Akidahakhlak
Akidahakhlak
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Mahadi Ardizah (90100123010)
A. Mabrur Mubarak (90100123031)
Penulis
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI. ................................................................................................................. iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN . ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2
A. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT ............................................... 2
B. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ................................................................... 2
C. Perbedaan Iman Kepada Al-Qur’an Dengan Iman Kepada Kitab-kitab Suci Lainnya 6
D. Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT ............................................... 7
E. Perilaku Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT............................................. 8
F. Tanda-Tanda Iman Kepada Allah SWT ............................................................... 9
BAB III - PENUTUP ..................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12
iii
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran
Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal
para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya.
Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang
telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup. Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT termasuk rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para utusanNya sebelum Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui Malaikat Jibril secara
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan merupakan
penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran mencakup seluruh inti wahyu yang telah
diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang
terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran idealnya menjadi
pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT!
2. Apa saja kitab-kitab Allah SWT!
3. Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT!
4. Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT!
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.
4. Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
1
BAB II
PEMBAHASAN
س ِل ِه َو إال َي إو ِم إاْل ِخ ِر َوتُؤإ ِمنَ ِب إالقَدَ ِر َخي ِإر ِه َوش َِر ِه ِ ان أ َ إن تُؤإ ِمنَ ِب ه
ُ اَّلل َو َم ََل ِئ َك ِت ِه َوكُت ُ ِب ِه َو ُر ِإ
ِ اْلي َم
Artinya:
“Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.”
(H.R. Muslim)
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan secara lisan,
melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada kitab Allah Swt. tingkah
lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya.
2
2. Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke 10 SM didaerah
yerusalem.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. didaerah Yerusalem pada permulaan abad pertama.
4. Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di daerah Mekah dan di
Madinah pada abad ke-6 M.
3
d. Memuliakan hari Sabtu.
e. Menghormati ayah-ibu.
f. Larangan membunuh sesama manusia.
g. Larangan berbuat zina.
h. Larangan mencuri.
i. Larangan menjadi saksi palsu.
j. Larangan keinginan memiliki atau menguasai hak orang lain.
Itulah isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang sekarang beredar
dikalangan bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan bayak perubahan. Para ulama sepakat bahwa tidak
ada lagi Taurat yang beredar sekarang merupakan karangan orang Yahudi pada masa dan waktu
yang berlainan.
Jadi, pada masa Nabi Musa a.s. bangsa Yahudi masih beriman dan mereka pun mengetahuinya
dan percaya bahwa akan ada Nabi yang diturunkan oleh Allah SWT pada akhir zaman, yaitu Nabi
Muhammad saw. Mereka mengetahui tentang kedatangan Nabi Muhammad saw., serta tanda-
tandanya dari kitab Taurat. Akan tetapi, setelah Nabi Musa wafat, mereka mengubah isi Taurat
dan banyak diantaranya menjadi kafir lagi.
2.)Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s. seorang raja bangsa Israil di Kan’an, sekitar
abad ke-10 SM. Kitab Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian kepadaTuhan) yang melukiskan
tentang nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada Nabi Daud dan tentang syariat dan hukum
Nabi Daud mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Musa dalam kitab Taurat.
Isi pokok kitab Zabur antara lain, mazmur 146:
“Besarkan olehmu akan Allah. Hai jiwaku pujilah Allah. Maka aku akan memuji Allah seumur
hidupku dan aku akan menyanyikan puji-pujian kepada Tuhanku selama aku ada. Janganlah kamu
percaya kepada raja- raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan. Maka
putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya
upayanya. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’kub sebagai penolongnya dan yang
menaruh harapan kepada Tuhan Allah. Yang menjadikan langit, bumi, dan laut serta segala isinya,
dan menaruh setia sampai selamanya. Yang membela orang teraniaya dan memberi makan orang
yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara. Dan Allah membukakan mata
orang yang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk dan Allah mengasihi orang yang benar.
Maka Allah memelihara orang dagang serta ditetapkannya anak yatim dan perempuan bujang,
tetapi jalan orang jahat itu dibalikkannya. Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-selamanya
dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman-berzaman.
4
3.)Kitab injil
Kitab Injil diturunkan Allah swt., kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di
Yerusalem. Kata Injil ini berasal dari bahasa Ibrani yang artinya kabar gembira, maksudnya berita
akan datangnya utusan Allah SWT, yaitu Muhammad saw., untuk seluruh alam. Kitab Injil yang
asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah swt.,
kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang menyekutukan-Nya dengan
benda atau makhluk lainnya. Disamping itu, dimuat, keterangan- keterangan bahwa diakhir zaman
akan datang seorang nabi terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil yang sekarang beredar,
didunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini dikenal dengan injil Matius, Injil Markus,
Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut banyak sekali terdapat perbedaan
pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya. Menurut para ahli, Injil tersebut memuat
tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada di dalamnya
merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat orang-orang Hawari (pengikut- pengikut
Nabi Isa).
Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba dipandang
ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas ini tidak dipergunakan oleh orang-
orang Kristen (Nashrani). Oleh karena itu, Injil yang wajib diyakini oleh umat muslim adalah Injil
yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., bukan Injil-Injil yang beredar saat ini.
4.) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw., untuk
disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Sementara itu, bila kita yakini bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Qur’an harus diakui pula sebagai kitab suci terakhir yang
diturunkan Allah kepada umat manusia.
Kandungan pokok Al-Qur’an menurut ulama Al- Azhar, Prof. Mahmud Syaltut, adalah:
a. Akidah,
b. Akhlak,
c. Dorongan atau bimbingan akan hikmah- hikmah alami,
d. Kisah-kisah umat terdahulu,
e. Janji baik serta ancaman buruk yang datang dari Allah,
f. Hukum-hukum ibadah dan muamalah.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 2 hari
yang terbagi dalam dua periode: Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan
di Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat Makiyyah, dan Periode Madinah,
yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Madinah yang lazimnya berisi syari’at
5
sehubungan sosial (mu’amalah) dan pembinaan masyarakat Islam, yang kemudian dikenal sebagai
surat Madaniyyah.
Sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Qur’an harus dijadikan
pegangan dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-Qur’anlah pedoman
hidup mereka. Menjadikan petunjuk lain selain Al-Qur’an yang datang dari Allah itu, niscaya akan
membawa mereka pada kesengsaraan dan penderitaan.
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah SWT dan RasulNya dan
kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah Swt, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab Nya,
Rasul-RasulNya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
(Q.S An-Nisa: 136).
Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Qur’an dan
Iman kepada Kitab Suci sebelumnya. Kalau terhadap Kitab Suci sebelumnya seorang muslim
hanyalah mempunyai kewajiban mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan kandungannya
karena Kitab-Kitab Suci tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu yang telah berakhir dengan
kedatangan Kitab Suci yang terakhir yaitu Al-Qur’an. Jika ada hal-hal yang sama yang masih
berlaku dan diamalkan, itu hanyalah semata-mata diperintahkan oleh Al-Qur’an bukan karena ada
pada Kitab Suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an membawa konsekuensi yang
lebih luas seperti mempelajarinya, mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari
serangan musuh-musuh Islam.
6
D. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Pribadi
Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Kitab Allah
Swt. mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fungsi ini tertera
dalam ayat Al-Quran berikut ini.
Artinya:
“Dan mereka beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-
kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah
yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S.
Al-Baqarah: 4–5)
7
sulit dipecahkan. Permasalahan hidup kian bertambah banyak sehingga manusia sering lupa dari
tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt. Yang harus selalu menghambakan diri kepada-Nya
Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup. Ajaran Al-Quran
berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab. Tidak ada keraguan sedikit
pun terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus dipahami, dipelajari, dihayati, dan
diamalkan dalam kehidupan. Berkaitan dengan tidak adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-
Quran.
8
Allah Swt berfirman sebagai berikut:
Artinya:
“Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
(Q.S. Al-Baqarah: 2)
Kitab suci berfungsi sebagai tuntunan syariat, hanya berlaku berdasarkan kitab Al-Quran.
Maksudnya, syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad SAW sebagaimana
disebutkan dalam beberapa kitab suci tidak berlaku lagi semenjak hadirnya syariat Islam. Kecuali,
untuk syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunah Rasulullah saw. untuk
dijalankan seperti syariat Nabi Ibrahim a.s. Hal ini tidak berarti syariat nabi dan rasul terdahulu
jelek, tetapi Al-Quran telah menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak
perlu menjalankan syariat terdahulu, kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang
terdapat dalam Al-Quran.
9
2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil
Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran. Ketentuan ini
dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan Nabi Saw. Jika bacaan
Al-Quran-nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat kepada dirinya. Sebaliknya, jika
bacaan Al-Quran-nya salah maka Al-Quran akan melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa
banyak pembaca Al-Quran yang berharap mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru
mendapatkan laknat dari Al-Quran. Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena
pembaca Al-Quran tidak memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran pasti
kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan kepada kitab-kitab suci yang
diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat ijmali. Artinya, seorang Muslim
dituntut untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak dituntut untuk memahami, mempelajari, serta
mengamalkan kandungan isi kitab-kitab suci terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya dituntut
mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan untuk memahami,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara terperinci.
Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah kitab suci Taurat, Zabur, Injil, dan
suhuf Nabi Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. Kitab suci
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As. Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:
1. Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai
Kalamullah.
2. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat
manusia.
3. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan
menguji kebenaran risalah-risalah sebelumnya.
B. Saran
Mari kita Senantiasa Membuka, Membaca, Mengkaji, Memahami Dan Mengamalkan Isi Al-
qur’an, Karena sebaik-baik Di antara Kita Iyalah Orang Yang Mempelajari Al-Qur’an Dan
Mengajarkannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Amri M, Rusmin M, Ahmad L.O.I. 2017. Aqidah Akhlak. Watampone. Syahada Creatif Media
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI.
Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Syukur, Asep Puji & Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas
XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
12
13