Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

EKSTRAKSI SOXHLET MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK


SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PEMBUATAN SABUN CAIR

Disusun oleh :

Yosef Sigit Pratama Aji 121190098

Gilang Bagus Prasetyo 121190122

Dosen Pembimbing :
Ir. Tutik Muji Setyoningrum ,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK SEBAGAI BAHAN
TAMBAHAN PADA PEMBUATAN SABUN CAIR

Disusun oleh :

Yosef Sigit Pratama Aji 121190098

Gilang Bagus Prasetyo 121190122

Yogyakarta, Juli 2023

Disetujui/Disahkan Oleh

Dosen Pembimbing

Ir. Tutik Muji Setyoningrum,M.T.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Proposal penelitian “Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk
Sebagai Bahan Tambahan Pada Pembuatan Sabun” dengan baik.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akademis pada
Program Studi S1 Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Industri UPN Veteran Yogyakarta. Pada kesempatan ini kami juga ingin
mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Adi Ilcham, S.T, M.T selaku selaku Ketua


Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran”
Yogyakarta.

2. Ibu . Ir. Tutik Muji Setyoningrum ,M.T. selaku Dosen


Pembimbing yang telah memberikan bimbingannya dengan baik.

3. Semua pihak atas kerja samanya dalam proses pembuatan


makalah penelitian.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun sadar masih


jauh dari sejauh sempurna, oleh karena itu saran dan masukan yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah penelitian ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juli 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN..................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3
1.3 Variabel Penelitian........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................5
1.6 Batasan...........................................................................................5
1.7 Hipotesis.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Ekstraksi........................................................................................6
2.2 Minyak Atsiri...............................................................................10
2.3 Kulit Jeruk...................................................................................12
2.4 Analisis GC-MS...........................................................................17
2.5 Sabun............................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................25
3.1 Alat dan Bahan............................................................................25
3.2 Rangkaian Alat............................................................................26
3.2.1 Rangkaian Alat Soxhlet..............................................................................26
3.3 Prosedur Kerja............................................................................28
3.4 Diagram Alir Proses....................................................................29
3.5 Hasil Analisa................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3.1 Struktur Komponen Limonen...............................................................8

Gambar 2.5.1 Struktur Senyawa Sabun.......................................................................17

Gambar 2.5.2 Reaksi Saponifikasi...............................................................................12

Gambar 3.2.1 Alat Ekstraksi Soxhlet..........................................................................17

Gambar 3.2.2 Alat


Distilasi…………………………………………………………..18

v
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Sabun Cair

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman jeruk sudah tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun yang
lalu, baik tumbuh secara alami maupun dibudidayakan. Sayangnya,
selama ini jeruk terkenal hanya merupakan sumber vitamin C. Padahal,
buah jeruk ini juga mengandung berbagai zat gizi esensial lainnya, yang
meliputi : karbohidrat (serat makanan dan zat gula), kalium, magnesium,
tembaga, kalsium, fosfor, folat, thiamin, niacin, riboflavin, vitamin B6,
asam pantotenat, dan senyawa fitokimia.
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essensial oils, etherical
oils, atau volatile oils adalah senyawa yang mudah menguap yang tidak
larut di dalam air dan merupakan ekstrak alami dari tanaman, baik yang
berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian, ataupun kulit buah. Komponen
senyawa kimiawi dalam minyak atsiri dapat dibagi dalam 3 golongan
yaitu :
1. Hydrocarbon
Senyawa yang termasuk dalam golongan ini terbentuk dari unsur
hidrogen(H) dan karbon(C).
2. Oxygenated Hydrocarbon
Senyawa yang termasuk dalam golongan ini terbentuk dari unsur
hidrogen(H), karbon (C), dan oksigen(O).
3. Komponen lainnya
Senyawa lainnya seperti asam, lacones, senyawa belerang dan
nitrogen.
Kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan dan
menjadi sampah yang tidak ada manfaatnya. Selama ini pemanfaatan
kulit jeruk belum dilakukan secara intensif. Hal ini tentu sangat ironi
dengan kandungan kulit jeruk yang sangat kompleks. Kandungan kulit
jeruk yang paling dominan adalah minyak atsiri. Jenis minyak atsiri
dibedakan berdasarkan varietasnya. Minyak atsiri jeruk jeruk juga dapat

y
Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 6
Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Sabun Cair

digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah


cita rasa pada makanan. Selain itu, kulit jeruk dapat dimanfaatkan sebagai
aroma terapi yang dapat menimbulkan rasa senang dan tenang,
meningkatkan nafsu makan, dan menyembuhkan penyakit serta baik
untuk kulit.
Oleh karena itu, limbah kulit jeruk dapat dimanfaatkan menjadi
bahan tambahan pada pembuatan sabun. Untuk meningkatkan nilai
ekonomis limbah kulit jeruk dan meningkatkan pendapatan petani jeruk
maka perlu dikaji pemanfaatan limbah kulit jeruk sebagai bahan baku
minyak atsiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengesktrak kulit jeruk untuk pembuatan minyak
atsiri
2. Senyawa apa saja yang terkandung dalam minyak atsiri hasil
ekstraksi
3. Mempelajari variable yang mempengaruhi ekstraksi kulit jeruk.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengekstraksi kulit jeruk untuk mengambil minyak atsiri
2. Menganalisa kandungan senyawa minyak atsiri dalam hasil ekstraksi.
3. Mencari variabel yang optimal pada ekstraksi kulit jeruk
4. Menambah hasil ekstraksi kulit jeruk sebagai essence pada sabun

1.4 Batasan
1. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium.
2. Parameter yang diamati adalah pengaruh volume pelarut dan rasio
massa bahan ekstraksi terhadap jumlah minyak atsiri.
3. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 OC
4. Kulit jeruk yang digunakan adalah kulit jeruk nipis
5. Variabel yang digunakan adalah perbandingan rasio massa bahan

y
Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 7
Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Sabun Cair

dengan volume pelarut


6. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%.

1.5 Hipotesis
1. Semakin banyak volume pelarut maka jumlah minyak atsiri yang
dihasilkan semakin banyak.
2. Semakin besar rasio massa bahan maka jumlah minyak atsiri yang
dihasilkan semakin banyak.

y
Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 8
Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit Jeruk

Adanya kandungan minyak atsiri dalam kulit jeruk


memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit jeruk.
Proses yang dilakukan untuk memperoleh minyak kulit jeruk terdiri dari
2 tahap yaitu perlakuan pendahuluan dan pemisahan minyak kulit jeruk.
Perlakuan pendahuluan dilakukan dengan pengecilan ukuran (size
reduction), dan pengeringan kulit jeruk. Untuk proses pengeringan
sebaiknya dilakukan pada suhu rendah dengan menggunakan udara
kering sebagai medium pengering supaya komposisi, dan aroma minyak
kulit jeruk tidak berubah karena teroksidasi oleh udara.(Widya
Teknik,2008)

Buah jeruk jika dilihat dari bagian luar ke arah dalam,


mempunyai bagian- bagian utama : kulit, segmen-segmen dan core.
Kulit jeruk tersusun atas bagian epidermis, flavedo, kelenjar minyak,
dan bagian paling dalam ikatan pembuluh. Buah jeruk tersusun dari
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Flavedo

Flavedo merupakan bagian yang memberikan warna pada kulit jeruk.


Di dalam flavedo terkandung karoten yang memberi sifat warna
kuning pada buah jeruk. Sekitar 60% karoten yang terdapat pada
buah jeruk terdapat pada bagian ini. Di bagian ini juga terdapat gland
yang mengandung minyak kulit jeruk.
2. Albedo

Albedo terletak di bawah flavedo. Albedo biasanya mempunyai


lapisan yang tebal, putih dan seperti spon. Albedo terdiri atas sel-sel
parenkim yang kaya akan substansi pektin dan hemiselulosa.
Kombinasi antara albedo dan flavedo disebut pericarp yang sering
dikenal sebagai kulit.

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 9


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
3. Endocarp

Endocarp merupakan bagian buah yang dapat dimakan, di mana


pada endocarp ini terdapat sejumlah segmen di dalamnya. Umumnya
buah jeruk mempunyai 9-13 segmen. Di bagian dalam tiap-tiap
segmen terdapat kantung sari buah (juice sacs) yang mempunyai
membran relatif kuat dan mempunyai dinding sel tipis
(Suryaningrum, 2009).

Kulit jeruk manis dapat menghasilkan minyak atsiri. “Minyak


atsiri” merupakan istilah yang digunakan untuk minyak bersifat
mudah menguap, yang terdiri dari campuran beberapa zat dengan
komposisi dan titik didih yang berbeda. Minyak ini terdapat didalam
kelenjar minyak yang harus dikeluarkan sebelum dilakukan
penyulingan, yaitu dengan memotong kecil-kecil atau
menghancurkan jaringan pada tanaman dan membuka kelenjar
minyak sebanyak mungkin, sehingga mengakibatkan minyak dapat
dengan mudah diuapkan pada saat penyulingan.

Minyak kulit jeruk merupakan minyak aromatis yang terdapat pada


gland di bagian kulit buah jeruk. Dalam minyak kulit jeruk umumnya
terkandung limonene(95%), myrcene(2%), noctanal(1%),
pinene(0,4%), linanool(0,3%), decanal(0,3%), sabiene(0,2%),
geranial(0,1%), neral(0,1%), dodecanal(0,1%), dan senyawa-
senyawa lainnya (0,5%).

Gambar 2.3.1 Struktur Komponen Limonen

Adanya kandungan minyak atsiri dalam kulit jeruk

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 10


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit
jeruk.

Kandungan Kulit Jeruk Per 1 tbsp (6 gram)


Informasi Kalori
1. Kalori 5,8 (24,3 kj)
2. dari karbohidrat 5,4 (22,6 kj)
3. dari lemak 0,1 (0,4 kj)
4. dari protein 0,3 (1,3 kj)

Protein dan Asam Amino

1. Protein 0,1 g (0%)


Vitamin
1. Vitamin A 25.2 IU (1%)
2. Vitamin C 8.2 mg (14%)
3. Vitamin E (Alpha Tocopherol) 0.0 mg (0%)
4. Thiamin 0.0 mg (0%)
5. Riboflavin 0.0 mg (0%)
6. Niasin 0,1 mg (0%)
7. Vitamin B6 0.0 mg (1%)
8. Folat 1.8 mcg (0%)

Mineral
1. Kalsium 9.7 mg (1%)
2. Besi 0.0 mg (0%)
3. Magnesium 1.3 mg (0%)
4. Fosfor 1.3 mg (0%)
5. Kalium 12.7 mg (0%)
6. Sodium 0,2 mg (0%)
7. Seleneium 0,1 mcg (0%)

(Indra, 2018)

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 11


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair

Kandungan Kimia dan Manfaat dalam Kulit Jeruk

Kulit jeruk menghasilkan minyak atsiri yang sering digunakan


sebagai aromatik dengan komposisi senyawanya adalah limonene,
sitronelal, geraniol, linalol, α-pinen, mirsen, β-pinen, sabinen, geranil
asetat, nonanal, geranial, βkariofilen, dan α-terpineol.

Kulit jeruk mengandung pektin dalam konsentrasi tinggi berkisar


antara 15-25 % dari berat kering dan terdapat senyawa limonene 94%
dalam kulit jeruk. Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat
yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik.

Karakteristik ekstrak jeruk limau dipengaruhi oleh jenis pelarut dan


waktu ekstraksi yang tepat. Jeruk limau mengandung senyawa
flavonoid yang bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat
polar (Gillespie dan Paul, 2001). Efektivitas ekstraksi suatu senyawa
oleh pelarut sangat tergantung kepada kelarutan senyawa tersebut
dalam pelarut, sesuai dengan prinsip like dissolve like yaitu suatu
senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang sama. Pelarut
yang bersifat polar diantaranya adalah etanol,metanol, aseton dan air
(Sudarmadji et al.,1997). echer 1995).
Karakteristik ekstrak jeruk limau dipengaruhi oleh jenis pelarut dan
waktu ekstraksi yang tepat. Jeruk limau mengandung senyawa
flavonoid yang bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat
polar (Gillespie dan Paul, 2001).
. Menurut penelitian sebelumnya mengenai efektivitas ekstrak kulit
jeruk limau, didapatkan pelarut yang paling efektif untuk menghasilkan
ekstrak kulit jeruk limau dengan karakteristik terbaik yaitu pelarut
etanol 96% (Adiyasa et al., 2015). Adiyasa et al., (2015)
membandingkan proses ekstraksi menggunakan metode soxhlet dengan
perbandingan 3 pelarut yaitu nheksana, etil asetat dan etanol 96%.
Hasilnya menunjukkan bahwa etanol 96% merupakan pelarut yang
paling efektif untuk menghasilkan concrete minyak atsiri kulit jeruk

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 12


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
mlimau dengan karakteristik rendemen 47,69%, nilai kesukaan terhadap
aroma 5,20 (antara suka dengan sangat suka) dan kekuatan aroma 3,90.
2.2 Ekstraksi soxhlet

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya


dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material
lainnya. Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri
dari tiga langkah dasar yaitu :
1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan
sampel, biasanya melalui proses difusi.
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut
membentuk fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel. (Wilson, et al., 2000)
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan sifat tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua cairan tidak
saling larut yang berbeda. Pada umumnya ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen
terhadap komponen lain dalam campuran, biasanya air dan yang lainnya
pelarut organik. Bahan yang akan diekstrak biasanya berupa bahan
kering yang telah dihancurkan, biasanya berbentuk bubuk atau simplisia
(Sembiring, 2007).
Pada penelitian ini menggunakan ekstraksi padat-cair dengan
metode soxhlet karena untuk mengetahui kandungan minyak atsiri
dalam bahan tersebut. Ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan
laboratorium ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet.
Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada
tabung dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin ,
selanjutnya pelarut akan masuk pada esktraktor . Apabila pelarut telah
mencapai batas atas kapiler, pelarut yang telah kontak dengan sampel
akan masuk kembali pada tabung. Proses ini akan berulang secara
kontinyu.

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 13


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen
kimia yang terdapat pada bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti
senyawa antimikroba dan antioksidan yang terdapat pada tumbuhan pada
umumnya diekstrak dengan pelarut. Pada proses ekstraksi dengan
pelarut, jumlah dan jenis senyawa yang 7 masuk kedalam cairan pelarut
sangat ditentukan oleh jenis pelarut yang digunakan dan meliputi dua
fase yaitu fase pembilasan dan fase ekstraksi. Pada fase pembilasan,
pelarut membilas komponen-komponen isi sel yang telah pecah pada
proses penghancuran sebelumnya. Pada fase ekstraksi, mula-mula terjadi
pembengkakan dinding sel dan pelonggaran kerangka selulosa
dinding sel sehingga pori-pori dinding sel menjadi melebar yang
menyebabkan pelarut dapat dengan mudah masuk kedalam sel. Bahan
isi sel kemudian terlarut ke dalam pelarut sesuai dengan tingkat
kelarutannya lalu berdifusi keluar akibat adanya gaya yang ditimbulkan
karena perbedaan konsentrasi bahan terlarut yang terdapat di dalam dan
di luar sel (Voigt, 1995).
Jumlah molekul pelarut yang semakin besar akan mengakibatkan
jumlah molekul minyak yang terlarut juga semakin besar. Hal ini
menyebabkan minyak atsiri yang diperoleh selama ekstraksi semakin
banyak (Yustinah, 2016).
Menurut Guenther (1990), lamanya proses penyulingan akan
mempengaruhi penguapan fraksi yang bertitik didih tinggi, dimana
semakin lama waktu proses distilasi maka penguapan fraksi yang
bertitik didih tinggi akan semakin besar.
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair,
senyawa yang dipisahkan terdapat dalam campuran yang berupa cairan,
sedangkan ekstraksi padat-cair adalah suatu metode pemisahan senyawa
dari campuran yang berupa padatan (Sembiring, 2007).

2.3 Minyak Atsiri

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 14


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils,
ethereal oils, atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis
tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik
bunga (Gunawan, 2009).

Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan


dengan uap dari bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat
mengandung bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan
bahan campuran yang tidak mudah menguap (non-volatile) yang
merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.

Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti


bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, sedangkan
kata volatile oil adalah minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari
bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau mentransmisikan
uap melalui minyak yang terdapat di dalam bahan bakunya (Green,
2002).

Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia sebenarnya telah


dimulai sejak jaman penjajahan, akan tetapi perkembangannya sampai
sekarang belum banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan
negara lain yang relatif muda usianya dalam hal usaha memproduksi
minyak atsiri. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi
pengolahan minyak atsiri di negara maju sangat pesat, sementara di
Indonesaia hanya menggunakan cara yang tradisional. Keadaan seperti
inilah yang mengakibatkan posisi Indonesia kalah bersaing dengan
negara produsen lain yang dapat memberikan jaminan kuantitas dan
kualitas produk minyak atsiri yang lebih konsisten.

Salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diproduksi di Indonesia


adalah minyak kulit jeruk (citrus pell oil). Mengingat jeruk merupakan
salah satu buah- buahan tropis andalan yang dihasilkan oleh negara
Indonesia, hampir seluruh wilayah Indonesia dapat ditanami jeruk dan
yang terbaik adalah apabila ditanam di dalam tanah dengan ketinggian
400 meter di atas permukaan laut (Kurniawan, 2006).

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 15


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair

2.4 Analisis GC-MS


Analisis GC (gas chromatography) termasuk alat analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif berarti menentukan sifat-sifat dari
suatu komponen atau campuran dari komponen, sedangkan analisis
kuantitatif adalah menentukan jumlah dari satu atau lebih komponen
dalam suatu campuran (Sastrohamidjojo, 1985).
Prinsip operasi dasar kromatografi gas melibatkan penguapan
sampel dalam port inlet yang dipanaskan (injektor), pemisahan
komponen campuran dalam kolom yang disiapkan khusus, dan deteksi
masing-masing komponen dengan detektor. Suatu aspek penting dari
kromatografi gas adalah penggunaan gas pembawa seperti hidrogen atau
helium untuk mentransfer sampel dari injektor melalui kolom dan ke
dalam detektor. Kolom mengandung lapisan fase diam. Pemisahan
komponen ditentukan oleh distribusi masing-masing komponen antara
gas pembawa (fase gerak) dan fase diam. Komponen yang
menghabiskan sedikit waktu dalam fase diam akan terelusi dengan
cepat. Hanya bahan-bahan yang dapat diuapkan tanpa dekomposisi yang
cocok untuk analisis GC. Oleh karena itu, ciri utama kromatografi gas
adalah sistem yang memanaskan injektor, detektor, jalur transfer, dan
memungkinkan kontrol suhu terprogram pada kolom (Kitson et al.,
1996).

2.5 Sabun

Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak


atau minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam
monovalent dari asam karboksilat dengan rumus umumnya RCOO-M.
R adalah rantai lurus (alifatis) panjang dengan jumlah atom C
bervariasi, yaitu antara C12 – C18 dan M adalah kation dari
kelompok alkali atau ion ammonium (Austin. 1984).

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 16


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair

Gambar 2.5.1 Struktur Senyawa Sabun

Gambar 2.5.2 Reaksi Saponifikasi

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang


plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan
larut dalam zatzat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan
larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul
sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun
sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles),
yakni segerombol (50 - 150) molekul yang rantai hidrokarbonnya
mengelompok dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air.
(Ralph J. Fessenden, 1992).
Kegunaan sabun ialah kemempuannya mengemulsi kotoran
berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini
disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah
molekul sabun larut dalam zat-zat non-polar, seperti tetesan-tetesan
minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air,
ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari
tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-
minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap
tersuspensi (Austin, 1984).

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 17


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan,
yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air.
Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik (satu
rantai molekul atau lebih) dan suatu ujung hidrofilik. Porsi hidrokarbon
suatu molekul surfaktan harus mengandung 12 atom karbon atau lebih
agar efektif (Austin, 1984).
Secara teoritis semua minyak atau lemak dapat digunakan untuk
membuat sabun. Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam memilih bahan mentah untuk membuat sabun.
Beberapa bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun antara
lain (Ralph J. Fessenden, 1992).
a. Minyak atau Lemak

Minyak atau lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki


struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun,
jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau
lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud
keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada
temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat
(Ralph J. Fessenden, 1992).

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses


pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti :
kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah
teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.
Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya :
1. Tallow ( Lemak Sapi )

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh


industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Tallow
dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan
sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan
dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 18


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA
dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer point pada tallow
umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer point di bawah
40°C dikenal dengan nama grease. Kandungan utama dari
tallow yaitu : asam oleat 40- 45%, asam palmitat 24-37%, asam
stearat 14-19%, asam miristat 2-8%, asam linoleat 3-4%, dan
asam laurat 0,2%.
2. Lard ( Lemak Babi )

Lard merupakan minyak babi yang masih banyak


mengandung asam lemak tak jenuh seperti asam oleat (60-65%)
dan asam lemak jenuh seperti asam stearat (35-40%). Jika
digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi
parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya.
Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah
berbusa.
3. Palm Oil ( Minyak Sawit )

Minyak sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya


kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih
dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak sawit akan
bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak sawit
harus dicampur dengan bahan lainnya. Kandungan asam
lemaknya yaitu asam palmitat 42-44%, asam oleat 35-40%,
asam linoleat 10%, asam linolenat 0,3%, asam arachidonat
0,3%, asam laurat 0,3%, dan asam miristat 0,5-1%.
4. Coconut Oil ( Minyak Kelapa )

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering


digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa
berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging
buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 19


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat
sekitar 44-52%, sehingga minyak kelapa tahan terhadap
oksidasi yang menimbulkan bau tengik.

5. Palm Kernel Oil ( Minyak Inti Sawit )

Minyak inti sawit diperoleh dari biji buah sawit. Minyak


inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan
minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti
minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam
lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek
lebih rendah daripada minyak kelapa. Kandungan asam lemak
yang terdapat pada palm kernel oil yaitu : asam laurat 40- 52%,
asam miristat 14-18%, asam oleat 11-19%, asam palmitat 7-
9%, asam kaprat 3-7%, asam kaprilat 3-5%, asam stearat 1-3%,
dan asam linoleat 2%.
6. Palm Oil Stearine ( Minyak Sawit Stearin )

Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari


ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut
aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam
minyak ini adalah asam palmitat 52-58% dan asam oleat 27-
32%. Selain itu juga terdapat asam linoleat 6,6- 8,2%, asam
stearat 4,8-5,3%, asam miristat 1,2-1,3%, asam laurat 0,1-
0,4%.

7. Marine Oil

Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut.
Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh (asam
oleat) yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial
terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
8. Castor Oil ( Minyak Jarak )

Minyak jarak berwarna bening dan dapat dimanfaatkan

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 20


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
sebagai kosmetika, bahan baku pembuatan biodisel dan sabun.
Minyak jarak mempunyai massa jenis 0,957-0,963 kg/liter,
bilangan iodium 82-88 g I2/100 g, bilangan penyabunan 176-
181 mg KOH/g. Minyak jarak mengandung komponen
gliserida atau dikenal sebagai senyawa ester. Komposisi asam
lemak minyak jarak terdiri dari asam riccinoleat sebanyak 86%,
asam oleat 8,5%, asam linoleat 3,5%, asam stearat 0,5- 2,0%,
asam dihidroksi stearat 1-2% (G. Brown, 1973).

9. Olive Oil ( Minyak Zaitun )

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak


zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan.
Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang
keras tapi lembut bagi kulit. Zaitun secara alami mengandung
beberapa senyawa yang tak tersabunkan seperti fenol,
tokoferol, sterol, pigmen, dan squalen. Minyak zaitun juga
mengandung triasil gliserol yang sebagian besar di antaranya
berupa asam lemak tidak jenuh tunggal jenis oleat. Kandungan
asam oleat tersebut dapat mencapai 55-83 persen dari total
asam lemak dalam minyak zaitun.
10. Campuran Minyak dan Lemak

Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang


berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda.
Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki
sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki
kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat
membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat
dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras
struktur sabun.
b. Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi


adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 21


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun Cair
(sinonim: 2- Aminoethanol, monoethanolamine, dengan rumus
kimia C2H7NO, dan formulasi kimia NH2CH2CH2OH). NaOH,
atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun,
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair
karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda atau
natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan
trigliserida dari minyak atau lemak (Ralph J. Fessenden, 1992).

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098) 22


Gilang Bagus Prasetyo (121190122)
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Kondenser

2. Timbal

3. Pipa F

4. Sifon

5. Labu Didih

6. Kompor Listrik

7. Labu Destilasi

8. Pendingin Balik

9. Thermometer

10. Heater

11. Erlenmeyer

12. Kaki Tiga

13. Statif dan Klem

14. Waterbath

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 23
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

3.2 Rangkaian Alat

3.2.1 Rangkaian Alat Soxhlet

Gambar 3.2.1. Rangkaian Alat Ekstrasi Soxhlet

Keterangan :

1. Kondenser

2. Timbal

3. Pipa F

4. Sifon

5. Labu Didih

6. Kompor Listrik

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 24
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

3.2.2 Rangkaian Alat Distilasi

Gambar 3.2.2 Rangkaian Alat Distilasi

Keterangan :
1. Labu Distilasi
2. Pendingin Balik
3. Termometer
4. Heater
5. Kompor Listrik
6. Erlenmeyer
7. Kaki Tiga
8. Statif dan Klem
9. Waterbath

3.3.Bahan

1. Kulit Jeruk limau

2. Aquadest

3. KOH

4. Etanol

5. Minyak Kelapa Sawit

6. Asam Stearat

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 25
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

7. Gliserin
3.3 Prosedur Kerja

a. Proses Ekstraksi

Memotong kecil-kecil kulit jeruk kemudian kulit jeruk limau


dikeringkan menggunakan microwave hingga beratnya konstan lalu
dihancurkan menggunakan blender.lalu bahan yang sudah di blender
di ayak untuk memperluas luas penampangnya.Kemudian bahan
dimasukan kedalam alat ekstraksi Soxhlet dengan menggunakan
pelarut etanol 96%.Setelah itu hasil dari ekstraksi di distilasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih murni lagi.

Berdasarkan jurnal :

.Rasio massa bahan baku dengan volume pelarut berpengaruh


terhadap aroma dan warna minyak atsiri kulit jeruk limau yang

dihasilkan, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap densitas dan


teksturnya. Nilai uji organoleptik optimum diperoleh pada rasio

400 gram/1000 mL.


b. Proses Pembuatan Sabun

Menimbang 10 gram minyak kelapa sawit dalam beker. Kemudian


menimbang 1,4 gram KOH lalu melarutkan dalam 3,3 ml air. Setelah
itu membiarkan larutan menjadi dingin. Menimbang asam stearat 1
gram, lalu memasukkan dalam minyak sawit kemudian
memanaskannya sampai suhu 70oC. Kemudian mendinginkan
campuran tersebut sampai suhu kurang lebih 50oC. Menambahkan
larutan KOH lalu mengaduk campuran tersebut kemudian
menambahkan 12 gram alkohol dan 4 gram gliserin lalu
memanaskannya. Menambahkan 2ml minyak atsiri. Setelah
mengental lalu menuangkan larutan dalam cetakan. Mengulangi
langkah tersebut dengan mengganti minyak atsiri menjadi 5ml.

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 26
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

3.4 Diagram Alir Proses

a. Proses Ekstraksi
Kulit jeruk

Pengeringan

Penghancuran

Pengayakan

Ekstraksi Soxhlet dengan berbagai


variabel

Distilasi

Minyak Atsiri

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 27
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

b. Proses Pembuatan Sabun

KOH Minyak Sawit Asam Stearat

Pelarutan
Pencampuran

Pemanasan

Pendinginan

Alkohol
Pencampuran
Gliserin

Pemanasan

Minyak Atsiri Pencampuran


Kulit Jeruk

Pendinginan

Sabun

Uji hedonik aroma

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 28
Proposal Penelitian
Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada
Pembuatan Sabun

3.5 Hasil Analisa

a) Hasil minyak atsiri yang diperoleh dilakukan identifikasi


menggunakan alat Kromatogram GC MS.
Analisa : Mengidenfikasi minyak atsiri yang dihasilkan, dilakukan
dengan menggunakan alat Kromatogram GC-MS yaitu
untuk menunjukkan kandungan senyawa-senyawa yang
terdapat dalam minyak atsiri.
b) Analisa hasil pada Sabun

Uji hedonik tekstur dan aroma.

Analisa : Pengujian dalam analisa sensori organoleptik yang


digunakan untuk mengetahi tingkat kesukaan dan
besarnya perbedaan kualitas diantara beberapa produk
sejenis dengan memberikan penilaian atau skor terhadap
aroma dan tekstur pada sabun.

Yosef Sigit Pratama Aji (121190098)


Gilang Bagus Prasetyo (121190122) 29
DAFTAR PUSTAKA

Austin, Gorge T. 1984. Shereve’s Chemical Process Industries. 5th ed.


Singapore : McGraHill Book Co.

Fessenden, R. J and Fessenden. J.S. 1992. Kimia Organik 3rd Edition.


Bandung : Erlangga.

Geankoplis, C. J., 1993. Transport Processes and Unit Operations. 3rd ed.
New Jersey: Prentice-Hall International Inc.

Green, C. 2002. Export Development of Essential Oils and Species by


Cambodia. C. L. Green Consultanty Service.
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri Jilid III. Jakarta: UI Press.
Gunawan, W. (2009). Kualitas dan nilai minyak atsiri, implikasi pada
pengembangan turunannya. Semarang :Makalah pada Kimia Bervisi
SETS (Science, Environment, Technology, Society) Kontribusi Bagi
Kemajuan Pendidikan dan Industri.

Hidayati. 2012. Distilasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Pontianak dan
Pemanfaatannya dalam Pembuatan Sabun Aromaterapi. Biopropal
Industri Vol. 3 No. 2, 39-49.

Indra. 2018. Manfaat Kulit Jeruk untuk Kesehatan Tubuh.


Tasikmalaya : Inilahtasik. https://inilahtasik.com/manfaat-
kulit-jeruk-untuk-kesehatan-tubuh (diakses 21
Maret 2021)

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan, Edisi Pertama, Jakarta :


Penerbit Universitas Indonesia.

Kitson, et al. 1996. Gas Chromatography and Mass Spectrometry : A


Pratical Guide.

San Diego : Academic Press.

30
Kurniawan, Adityo., dkk. 2006. Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk
Dengan Metode Distilasi, Pengepresan dan Leaching.
Surabaya : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas
Katolik Widya Mandala.
Mauliyah, NH, 2006, Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari
Limbah Proses Pengolahan Jeruk Pontianak (Citrus nobilis var
microcarpa), Bogor : Departemen Teknologi Industri
Pertanian,Fakultas Teknologi Pertanian,Institut Pertanian Bogor.

Pracaya, 2000. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya dan Pascapanen.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Safaatul, M dan Prima, A. 2010.Ekstraksi Minyak Daun Jeruk


Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-
Heksana.Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1.

Sastrohamidjojo, H. 1985. Kromatografi. Yogyakarta : UGM Press.

Sembiring B. 2007. Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar


Tanaman Obat. Warta Puslitbangbun Vol 13 No 12 Agustus
2007. Balitro.litbang.depta.go.id

Suryaningrum, S. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah


Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Surakarta : Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan


oleh Soendani N. S., UGM Press, Yogyakarta.

Wilson I D, Michael C, Colin F P, Edward R A. 2000.


Encyclopedia of Separation Science. Academic Press. 118-
119.

Yustinah, dan Dena Fananda. 2016. Ekstraksi Minyak Atsiri


Kulit Jeruk Sebagai Bahan Tambahan Pada Pembuatan
Sabun. Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jaka

31
Instrument:ISQD1702517_1 Sequence:0030 Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Page 32 of

m d

Chromeleon (c) Dionex


Screening - 3/Chromatogram Version 7.2.10.24543

Anda mungkin juga menyukai