Oleh:
Ni Wayan Putri Juniantari Dewi 2313071005
Aulia Rizkika Azzahra 2313071015
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………….
1.4 Manfaat……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….
2.1 Hakikat Teori-Teori Perkembangan…………………………………….
2.2 Teori-Teori Perkembangan Klasik…………………………………………………..
2.3 Teori-Teori Perkembangan Modern……………………………..
2.4 Formulasi Teori Perkembangan Kontemporer Pada Era Kompleksitas Perkembangan Dan
Kehidupan Manusia Di Abad 21…………………………………………………………….
BAB III PENUTUP………………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan manusia, pemahaman terhadap
perkembangan manusia menjadi suatu fokus yang semakin mendalam. Setiap era
membawa kontribusi berbeda terhadap pemahaman ini, mewujudkan teori-teori
perkembangan yang memandu pemikiran dan riset. Makalah ini bertujuan untuk
menyelusuri hakikat teori-teori perkembangan, menggali kedalaman teori-teori
perkembangan klasik, menjelajahi kerangka teori perkembangan modern, dan merinci
formulasi teori perkembangan kontemporer yang muncul pada era kompleksitas
perkembangan dan kehidupan manusia di abad 21.
Hakikat teori-teori perkembangan menjadi titik awal dalam memahami esensi dari
bagaimana manusia tumbuh dan berkembang. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar
ini menjadi dasar bagi perkembangan teori-teori lebih lanjut. Hakikat ini melibatkan studi
mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan manusia, mulai dari
aspek fisik, psikologis, hingga sosial. Dalam penelusuran ini, kita akan menjelajahi
filosofi di balik teori-teori ini dan bagaimana kontribusinya membentuk landasan
pemahaman kita terhadap perkembangan manusia.
Teori-teori perkembangan klasik menjadi pijakan berikutnya dalam perjalanan ini.
Dari pemikiran Piaget yang menitikberatkan pada tahapan perkembangan kognitif, hingga
teori Erikson yang mengeksplorasi tahapan perkembangan psikososial, setiap tokoh klasik
memberikan perspektif uniknya. Pemahaman mendalam terhadap teori-teori ini
membantu kita memahami bagaimana individu melewati fase-fase kritis dalam hidup
mereka dan bagaimana interaksi dengan lingkungan membentuk identitas mereka.
Seiring berjalannya waktu, muncul teori-teori perkembangan modern yang
memperkaya dan meluaskan cakupan pemahaman kita. Teori ini seringkali melibatkan
pendekatan multidimensional, mengintegrasikan berbagai faktor yang memengaruhi
perkembangan manusia. Dari teori ekologis Bronfenbrenner yang menekankan peran
lingkungan, hingga teori perkembangan moral Kohlberg yang mempertimbangkan aspek
etika, pemahaman terhadap perkembangan manusia semakin kompleks. Puncak dari
perjalanan ini adalah formulasi teori perkembangan kontemporer yang hadir di era
kompleksitas perkembangan dan kehidupan manusia di abad 21. Dalam menghadapi
tantangan global, teori ini mencoba mengartikulasikan bagaimana individu bereaksi
terhadap perubahan yang cepat dan kompleksitas interaksi sosial. Konsep-konsep seperti
resiliensi, adaptabilitas, dan kecerdasan emosional menjadi sorotan dalam menyusun
kerangka teoretis yang relevan dengan dinamika abad ini. Dengan menggali hakikat teori-
teori perkembangan, menjelajahi teori-teori klasik, mengintegrasikan perspektif modern,
dan merinci formulasi kontemporer, makalah ini bertujuan untuk memberikan pandangan
komprehensif terhadap perkembangan manusia. Dengan begitu, kita dapat lebih
memahami kompleksitas kehidupan manusia di abad 21 dan meresponsnya secara lebih
bijaksana dalam berbagai konteks, mulai dari pendidikan hingga pembangunan sosial.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui Apa saja hakikat teori-teori perkembangan.
2) Untuk mengetahui Bagaimana teori-teori perkembangan klasik.
3) Untuk mengenal Apa saja teori-teori perkembangan modern.
4) Untuk mengetahui Bagaimana formulasi teori perkembangan kontemporer pada era
kompleksitas perkembangan dan kehidupanmanusia di abad 21.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan bisa dicapai dalam penulisan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1) Bagi penulis, melalui makalah ini penulis mendapatkan manfaat dalam
bentuk pengenalan Teori Perkembangan Manusia dari hakikat Hingga
Era Kontemporer di Abad 21.
2) Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang Teori Perkembangan Manusia dari hakikat Hingga
Era Kontemporer di Abad 21.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Teori-Teori Perkembangan
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai
“Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships,
and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:
(1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati,
(2) pertumbuhan,
(3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional,
(4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.”
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan dan belajar.”
Suatu sistem pengertian atau konseptualisasi yang diorganisasikan secara logis, dan
diperoleh melalui jalan (pendekatan) yang sistematis, biasa disebut sebagai teori, macam-
macam teori perkembangan antara lain:
1. Teori Empirisme
Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 1561-1626) dan John Locke
(Inggris 1632-1704), berpandangan bahwa pada dasarnya anak lahir ke dunia;
perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan
pengajaran. Pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil dalam usahanya membentuk lain
dari teori ini adalah :
a. Teori Optimisme (pedagogis optimisme) dengan alasan adanya karena teori ini sangat
yakin dan optimis akan keberhasilan upaya pendidikan dalam membina kepribadian anak.
b. Teori yang berorientasi lingkungan (enviromentalisme), dinamakan demikian karena
lingkungan lebih banyak menentukan terhadap corak perkembangan anak.
c. Teori Tabularasa: karena paham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi putih bersih
seprti meja lilin (tabula/ table = meja; rasa = lilin).
2. Teori Nativisme
Shopenhauer (Jerman 1788-1860) mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi
pembawaan bakat alami (kodrat). Dan pembawaan (nativus = pembawaan) inilah yang akan
menetukan wujud kepribadian seorang anak. Istilah lain dari aliran ini disebut dengan:
a. Teori Pesimisme (Pedagogis-pesimistis), karena teori ini menolak, pesimis terhadap
pengaruh luar.
b. Teori Biologisme, disebabkan menitikberatkan pada faktor biologis, faktor keturunan
(genetic) dan kostitusi atau keadaan psikolofisik yang dibawa seajak lahir.
c. Teori Konvergensi Konvergensi (converg = memusatkan pada satu titik; bertemu). Teori
ini penganjur utamanya adalah Williams Stern dibantu istri setianya Clara Stern.
Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang
saling menopang. Yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan.
d. Teori Rekapitulasi. Rekapitulasi (recapitulation) berarti ulangan, yang dimaksudkan
bahwa perkembangan jiwa anak adalah hasil ulangan dari perkembangan seluruh jiwa
manusia.
3. Teori Psikodinamika
Berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosioefektif, yakni ketegangan yang ada didalam diri seseorang
itu ikut menemukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.
4. Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini disampaikan oleh Dr. M.J. Langeveld salah seorang ilmuan dari Belanda.
Teori ini berlandaskan pada alasan-alasan :
a. Anak adalah makhluk manusia yang hidup.
b. Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan
perlindungan
c. Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan aktif
(eksplorasi).
5. Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh
adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak
bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
1. Id
Id berasal dari kata latin “Is” yang artinya es. Kepribadian ini disebut Freud sebagai
kepribadian bawaan lahir. Didalamnya terdapat dorongan yang didasari pemenuhan biologis
guna kepuasan bagi dirinya sendiri. Karakter khas pada aspek ini adalah tidak adanya
pertimbangan logis dan etika sebagai prinsip pengambilan keputusan. Lebih sederhana, id
berwujud pada gambaran nafsu, hasrat seksual dan perasaan superior (ingin berkuasa).
2. Ego
Aspek kepribadian ini terjadi akibat pengaruh yang ia dapatkan dari apa yang terjadi
didunia/lingkungannya. Ciri khas dari aspek ini, ego mengatur id dan juga superego untuk
pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kepentingan kepribadian yang terlibat. Artinya, berbeda
dengan id yang hanya mementingkan diri sendiri, ego merupakan aspek yang mementingkan
keperluan lebih luas (tidak hanya dirinya).
3. Superego
Aspek kepribadian yang satu ini akan lekat kaitannya moral atau nilai kehidupan. Ranah
superego berisi tentang batasan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dengan
kata lain, superego memiliki peran penting untuk menjadi penengah antara id an ego. Ia
menjadi penyekat dari sinyal yang dikirimkan aspek id serta memotivasi ego untuk
melakukan hal yang menjunjung moralitas.
Fase Dalam Perkembangan Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian seseorang mengalami perkembangan dalam tiga tahapan fase :
1. Fase Infatile
Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga berusia 5 tahun. Naluri seks menjadi hal
yang utama dalam pembentukan kepribadian anak tersebut. Pada range usia ini, Freud
mengklasifikasikan fase infantil menjadi tiga fase lagi, yaitu :
2.3
2.4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mukhlis. 2015. Makalah Hakekat dan Teori Perkembangan Psikologi Pendidikan.
Jurnal Online. Tersedia pada
https://www.academia.edu/35413601/Makalah_Hakekat_dan_Teori_Perkembangan_
Psikologi_Pendidikan. Diakses pada tanggal 26 November 2023.
Studocu. 2022. Makalah Teori Perkembangan Klasik-Modern. Jurnal Online.Tersedia pada
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-ganesha/
perkembangan-peserta-didik/makalah-teori-perkembangan-klasik-modern/45045283.
Diakses pada tanggal 26 November 2023.
Kemenag.go.id. 2019. Mengenal Aliran-Aliran Klasik Dalam Dunia Pendidikan. Artikel
Online. Tersedia pada https://kalsel.kemenag.go.id/opini/675/Mengenal-Aliran-
Aliran-Klasik-Dalam-Dunia-Pendidikan. Diakses pada tanggal 26 November 2023.