Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) DINAS


KESEHATAN (DINKES) LOMBOK BARAT

Dosen pembimbing lapangan: Baiq Repika Nurul Furqan, M.Si.P

Disusun Oleh:

Dianita Gadis Pratama 2008060009

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSATENGGARA BARAT
MATARAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) DI


INSTALANSI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUAPATEN
LOMBOK BARAT

TAHUN 2023

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Farmasi Dalam Program Studi S1 Farmasi

Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Lahan

Baiq Repika Nurul Furqan, M.Si.P Dyah Hesti Nurul Huda, S.Si., Apt
NIDN : 0813029402 NIP : 198012182010012009

Mengetahui,

Kaprodi S1 Farmasi

Faelaga Sara Rosiana, S.Farm., M.Biomed


NIDN: 0802079401
2
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) DI


INSTALANSI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN
LOMBOK BARAT

TAHUN 2023

Laporan Ini Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk


Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi S1 Farmasi Fakultas Kesehatan
Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Mataram, 13 November 2023

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Lapangan Mengetahui


Kaprodi S1 Faramsi

Baiq Repika Nurul Furqan, M.Si.P Faelga Sara Rosiana, S.Farm., M.Biomed
NIDN : 0813029402 NIDN: 0802079401

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala lipahanRahmat,
Inayah, Taupik dan Hinayahnya sehingga kami dapatmenyelesaikan penyusunan
laporan praktek belajar lapangan. Tanpapertolongan-Nya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikannyadengan sangat baik. Shalawat dan salan semoga
terlimpah curahkankepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.

Laporan praktik belajar lapangan ini disusun sebagai laporan hasil


praktikum kami selama di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok barat Laporan
praktikum ini disusun dengan berbagai rintangan, namun dengan penuh kerja keras
dan kesabaran akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.Semoga laporan praktikum
ini dapat bermanfaat bagi parapembaca, walaupun kami akui laporan ini memiliki
banyak kekurangan.

Berkat kesabaran dan kemauan yang keras dan bantuan dari berbagai pihak
baik secara langsung atau tidak langsung, akhirnya laporan praktek belajar lapangan
(PBL) ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Penulis tak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya sebagai ungkapan kebahagiaan kepada:

1. Dr. Baiq Mulianah, S.Ag., M.Pd. I selaku Rektor Universitas Nahdatul


Ulama Nusa Tenggara Barat.

2. Febrina Sulistiawati, S.TP., M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan


Universitas Nahdatul Ulama Nusa Tenggara Barat.

3. Faelaga Sara Rosiana, S.Farm., M.Biomed selaku Ketua Prodi Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdatul Ulama Nusa Tenggara Barat.
Dan selaku pembimbing pertama yang selalu memberikan motivasi,
dukungan, saran, bimbingan, arahan serta telah meluangkan waktu dan
pikirannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Baiq Repika Nurul Furqan, M.Si.P selaku Dosen Pembimbing Lapangan


(DPL) yang selalu memberikan motivasi, dukungan, saran, bimbingan,

4
arahan serta telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam penyelesaian setaiap
kegiatan PBL.

7. Ibu Dyah Hesti Nurul Huda, S.Si., Apt selaku Sub Koordinator Seksi
Kefarmasian dan PKRT Dinas Kesehatan Lombok Barat yang senantiasa
memberikan arahan, serta banyak membantu dalam kegiatan PBL.
8. Seluruh staff dan karyawan Instalasi Farmasi Kabupaten yang telah
membantu kegiatan PBL sehingga berjalan lancar.

9. Seluruh dosen Farmasi yang dengan ikhlas membagi ilmunya, semoga atas
jasa-jasanya mendapatkan balasan dari Allah SWT. yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.

Dalam pembuatan laporan PBL ini, masih banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon adanya kritik
dan saran yang membangun.

Mataram, 17 November 2023

Penulis

5
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Manfaat .............................................................................................. 2
E. Waktu dan Tempat .............................................................................. 3

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4

A. Definisi ............................................................................................... 4
B. Tugas Seksi Kefarmasian .................................................................... 4
C. Pengertian Gudang farmasi kota/kabupaten ......................................... 5
D. Syarat-Syarat Gudang ......................................................................... 6
E. Bangunan............................................................................................ 6
F. Pengelolaan obat public dan perbekalan Kesehatan di kabupaten/kota.17

BAB 111 TINJAUAN UMUM ......................................................................... 17

A. Sejarah instalasi kabupaten lombok barat .......................................... 17


B. Gambaran umum instalasi farmasi kabupaten Lombok barat ............. 17
C. Struktur Organisasi ........................................................................... 18
D. Visi dan Misi Dinas Kesehatan kabupaten Lombok barat .................. 19

6
E. Kondisi geografis Lombok barat ....................................................... 19
F. Jumlah puskesmas Lombok baret...................................................... 20
G. Tugas pokok dinas Kesehatan ........................................................... 20

H. Fungsi dinas Kesehatan kabupaten Lombok baret ............................ 20

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 22


BAB V PENUTUP............................................................................................ 26
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26
4.2 Saran ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27
LAMPIRAN ..................................................................................................... 28

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Denah gudang menurut CPOB ............................................................ 7

Gambar 2. Struktur organisasi ............................................................................ 18

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikologi
organisme saat dikonsumsi. Obat-obatan biasanya dibedakan dari makanan dan zat
yang menyediakan nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeksi,
merokok, ingesti, absorpsi melalui kulit, atau disolusi di bawah lidah (Ulfa, dkk 2023).

Dalam farmakologi, obat adalah zat kimia, biasanya struktur kimianya


diketahui, yang ketika diberikan pada organisme hidup akan menghasilkan efek
biologis. Obat farmasi, juga disebut medikasi atau obat dalam pemahaman masyarakat
umum, adalah zat kimia yang digunakan untuk mengobati, menyembuhkan,
mencegah, atau mendiagnosis suatu penyakit atau untuk meningkatkan kesejahteraan.
Secara tradisional, obat-obatan diperoleh melalui ekstraksi tumbuhan obat, tetapi
baru-baru ini juga melalui sintesis organik. Obat-obatan farmasi dapat digunakan
dalam jangka waktu terbatas, atau secara teratur untuk gangguan kronis (Houghton
Mifflin Company,2007).

Menurut Peraturan Pemerintah R I no.51 Tahun 2009 tentang pekerjaan


kefarmasian. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian. Terdiri dari: Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga menengah Farmasi atau Asisten Apoteker.
Memahami prinsip dasar compounding, persiapan, kalkulasi, racikan serta kemasan.
Dalam hal pelayanan resep masalah yang timbul antara lain berupa kemampuan
membaca resep, ketersediaan obat dan kecepatan pelayanan. Memahami prinsip dasar
pengadaan obat, penyimpanan, jalur pendistribusian, pelayanan dan evaluasi
(Permenkes No. 51, 2009).

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan


sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan

1
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
(Permenkes, 2016).

Dalam rangka praktek lapangan yang telah kami lakukan di Dinas Kesehatan
Kota Mataram ini maka disusunlah laporan praktek lapangan ini, diharapkan laporan
praktek ini akan menjadi suatu pembelajaran yang sangat berguna bagi kami dan
pihak lain yang ingin menggunakan laporan ini dalam pengembangan ilmu
pengetahuan

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktek Belajar Lapangan (PBL) di instalansi
farmasi dinas kesehatan Lombok barat:

Bagaimana gambaran menejemen farmasi, meliputi perencanaan, pangadaan,


penyimpanan, dan pendistribusian obat dan alat kesehatan.

C. Tujuan
Adapun dilaksanakan praktek Belajar Lapangan (PBL) di dinas kesehatan
Lombok barat:

Untuk mengetahui gambaran menejemen farmasi, meliputi perencanaan,


pangadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat dan alat kesehatan.

D. Manfaat
Menjadi lebih terampil dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
kefarmasian khususnya di Dinas Kesehatan Lombok barat.

1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa, dalam bidang


kegiatan kefarmasia di Dinas Kesehatan Lombok barat.

2. Untuk memperluas pola piker dalam dunia kerja


3. Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia kefarmasian

2
E. Waktu dan Tempat

Praktek Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan Dinas Kesehatan Lombok Barat yang
bertempat di Jl Gatot Subroto Gerung, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat dan
kunjungan langsung ke IFK (Instalasi Farmasi Kabupaten) yang bertempat di Jl By pass
BIL 2, Banyumulek Nusa Tenggara Barat dengan pelaksanaan waktu pada tanggal 6
November.

3
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi Dinas Kesehatan

Menurut Permenkes nomor 49 tahun 2016, Dinas Kesehatan Daerah Provinsi


atau Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dipimpin
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah
(Permenkes, 2016).

Dinas Kesehatan merupakan suatu badan pemerintahan yang memiliki


kewenangan dalam merumuskan, penyelenggaraan dan pengawasan standar minimal
yang merupakan kebutuhan pelayanan publik di suatu daerah dalam sektor kesehatan.
Standar pelayanan/kegiatan minimal Dinas Kesehatan adalah salah satu upaya untuk
memperlihatkan pelayanan kegiatan apa yang minimal harus dilakukan oleh jajaran
Dinas Kesehatan.

B. Tugas Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Lombok barat


Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT),
mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran


(RKA/DPA) dan program kerja sesuai dengan lingkup tugasnya.
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas dengan
Perangkat Daerah dan instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi
pelaksanaan program sesuai dengan lingkup tugasnya.
4. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisa data sesuai dengan lingkup
tugasnya sebagai bahan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program/kegiatan.

4
Gambar 1. Denah gudang menurut CPOB

D. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Kabupaten/Kota


Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan, obat merupakan salah satu unsur
penting. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan
intervensi yang paling besar digunakan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam rangka pembangunan kesehatan di daerah diperlukan keseimbangan dan
kesinambungan untuk kelangsungan program-program kesehatan, yang didukung
oleh ketenagaan, pembiayaan dan sarana prasarana yang memadai. (Dirjen Farmasi,
2010)

Dalam upaya meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sangat


diperlukan optimalisasi pemanfaatan dana, efektivitas penggunaan serta pengendalian
persediaan dan pendistribusian dari Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota ke Unit
Pelayanan Kesehatan. Untuk melakukan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota harus mengacu

7
Surat Perintah Pemusnahan tersebut minimal menguraikan tentang:
a) Nama/jenis produk, nama dagang, spesifikasi produk
b) Nomor Izin Edar
c) Kode produksi
d) Identitas lainnya (jika tidak mempunyai Nomor Izin Edar)
e) Sumber temuan
f) Jenis pelanggaran
g) Jangka waktu pelaksanaan pemusnahan
h) Tindak lanjut pemusnahan
i) Instruksi lain apabila diperluakn
2) Produsen, Distributor Alat Kesehatan atau PKRT dan fasilitas pelayanan
kesehatan melaksanakan perintah direktur jendral dengan prosedur
sebagai berikut:

a) Memeriksa, menginvestarisasi dan mencatat data persediaan


stokdan/atau data produk yang telah ditarik dari peredaran untuk
kemudiandi berikan kepada pihak ketiga
b) Produk yang akan dimusnahkan tersebut dipisahkan dari stokpersediaan
lain yang memenuhi syarat
c) Pelaksanaan pemusnahan wajib disaksikan oleh Dinas
Kesehatansetempat dan dibuatkan Berita Acara Pemusnahan.
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi
KabupatenKota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan
obat-obatansecara tertib baik obat-obatan yang diterima, disimpan,
didistribusikanmaupun yang digunakan di Puskesmas dan unit pelayanan
kesehatan lainnya.(Dirjen Farmasi, 2010).

Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi:


Pencatatan dan Pengelolaan Data untuk mendukung Perencanaan
a. Pengadaan Obat melalui kegiatan perhitungan tingkat kecukupan per
IFK.

15
b. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa rencana
distribusi akan dapat didukung sepenuhnya oleh sisa stok obat di IFK.

c. Perhitungan dilakukan langsung pada Kartu Rencana Distribusi Obat.


d. Tingkat kecukupan dihitung dari sisa stok obat di IFK dibagi
denganpemakaian rata-rata obat di Unit Pelayanan Kesehatan.
(DirjenFarmasi, 2010).

Sebagai unit kerja yang secara fungsional berada di bawah


danlangsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
KesehatanKabupaten/Kota, maka IFK memiliki kewajiban untuk
melaporkan kegiatanpengelolaan obat yang dilaksanakanLaporan yang
perlu disusun IFK terdiri dari:

a. Laporan dinamika logistik dilakukan oleh Dinas


KesehatanKabupaten/Kota ke Walikota/Bupati dengan tembusan kepada
KadinkesProvinsi tiga bulan sekali dan dari Provinsi ke Kementrian
KesehatanDitjen Bina Kefarmasian dan Alkes tiga bulan sekali.

b. Laporan tahunan profil pengelolaan obat Kab/ Kota dikirim kepada


DinkesProvinsi dan setelah dikompilasi oleh Dinkes Provinsi dikirimkan
kepadaKemenkes Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes. (Dirjen Farmasi,
2010)

C. Tugas Pokok Dinas Kesehatan


Sebagaimana yang terlampir pada ayat (3) pasal 2 yaitu : Dinas sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Walikota/Bupati
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pemantauan yang diberikan kepada Daerah.

D. Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

1. Menjamin Ketersediaan dan pemerataan obat dalam jenis dan jumah yang
cukup, tepat wSaktu penyediaan dan tepat sasaran disribusi

2. Menjaga mutu dan kualitas obat dengan cara menempatkan obat sesuai
dengan suhu ruangan yang telah ditentukan
16
BAB III
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Instalasi Farmasi Lombok Barat


Instalasi Farmasi Kabuoaten Lombok Barat terletak di Jalan gatot subroto
desa gerung utara,kec. Gerung, kab. Lombok barat. Instalasi Farmasi Lombok
barat Mulai Februari 2011, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat di pimpin
oleh : Drs. H. Rachman Sahnan Putra, M. Kes. Lahir di Mataram, 12 Mei 1961
dan berdomisili di Narmada. Pada tahun 2009, menyelesaikan studinya di
Universitas Airlangga melalui Program Magister Kesehatan.

Kepala dinas dibantu oleh Sekretaris : dr. A.A.N.P Suryanatha dan 4


Kepala bidang. Bidang tersebut adalah Binkesmas (Bina Kesehatan Masyarakat)
Moh. Abdullah, SKM, MQIH, Dalkit dan PL (Penyediaan Layanan Kesehatan )
H. Ahmad Saefullah,S.Kep, BPJK (Bina Pembiayaan Dan Jaminan Kesehatan)
Ahmad Zaini, SKM., M. Kes dan Yankesmas ( Pelayanan Kesehatan Masyarakat
) drg. Arbain Ishaq. Masing-masing Sekretaris dan Bidang dibantu oleh 3 kasi
dan kasubag.

Pada bulan Juni 2009, telah dibentuk pula 3 Unit Pelaksana Teknis Dinas
selain UPTD puskesmas yang dikepalai oleh eselon IV setingkat dengan kepala
seksi.UPTD tersebut adalah Balai Data dan Informasi Kesehatan, Laboratorium
Kesehatan dan Instalasi Farmasi Kabupaten. Namun, secara struktur, UPTD ini
berada langsung dibawah Kepala Dinas Kesehatan.

Pada Bulan Februari 2012 telah dilantik 16 Pejabat Struktural Eselon IV


sebagai Kepala Puskesmas yang tersebar di sepuluh Kecamatan, dan pada tahun
2014 telah dilantik 1 Pejabat Struktural Eselon IV sebagai Kepala Puskesmas
(yang belum dilantik tahun 2012), serta 17 Ka. TU untuk 17 Puskesmas se-Kab.
Lobar.

Dinas Kesehatan berada di Jalan gatot subroto Gerung dengan diapit oleh
2 sekolah (SMP dan SD) di sebelah kanan dan kirinya. Kantor ini semula adalah
Puskesmas Gerung yang kemudian menjadi persiapan Rumah Sakit Tripat.
17
Total jumlah pegawai Dinas Kesehatan 125 orang termasuk tenaga
kontrak, dengan berbagai latar belakang pendidikan.

Menurut data di Binfar Depkes Instalasi Farmasi Kota Mataramdipimpin


oleh Drs. Aunur Rofiq, Apt sebagai Kepala Instalasi Farmasi.Instalasi Farmasi
Kota Mataram terletak di Jalan Dr. Sudjoyo Lingkar Selatan(Kompleks
perkantoran pemerintah kota mataram).Berikut riwayat bangunan di Instalasi
Farmasi Kota Mataram:

1. Luas bangunan: 360 m²


2. Luas ruang penyimpanan: 200 m²
3. Luas ruang administrasi: 78 m²
4. Luas tanah: 3600 m²
5. Dibangun pada tahun: 2011
6. Renovasi terakhir pada tahun: 2018
7. Sumber dana: APBN
8. Status kepemilikan: Milik Negara
Berikut ini sumber daya manusia di Instalasi Farmasi Kabupaten Lombok Barat:
1. Jumlah SDM: 10
2. Jumlah apoteker: 2
3. Jumlah tenaga teknis kefarmasian: 4

18
A. Struktur Organisasi

KEPALA DINAS KESEHATAN

Arief Suryawirawan S.Si, Apt., MPH

NIP. 1971121 200212 1 006

KEPALA BIDANG SDK

Ns H. Mujiburrahman, S.Kep., M.m

NIP. 197312311992031003

Sub. Koordinator

Seksi Kefarmasian dan PKRT

Dyah Hesti Nurul Huda, S.Si., Apt

INSTALASI FARMASI POM dan PKRT

Perencana POM dan PKRT


Pencatatan Dan Penerimaan & Distribusi Pengelola
Pelaporan Penyimpanan Vaksin
Bq. Riza Ukhiana, Amd., Farm Nurhayani Hastuti, Amd., Farm
Bq. Riza Bq. Riza Bq. Riza Muh. Ulul
Ukhiana, Ukhiana, Amd., Ukhiana, Azmi,S.Farm.
Amd., Farm Farm Amd., Farm , Apt
Kirno Bq. Sri Winarni, Amd., Farm

Kurniati, Amd., Kurniati, Amd., Nurdin M. Zalya.


Farm Farm Hidayatullah, Muh. Ulul Azmi,S.Farm., Apt

Nurdin Kurniati, Amd.,


Kirno Farm
Nurul Khaironik
Kirno Kirno

M. Zalya.
Hidayatullah,
Amd., Farm

Gambar 2. Struktur organisasi

B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

19
E. Jumlah Puskesmas Kota Mataram
Di Kota Mataram terdapat 11 Puskesmas yang dirdiri dari:
1. Puskesmas Gunungsari
2. Puskesmas Sigerongan
3. Puskesmas lingsar
4. Puskesmas narmada
5. Puskesmas kediri
6. Puskesmas kuripan
7. Puskesmas banyumulek
8. Puskesmas Gerung
9. Puskesmas jembatan kembar
10. Puskesmas Sekotong
11. Puskesmas pelangan
12. Puskesmas Dasan tapen
13. Puskesmas labuapi
14. Puskesmas parempuan
15. Puskesmas sedau
16. Puskesmas penimbung
17. Puskesmas meninting
18. Puskesmas pembantu Bengkel
19. Puskesmas sesela
20. Puskemas suranandi

22
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2014. Manajemen Farmasi ed. V. (Hal: 42-43). Yogyakarta: UGM Press.
Anonim. 2009.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Kesehatan Republik Indonesia No. 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pengelolaan Obat
Kabupaten/Kota. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pengelolaan Obat Publik Dan


Perbekalan Kesehatan Di Provinsi/Kabupaten/Kota. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012


Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Dinas Kesehatan Kota Mataram. 2017. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Mataram Tahun 2016-2021.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun


2009 tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta

Drug". The American Heritage Science Dictionary. Houghton Mifflin Company.


Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 September 2007. Diakses tanggal 20
September 2007 – via dictionary.com.

Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian Di Instalası Farmasi Kabupaten Kota.


JakartaPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 TentangPusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Walikota Mataram No.14 Tahun 2017 Struktur Organisasi


InstalasiFarmasi Kota Mataram

Peraturan Pemerintah RI. 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66


Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Jakarta

PERWAL. 2016. Peraturan Walikota Mataram Nomor. 37 Tahun 2016. Tentang


Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kota Mataram. Diakses 9 April 2022.
29
Permenkes RI. 2016. Perturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49
tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan
provinsi dan Kabupaten/Kota. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

Ulfa, Ade Maria, et al. "PENYULUHAN EDUKASI PENGGOLONGAN OBAT DI SD


NEGERI 1 SRENGSEM." Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati
(JPFM) 6.1

30
15
15
15
15

Anda mungkin juga menyukai