingga bisa mencari solusi jika ada
permasalahan di lapangan.
17
3.2.6 Quantity Surveyor
Seorang quantity surveyor memiliki keahlian untuk perhitungan volume,
penilai pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak, aspek kontrak konstruksi.
Sehingga sebuah pekerjaan dapat dijabarkan, dijalankan dan biaya juga dapat
diperkirakan. Direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercaya. Adapun
tugas dan tanggung jawab quantity surveyor adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey di lapangan sebelum melakukan pekerjaan.
b. Melakukan evaluasi kebutuhan sumber daya.
c. Mempersiapkan data pengajuan penagihan hasil pekerjaan.
d. Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan.
3.2.8 Surveyor
Seorang surveyor yang mempunyai keahlian dalam menghitung
volume, penilaian pekerjaan konstruksi dan adminstrasi kontrak, sehingga
suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan,
direncanakan, dianalisis serta dikendalikan. Adapun tugas dan wewenang
sebagai surveyor adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey di lapangan sebelum dilakukan pekerjaan.
b. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik lapangan
dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan proyek konstruksi
tersebut.
c. Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan
18
3.2.9 Quality Control
Quality Control (QC) bertanggung jawab atas pengendalian mutu pelaksanaan
proyek. Melakukan pengawasan terhadap mutu pekerjaan sehingga menghasilkan
kualitas yang baik dan menumbuhkan kepercayaan owner kepada kontraktor
pelaksana. Adapun tugas dan tanggung jawab Quality Control (QC) yaitu sebagai
berikut:
d. Melaksanakan pengujian dari hasil pekerjaan di lapangan maupun di
laboratorium.
e. Memeriksa hasil dari pengujian di lapangan maupun di laboratorium.
f. Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai di lapangan.
g. Memeriksan kelayakan bahan dan material yang digunakan.
19
Jeruk Wudel II diantaranya laporan harian, laporan minggunan, laporan
bulanan dan laporan akhir.
1. Laporan Harian
Laporan harian merupakan laporan proyek yang di buat dan di sampaikan
perhariannya. Laporan harian dibuat dengan tujuan mengetahui dan
mengukur seberapa jauh progress pengerjaan proyek perharinya. Laporan
harian dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh konsultan pengawas.
Laporan harian berisi mengenai :
a. Volume dan item pekerjaan yang di laksanakan pada proyek yang
sedang di laksanakan.
b. Keluar dan masuknya material yang di gunakan dalam proyek.
c. Keluar dan masuknya peralatan proyek yang di gunakan.
d. Jumlah pekerja yang berkerja dalam proyek.
e. Cuaca yang ada di lokasi proyek.
f. Kendala dan permasalahan dalam proyek.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan meruapakan laporan proyek dalam jangka waktu persatu
minggu (7 hari). Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian.
Laporan mingguan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
pekerjaan proyek dan persantasenya dalam jangka waktu setiap minggu
Laporan mingguan berisi mengenai ;
a. Progres pekerjaan yang dilaksanakan dalam jangka waktu satu minggu
(7 hari)
b. Material yang digunakan dalam proyek.
c. Peralatan proyek yang digunakan.
d. Jumlah tenaga kerja yang bekerja.
e. Hambatan yang terjadi dalam proyek.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan laporan yang berisi progress pekerjaan selama
satu bulan (30 hari). Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.
Laporan bulanan di buat dengan tujuan untuk mengetahui sebarapa jauh
pekerjaan yang telah dikerjakan dalam jangka waktu satu bulan (30 hari).
20
Laporan bulanan berisi mengenai :
a. Laporan mingguan
b. Kemajuan pekerjaan proyek.
c. Foto dokumentasi pekerjaan.
d. Daftar staf yang bekerja
4. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan laporan yang berisi mengenai rangkuman
pekerjaan proyek dari awal pelaksanaan pekerjaan proyek hingga akhir
pekerjaan proyek selasai. Laporan akhir berisi mengenai laporan
keseluruhan pekerjaan.
21
3.3.5 Pengendalian Mutu, Waktu dan Upah Kerja
a. Pengendalian Mutu
Mutu Produk yang di hasilkan dari suatu proyek harus memenuhi
speksifiksi, kriteria yang telah disyaratkan dan di tentukan, karena mutu
yang di hasilkan dari suatu proyek dan menjadi nilai tambah pada suatu
Perusahaan.
b. Pengendali Waktu
Waktu kerja dalam Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk
Wudel II
1. Jam Kerja Biasa
Jumlah waktu kerja jam biasa pada proyek satu minggu selama (7 hari)
Perincian jam kerja biasa adalah :
a. Pukul 08.00 – 11.30 WIB jam kerja.
b. Pukul 11.30 – 13.00 WIB jam istirahat.
c. Pukul 13.00 – 17.00 WIB jam kerja.
2. Jam Kerja Lembur
Jam Kerja Lembur dihitung apabila pekerjaan dilakukan melebihi jam
kerja biasa. Jam lembur dilakukan apabila ada pekerjaan yang harus
segera di selesaikan agar target pekerjaan tersebut tercapai.
3. Upah Kerja
Upah kerja merupakan gajian yang di berikan kepada tenaga kerja proyek
atas pekerjaan yang telah di jalankannya. Pada Proyek Pembangunan
Ruas Jalan Tepus - Jeruk Wudel II upah kerja tergantung dari pekerjaan
yang di kerjakannya.
a. Mandor : Rp.120.000.-
b. Tukang : Rp.100.000.-
c. Helper : Rp.80.000.-
22
BAB 4
BAHAN DAN ALAT
4.1 BAHAN
Pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II, bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan subgrade dan timbunan berasal dari galian bukit yang
berada di dekat proyek, dimana bukit tersebut digali dan dibuat jalan baru. Produksi
pada lapisan fondasi bawah (Ac-Base) di produksi di PT Surya Karya Setiabudi dan
diproduksi oleh PT. Aneka Dharma Persada.
4.1.1 Tanah
Tanah merupakan komponen penting dalam suatu proyek kontruksi.
Tanah juga digunakan sebagai timbunan dalam pengerjaan proyek. Pada
Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II pada STA 25 + 550 –
STA 28 + 300 yang semula lahan kosong di beri timbunan untuk dibuat jalan
baru. Pekerjaan timbunan memiliki tinggi 30 m dengan tanah material galian
tanah. Seperti pada gambar 4.1 dan 4.2.
23
Gambar 4. 1 Galian Gambar 4. 2 Timbunan
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
4.1.2 Air
Air merupakan komponen penting dalam suatu proyek kontruksi. Pada
pekerjaan proyek perkerasan jalan, air digunakan untuk menyiram bagian
subgrade untuk menghasilkan hasil yang maksimal pada saat di lakukan
pemadatan. Air yang di gunakan adalah air yang dipompa dari pump. Seperti
terlihat pada gambar 4.3
Gambar 4. 3 Air
24
hasil pecahan mesin
(crushed gravel) atau batu pecah (crushed stone) yang bersih dari unsur unsur
yang membuat mutu agregat turun,seperti lempung, bahan organik. (Sukiman
1999).
Sesuai dengan Speksifikassi Umum 2018 Revisi 2. Agregat yang di
gunakan ada agregat kasar dan juga agregat halus, agregat kasar yang tertahan
pada ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu yang keras
dan awet. Agregat halus yang di loloskan ayakan 4.75 harus terdiri dari partikel
alami atau batu pecah halus dan artikel lainnya yang sesuai dengan ketentuan.
Ketentuan – ketentuan tersebut dapat di lihat sebagai berikut pada tabel 4.1 dan
4.2 Tabel 4. 1 Gradasi Lapis Fondasi Agregat
Catatan :
25
lebih jika agregat dipecah dua kali akan menghasilkan banyak bagian
agregat kasar.
2. 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
dua atau lebih. Bidang pecah satu adalah agregat yang dipecah satu kali
dengan menghasilkan beberapa agregat kasar, serta muka bidang dua atau
lebih jika agregat dipecah dua kali akan menghasilkan banyak bagian
agregat kasar.
3. 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
dua atau lebih. Bidang pecah satu adalah agregat yang dipecah satu kali
dengan menghasilkan beberapa agregat kasar, serta muka bidang dua atau
lebih jika agregat dipecah dua kali akan menghasilkan banyak bagian
agregat kasar. 29 Syarat agregat secara umum antara lain :
a. Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi.
b. Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %.
c. Berat jenis agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.
Syarat agregat halus :
a. Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No. 8
(2,36 mm).
b. Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah
dari agregat kasar.
c. Pasir sebagai agregat halus dapat digunakan dalam campuran aspal.
Presentase maksimum yang disarankan untuk Laston (AC) adalah 15%.
Syarat agregat kasar :
a. Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah dan
harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal. Ukuran maksimum
(maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran
nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal
26
maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama
(teratas) dengan bahan tertahan < 10 %.
b. Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
c. Agregat kasar yang kotor dan berdebu, yang mempunyai partikel lolos
ayakan No.200 (0,075 mm) lebih besar dari 1 % tidak boleh digunakan.
Agregat yang digunakan pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus
– Jeruk Wudel II menggunakan gradasi rapat. Gradasi rapat adalah
butiran batuan mempunyai susunan yang saling mengisi antara butiran
agregat kasar, agregat sedang, dan agregat halus sehingga rongga
semakin kecil. Bahan agregat yang digunakan untuk lapisan fondasi
bawah adalah agregat kelas A dengan CBR 90%. Seperti terlihat pada
gambar 4.6
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur memiliki sifat viskoelastisitas. Aspal
yang umum digunakan saat ini terutama berasal dari satu hasil proses destilasi
minyak bumi dan disamping itu mulai banyak pula dipergunakan aspal alam
yang berasal dari pulau buton. (Sukiman, 2003).
27
Jenis-jenis aspal sendiri bisa dibedakan menjadi 2 yaitu aspal alam dan
juga buatan. Aspal alam merupakan aspal yang berasal langsung dari alam tanpa
31 melewati serangkaian proses pengelolahan yang kompleks. Sedangkan,
aspal buatan merupakan aspal yang dibuat melalui rangkaian proses langkah
demi langkah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Aspal buatan sendiri
terbagi menjadi aspal keras, aspal cair dan aspal emulsi.
c. Kuat tarik (tensile strength) dan adesi aspal yang digunakan harus memiliki
kuat tarik dan adesi yang cukup, sifat ini sangat diperlukan agar lapis perkerasan
yang dibuat tahan terhadap retak/cracking, (ditambah oleh kuat tarik),
Pengulitan/freeting/stripping (ditahan oleh adhesi), Goyah/raveling (ditahan
oleh kuat tarik/adhesi).
d. Tahan terhadap cuaca, sifat ini diperlukan agar aspal tetap memiliki tahanan
terhadap perubahan cuaca, misalnya konsistensi tidak banyak berubah akibat
cuaca sehingga kondisi permukaan jalan, misalnya koefisien gesek/skid
resistance dapat memenuhi kebutuhan lalu lintas serta tahan lama.
Pada SNI No.1737 tahun 1989 Lapis Aspal beton (Laston) sendiri
memiliki sifat yang tahan terhadap keausan, kedap terhadap air serta memiliki
nilai stabilitas yang tinggi. Maka dalam proses pembuatannya diperlukan
pemahaman serta uji mendetail seperti pengujian berat jenis, titik lembek,
penetrasi, analisis saringan agar laston yang dihasilkan memiliki proporsi yang
memiliki tingkat mutu tinggi sebelum digunakan untuk lapis perekat pada
perkerasan jalan. Pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel
II aspal yang digunakan yaitu aspal retona dan menggunakan penetrasi aspal
28
sebesar 60, memakai penetrasi 60 karena aspal retona yang bersifat keras yang
mempunyai tingkat kekerasan aspal yang tinggi. Aspal keras ini biasanya
digunakan untuk campuran hotmix perkerasan jalan aspal. Berikut beberapa
ketentuan untuk aspal dilihat dari nilai penetrasi sesuai tabel 4.3.
4.2 ALAT
Alat merupakan komponen pendukung lainnya setelah bahan dan tenaga
kerjadalam proyek. Alat sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja tenaga kerja
proyek dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan proyek. Peralatan dalam proyek
berupa peralatan sederhana dan alat berat. Peralatan sederhana dalam proyek dapat
berupa sekop, linggis, cangkul dan catok, sedangkan alat berat dalam proyek dapat
berupa dump truk, vibratory roller, asphalt finisher, tandem roller, pneumatic roller,
buldozer, motor grader, excavator dam excavator breaker.
Pemilihan alat yang digunakan dalam sebuah proyek juga merupakan faktor
penting dalam keberhasilan suatu proyek. Kontraktor dalam memilih alat berat
harus tepat sesuai dengan yang dibutuhkan dan sesuai dengan jumlah yang
diperlukan. Selain dengan memilih alat berat yang sesuai dan jumlah yang
diperlukan, kontraktor dalam memilih alat berat juga harus mempertimbangkan dari
segi biaya supaya efektif dan efisien.
29
Alat berat dalam proyek juga memerlukan biaya perbaikan dan perawatan
secara rutin supaya ketika digunakan alat berat sudah siap dipakai. Maka dalam
pemilihan alat berat pada tahap perencanaan, kualitas alat yang akan digunakan
harus memilih yang terbaik agar proyek terlaksana dengan baik dan mencapai 33
target. Namun, dalam menentukan jumlah alat yang digunakan harus di perhatikan
dengan baik. Hal ini akan berpengaruh bagi keberlangsungan proyek seperti, terlalu
sedikit jumlah alat yang di gunakan akan mempengaruhi kinerja proyek yang akan
menyebabkan keterlambatan proyek tidak sesuai dengan waktu yang sudah
disepakati, namun apabila pemilihan jumlah alat berat terlalu banyak juga akan
berakibat buruk bagi dana pengeluaran proyek yang terlalu melonjak.
Adapun alat berat yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus –
Jeruk Wudel II antara lain :
30
4.2.2 Excavator
Excavator merupakan alat berat yang digunakan dalam proyek untuk
melakukan galian tanah, galian bukit, untuk melakukan timbunan tanah, untuk
pemindahan tanah dan pemindahan agregat dan batuan dasar besar. Alat yang
di gunakan adalah excavator Seperti terlihat pada gambar 4.6.
Gambar 4. 6 Ecavator
31
4.2.4 Dump Truck
Dump Truck kendaraan yang di gunakan untuk memindahkan atau
mengangkut hasil galian tanah. Selain digunakan sebagai alat untuk
memindahkan hasil galian timbunan, Dump Truck juga di gunakan untuk
mengakut agregat lain seperti pasir, batu, agregat A atapun aspal. Dump Truck
yang di gunakan dapat di lihat pada gambar 4.8
32
4.2.6 Asphalt Finisher
Asphalt Finisher merupakan alat berat yang di gunakan dalam proyek
perkerasan jalan. Asphalt Finisher memliki roda yang di sebut dengan crawler
track dengan hopper di atas nya yang tidak beralat. Alat bawah hopper terdepat
pisau yang beukuran dengan hopper tersebut. Pada proses penghamparan
dimulai dengan aspal di masukan ke hopper. Aspal akan langsung turun ke
permukaan dan di sisir oleh pisau untuk meratakan yang di atur oleh pisau
tersebut. Asphalt Finisher berfungsi sebagai pengahmpar asphalt hotmix.
Aspahlt Finisher yang di gunakan dapat di lihat pdaa gambar 4.10.
33
Gambar 4. 11 Motor Grader
(Sumber DokumentasiKerja Praktik, 2023)
4.2.8 Tandem Roller
Tandem Roller biasanya di gunakan untuk penggilasan akhir atau alat
pemadat asphalt hotmix yang sebelumnya di hampar di atass lapis fondasi atau
dengan alat asphalt finisher. Berat tandem roller berkisar 8 sampai 14 ton. Alat
o o
ini berjalan dengan kecepatan 4 km/jam. Termpratur pemadatan 110 – 135
C. Tahap ini merupakan tahap penting dalam proses pemdatan untuk
mendapatkan stabilitas perkerasan maksimum. Tandem Roller yang di gunakan
pada proyek ini dapat di lihat pada gambar 4.11
34
halus. Pada proyek ini pada saat material aspal sudah di hamparkan maka perlu
pemadatan yang maksimal agar hasil sesuai dengan yang di harapkan, dalam
hal ini Pneumatic Roller merupakan salah satu alat berat yang di gunakan.
Pneumatic Roller merupakan penggilas yang memiliki karakteristik adanya
kneading effect. Pneumatic Roller yang di gunakan pada proyek ini dapat di
lihat pada gambar 4.12.
35
4.2.11 Air Compressor
Air Compressor merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan
lapisan tanah yang akan di aspal dari sampah dan kotoran debu. Air
compressor berisi tekanan angin yang tinggi dan akan di arahkan pada
permukaan tanah sebelum pengaspalan. Salah satu nya memastikan
permukaan yang akan di aspal harus bersoh dari matrial sisa sampah ataupun
dedaunan dan sebagai nya, maka harus di berishkan dengan air compressor .
biasa nya alat ini dikendalikan oleh selang yang di arahkan oleh pekerja yang
bertugas pada alat tersebut. Air compressor yang di gunakan pada proyek ini
dapat di lihat pada gambar 4.14
36
Gambar 4. 16 Asphalt Sprayer Tank
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
37
4.2.14 Alat Sand Cone
Alat Sand Cone adalah alat yang di gunakan untuk di gunakan
memeriksa kepadatan di lapangan, dimulai dari kepadatan tanah dasar, lapis
fondasi bawah dan lapis fondasi atas. Sand Cone ( Kerucut Pasir )
menggunakan pasir kuasrsa dan terdiri atas sebuah botol plastik dengan
sebuah kerucut logam yang di pasang di atasnya. Kerucut dan botol kaca ini di
isi menggunakan pasir. Selain itu pengujian Sand Cone juga bisa menghitung
kadar air pada lapisan tanah dan lapisan agregat A. Cara untuk menghitung
kadar air menggunakan alat speedy meter dengan menggunakan air dan
karbon. Alat Sand Cone yang digunakan dapat di lihat pada gambar 4.17
38
4.2.15 Total Station
Total Station digunakan dalam pemetaan lahan seperti pametean
tofografi suatu kontruksi jalan dan bangunan. Pada proyek ini Total Station di
gunakan untuk melukan pengukuran lokasi mengetahui perataan lokasi tanah,
mengukur tingkat kemiringan, dan elevasi. Total Station dapat di lihat pada
39
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi sesorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari bahaya tempat kerja (Depanker, 2006). Sehingga falam pengadaan proyek
K3 serta kelangkapan APD merupakan hal yang wajib diperhatikan , karena proyek
Pembangunan berbagai sektor itu melibatkan banyak orang maka harus di tetapkan
dan harus mengikuti aturan yang ada.
Berikut merupakan alat pelindung diri yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II :
4.3.1 Helm
Helm proyek sangat penting digunakan pada saat berada di sekitar area
proyek. Diketahui menurut data Occupational Safety and Health
Administrasion (OSHA) kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah di bidang
kontruksi dan paling banyak menyebabkan cedera kepala. Syarat memakai
Helm Proyek adalah alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi kepala
dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam dan benda keras
yang meluncur dari atas kepala, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan
– bahan kimia, dan suhu yang ekstrem. Meminimalisir resiko terjadinya cidera
kepala perlu menggunakan Safety Helmet seperti terlihat pada gambar 4.20.
40
4.3.2 Rompi
Rompi proyek biasanya di lengkapi dengan Reflektor yaitu bahan yang
dapat berpendar jika terkana sinar matahari. Syarat memakai reflector tersebut
dapat mempermudah orang lian untuk mengetahui posisi pekerja sehingga dapat
memperkecil resiko kecelakaan. Rompi Proyek juga di design untuk warna
mencolok sehingga dapat terlihat walaupun jarak jauh. Adapun rompi proyek
yang di gunakan dapat di lihat pada gambar 4.21.
41
Gambar 4. 23 Safety Shoes
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
42
BAB 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN
43
menggunakan dump truck, pengahamparan menggunakan Motor grader, tebal
maksimum 20cm, proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller pada
saat pemadatan peru menjaga kadar air oleh karena itu perlu menggunakan
penyimaran dengan truck water tank, menguji ketebalan LPA dengan metode
sand cone tingkat kepadatan 100 % dan pengujian CBR lapangan dan CBR
laboratorium dengan nilai CBR minimal 95%.
a. Proses Pemecahan Batu
Proses Pemecahan Batu dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan)
dengan komposisi berdasarkan JMF pemecahan ini menggunakan alat Stone
Crusher, pemecahan di lakukan dengan sesuai yang di butuhkan pada JMF,
Blending material mulai dari fraksi 1,2,3 dan 4. Blending bisa menggunakan
excavator maupun wheel loader.
Contoh Komposisi Agregat kelas A pada JMF antara lain :
1. Fraksi 1 ( 20 – 37.5) = 38 %
2. Fraksi 2 (10 – 20) = 19 %
3. Fraksi 3 ( 0 – 10 ) = 25%
4. Fraksi 4 ( Pasir ) = 18 %
Proses Pemecahan Batu menggunakan stone crusher dapat di lihat pada gambar
5.1
Gambar
Gambar
Gambar5.15. 1 Stone
1 4. Crusher
25 Stone Crusher
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
Gambar
Gambar5. 4.
2 Stone Crusher
26 Stone Crusher
44
b. Pekerjaan Penghamparan
Wheel loader membuat maetial agregat yang telah di campur dengan dari
base camp/stock pile kedalam dump truck untuk selanjutnya di bawa ke lokasi
pekerjaan. Material dihampar dilokasi pekerjaan dengan menggunakan Motor
Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur cukup
kemudian di padatkan dengan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga ketebalan
hamparan padat. Untuk penghamparan dapat di lihat pada gambar 5.2.
45
Gambar 5. 4 Pemadatan Menggunakan Vibrator Roller
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
46
Tabel 5. 1 Test Kepadatan Lapangan
(Sumber: Data bulanan Kepadatan Aspal Lab Proyek, 2023)
47
Kemudian saat pelaksanaan Pengujian Sand Cone di lapangan, lahan yang
di jadikan tempat untuk pengujian terkadang belum sepenuhnya terpadatkan
atau bahkan masih baru saja terhamparkan, serta air sebagai yang berguna
untuk pemadatan , seharusnya setelah di beri air sebagai alat bantu pemadatan,
lahan di biarkan terlebih dahulu selama kurang lebih 24 jam. Pengujian Sand
Cone di lihat pada gambar 5.4
48
Tabel 5. 3 Sand Cone
(Sumber: Data bulanan Kepadatan Aspal Lab Proyek, 2023)
49
5.1.2 Pekerjaan Lapis Permukaan (AC – Base )
Tahap Pekerjaan Lapis Permukaan ( AC – Base) merupakan tahap setelah
lapis pondasi agregat A selesai. Lapis ( AC- Base) itu sendiri merupakan lapisan
yang berfungsi untuk memberikan gaya dukung pada lapis permukaan, serta
untuk menyebarkan dan meneruskan beban jalan di bawahnya laipisan lain
seperti Lapisan Pondasi Agregat A (LPA). Lapis ( AC – Base) terdiri dari
campuran aspal dan agregat dengan perbandingan tertentu di campur dan
dipanaskan dalam keadaan panas, adapun dalam tahap pekerjaan lapis ( AC-
Base) diantaranya :
50
penyemprotan prime coat. Penyemprotan prime coat merupakan penyemprotan
aspal panas pada permukaan lajur yang akan di lakukan pengapalan (AC-Base).
Penyemprotan prime coat itu sendiri di lakukan dengan menggunakan alat
dinamakan asphalt sprayer. Tujuan penyemprotan prime coat agar daya rekat
antara permukaan lapisan dapat saling melekat. Seperti pada gambar 5.6.
Gambar
c. Pengahamparan 5. 11– Penyemprotan
Lapis AC Base Prime Coat
Setelah dilakukan pengahamparan lapis agregat dengan menggunakan
dump truck dan vibrator roller, kemudian lapis Ac – Base di lakukan
penghamparan dengan menggunakan dump truck dan asphalt finisher.
Pengahamparan lapis Ac – Base dan pengecekan suhu di bagi menjadi 3
yaitu :
1. Penghamparan Lapis Ac – Base Pertama
Pada Proyek Ruas Jalan Tepus – Jeruk Wudel II ketebalan Ac – Base
0,08 cm. Pengahamparan lapisan Ac – Base di mulai dari STA 23 +
700 – 23 +825 menggunakan Asphalt Finisher. Seperti pada gambar
5.7.
51
Gambar 5. 12 Pengahamparan lapis Ac – Base
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
52
Gambar 5. 14 Pengahamparan Lapis Ac – Base
(Sumber Dokumentasi Kerja Praktik, 2023)
53
2. Pemadatan Kedua
Pemadatan kedua menggunakan Pneumatic Roller dalam melakukan
pemadatan passing sebanyak 20 kali perlajur lintasannya. Suhu
maksimal aspal yang di padatkan yaitu 90 o . Seperti pada gambar 5.11.
54
(Sumber : Buku Perkerasan Jalan Silvia Sukirman, Tahun 2019 Paket 2)
55
Tabel 5. 5 Hasil Kepadatan Aspal
(Sumber: Data bulanan Kepadatan Aspal Lab Proyek, 2023)
56
5.2.1 Masalah Yang Dihadapi Pada Proyek
Berikut masalah yang terjadi di proyek selama kerja praktik di Proyek
Pembangunan Ruas Jalan – Tepus Jeruk Wudel II diantaranya :
57
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Selama pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Jalan Tepus –
Jeruk Wudel II, penulis mendapatkan banyak pengalaman dan wawasan. Banyak
pihak yang telah membantu dan membimbing selama pelaksanaan kerja praktik.
Dari laporan ini disimpulkan bahwa pengetahuan yang didapatkan dilapangan kerja
jauh lebih banyak sehingga dapat mebambah dan melengkapi ilmu yang didapatkan
di bangku perkuliahan. Selain itu dapat memberikan gambaran mengenai proses
pekerjaan di lapangan yang tentunya belum didapatkan sebelumnya. Beberapa
kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengamatan dilapangan adalah sebagai
berikut :
a. Proyek Pembangunan Jalan Tepus – Jeruk Wudel II ini memiliki team yang
melakukan kerjasama secara baik. Terbukti bahwa proses pengerjaan dilakukan
dengan maksimal sehingga lebih cepat selesai.
b. Lapisan Pondasi Agregat (Base Course) pekerjaan setelah pengerjaan tanah
dasar dan lapis pondasi (subgrade). Proses pelaksanaan pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat adalah, proses pemecahan batu menggunakan stone crusher
sesuai dengan fraksi yang di butuhkan untuk fraksi yang di gunakan di Proyek
Pembangunan Tepus – Jeruk Wudel II adalah fraksi 2 dan di dangkut oleh dump
truk dari stockpile menuju area proyek, Penghamparan material agregat
menggunakan motor grader dan selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan
gembur 18cm cukup kemudian di padatkan dengan Vibrator Roller, Pada
proses pemadatan untuk menjaga kadar air bahan yang di syaratkan dalam
rentang speksifikasi, maka sebelum pemadatan dilakukan penyiraman material
menggunakan Water Spray Tank. Pemadatan menggunakan Vibrator Roller
Dalam proyek ini pemadatan dibagi menjadi 2 layer, untuk persyaratan
pemadatan tebal 20 cm sedangkan dalam proyek ini untuk galian 2 layer
dengan perlayer nya 15 cm.
58
c. Lapis Permukaan (Ac – Base) merupakan lapisan yang berada pada bagian
paling bawah pada suatu struktur jalan. Proses pekerjaan lapis Ac - Base ini
diawali dengan penyemprotan permukaan aspal menggunakan air compressor,
Fungsi dari penyemprotan air compressor itu sendiri guna untuk membersihkan
debu - debu atau kotoran yang terdapat pada permukaan tanah yang akan
dilakukan penyemprotan prime coat. Penyemprotan prime coat merupakan
penyemprotan aspal panas pada permukaan lajur jalan yang akan dilakukan
pengaspalan. Tahap pekerjaan lapis fondasi bawah (Ac – Base) merupakan
tahap setelah pekerjaan Lapisan Agregat oleh karena itu lapisan Ac – Base
harus memiliki daya cengkram yang baik terhadap grip dari roda kendaraan
yang melintasinya. Pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Tepus – Jeruk
Wudel II ketebalan lapis Ac - Base setebal 8 cm. Setelah dilakukan penggelaran
lapis Ac - Base dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian lapis Ac -
Base dilakukan pemadatan dengan menggunakan Tandem Roller dan
Pneumatic Roller.
6.2 SARAN
Selama pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Jalan Tepus –
Jeruk Wudel II, penulis melakuan pengamatan dilapangan sehingga mendapatkan
beberapa saran diantaranya adalah sebagai berikut :
59
DAFTAR PUSTAKA
Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Revisi 2,
Direktorat Jendral Bina Marga.
Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi 6
Revisi 3 untuk Lapis Rekat Pengikat dan Lapis Pengikat. Departemen Pekerjaan
Umum.
Hasibuan, Malayu S. P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.
PT Bumi Aksara
Ervianto, Wulfram I., 2005, Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sukirman, S. (2003). Beton Aspal Campuran Panas. Bandung. Yayasan Obor
Indonesia.
OHSAS 18001:2007. Occupational Health and Safety Management System –
Requirements.
Departemen Tenaga Kerja. 2006. Panduan alat pelindung diri para kerja.
Jakarta: Depnaker RI.
LAMPIRAN