Anda di halaman 1dari 8

1.

MITOS: Ibu dengan ukuran payudara yang kecil tidak bisa memproduksi ASI yang cukup
untuk bayinya.
FAKTA: Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan produksi. Apapun ukuran payudara
ibu, ASI akan selalu cukup untuk bayi jika ibunya rajin menyusui/memerah dan selalu
berpikir positif. Besar/kecilnya payudara pada dasarnya tergantung dari jaringan lemak di
dalam payudara

2. MITOS: ASI yang pertama keluar setelah bayi lahir itu adalah ASI basi karena warnanya
kuning, jadi harus dibuang.
FAKTA: ASI yang keluar segera setelah bayi dilahirkan adalah kolostrum yang manfaatnya
sangat besar bagi system imunitas bayi. Proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) justru salah
satunya bertujuan agar bayi bisa memperoleh cairan kolostrum yang sangat berharga ini.

ASI yang keluar padahari pertama sampai hari ke 5 dinamakan kolostrum atau susu
jolong . Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein dalam
kadar yang tinggi. Zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam
kadar yang lebih tinggi dari pada susumature, disamping itu juga mengandung laktosa
atau hidrat arang dan lemak dalam kadar yang rendah sehingga mudah dicerna. Selain
sebagai nutrisi, kolostrum melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi.
Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi premature dan bayi sakit. Apabila kolostrum
dibuang, bayi kurang atau tidak mendapatkan zat-zat pelindung terhadap penyakit
infeksi.

3. ASI Dijemur Jadi Darah?


Faktanya, hal itu sama sekali tidak berhubungan. Perubahan warna ASI ketika
dijemur dikarenakan adanya reaksi kimia antara kandungan vitamin dan beberapa
unsur-unsur ASI itu sendiri. Bahkan ASI yang dijemur pun warnanya tidak merah.

4. MITOS: Busui tidak boleh makan cabai/sambal karena nanti anaknya diare
FAKTA: tidak semua bayi sensitif terhadap capsaicin, Apabila bayi anda mengalami
mencret atau masalah pencernaan dikarenakan anda mengkonsumsi makanan pedas
kemungkinan bayi anda mengalami alergi atau sensitif karena kandungan capsaicin
yang terdapat di dalam cabai sehingga mempengaruhi pencernaan bayi. Sehingga
diduga untuk bayi anda yang mencret setelah anda mengkonsumsi cabai bukan
dikarenakan rasa panas cabai yang terdapat di dalam air susu melainkan dikarenakan
adanya senyawa capsaicin yang akan bereaksi alergi atau sensitif pada bayi anda.
Capsaisin bisa masuk ke ASI. Reaksi yang ditimbulkan pada bayi beraneka macam. Banyak
bayi yang tetap baik-baik saja ketika ibu memakan makanan yang pedas atau berbumbu
tajam. zat yang terdapat dalam cabai. Silakan makan pedas dalam jumlah yang wajar dan
amati reaksi bayi setelah ibu mengkonsumsinya.
5. MITOS: Kalau bayi sakit, maka ibu yang minum obatnya karena obatnya bisa mengalir
lewat ASI
FAKTA: Obat yang ibu minum akan diproses oleh organ pencernaan Ibu dan diserap oleh
tubuh Ibu. Akhirnya yang sampai ke ASI sangat sangat sedikit dan bisa jadi tidak ada sama
sekali.

Meskipun demikian ada beberapa kategori obat yang tidak boleh diminum oleh busui karena
bisa berpengaruh di ASI atau berbahaya bagi bayi. Sehingga saat Ibu sakit dan berobat ke
Dokter, Ibu sebaiknya memberikan informasi bahwa sedang menyusui

Selain itu, dosis obat untuk dewasa dan bayi itu berbeda. Kalaupun ada saat dimana bayi
harus minum obat yang diberikan oleh dokter, perlu diketahui bahwa dosis obat yang
diberikan pada bayi sangat rendah dibandingkan dengan dosis obat orang dewasa.Obat untuk
bayi diberikan berdasarkan berat badan bayi. Bisa dibayangkan bila obat tersebut yang
minum ibunya, meskipun ada beberapa jenis obat yang bisa saja terserap dalam ASI namun
tentu saja sudah tidak bisa dijadikan sebagai cara pengobatan yang sesuai ketentuan. Maka
tak heran bila bayi yang sakit tidak sembuh-sembuh akibat ibu yang mengkonsumsi obat
tersebut.

Sehingga, jika bayi sakit segera periksa ke dokter, dan jika ada obat yang harus diminum
maka bukan Ibu

Anda mungkin juga menyukai