Anda di halaman 1dari 3

Materi BAB 1

SEJARAH BERDIRINYA DAULAH ABBASIYAH

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA DAULAH ABBASIYAH

Daulah Abbasiyah atau yang dikenal dengan sebutan Daulah Bani Abbasiyah adalah suatu
pemerintahan yang bercorak Islam yang berdiri setelah runtuhnya atau berakhirnya kekuasaan
Dinasti Umayyah. Dinasti ini didirikan oleh keturunan Abbas. Dinamakan Dinasti Abbasiyah
karena pendiri dan para khalifahnya adalah keturunan Abbas.Yang dimaksud Abbas adalah
Abbas bin Abdul Muthalib (paman Nabi Muhammad SAW), juga keturunan dari Bani
Hasyim.
Sejarah peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayyah (Daulah Umayyah) kepada Dinasti
Abbasiyah (Daulah Abbasiyah) bermula ketika Bani Hasyim menuntut kepemimpinan Islam
berada di tangan mereka karena mereka adalah keluarga Nabi terdekat. Propaganda Abbasiyah
dimulai pada masa Dinasti Umayyah, tepatnya pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
(khalifah ke 8). Khalifah Umar bin Abdul Aziz memimpin dengan adil, persatuan umat Islam
terjaga dengan baik, ketenteraman dan kestabilitasan Negara memberi kesempatan kepada
kelompok Bani Abbas untuk menyusun atau merencanakan pergerakannya yang berpusat di
Humayyah (Irak), Bani Abbas kemudian menetapkan kota Kuffah sebagai kota penghubung,
dan Khurasan (Persia) sebagai pusat gerakan politiknya.
Berdirinya Daulah atau Dinasti Abbasiyah berawal dari sebuah gerakan bawah tanah
( gerakan rahasia / sembunyi-sembunyi ) yang pertama kali dibentuk oleh Muhammad bin
Ali ( keturunan Bani Abbas ) pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
(khalifahke 8) dari Dinasti Umayyah. Tujuan utama dibentuknya gerakan bawah tanah ( gerakan
rahasia ) itu adalah untuk menggulingkan atau menghancurkan dan merebut kekuasaan
dari Dinasti Umayyah. Gerakan rahasia itu semakin bertambah besar dan kuat setelah
pengganti Umar bin Abdul Aziz, yaitu Khalifah Yazid bin Abdul Malik (khalifah ke 9) adalah
khalifah Bani Umayyah yang lemah dan tidak kuat.
Beberapa sebab tidak langsung runtuhnya Daulah atau Dinasti Umayyah adalah sebagai
berikut:
1. Figur khalifah yang lemah
Perpindahan ibu kota pemerintahan dari Madinah ke Damaskus merupakan sebab munculnya
factor kelemahan ini. Seperti diketahui, Damaskus merupakan bekas ibu kota Kerajaan
Bizantium. Akibatnya, kehidupan bangsawan Bizantium mulai mempengaruhi dan akhirnya
menjadi gaya hidup keluarga Dinasti Umayyah. Mereka terbiasa menjalani kehidupan
mewah, foya-foya dan boros yang jauh dari gaya hidup islami seperti yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad.
2. Hak istimewa Bangsa Arab Suriah
Umayyah bin Khalaf merupakan moyang Dinasti Umayyah yang telah lama menetap di
Suriah jauh sebelum Islam datang .Oleh karena itu, kehidupan dan keberlangsungan Dinasti
Umayyah tidak bisa lepas dari orang –orang Suriah. Dinasti Umayyah membentuk
aristokrasi yaitu :system pemerintahan dengan kekuasaan dipegang kaum bangsawan. Oleh
milliter Arab yang secara turun temurun membentuk kelas-kelas social dan tingkatan dalam
masyarakat.
3. Bani Umayyah mengingkari Perjanjian Madain
Pada masa Khulafaur Rasyidin, pemilihan khalifah dilakukan secara musyawarah dan
demokrasi. Dalam peristiwa ‘Amul-Jama’ah yaitu Tahun Persatuan umat Islam yang
ditandai dengan perdamaian antara Hasan bin Ali dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada
tahun 41H/661 M, Mu’awiyah berjanji dan menyanggupi pemilihan khalifah sesudahnya
dilakukan dengan musyawarah dan pemilihan demokratis dari umat Islam. Perjanjian antara
Hasan bin Ali dengan Mu’awiyah bin Abu Sufyan ini disebut dengan Perjanjian Madain,
karena perjanjiannya dilakukan di kota Madain (Persia). Namun Mu’awiyah mengingkari
janji itu. Sebelum ia wafat, ia menunjuk anaknya yang bernama Yazid bin Mu’awiyah
sebagai putra mahkota dan khalifah sesudahnya. Hal itu berlangsung secara turun-temurun.
Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya berbagai pemberontakan yang dilakukan oleh
golongan Syi’ah, Khawarij dan golongan lain karena menurut mereka Bani Umayyah telah
mengingkari Perjanjian Madain.
4. Persaingan antar suku
Persaingan antar suku sudah lama menjadi cirri bangsa Arab.Sikap pilih kasih Dinasti
Umayyah kembali memunculkan hal itu.Suku-suku Arab terbagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu bangsa Arab Utara yang disebut Qaisy atau Mudari dan bangsa Arab Selatan
yang disebut Arab Yamami atau Himyari. Dalam pertikaian itu, Dinasti Umayyah
mendukung suku Arab Yamami yang lebih cocok dengan mereka.Serangkaian peperangan
antara dua suku Arab itu sangat memperlemah kekuatan Dinasti Umayyah.

Semua keadaan di atas menjadi permasalahan yang sulit dipecahkan oleh pemerintahan
Dinasti Umayyah. Sekitar awal abad ke 8 (720 M) atau setelah wafatnya Khalifah Umar bin
Abdul Aziz, kebencian terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah telah tersebar luas. Kelompok –
kelompok yang merasa tidak puas dan membenci pemerintahan Dinasti Umayyah bermunculan,
khususnya dari golongan Mawali, yaitu golongan orang-orang Islam yang bukan keturunan
bangsa Arab. Mereka sebagian besar berasal dari Irak dan Persia (Iran).Golongan mawali itulah
yang dijadikan pengikut atau pendukung Bani Abbas dalam menggulingkan atau merebut
kekuasaan dari tangan Dinasti Umayyah.

B. SILSILAH BANI ABBAS


Abdu Manaf

Abdu Syam Hasyim

Umayyah Abdul Muthalib

Harb
Abdullah Abu Thalib Hamzah Abbas
Abu Sofyan
Muhammad Abdullah
Muawiyah
Fatimah Ali Ali
Yazid

Hasan Husein Muhammad Abdullah Shalih

Ibrahim Al Imam Abdullah Abu Ja’far Al-Manshur

Al-Mahdi
C. PROSES BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH

Perjuangan Bani Abbas dalam merebut kekuasaan dari tangan Bani Umayyah
membutuhkan waktu dan proses yang panjang . Perjuangan itu lebih banyak dilakukan dengan
jalan kekerasan atau peperangan melawan Bani Umayyah. Langkah-langkah atau usaha-usaha
yang dilakukan Bani Abbas dalam usahanya mendirikan Dinasti Abbasiyah adalah :
1. Membentuk gerakan bawah tanah (gerakan rahasia ). Tokoh-tokohnya adalah :
a. Muhammad bin Ali ( Muhammad Al Abbas)
b. Ibrahim Al Imam
c. Abu Muslim Al Khurasani ( dari golongan mawali )
2. Menerapkan politik bersahabat, yaitu Bani Abbas tidak memperlihatkan sikap bermusuhan
dengan BaniUmayyah.
3. Dalam gerakannya, Bani Abbas tidak menggunakan nama Bani Abbas, tetapi Bani
Hasyim. Tujuannya adalah agar pendukung atau keturunan Ali bin Abu Thalib akan tetap
mendukungnya, karena mereka sama-sama keturunan Bani Hasyim.
4. Menetapkan kota/wilayah Khurasan ( nama kota di Persia/Iran) sebagai pusat kegiatan
politik gerakan Bani Abbas. Pelopor atau pemimpin gerakan di kota Khurasan ini adalah
Abu Muslim Al Khurasani .Kota ini dipilih karena letaknya sangat jauh dari kota Damskus
(pusat pemerintahan Dinasti Umayyah) dan penduduknya banyak yang tidak senang
( antipati) kepada Bani Umayyah.

Gerakan bawah tanah (gerakan rahasia) dan perjuangan yang dilakukan oleh Muhammad
bin Ali (golongan Bani Abbas) dalam menghancurkan Dinasti Umayyah diteruskan oleh ketiga
anaknya, yaitu, Ibrahim Al Imam, Abdullah bin Muhammad ( Abul Abbas As Saffah ) dan
Abu Ja’far Al Manshur. Perjuangan Bani Abbas dalam menghancurkan Dinasti Umayyah
mencapai puncaknya pada masa Khalifah Marwan bin Muhammad (khalifah terakhir
Dinasti Umayyah). Pada waktu itu pemerintahan Dinasti Umayyah dilanda berbagai macam
kekacauan dan pemberontakan yang sulit diatasi/dipadamkan. Diantara pemberontakan-
pemberontakan yang berbahaya dan tidak bisa diatasi oleh Khalifah Marwan bin Muhammad
pada waktu itu adalah pemberontakan di kota Khurasan yang dilakukan oleh golongan Syi’ah
yang didukung oleh golongan Bani Abbas, Bani Hasyim dan golongan Khawarij. Dalam
menumpas pemberontakan itu Khalifah Marwan bin Muhammad mengalami kekalahan dan
kemudian ia melarikan diri ke Damaskus (Syiria) dan Mesir. Di desa Bushair, kota Fustat
(Mesir), ia terbunuh oleh Shalih bin Ali (saudaranya Muhammad bin Ali). Dengan wafatnya
Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah kekuasaan Dinasti Umayyah yang telah berlangsung
selama+ 90 tahun. Setelah itu Abdullah bin Muhammad (putra Muhammad bin Ali)
mendirikan negara / pemerintahan baru yang diberi nama Daulah atau Dinasti Abbasiyah tahun
132 H = 750 M. Ia diberi julukan Abul Abbas As Saffah. As Saffah artinya “penumpah
darah”.Diberi julukan As Saffah karena iasangat kejam dan suka membunuh terhadap lawan-
lawan atau musuh-musuhnya, khususnya terhadap Bani Umayyah dan orang-orang yang anti
Bani Abbas.
Dari sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah ini, maka orang-orang yang berjasa dalam
mendirikan Daulah atau Dinasti Abbasiyah adalah Muhammad bin Ali, Abu Muslim Al
Khurasani, Ibrahim Al Imam, Abdullah bin Muhammad (Abul Abbas As Saffah) dan Abu
Ja’far Al Manshur.

Anda mungkin juga menyukai