Anda di halaman 1dari 59

BEST PRACTICE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI NERACA LAJUR


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING – FLIPPED CLASSROOM
PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 2 SMK NURUL ISLAMI SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

Disusun oleh:

Mukhamad Anwari, S.Pd.

SMK NURUL ISLAMI SEMARANG

Tahun 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN
BEST PRACTICE

Laporan Best Practice dengan judul :


”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Neraca Lajur Melalui Model
Pembelajaran Blended Learning_Flipped Classroom Pada Siswa Kelas XI Akuntansi 2
SMK Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021”

Peneliti : Mukhamad Anwari, S.Pd.


Waktu Pelaksanaan : 19 Oktober s/d 13 November 2020
Jabatan : Guru Produktif Akuntansi

Disahkan di : Semarang
Pada Tanggal : 16 November 2020
Kepala SMK Nurul Islami Semarang Peneliti,

Ariniyatul Waridah, S.Pd.,M,Si Mukhamad Anwari, S.Pd.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah
rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Best Practice secara daring
yang berjudul : Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Neraca Lajur melalui Model
Pembelajaran Blended Learning – Flipped Classroom pada Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK
Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021.
Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Best Practice ini karena bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ariniyatul Waridah, S.Pd., M.Si. selaku kepala SMK Nurul Islami Semarang yang telah
memberikan kesempatan dan kemudahan dalam melaksanakan laporan ini
2. Semua teman guru SMK Nurul Islami Semarang yang telah memberikan bantuan dan motivasi
dalam menyelesaikan Proposal PTK ini
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Best Practice ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
proposal ini. Harapan penulis, semoga penyusunan proposal ini memberikan manfaat bagi
semua pihak, khususnya pada penulis sendiri. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kita
berserah diri.
Semoga langkah kita kedepannya selalu dalam bimbingan dan keridhoan-Nya. Aamiin.

Semarang, November 2020


Peneliti,

Mukhamad Anwari, S.Pd

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................................................................. iii


Daftar Isi ...................................................................................................................................... iiv
A. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
2. Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 3
3. Analisis Masalah ................................................................................................................ 3
4. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
5. Tujuan Penelitian................................................................................................................ 4
6. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 4
B. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................... 5
1. Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................................. 5
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas .......................................................................... 5
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................... 5
c. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 6
2. Hasil Belajar ..................................................................................................................... 11
a. Pengertian Belajar....................................................................................................... 11
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................................................................. 13
3. Model Pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom ........................................... 14
a. Pengertian Model ........................................................................................................ 14
b. Pengertian Pembelajaran ............................................................................................ 15
c. Pengertian Model Pembelajaran ................................................................................. 15
d. Pengertian Model Pembelajaran Blended Learning ................................................... 16
e. Karakteristik Pembelajaran Blended Learning ........................................................... 17
f. Pengertian Model Flipped Classroom ........................................................................ 18
4. Materi Neraca Lajur ......................................................................................................... 18
5. Kerangka Berpikir ............................................................................................................ 19
6. Hipotesis Tindakan ......................................................................................................... 21
C. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................................... 22
1. Subjek Penelitian .............................................................................................................. 22

iv
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan....................................................................................... 22
3. Deskripsi Per Siklus ......................................................................................................... 23
a. Siklus I ........................................................................................................................ 24
b. Siklus II ...................................................................................................................... 27
Daftar Pustaka.............................................................................................................................. 30
Lampiran ...................................................................................................................................... 32

1. RPP
2. Instrumen Pengumpul Data

v
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang
dikemudian hari menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. Wabah corona virus
disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan
tersendiri bagi lembaga pendidikan. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah
melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak
fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Untuk mencegah
penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara
yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka
yang mengumpulkan banyak siswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaanya.
Kegiatan Pembelajaran harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah
berhubungan secara fisik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Salah
satu caranya adalah kebijakan belajar online, atau dalam jaringan (daring) untuk seluruh
siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari
rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan
b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain
mengenai pandemi Covid-19
c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/fasilitas belajar di rumah
d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah
suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber
belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan
sumbersumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning

1
bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan
pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional
masih jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran online atau e-learning. Selain itu,
keterbatasan dalam aksesibilitas internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan
sumbersumber belajar online (Yaumi, 2018).
Kondisi saat ini dimana masyarakat dihadapkan oleh adanya pandemi covid-19
ini membuat dunia pendidikan mencari strategi agar kegiatan belajar mengajar tetap
dapat dilaksanakan. Berdasarkan pengalaman mengajar di SMK Nurul Islami Semarang,
kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
secara daring (online), dimana siswa diberikan materi dan latihan soal oleh guru untuk
kemudian diselesaikan oleh siswa. Kegiatan pembelajarannya pun terbatas pada diskusi
melalui Whatsapp Group dan Google Classroom. Namun pelaksanaan sistem
pembelajaran daring ini bukan tanpa hambatan. Banyak hambatan/kendala yang dialami
oleh siswa salah satunya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan oleh guru, sehingga berdampak pada banyaknya siswa yang memperoleh hasil
belajar di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Berdasarkan nilai latihan soal materi neraca lajur di kelas XI Akuntansi 2 SMK
Nurul Islami Semarang tahun pelajaran 2020/2021, masih banyak siswa yang belum
tuntas sesuai dengan KKM. Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM dan persentase
ketuntasan belajar siswa disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel Data awal persentase ketuntasan belajar siswa kelas XI Akuntansi 2


Kelas Jumlah Tuntas Persentase Tidak Persentase
siswa Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

XI Akuntansi 2 23 13 56,7 % 10 43,3%


Sumber : Daftar Nilai Praktikum Akuntansi Jasa Dagang kelas Materi Neraca Lajur Kelas
XI Akuntansi 2, SMK Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan KKM
78.

Berdasarkan pengalaman belajar tersebut, salah satu langkah yang dapat


ditempuh penulis untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan
model pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom. Dimana pada model ini
pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian materi oleh guru melalui Whatsapp
2
Group atau Google Classroom untuk dipelajari oleh siswa, setelah itu dilakukan tatap
maya antara guru dan siswa untuk membahas materi yang telah dibagikan sebelumnya.
Dengan cara ini diharapkan siswa dapat lebih paham dengan materi yang akan
disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Neraca Lajur melalui
Model Pembelajaran Blended Learning – Flipped Classroom pada Siswa Kelas XI
Akuntansi 2 SMK Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021”.

2. Identifikasi Masalah
Masalah yang penulis temukan pada mata pelajaran Praktikum Akuntansi
Perusahaan Jasa Dagang materi tentang Kertas Kerja kelas XI Akuntansi 2 di SMK Nurul
Islami Semarang yaitu:
a. Hasil belajar peserta didik yang rendah pada mata pelajaran praktikum akuntansi
perusahaan jasa dan dagang di materi neraca lajur
b. Model pembelajaran yang kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka analisis terhadap
masalah tersebut yaitu siswa di SMK Nurul Islami Semarang kelas XI Akuntansi 2 pada
mata pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa dagang materi neraca lajur, memiliki
hasil belajar yang rendah. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran daring yang
dilakukan dirasa kurang efektif. Sehingga berdampak kurang pahamnya siswa terhadap
materi yang diberikan oleh guru.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan analisis masalah yang telah
diuraikan, dirumuskan permasalahan yaitu:
1) Apakah penerapan model pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi neraca lajur pada siswa kelas
XI Akuntansi 2 SMK Nurul Islami Semarang?
2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya model
pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi neraca lajur pada siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Nurul
Islami Semarang?
3
5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Blended Learning-Flipped
Classroom pada materi neraca lajur pada siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Nurul Islami
Semarang.

6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
a. Memberi pengalaman kepada siswa untuk berinteraksi kepada temannya
b. Mendorong siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar
c. Membantu memahami konsep materi Neraca Lajur sehingga meningkatkan hasil
belajar
d. Meningkatkan kreativitas dan konsentrasi dalam setiap proses pembelajaran
2. Bagi guru
a. Melatih guru untuk membuat, merencanakan, menganalisis dan mengevaluasi
dengan melaksanakan tindakan penelitian
b. Meningkatkan profesionalisme guru
c. Memberikan alternatif untuk menciptakan proses pembelajaran aktif khususnya
pada mata pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa dagang

4
B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah,
meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
(Suharsimi Arikunto, 2006:102). Secara praktisnya, penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar dalam sebuah kelas secara
bersama. Ruang lingkup, tujuan, metode, dan praktiknya PTK dapat dianggap sebagai
penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. (Masnur Muslich, 2013:7).
Dikatakan bersifat partisipatif karena dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari
menentukan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis dan
pelaporannya. Dikatakan kolaboratif karena dalam pelaksanaannya juga dapat
melibatkan teman sejawat. Kegiatan penelitian tindakan kelas lebih pada pemecahan
masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang akar
permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperoleh dari proses/lamunan seorang peneliti.
(Supardi , 2008:104). Dengan demikian dapat dikatakan PTK adalah suatu tindakan
atau upaya yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk mencermati kegiatan
pembelajaran di kelas guna mencari solusi dari masalahmasalah kegiatan
pembelajaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik di
kelasnya.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas memilki karakteristik yang membedakan dengan
jenis penelitian-penelitian lain. Menurut Soedarsono PTK memiliki karakteristik
meliputi (Soedarsono, 2001:3) :
1) Situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan, kongkret yang
dihadapi guru dan peserta didik di kelas.
2) Kontekstual, artinya upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan
tidak lepas dari konteksnya.

5
3) Kolaboratif, artinya partisipasi, antara guru- peserta didik dan mungkin asisten
yang membantu proses pembelajaran.
4) Self-reflective dan Self- evaluative, artinya pelaksana, pelaku tindakan serta objek
yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau
kemajuan yang dicapai.
5) Fleksibel, artinya memberikan sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa
melanggar kaidah metodologi ilmiah.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara umum dari penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk (E. Mulyasa, 2008:155) :
1) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas 2)
Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas.
3) Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam
pembelajaran yang direncanakan di kelas.

c. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas


PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat
tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi.
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk
merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki
praktik atau memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini
berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah terjadi.
Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir,
namun biasanya akan muncul kembali masalah ataau kerisauan baru dari guru.
Masalah ini akan kembali dipecahkan dengan mengikuti daur PTK (Wardhani, dkk.
2007).
Dua tahapan yaitu merencanakan dan melakukan tindakan, dengan empat
langkah utama yaitu:
a. Mengidentifikasi Masalah
Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang
guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya
sebagai bagian yang penting dari dunianya. Berbekalkan kejujuran dan
kesadaran tersebut, untuk mengidentifikasi kesalahannya, guru dapat
mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri (Wardhani, dkk. 2007):
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
6
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau
melakukan refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif
jika guru mempunyai pemahaman yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan
jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru
sampai pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang
tertentu, berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah.
Jika masalah sudah teridentifikasi, maka muncul pertanyaan, masalah
mana yang mugkin dipecahkan melalui PTK? Apakah semua masalah layak
dipecahkan melalui PTK? Untuk menjawab pertanyaan ini, rambu-rambu
berikut dapat dijadikan pegangan.
Bidang yang layak dijadikan fous PTK adalah (Mills dalam Wardhani,
dkk. (2007): (a) Melibatkan kegiatan belajar mengajar, (b) Mungkin ditangani
oleh guru, (c) Sangat menarik minat guru, serta (d) Ingin diubah/diperbaiki oleh
guru.

b. Menganalisis dan Merumuskan Masalah


Setelah masalah teridentifikasi kita perlu melakukan analisis sehingga
dapat merumuskan masalah dengan jelas. Tentu saja sebelum menganalisis
masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut. Tanpa
melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur.
Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri
atau refleksi, dan dapat pula mengkaji ulang berbagai dokumen seperti
pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan bahan pelajaran yang
kita siapkan. Semua ini bergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi.
Misalnya, jika masalah yang kita identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar
siswa, barangkali yang harus kita analisis adalah dokumen tentang hasil belajar
siswa, catatan harian kita tentang respon siswa dalam pembelajaran, dan yang
tak kalah pentingnya melakukan refleksi, sehingga kita mendapat gambaran
yang jelas tentang perilaku mengajar kita.
Masalah yang dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena itu guru
7
perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat
ditanggulangi dan memerlukan prioritas untuk ditangani. Dalam hal ini perlu
diiingat kembali rambu-rambu pemilihan masalah yang dapat dijadikan fokus
PTK atau yang dapat dipecahkan melalui PTK.
Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar
rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya, masalah: tugas dan bahan
belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa? Dapat
dijabarkan sebagai berikut (Wardhani, dkk. 2007):
1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi
siswa?
2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?
3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4. Bagaiman kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?
Dengan dirumuskannya masalah secara operasional guru sudah mulai
membuat rencana perbaikan atau rencana PTK.

c. Merencanakan Perbaikan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan guru perlu membuat
rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Langkah-langkah
dalam menyusun rencana adalah sebagai berikut (Wardhani, dkk. 2007):
1. Merumuskan cara perbaikan yang akan dibentuk dalam bentuk hipotesis
tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik
untuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan
kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam
masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar,
serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan hasil kajian
tersebut, guru menyusun berbagai alternatif tindakan. Selanjutnya, guru
perlu mengkaji setiap alternatif, terutama keterkaitannya dengan tujuan
tindakan (perbaikan) serta kelayakan pelaksanaannya. Akhirnya dengan
mempertimbangkan hasil kajian, guru memilih alternatif yang dianggap
paling layak.
Sebagai contoh cobalah lakukan langkah berikut untuk menemukan
hipotesis tindakan bagi masalah di atas. Kaji teori tentang bahan belajar dan
tugas yang menarik, ingat-ingat pengalaman anda sebagai guru, dan perlu
8
berbicaralah dengan pakar pendidikan. Dari hasil kajian yang dilakukan
beberapa alternatif dapat dibuat:
a) Tugas akan berhasil dan menantang jika diberikan setiap minggu atau
dua minggu sekali.
b) Bentuk tugas yang bervariasi akan memotivasi siswa
untuk mengerjakannya.
c) Tugas akan cukup menantang jika materinya diambil dari lingkungan
siswa atau diambil dari buku pelajaran yang dimiliki siswa
d) Tugas yang diberikan akan menantang jika dikaitkan dengan bahan
belajar Cocokkan hipotesis yang anda buat dengan alternatif tersebut
dan kemudian pilih alternatif yang paling layak untuk setiap masalah.
2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih
perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan
pelaksanaanya. Dengan kata lain, guru harus bertanya, mungkinkah rencana
tindakan tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal
berikut:
a) Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena
pelaksanaan PTK memang harus dari keinginan guru sendiri. Guru harus
bertanya kepada diri sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan dan
menyelesaikan rencana perbaikan tersebut.
b) Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut,
misalnya jika diputuskan untuk memberi tugas setiap minggu apakah
siswa cukup mampu menyelesaikannya. Apakah malah membuat siswa
menjadi bosan.
c) Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan. Apakah sarana/fasilitas
yang diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa, sekolah,
atau oleh guru sendiri?
d) Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan
berbagai kebiasaan guru, siswa, dan personil lain dalam menyikapai
kegiatan belajar atau kegiatan akademik, sedangkan iklim kerja
berkaitan dengan kebiasaan personil sekolah dalam menyikapi
tugastugasnya. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan apakah

9
alternatif yang dipilihnya akan mendapat dukungan dari kepala sekolah
dan personil lain di sekolah.

d. Melaksanakan PTK
1) Menyiapkan Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan sebelum
merealisasikan rencana tindakan kita (Wardhani, dkk. 2007):
a) Membuat rencana pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan
dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan. Terkait dengan
rencanan pembelajaran, guru perlu mempersiapkan berbagai bahan
seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai dengan hipotesis yang
dipillh, alat peraga, atau buku-buku yang relevan.
b) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya
gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau sarana lain
yang terkait.
c) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan
proses dan hasil perbaikan. Dalam hal ini guru harus menetapkan apa
yang harus direkam, bagaimana cara merekamnya, dan kemudian
bagaimana cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan ini, guru harus
menetapkan indikator keberhasilan. Misalnya, sikap siswa ketika diberi
tugas, persentase siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu, kualitas
penyelesaian tugas siswa, persentase kehadiran siswa, serta nilai siswa
dalam tes formatif. Jika indikator ini sudah ditetapkan, guru dapat
menentukan cara merekam dan menganalisis data.
d) Jika perlu untuk memantapkan keyakinan diri, guru perlu
menstimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini guru dapat bekerja
sama dengan teman sejawat.
2) Melaksanakan Tindakan
Setelah persiapan selesai selanjutnya guru melaksanakan tindakan dalam
kelas yang sebenarnya.agar pelaksanaan berlangsung secara terarah, guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip, yang oleh Hopkins (dalam
Wardhani, dkk. 2007) disebut sebagai kriteria PTK yang dilakukan oleh
guru. Beberapa kriteria tersebut adalah:

10
a) Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu metodologi
penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen
guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh mengorbankan siswa
dalam penelitian yang sedang dilaksanakannya, dengan perkataan lain
guru harus selalu mengutamakan siswa karena memang tujuan utamanya
untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.
b) Cara pengumpulan dan perekaman data jangan sampai menyita waktu
guru. Esensi pelaksanaan PTK memang harus disertai dengan observasi
dan interpretasi dan pengumpul data yang paling baik adalah guru.
Namun, jika kegiatan ini menyita waktu guru terlampau banyak,
konsentrasi guru dalam mengajar akan terganggu. Untuk mengatasi
masalah ini guru dapat memanfaatkan alat perekam atau minta bantuan
teman sejawat.
c) Metodologi yang diterapkan haruslah reliabel atau handal, sehingga
memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan situasi kelasnya.
d) Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan
komitmen guru.
e) Sebagai peneliti guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika
yang terkait dengan tugas-tugasnya. Misalnya menyampaikan kepada
kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, atau
menginformasikan kepada orang tua siswa jika selama pelaksanaan PTK
siswa diwajibkan melakukan sesuatu di luar kebiasaan rutin.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara kaseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya (Slamet, 2003 dalam
Hamdani, 2010). Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga
menyusun kebiasaan, persepsi, kesenangan, penyesuaian sosial, bermacammacam
keterampilan dan cita-cita. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dibuktikan salah
satunya dengan hasil belajar siswa (Sardiman, 2005 dalam Hamdani, 2010).

11
Prinsip-prinsip dalam belajar merupakan suatu keadaan yang seharusnya ada
dalam proses belajar agar tercipta aktivitas belajar yang efektif. Mengingat pentingnya
prinsip-prinsip dalam belajar tersebut seorang pendidik/pembimbing harus mampu
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individual. Menurut Slameto (2010:27) prinsip-prinsip dalam belajar dapat disusun,
sebagai berikut:
a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar.
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuanya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b) Sesuai Hakikat Belajar
1) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembanganya.
2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang
diharapkan.
c) Sesuai Materi/bahan yang harus dipelajari
1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d) Syarat keberprestasian belajar


1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.

12
2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa prinsipprinsip
dalam belajar antara lain belajar harus dapat melibatkan partisipasi aktif siswa, belajar
merupakan suatu proses yang berjalan secara kontinu, belajar harus dapat
mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus
dicapainya, dan dalam belajar memerlukan kondisi yang tenang atau mendukung
untuk belajar.

b. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Tu‟u (2004:75) hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan
menurut Rifa‟i dan Anni (2012:69) hasil belajar merupakan semua perubahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari.
Bloom (dalam Rifai dan Anni, 2012:70-73) menyampaikan tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah
afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain).
1) Ranah Kognitif
Berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran
intelektual. Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
2) Ranah Afektif
Berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan
suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotorik
Berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf,
manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Diantara ketiga kawasan tersebut, kemampuan kognitiflah yang sangat sering


dinilai karena kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Namun kemampuan afektif dan psikomotor juga harus
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Jadi, yang

13
dimaksud hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari suatu aktivitas
belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, terutama dinilai dari
aspek kognitif dan ditunjukkan melalui nilai atau angka.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
1) Tes
Tes adalah teknik penilaian yang berbentu pemberian tugas atau serangkaian
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah yang harus
dikerjakan siswa, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan hasil
belajar siswa. Teknik penilaian hasil belajar berupa tes, terdiri dari: a) Tes tertulis
b) Tes lisan
c) Tes praktik/tes kinerja
2) Observasi
Observasi adalah suatu teknik penilaian hasil belajar dengan jalan observasi hasil
belajar peserta didik. Tujuan observasi adalah untuk merekam atau
mengumpulkan informasi gejala-gejala, baik yang berupa fakta maupun
perlakuan dalam situasi yang sesungguhnya.
3) Penugasan
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek. Teknik penilaian penugasan dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu,
mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam
penyelidikan tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam
menginformasikan subjek tertentu secara jelas.
3. Model Pembelajaran Blended Learning – Flipped Classroom
a. Pengertian Model
Sunarwan (dalam Sobry Sutikno, 2004: 15) mengartikan model sebagai
gambaran tentang keadaan nyata. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1034),
model merupakan sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Model disebut juga
14
barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Secara
khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.

b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Aunurrahman (2010: 34), Pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan memengaruhi
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Hamalik (2008: 57) mengemukakan bahwa “Pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran”.
Pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi
pengetahuan dan keterampilan ke dalam benak siswa. Pembelajaran yang efektif
seyogyanya membantu siswa menempatkan diri dalam situasi dimana mereka mampu
melakukan konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan
mampu mengekspresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu
melaksanakannya.
Hal tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran selain harus mampu
memotivasi siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif, juga harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa itu sendiri.

c. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (Kamulyan
dkk., 2012: 10).
Sunarwan (dalam Sobry Sutikno, 2004: 15), menyatakan bahwa model
pembelajaran atau model mengajar adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk pada bagaimana cara
mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai

15
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi pada intinya, model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga
diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

d. Pengertian Model Pembelajaran Blended Learning


Secara ketatabahasaan istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu,
blended dan learning. Blended atau berasal dari kata blend yang berarti “campuran,
bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau
formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English
Dictionary), sedangkan learning berasal dari learn yang artinya “belajar”. Sehingga
secara sepintas istilah blended learning dapat diartikan sebagai campuran atau
kombinasi dari pola pembelajaran satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran blended learning tidak hanya sekedar mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran di kelas. Namun dalam pembelajaran blended learning
keberadaan teknologi lebih difokuskan untuk memfasilitasi peserta didik dalam
mengeskplorasi materi bahan ajar dan mendapatkan pengalaman belajar secara
mandiri. Dalam model pembelajaran ini, sesi online dan sesi tatap muka berjalan saling
melengkapi dan berkesinambungan. Artinya, pada sesi pembelajaran online membahas
materi dan kegiatan pembelajaran pada sesi tatap muka, begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran „blended learning‟ juga dapat membantu guru dalam menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran, diantaranya yaitu: partisipasi, kecepatan belajar,
individualisasi, tempat, interaksi pribadi, persiapan, dan umpan balik.
1) Partisipasi. Pada saat kegiatan diskusi kelompok di kelas, dalam satu kesempatan
hanya ada satu peserta didik yang dapat berpendapat. Selain itu yang juga sering
terjadi dalam forum diskusi adalah dominasi dari beberapa peserta didik dalam
forum diskusi tersebut. Dalam hal ini, diskusi secara online dapat menjadi
alternatif bagi guru untuk dapat memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
peserta didik untuk berbicara dalam forum diskusi.
2) Kecepatan belajar. Pembelajaran tatap muka di kelas berjalan sesuai dengan unit
atau bab materi dan akan berpindah ketika unit atau bab materi tersebut selesai.
Dalam hal ini, pembelajaran model „blended learning’ dapat memfasilitasi siswa

16
dalam mengatur kecepatan penguasaan, pengulangan, serta pengayaan dari bab
materi yang dapat dipelajari secara mandiri.
3) Individualisasi. Setiap peserta didik memiliki minat, kemampuan, dan tujuan
yang berbeda. Pembelajaran secara online dapat membantu guru dalam
memfasilitasi peserta didik untuk mengarahkan pembelajaran sesuai dengan
minat, kemampuan, dan tujuan masing-masing.
4) Tempat. Pembelajaran secara online bersifat lebih fleksibel dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka. Melalui pembelajaran online, peserta didik dapat
belajar kapanpun dan dimanapun. Baik sebelum jam sekolah, saat jam belajar,
setelah jam sekolah, saat berada di rumah, dan lain-lain.
5) Interaksi pribadi. Pembelajaran model blended learning juga memungkinkan
guru untuk dapat lebih banyak berinteraksi dan membantu peserta didik secara
individual.
6) Persiapan. Dalam pembelajaran „blended learning’ peserta didik dapat
mengakses bahan ajar secara online sehingga peserta didik dapat lebih siap
sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka, serta peserta didik juga dapat
mengulang lagi materi yang dipelajari setelah kelas selesai.
7) Umpan Balik. Dalam suatu proses pembelajaran, umpan balik terhadap hasil
pekerjaan siswa adalah bagian yang sangat penting. Namun seringkali guru tidak
mempunyai banyak kesempatan untuk dapat memberikan umpan balik segera
setelah peserta didik menyelesaikan tugasnya. Nah, melalui sistem online dalam
pembelajaran blended learning, guru dapat memberikan umpan balik atas hasil
pekerjaan seluruh siswa melalui sistem aktivitas penilaian yang interaktif.

e. Karakteristik Pembelajaran Blended Learning


Pembelajaran blended learning memiliki beberapa karakteristik. Beberapa
karakteristik pembelajaran blended learning tersebut merujuk pada Prayitno, (2015),
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Model blended learning menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pendidikan, gaya pembelajaran, dan menggunakan berbagai media berbasis
teknologi.
2) Model pembelajaran blended learning merupakan kombinasi dari pola
pembelajaran langsung (tatap muka), belajar mandiri, dan pembelajaran
menggunakan sistem online.
17
3) Guru dan orangtua memiliki peran yang sama penting, dimana guru berperan
sebagai fasilitator dan orangtua berperan sebagai pendukung.

f. Pengertian Model Flipped Classroom


Biasanya, dalam suatu pembelajaran yang konvensional, peserta didik
mempelajari suatu materi dalam kelas. Kemudian peserta didik akan mendapatkan
tugas yang berkaitan dengan materi tersebut untuk dikerjakan setelah jam pelajaran
selesai. Namun, yang sering terjadi adalah peserta didik sering mengalami
kebingungan karena tidak tersedianya sumber dan bahan ajar yang dapat membantu
mereka menyelesaikan tugas rumahnya. Model pembelajaran flipped classroom
membalik siklus yang biasanya terjadi. Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka
akan mendapatkan pengajaran secara langsung melalui video secara online. Sehingga
ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai mengerjakan dan menyelesaikan
tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui kegiatan diskusi di kelas.

4. Materi Neraca Lajur


Neraca lajur disebut juga kertas kerja (worksheet) merupakan ringkasan,
rangkuman, atau summary dari tahapan proses penyusunan Laporan Keuangan. Pencatatan
pada neraca lajur ini cenderung bersifat tidak formal, sehingga bisa pengisiannya dapat
diperbaiki dan dikoreksi nantinya jika perlu. Neraca lajur memang bukan merupakan salah
satu dari jenis laporan keuangan, namun pembuatannya akan mempermudah proses
penyusunan laporan keuangan itu sendiri.
Neraca lajur memiliki beberapa fungsi, yaitu meringkas data dalam pencatatan
keuangan, memeriksa kembali data yang dicatat, membantu penyusunan laporan
keuangan, menunjukkan perusahaan telah menjalankan prosedur, dan melihat kegiatan
harian perusahaan.

Prosedur dalam penyusunan neraca lajur yaitu:


a) Menyiapkan kertas kerja dan mengisi kolom neraca saldo berdasarkan neraca saldo
yang telah disiapkan atau dari saldo yang ada di akun buku besar.
b) Mengisi kolom penyesuaian seakan-akan menjurnal data penyesuaian. Apabila nama
akun yang harus disesuaikan belum ada di neraca saldo maka Akun tersebut
dicantumkan dibawah akun akun yang sudah ada.

18
c) Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan dengan jumlah jumlah yang diperoleh dari
penggabungan neraca saldo dengan jurnal penyesuaian untuk masing-masing akun.
1. Jika letaknya sama maka langsung dijumlahkan. Hasilnya dipindahkan ke kolom
neraca saldo disesuaikan pada sisi yang sama.
2. Jika letaknya berlawanan maka diselisihkan. Hasilnya dipindahkan ke kolom
neraca saldo disesuaikan sesuai dengan Sisi yang lebih besar.
d) Memisahkan jumlah-jumlah pada neraca saldo disesuaikan ke kolom laba rugi atau
neraca pada sisi yang sama, dengan cara :
1. Untuk akun riil, yaitu asset, kewajiban, dan ekuitas (termasuk akun prive)
dipindahkan ke kolom neraca ;
2. Untuk akun nominal, yaitu pendapatan dan beban, dipindahkan ke kolom laba
rugi.
e) Menjumlahkan angka-angka dalam kolom laba rugi, kemudian menuliskan selisih
antara jumlah debit dan kredit di sisi jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit
dan kredit sama.
f) Menuliskan kata laba bersih atau rugi bersih ke dalam kolom akun dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Jika jumlah debit lebih besar daripada jumlah kredit (kolom laba rugi) sehingga
selisihnya ditulis di kredit berarti rugi bersih.
2. Jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debit (kolom laba rugi) sehingga
selisihnya ditulis di debit berarti laba bersih..
g) Memindahkan laba rugi bersih ke dalam neraca pada sisi yang berlawanan.
h) Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debit dan kredit menjadi sama.
Kemudian seluruh hasil penjumlahan yang ada di kertas kerja diberi garis dua.

5. Kerangka Berpikir
Pada kondisi saat ini dimana pembelajaran dilakukan secara daring dan tidak
diperbolehkan bertemu secara tatap muka, masih banyak guru yang hanya mengajar dengan
cara memberikan tugas kepada siswa, dan siswa dituntut untuk dapat belajar secara mandiri
dari bahan ajar yang telah diberikan. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa
rendah.Supaya hasil belajar siswa meningkat, maka peneliti perlu melakukan action atau
tindakan. Tindakan yang dilakukan peneliti pada penelitan ini adalah menerapkan model
pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom.

19
Dari uraian di atas peneliti berharap dengan menerapkan pembelajaran model
pembelajaran Blended Learning-Flipped Classroom akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Tahapan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran Blended LearningFlipped
Classroom:

Guru : Siswa :
KONDISI
Masih menggunakan Kurangnya pemahaman
AWAL metode pembelajaran siswa dan hasil belajar
yang monoton. yang masih rendah

SIKLUS I
Dengan menerapkan
Menerapkan model model pembelajaran
pembelajaran Blended Blended Learning-Flipped
TINDAKAN
Learning-Flipped Classroom, siswa dapat
Classroom lebih memahami materi
pembelajaran karena
pembelajaran dilakukan
melalui kombinasi antara
synchronous dan
asynchronous

SIKLUS II
Dengan menerapkan
model pembelajaran
Blended Learning-Flipped
Classroom secara optimal,
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa

Penerapan model pembelajaran Blended Learning – Flipped


KONDISI
Classroom dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
AKHIR materi neraca lajur pada siswa kelas XI Akuntansi 2 di SMK
Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021

20
6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas, diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Neraca Lajur melalui Model Pembelajaran
Blended Learning – Flipped Classroom pada Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK Nurul
Islami Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021”.

21
C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Nurul Islami
Semarang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 23 siswa. Adapun
data nama siswa kelas XI Akuntansi 2 sebagai berikut.
Jenis
No Nama Kelamin

1 Aisya Nur Digita P


2 Alifia Wahyu Noor Hidayah P
3 Alya Salsadila P
4 Amanda Rachma Firdausarah P
5 Amara Nisrina Fatin P
6 Arum Ambarwati P
7 Belvana Zahrah Ardelia P
8 Berlin Permatasari Sugondo P
9 Cinta Putri Aulia P
10 Citra Setia Ningrum Lestari P
11 Dliya Alya Kalpikawati P
12 Eni Sulistyowati P
13 Fatimah Az-Zahra P
14 Fera Setyaningsih P
15 Lilis Angraeni P
16 Muhammad Ibnu Mufid L
17 Nasya Nur Arifah P
18 Nasywa Inas Royanita Syafroni P
19 Risa Umi Afrianti P
20 Salsabilla Ayundratiara Putri P
21 Tarisha Fara Risqila Putri P
22 Ulil Astriani Oktavia Putri Firdos P
23 Veronica P

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan di SMK Nurul Islami Semarang yang berlokasi di Jl.
Rejosari, Wonolopo, Mijen, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan
pada semester gasal tahun pelajaran 2020/2021. Jangka waktu penelitian yaitu mulai bulan
Oktober 2020 sampai dengan November 2020.

22
Jadwal penelitian
Bulan/Minggu ke

No. Kegiatan Oktober November


3 4 1 2 3 4
1 Observasi awal x
2 Proposal x
Siklus 1
Perencanaan x
3 Pelaksanaan x
Pengamatan x
Refleksi x
Siklus 2
Perencanaan x
4 Pelaksanaan x
Pengamatan x
Refleksi x
5 Pembahasan dan Pelaporan x

3. Deskripsi Per Siklus


Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing melalui empat
tahap, yaitu: Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/pengumpulan
data/instrument, dan tahap refleksi. Berikut ini gambaran tahapan pelaksanaan penelitian
secara grafik siklus.

23
Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS I I Pengamatan

Refleksi

a. Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini diawali dengan mengidentifikasi masalah,
menganalisis masalah, menentukan alternatif tindakan dan merumuskan masalah.
Dalam kegiatan ini penulis berkonsultasi dengan teman sejawat. Adapun yang
menjadi fokus perbaikan adalah hasil belajar siswa yang rendah dalam proses
pembelajaran.
Langkah berikutnya adalah menyusun rencana perbaikan pembelajaran
yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan
keterampilan proses, mempersiapkan model pembelajaran yang akan dipakai yaitu
blended learning-flipped classroom, mempersiapkan sumber, bahan, alat bantu
pengajaran yang diperlukan, menyusun lembaran kerja siswa dan format evaluasi.

2) Pelaksanaan
Rencana pembelajaran yang telah disiapkan kemudian dilaksanakan sesuai
jadwal yang ditentukan. Model pembelajaran pemodelan ini diterapkan sebagai
usaha perbaikan pembelajaran sehingga diharapkan dapat memperjelas materi
pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.

24
No. Guru Siswa Ket
1. Guru mengunggah materi Siswa mengunduh materi Dilakukan
pembelajaran yang akan dipelajari yang telah diunggah oleh secara
guru di Google Classroom, asynchronous
pada hari sebelumya melalui kemudian mempelajari
Google Classroom materi tersebut.

2. Guru memimpin berdoa dan Siswa bersama guru berdoa Dilakukan


dan melakukan presensi
mengecek kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan kompetensi Siswa memperhatikan dengan tatap
dasar, indikator pencapaian penjelasan dari guru. maya melalui
kompetensi, dan tujuan Google Meet
pembelajaran pada hari
4. Guru menampilkan video/ berikutnya

powerpoint berisi penjelasan materi (synchronous)


yang telah diunggah agar siswa
lebih paham lagi mengenai materi
tersebut.

5. Guru melakukan tanya jawab Siswa bertanya apabila ada Dilakukan


untuk mengetahui tingkat materi yang belum dengan tatap
pemahaman siswa
dipahami, dan menjawab maya melalui
pertanyaan yang diberikan Google Meet
guru pada hari
6. Guru membagi menjadi Siswa berdiskusi bersama berikutnya
siswa
beberapa kelompok, kemudian teman-temannya sesuai (synchronous)
pembagian kelompok yang
memberikan soal untuk telah ditentukan
didiskusikan
7. Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan jawaban
hasil diskusi kelompoknya
jawabannya

25
8. Guru membahas jawaban dari soal Siswa mengoreksi hasil
yang diberikan kemudian pekerjaannya dengan
jawaban yang
memberikan penguatan diberikan oleh guru

9. Guru memberikan penghargaan Siswa diharapkan menjadi


kepada siswa yang aktif dan terpacu dan meningkatkan
motivasinya agar dapat
mampu menyelesaikan tugas lebih aktif dalam
dengan baik pembelajaran berikutnya.

10. Guru bersama siswa Siswa bersama guru


menyimpulkan kegiatan menyimpulkan
pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan
pertemuan ini pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
ini

11. Guru mengakhiri pertemuan Siswa bersama guru


dengan doa.
melakukan doa bersama

3) Pengamatan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi bahwa hasil belajar siswa yang masih
rendah dalam pembelajaran, maka yang menjadi perhatian perbaikan
pembelajaran adalah bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dapat
membuat siswa memahami materi sehingga memperoleh hasil belajar yang
meningkat. Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil
pengamatan terhadap proses pembelajaran inilah yang nantinya akan dipelajari
sehingga akan dapat diketahui kekurangan dan keberhasilan pada proses kegiatan
belajar mengajar. Data-data tersebut juga digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya.

4) Refleksi
Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, maka
langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah merefleksikan kegiatan yang
telah dilaksanakan. Kegiatan dalam refleksi ini yaitu:
a) Menganalisis hasil kerja kelompok
26
b) Memeriksa dan menganalisis hasil evaluasi
c) Menganalisis angket dan lembar observasi
d) Mencari kekurangan / kelemahan pelaksanaan siklus I
e) Mencari solusi perbaikan pelaksanaan siklus I

b. Siklus II
1) Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan
pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan
pendekatan keterampilan proses, mempersiapkan model pembelajaran yang akan
dipakai yaitu blended learning-flipped classroom, mempersiapkan sumber, bahan,
alat bantu pengajaran yang diperlukan, menyusun lembaran kerja siswa dan format
evaluasi.

2) Pelaksanaan
Rencana pembelajaran yang telah disiapkan kemudian dilaksanakan sesuai
jadwal yang ditentukan. Model pembelajaran pemodelan ini diterapkan sebagai
usaha perbaikan pembelajaran sehingga diharapkan dapat memperjelas materi
pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.
No. Guru Siswa Ket
1. Guru mengunggah materi Siswa mengunduh materi Dilakukan
pembelajaran yang akan dipelajari yang telah diunggah oleh secara
guru di Google Classroom, asynchronous
pada hari sebelumya melalui kemudian mempelajari
Google Classroom materi tersebut.

2. Guru memimpin berdoa dan Siswa bersama guru berdoa Dilakukan


dan melakukan presensi dengan tatap
mengecek kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan kompetensi Siswa memperhatikan maya melalui
dasar, indikator pencapaian penjelasan dari guru. Google Meet
kompetensi, dan tujuan pada hari
pembelajaran

27
4. Guru memberikan pre-test melalui Siswa mengerjakan pre-test berikutnya
aplikasi Quiziz untuk mengetahui yang diberikan oleh guru (synchronous)
pemahaman peserta didik
secara bersungguhsungguh.

5. Guru menampilkan video/ Siswa memperhatikan


powerpoint berisi penjelasan materi penjelasan dari guru.
yang telah diunggah agar siswa
lebih paham lagi mengenai materi
tersebut.

5. Guru melakukan tanya jawab Siswa bertanya apabila ada Dilakukan


untuk mengetahui tingkat materi yang belum dengan tatap
pemahaman siswa
dipahami, dan menjawab maya melalui
pertanyaan yang diberikan Google Meet
guru pada hari
6. Guru membagi siswa menjadi Siswa berdiskusi bersama berikutnya
beberapa kelompok, kemudian teman-temannya sesuai (synchronous)
pembagian kelompok yang
memberikan soal untuk telah ditentukan
didiskusikan
7. Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan jawaban
hasil diskusi kelompoknya
jawabannya
8. Guru membahas jawaban dari soal Siswa mengoreksi hasil
yang diberikan kemudian pekerjaannya dengan
jawaban yang
memberikan penguatan diberikan oleh guru

9. Guru memberikan penghargaan Siswa diharapkan menjadi


kepada siswa yang aktif dan terpacu dan meningkatkan
motivasinya agar dapat
mampu menyelesaikan tugas lebih aktif dalam
dengan baik pembelajaran berikutnya.

28
10. Guru bersama siswa Siswa bersama guru
menyimpulkan kegiatan menyimpulkan
pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan
pertemuan ini pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
ini

11. Guru mengakhiri pertemuan Siswa bersama guru


dengan doa. melakukan doa bersama

3) Pengamatan
Sama halnya dengan siklus I, pengamatan dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung. Peneliti mengevaluasi dan menganalisis data-data
yang terkumpul. Data tentang hasil belajar dikumpulkan melalui rekapitulasi nilai,
sedangkan proses pembelajaran dikumpulkan melalui lembar pengamatan.

4) Refleksi
Proses terakhir dari kegiatan siklus II adalah melakukan refleksi terhadap
kegiatan perbaikan pembelajaranyang telah berlangsung dengan mengevaluasi
semua instrumen yang telah ditetapkan. Instrumen yang dievaluasi meliputi:
a) Penggunaan model pembelajaran blended learning-flipped classroom
b) Rekapitulasi hasil belajar siswa
c) Analisis hasil belajar siswa
d) Lembar observasi/pengamatan guru.

29
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

E. Mulyasa. 2020. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gahara, Azzam. 2020. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur 1.
Bogor: Yudhistira.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia

Kamulyan, Mulyadi Sri dan Risminawati. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif di


Sekolah Dasar Panduan Praktis Untuk Mengajar. Bahan Ajar Mahasiswa PGSD FKIP
UMS.

KBBI, 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] https://kbbi.web.id/ajar


[Diakses 7 November 2020].

Masnur Muslich. 2013. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. 2007. Jakarta: Sinar Grafika.

Prayitno, W. 2015. Implementasi Blended Learning dalam Pembelajaran pada Pendidikan


Dasar dan Menengah. Yogyakarta, Indonesia.

Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT UNNES
PRESS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Sucipto, Toto. 2015. Akuntansi Perusahaan Jasa, dan Dagang. Bogor: Yudhistira.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi aksara.

Sutikno, M Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

30
Wardhani, IGAK., Kuswaya Wihardit, dan Noehi Nasoetion. 2000. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta : PRENADAMEDIA


GROUP.

31
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMK Nurul Islami Semarang


Kelas/Semester : XI/Gasal
Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Alokasi Waktu : 1x30 menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis akun-akun yang terkait dalam penyusunan 4.6 Menyusun neraca lajur untuk
neraca lajur (worksheet) untuk perusahaan jasa perusahaan jasa Indikator :
Indikator : 4.6.1 Menganalisis akun nominal
3.6.1 Mengelompokkan akun nominal dalam neraca dalam neraca lajur
lajur 4.6.2 Menganalisis akun riil dalam
3.6.2 Mengelompokkan akun riil dalam neraca lajur neraca lajur
3.6.3 Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur 4.6.3 Menyusun neraca lajur

1. Melalui kegiatan mengamati video (integrasi ICT, Technology), peserta didik mampu mengelompokkan
akun nominal dan akun riil dalam neraca lajur dengan benar
2. Melalui kegiatan mengamati video (integrasi ICT, Technology), peserta didik mampu menganalisis
prosedur penyusunan neraca lajur dengan benar
3. Melalui pengamatan dan kegiatan tanya jawab, peserta didik mampu menganalisis (unsur HOTS) akun
nominal dan akun riil neraca lajur dengan tepat
4. Melalui pengamatan dan kegiatan diskusi, peserta didik mampu menyusun (unsur HOTS) neraca lajur
dengan tepat

C. MATERI AJAR
1. Akun nominal dan akun riil dalam neraca lajur
2. Cara penyusunan neraca lajur

D. PENDEKATAN, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Strategi/Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, presentasi, dan penugasan
(Synchronous : melalui google meet/zoom, Asynchronous : melalui whatsapp
group/ google classroom)

E. MEDIA DAN BAHAN PEMBELAJARAN


Slide power point, video pembelajaran, google classroom, google meet, whatsapp group, dan LKPD.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan (5 menit)

1. Guru memberi salam (PPK-Literasi Budaya) dan memimpin doa (PPK-Religius) Dilakukan
2. Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa serta kerapihannya (PPK-Disiplin dan melalui google
Tanggungjawab) meet
3. Peserta didik menyimak apersepsi yang diberikan oleh guru mengenai kompetensi dasar, tujuan (Synchronous)
pembelajaran, materi, dan penilaian yang akan digunakan

Kegiatan Inti (20 menit)

Orientasi peserta didik MENGAMATI Video


pada masalah • Peserta didik mengamati tayangan dalam slide power point dan video pembelajaran,
pembelajaran (integrasi ICT, Technology, literasi digital) yang powerpoint, dan
disampaikan oleh guru tentang pengertian, fungsi, bentuk neraca lajur LKPD diupload
serta menerapkan prosedur penyusunan neraca lajur oleh guru
• Peserta didik dibimbing untuk memahami materi dari powerpoint dan melalui google
video pembelajaran, serta mencatat hal-hal yang penting classroom
(Asynchronous)
Mengorganisasikan MENANYA Dilakukan
peserta didik untuk • Peserta didik menanyakan materi yang belum bisa dipahami melalui google
belajar • Peserta didik diberikan topik bahasan mengenai neraca lajur sebagai meet
bahan diskusi oleh guru yang dapat dilihat dalam LKPD (Synchronous)

Membimbing MENGUMPULKAN DATA (EKSPLORASI) Dilakukan


penyelidikan individu Peserta didik dibimbing guru mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui google
maupun kelompok dari berbagai sumber untuk memecahkan permasalahan (Critical meet
thinking-4C) (Synchronous)

Mengembangkan dan MENALAR (ASOSIASI) Dilakukan


menyajikan hasil karya Peserta didik dibimbing guru membuat dan menyusun hasil pekerjaannya melalui google
ke dalam LKPD yang telah dikirimkan oleh guru meet
(Synchronous)
Menganalisis dan MENGKOMUNIKASIKAN
mengevaluasi proses • Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya Dilakukan
pemecahan masalah (Communication-4C) tentang penyusunan neraca lajur melalui google
• Peserta didik lain yang tidak presentasi dapat menanggapi hasil diskusi meet
yang sedang dipresentasikan (Communication-4C) (Synchronous)
• Peserta didik diberikan post-test untuk
mengetahui tingkat pemahamannya
Penutup (5 menit)

• Peserta didik bersama guru membuat rangkuman/simpulan mengenai materi yang telah
Dilakukan
dipelajari (Collaboration-4C)
melalui google
• Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan
meet
• Menutup pelajaran dengan salam dan doa (PPK-Literasi budaya dan religius)
(Synchronous)
G. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Penilaian selama proses pembelajaran Tes berbentuk soal pilihan Penilaian kinerja tentang
daring (dilakukan secara langsung maupun ganda melalui google form penyusunan neraca lajur
pengamatan melalui rekaman video)

Semarang, Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMK Nurul Islami Semarang Guru Mata Pelajaran,

Ariniyatul Waridah, S.Pd, M.Si. M. Anwari, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMK Nurul Islami Semarang


Kelas/Semester : XI/Gasal
Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Alokasi Waktu : 1x30 menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis akun-akun yang terkait dalam 4.6 Menyusun neraca lajur untuk perusahaan
penyusunan neraca lajur (worksheet) untuk jasa
perusahaan jasa Indikator : Indikator :
3.6.3 Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur 4.6.3 Menyusun neraca lajur

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati video (integrasi ICT, Technology), peserta didik mampu menganalisis
prosedur penyusunan neraca lajur dengan benar
2. Melalui pengamatan dan kegiatan diskusi, peserta didik mampu menyusun (unsur HOTS) neraca lajur
dengan tepat

C. MATERI AJAR
Cara penyusunan neraca lajur

D. PENDEKATAN, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Strategi/Model : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, presentasi, dan penugasan
(Synchronous : melalui google meet/zoom, Asynchronous : melalui whatsapp
group/ google classroom)

E. MEDIA DAN BAHAN PEMBELAJARAN


Slide power point, video pembelajaran, google classroom, google meet, whatsapp group, dan LKPD.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan (5 menit)

1. Guru memberi salam (PPK-Literasi Budaya) dan memimpin doa (PPK-Religius) Dilakukan
2. Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa serta kerapihannya (PPK-Disiplin dan melalui google
Tanggungjawab) meet
3. Peserta didik menyimak apersepsi yang diberikan oleh guru mengenai kompetensi dasar, tujuan (Synchronous)
pembelajaran, materi, dan penilaian yang akan digunakan
Kegiatan Inti (20 menit)

Orientasi peserta didik MENGAMATI Video


pada masalah • Peserta didik diberikan pre-test oleh guru mengenai neraca lajur pembelajaran
(https://quizizz.com/admin/quiz/5fae77ce14efe7001ce7279f/quiznerac slide power
a-lajur) point, dan
• Peserta didik mengamati tayangan dalam slide power point dan video LKPD diupload
pembelajaran (integrasi ICT, Technology, literasi digital) yang oleh guru
disampaikan oleh guru tentang pengertian, fungsi, bentuk neraca lajur melalui google
serta menerapkan prosedur penyusunan neraca lajur classroom
Peserta didik dibimbing untuk memahami materi dari powerpoint dan (Asynchronous)
video pembelajaran, serta mencatat hal-hal yang penting
Mengorganisasikan MENANYA Dilakukan
peserta didik untuk • Peserta didik menanyakan materi yang belum bisa dipahami melalui google
belajar • Peserta didik diberikan topik bahasan mengenai neraca lajur sebagai meet
bahan diskusi oleh guru yang dapat dilihat dalam LKPD (Synchronous)

Membimbing MENGUMPULKAN DATA (EKSPLORASI) Dilakukan


penyelidikan individu Peserta didik dibimbing guru mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui google
maupun kelompok dari berbagai sumber untuk memecahkan permasalahan (Critical meet
thinking-4C) (Synchronous)

Mengembangkan dan MENALAR (ASOSIASI) Dilakukan


menyajikan hasil karya Peserta didik dibimbing guru membuat dan menyusun hasil pekerjaannya melalui google
ke dalam LKPD yang telah dikirimkan oleh guru meet
(Synchronous)
Menganalisis dan MENGKOMUNIKASIKAN
mengevaluasi proses • Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya Dilakukan
pemecahan masalah (Communication-4C) tentang penyusunan neraca lajur melalui google
• Peserta didik lain yang tidak presentasi dapat menanggapi hasil diskusi meet
yang sedang dipresentasikan (Communication-4C) (Synchronous)
• Peserta didik diberikan post-test untuk
mengetahui tingkat pemahamannya

Penutup (5 menit)

• Peserta didik bersama guru membuat rangkuman/simpulan mengenai materi yang telah
dipelajari (Collaboration-4C) Dilakukan
melalui google
• Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan
• Menutup pelajaran dengan salam dan doa (PPK-Literasi budaya dan religius) meet
(Synchronous)
G. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Penilaian selama proses pembelajaran Tes berbentuk soal pilihan Penilaian kinerja tentang
daring (dilakukan secara langsung maupun ganda melalui google form penyusunan neraca lajur
pengamatan melalui rekaman video)

Semarang, Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMK Nurul Islami Semarang Guru Mata Pelajaran,

Ariniyatul Waridah, S.Pd, M.Si. M. Anwari, S.Pd.


Jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang sudah disediakan!
1. Menurut kalian apa yang dimaksud dengan kertas kerja?

2. Kelompokanlah akun-akun di bawah ini ke dalam akun riil dan akun nominal dengan benar!
a. Gedung f. Pendapatan jasa
b. Utang pajak g. Perlengkapan
c. Prive h. Akumulasi penyusutan peralatan
d. Kas i. Modal
e. Beban bunga j. Beban gaji

3. Tuliskan penyelesaian kertas kerja dari Konsultan Pajak Sejahtera pada bulan Desember 2019
secara benar!

No Nama akun NS AJP NSSD L/R Neraca


Akun D K D K D K D K D K
101 Kas 500
102 Iklan dibayar di muka 1.000 400
201 Utang usaha 600
301 Modal 900
401 Pendapatan jasa 750
4. Dalam neraca lajur kolom laba rugi terletah di sebelah debet berjumlah Rp 17.000.000,00 dan
di kredit berjumlah Rp 23.900.000,00. Dari informasi tersebut, perusahaan mengalami
laba/rugi? Sejumlah berapa?

5. Dalam neraca lajur Perusahaan Bengkel Makmur tertulis kolom laba rugi terletak di sebelah
debet berjumlah Rp. 25.000.000,00 dan di kredit berjumlah Rp. 18.000.000,00. Dari
informasi tersebut, perusahaan mengalami laba/rugi? Sejumlah berapa?
Perhatikan neraca saldo untuk Endah Salon tanggal 31 Desember 2018 berikut :

ENDAH SALON
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2018
Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
111 Kas Rp 44.450.000
113 Perlengkapan Salon Rp 8.000.000
121 Peralatan Salon Rp 55.000.000
211 Utang Usaha Rp 15.500.000
311 Modal Endah Rp 100.000.000
321 Prive Endah Rp 2.000.000
411 Pendapatan Salon Rp 14.700.000
511 Beban Sewa Gedung Rp 12.000.000
512 Beban Listrik Rp 450.000
513 Beban Telepon Rp 300.000
514 Beban Iklan Rp 3.000.000
515 Beban Gaji Rp 5.000.000
Jumlah Rp 130.200.000 Rp 130.200.000

Adapun jurnal penyesuaian dari Endah Salon tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebagai berikut :
ENDAH SALON
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2018
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2018
31 Beban perlengkapan salon 516 Rp 5.000.000
Des
Perlengkapan salon 113 Rp 5.000.000
31 Beban penyusutan peralatan salon 517 Rp 5.500.000
Akm. peny. peralatan salon 122 Rp 5.500.000
31 Sewa gedung dibayar di muka 114 Rp 11.000.000
Beban sewa gedung 511 Rp 11.000.000
31 Iklan dibayar di muka 115 Rp 600.000
Beban iklan 514 Rp 600.000
31 Beban gaji 515 Rp 2.000.000
Utang gaji 212 Rp 2.000.000
31 Piutang usaha 112 Rp 5.000.000
Pendapatan usaha 411 Rp 5.000.000
Diminta:
Buatlah kertas kerja Endah Salon!
KISI-KISI PENULISAN SOAL SIKLUS
I

Nama sekolah : SMK Nurul Islami Semarang Materi Pokok : Kertas Kerja (Worksheet)
Mata pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang Bentuk soal/tes : Pilihan ganda
Kelas / Semester : XI / Gasal Jumlah soal : 20

Indikator Pencapaian Materi Level Bentuk Nomor


Kompetensi Dasar Kompetensi Pokok Kognitif Soal Soal Skor
Indikator Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
3.6 Menganalisis 3.6.1 Menganalisis akun Akun nominal dalam neraca Disajikan daftar akun, peserta didik mampu C3 PG 2 5
akunakun yang nominal dalam neraca lajur menentukan akun nominal dalam neraca
terkait dalam lajur lajur
penyusunan neraca
lajur 3.6.2 Menganalisis akun riil Akun rill dalam neraca lajur Disajikan daftar akun, peserta C3 PG 1 5
(worksheet) untuk dalam neraca lajur didik mampu menentukan akun riil
perusahaan jasa dalam neraca lajur

3.6.3 Menganalisis prosedur Prosedur penyusunan neraca Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 3 5
penyusunan neraca lajur menganalisis persediaan akhir dalam neraca
lajur lajur
Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 4 5
menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar
Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 5 5
menganalisis kolom laba rugi dalam neraca
lajur
Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 6 5
menganalisis kolom laba rugi dalam neraca
lajur

Disajikan informasi, peserta didik mampu C3 PG 7 5


menentukan akun-akun pada kertas kerja

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 8 5


menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 9 5


menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 10 5


menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis akun -akun yang terkait dalam penyusunan neraca lajur ( worksheet) untuk
perusahaan jasa
4.6 Menyusun neraca lajur untuk perusahaan jasa

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 Menganalisis akun nominal dalam neraca lajur


3.6.2 Menganalisis akun riil dalam neraca lajur
3.6.3 Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur
4.6.1 Menerapkan akun nominal dalam neraca lajur
4.6.2 Menerapkan akun riil dalam neraca lajur
4.6.3 Menyusun prosedur penyusunan neraca lajur

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Menganalisis akun nominal dan riil dalam neraca lajur untuk perusahaan jasa
2. Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur
3. Menyusun neraca lajur perusahaan jasa

Petunjuk Meng erjakan


1. Kerjakan Soal Evaluasi dengan klik tautan berikut :
https://forms.gle/dbRKvUqpxXrKqGXA9
2. Tulislah identitas kalian secara lengkap
3. Jawablah pertanyaan yang diberikan secara sungguh -sungguh
4. dikerjakan
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, D atau E di lembar jawaban !
1. Perhatikan daftar akun dan saldo-saldonya!
i. Pendapatan diterima di muka
ii. Pendapatan jasa
iii. Beban yang masih harus dibayar
iv. Beban penyusutan gedung
v. Iklan dibayar di muka
vi. Beban asuransi
Saldo-saldo akun yang dicatat dalam kertas kerja kolom neraca adalah….
A. i, ii, dan v
B. i, iii., dan v
C. ii, iv, dan vi
D. iii, iv, dan v
E. iii, iv, dan vi

2. Perhatikan daftar akun dan saldo-saldonya!


i. Pendapatan diterima di muka
ii. Pendapatan jasa
iii. Beban yang masih harus dibayar
iv. Beban penyusutan gedung
v. Iklan dibayar di muka
vi. Beban asuransi
Saldo-saldo akun yang dicatat dalam kertas kerja kolom laba/rugi adalah….
A. i, ii, dan v
B. i, iii., dan v
C. ii, iv, dan vi
D. iii, iv, dan v
E. iii, iv, dan vi
3. Persediaan supplies pada tanggal 1 Agustus 2018 sebesar Rp. 1.500.000,00; selama
bulan Agustus 2018 diterima dari pemasok sebesar Rp. 4.500.000,00 dan pemakaian
supplies selama bulan Agustus Rp. 5.000.000,00 maka persediaan supplies pada tgl
31 Agustus 2018 adalah .…
A. Rp. 500.000,00
B. Rp. 1.000.000,00
C. Rp. 3.000.000,00
D. Rp. 3.500.000,00
E. Rp. 4.500.000,00

4. Di bawah ini kertas kerja Konsultan Pajak Bahagia bulan Desember 2017
No Nama akun NS AJP NSD L/R Neraca
akun
D K D K D K D K D K
101 Kas 500 500 500
102 Iklan dibayar di muka 1000 400 600 600
201 Utang usaha 600 600 600
301 Modal 900 900 900
401 Pendapatan jasa 750 750 750
Penyelesaian kertas kerja yang benar adalah....
A. 101, 102, 301
B. 102, 201, 401
C. 102, 301, 401
D. D. 101, 102, 401
E. 201, 301, 401
5. Dalam neraca lajur kolom laba-rugi debet berjumlah Rp. 17.000.000,00 dan di kredit
berjumlah Rp. 23.900.000,00. Ini berarti perusahaan .…
A. laba Rp. 6.900.000,00
B. B. laba Rp. 17.600.000,00
C. laba Rp. 23.900.000,00
D. rugi Rp. 6.900.000,00
E. laba Rp. 17.600.000,00
6. Dalam neraca lajur kolom laba-rugi debet berjumlah Rp. 25.000.000,00 dan di kredit
berjumlah Rp. 18.000.000,00. Ini berarti perusahaan .…
A. laba Rp. 25.000.000,00
B. laba Rp. 18.000.000,00
C. laba Rp. 43.000.000,00
D. rugi Rp. 7.000.000,00
E. laba Rp. 7.000.000,00
7. Kolom neraca saldo pada kertas kerja diisi data-data yang berasal dari….
A. neraca saldo yang telah disusun pada awal periode akuntansi
B. jurnal umum dan jurnal penyesuaian
C. buku besar
D. bukti-bukti transaksi
E. neraca saldo yang telah disusun pada akhir periode akuntansi

8. Dari sebagian kertas kerja diperoleh data sebagai berikut.


No Nama Akun NSSD L/R Neraca
D K D K D K
1 Beban sewa 10.000 - 10.000 - - -
2 Sewa diterima di muka - 40.000 - 40.000 - -
3 Pendapatan bunga - 15.000 - 15.000 - -
4 Gaji yang masih harus - 25.000 - - - 25.000
dibayar
5 Beban penyusutan peralatan 50.000 - - - 50.000 -
Penyelesaian rekening yang benar dari kertas kerja tersebut ditunjukkan pada nomor….
A. 1), 2), dan 3)
B. B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 2), 4), dan 5)
9. Dalam kertas kerja menunjukkan laba jika….
A. jumlah beban lebih besar dari jumlah pendapatan
B. jumlah harta lebih kecil dari jumlah utang
C. jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban
D. jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban
E. jumlah beban dan pendapatan menunjukkan jumlah yang sama
10. Dalam kertas kerja menunjukkan rugi jika….
A. jumlah beban lebih besar dari jumlah pendapatan
B. jumlah harta lebih kecil dari jumlah utang
C. jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban
D. jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban
E. jumlah beban dan pendapatan menunjukkan jumlah yang sama
KISI-KISI PENULISAN SOAL SIKLUS II

Nama sekolah : SMK Nurul Islami Semarang Materi Pokok : Kertas Kerja (Worksheet)
Mata pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang Bentuk soal/tes : Pilihan ganda
Kelas / Semester : XI / Gasal Jumlah soal : 20

Indikator
Materi Level Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar Pencapaian Indikator Soal Skor
Pokok Kognitif Soal Soal
Kompetensi
1 2 3 4 5 6 7 8
3.6 Menganalisis 3.6.3 Menganalisis Prosedur Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 1 5
akunakun yang prosedur penyusunan menentukan prosedur penyusunan kertas
terkait dalam penyusunan neraca lajur kerja
penyusunan neraca neraca lajur
lajur Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 2 5
(worksheet) untuk menentukan prosedur penyusunan kertas
perusahaan jasa kerja

Disajikan informasi, peserta didik mampu C3 PG 3 5


menentukan langkah-langkah penyusunan
neraca lajur 10 kolom

Disajikan informasi, peserta didik mampu C3 PG 4 5


menganalisis kolom laba rugi dalam neraca
lajur dan pengaruhnya terhadap modal
Disajikan informasi, peserta didik mampu C3 PG 5 5
menganalisis kolom laba rugi dalam neraca
lajur dan pengaruhnya terhadap modal

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 6 5


menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 7 5


menganalisis prosedur penyusunan kertas
kerja yang benar

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 8 5


menentukan komponen dalam neraca lajur

Disajikan informasi, peserta didik mampu C4 PG 9 5


menentukan komponen dalam neraca lajur
Disajikan informasi, peserta didik mampu C3 PG 10 5
menentukan komponen dalam neraca lajur
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis akun -akun yang terkait dalam penyusunan neraca lajur ( worksheet) untuk
perusahaan jasa
4.6 Menyusun neraca lajur untuk perusahaan jasa

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.3 Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur


4.6.3 Menyusun prosedur penyusunan neraca lajur

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Menganalisis akun nominal dan riil dalam neraca lajur untuk perusahaan jasa
2. Menganalisis prosedur penyusunan neraca lajur
3. Menyusun neraca lajur perusahaan jasa

Petunjuk Mengerjakan
1. Kerjakan Soal Evaluasi dengan klik tautan berikut :
https://forms.gle/Vd3jNdNc1K7myHg97
2. Tulislah identitas kalian secara lengkap
3. Jawablah pertanyaan yang diberikan secara sungguh -sungguh
4. dikerjakan
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, D atau E di lembar jawaban !

1. Saldo akun perlengkapan adalah Rp 3.500.000,00 dan jurnal penyesuaian per 31


Desember 2018 antara lain sebagai berikut.
- Beban perlengkapan Rp 2.700.000,00
- Perlengkapan Rp 2.700.000,00
Penyelesaian pada kertas kerja yang benar adalah…. dalam ribuan rupiah
Neraca Jurnal NSSD L/R Neraca
No Nama Akun Saldo Penyesuaian
D K D K D K D K D K
A Perlengkapan 3.500 - - 2.700 6.200 - - - 6.200 -
B Perlengkapan 3.500 - 2.700 - 6.200 - 6.200 - - -
C Perlengkapan 3.500 - - 2.700 800 - - - 800 -
D Perlengkapan - 3.500 2.700 - - 800 - 800 - 800
E Perlengkapan - 3.500 - 2.700 - 6.200 - 6.200 - -

2. Perhatikan neraca saldo sebagian dari Salon Nonanoni per 31 Desember 2019 berikut!
No. Akun Nama Akun Debet Kredit
104 Perlengkapan Rp 1.470.000,00 -
114 Peralatan Rp 14.000.000,00 -
115 Akumulasi penyusutan peralatan - Rp 1.400.000,00
Data penyesuaian per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
- Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp 630.000,00
- Peralatan disusutkan 10%
Berdasarkan data tersebut, penyusunan kertas kerjanya sebagai berikut: dalam ribuan rupiah
Neraca Saldo Jurnal NSSD L/R Neraca
No Nama Akun Penyesuaian
D K D K D K D K D K
1 Perlengkapan 1.470 - - 630 840 - - - 840 -
2 Peralatan 14.000 - - - 14.000 - - 14.000 - -
3 Akm. pnystn prltn - 1.400 - 1.400 - 2.800 - - - 2.800
4 Beban pnystn prltn - - 1.400 - 1.400 - - 1.400 `- -
5 Beban perlengkapan - - 630 - 630 - 630 - - -
Berdasarkan kertas kerja sebagian di atas, penyelesaian akun yang benar ditunjukkan
pada nomor….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
3. Dalam kertas kerja, akun-akun dari Neraca Saldo Disesuaikan yang akan dipindah ke
kolom laba/rugi adalah....
A. pendapatan iklan, pendapatan komisi, dan komisi diterima di muka
B. beban sewa, bunga yang akan ditagih, dan pendapatan iklan
C. beban sewa, pendapatan iklan, dan komisi diterima di muka
D. beban sewa, pendapatan iklan, dan pendapatan komisi
E. beban sewa, pendapatan komisi, dan komisi diterima di muka
4. Kertas kerja perlu disusun sebelum menyusun laporan keuangan karena….
A. berfungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan
B. tidak diperlukan untuk membantu proses penutupan akun buku besar
C. untuk mengetahui jumlah saldo debit dan kredit
D. agar mudah dalam menyusun debit dan kredit
E. agar lebih mudah dalam menghitung kekayaan
5. Berikut ini urutan langkah-langkah yang benar dalam menyusun neraca lajur 10 kolom
adalah….
A. AJP, Neraca saldo, Neraca saldo disesuaikan, Neraca, Laporan laba/rugi
B. Neraca, AJP, Neraca saldo disesuaikan, Laporan laba/rugi
C. Neraca saldo, Neraca saldo disesuaikan, Laporan laba/rugi, Neraca
D. Neraca saldo disesuaikan, AJP, Neraca saldo, Neraca, Laporan laba/rugi
E. Neraca saldo, AJP, Neraca saldo disesuaikan, Laporan laba/rugi, Neraca
6. Dalam neraca lajur, jika pada kolom laba/rugi jumlah kolom debit lebih kecil dari
jumlah kolom kredit, maka perusahaan tersebut mengalami … dan pengaruhnya
terhadap modal adalah….
A. rugi, mengurangi modal
B. rugi, menambah modal
C. laba, mengurangi modal
D. laba, menambah modal
E. rugi, tidak mempengaruhi modal
7. Bunga yang masih harus diterima dalam Neraca Lajur akan muncul di kolom….
A. Neraca saldo
B. Laporan laba/rugi
C. Penyesuaian
D. Laporan posisi keuangan
E. Tidak dicatat dalam neraca lajur
8. Apabila diketahui kendaraan Rp 500.000.000,00 dan penyusutan diperkirakan 10%
setiap tahun, maka pada kolom neraca lajur, saldo kendaraan dalam kolom NSD
yaitu….
A. Rp 550.000.000,00
B. B. Rp 500.000.000,00
C. C. Rp 450.000.000,00
D. D. Rp 50.000.000,00
E. Rp 25.000.000,00

9. Perhatikan kertas kerja berikut.


(Rp 000,-)
NSD LABA RUGI NERACA
NO KETERANGAN
D K D K D K
1 Asuransi dibayar 2 400 2 400
dimuka
2 Goodwill 3 000 3 000
3 Pendapatan jasa 1 200 1 200
4 Beban gaji 2 600 2 600
5 Beban listrik 500 500
Berdasarkan kertas kerja diatas, penyelesaian yang benar ditunjukkan pada nomor….
A. 3, 4 dan 5
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 3 dan 5
D. 1, 3 dan 4
E. 1, 2 dan 3

10. Dalam sebuah neraca lajur, neraca sebagai laporan keuangan didukung oleh….
A. Ayat penyesuaian yang terdapat dalam neraca lajur
B. Jumlah yang terdapat dalam lajur neraca saldo disesuaikan
C. Jumlah yang terdapat dalam lajur laba rugi dan neraca
D. Jumlah yang terdapat dalam lajur neraca itu sendiri
E. Jumlah yang terdapat dalam kolom neraca saldo

Anda mungkin juga menyukai