Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena limpahan berkah dan
rahmatNya penyusunan Matematika 4 untuk sekolah dasar ini dapat kami
selesaikan.

Matematika tidak pernah lepas dari segala jenis dimensi kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan Matematika. Dengan demikian diperlukan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis untuk
menyelesaikannya.

Belajar Matematika kadang terasa berat dan membosankan karena siswa


hanya dihadapkan pada simbol dan angka. Matematika 4 dihadirkan untuk
menjawab permasalahan tersebut serta memenuhi kebutuhan akan buku yang
lebih inovatif.

Buku ini ditulis agar belajar matematika menjadi pengalaman yang


menarik dan menyenangkan sehingga mampu membangkitkan minat siswa untuk
lebih “sadar Matematika”. Kritik dan saran selalu terbuka demi penyempurnaan di
masa mendatang.

Pematangsiantar, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PECAHAN.........................................................................................................................3
A. Arti Pecahan...........................................................................................................3
B. Pecahan Senilai dan Menyederhanakan Pecahan....................................................4
C. Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan..........................................................5
D. Berbagai Bentuk Pecahan.......................................................................................8
E. Mengubah Berbagai Bentuk Pecahan...................................................................10
F. Pembulatan dan Penaksiran Pecahan....................................................................11
 Uji Kompetensi....................................................................................................15
BAB II.............................................................................................................................17
OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH....................................................................17
A. Operasi Hitung Bilangan Cacah...........................................................................17
B. Pembulatan dan Penaksiran Bilangan...................................................................18
 Uji Kompetensi....................................................................................................21
BAB III............................................................................................................................21
KPK dan FPB...................................................................................................................21
A. Kelipatan dan Faktor Bilangan.............................................................................22
B. Faktor dan Kelipatan Suatu Bilangan...................................................................22
C. KPK dan FPB.......................................................................................................25
D. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan KPK dan FPB................................30
 Uji Kompetensi....................................................................................................31
BAB IV............................................................................................................................32
BANGUN SEGI BANYAK.............................................................................................32
A. Pengertian Segi Banyak........................................................................................32
B. Jenis-Jenis Segi Banyak.......................................................................................34
 Uji Kompetensi....................................................................................................39
BAB V.............................................................................................................................40
KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR..................................................................40
A. Keliling dan Luas Bangun Datar..........................................................................40
B. Luas Gabungan Bangun Datar..............................................................................41
C. Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Keliling Dan Luas Bangun Datar
44
 Uji Kompetensi....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................51
BAB I
PECAHAN

A. Arti Pecahan
Pecahan adalah bagian dari keseluruhan atau bagian dari sekelompok
a
benda. Pecahan biasa adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk , dengan a
b
dan b adalah bilangan bulat serta b tidak sama dengan 0.
Contoh :

1
Bagian yang diwarnai dari gambar di atas menyatakan pecahan
4
Jika a, b, dan c adalah anggota bilangan bulat, pecahan dapat dinyatakan dalam
berbagai bentuk :
a
= pecahan biasa
b
a
c = pecahan campuran
b
a,b = pecahan decimal
a% = persen

 Latihan
Tentukan nilai pecah dari gambar berikut!
B. Pecahan Senilai dan Menyederhanakan Pecahan

 Pecahan senilai
Pecahan senilai adalah pecahan yang dituliskan dalam bentuk berbeda,
tetapi mempunyai nilai yang sama. Cara menentukan pecahan senilai :

1. Mengalikan pembilang dan penyebutnya, dengan bilangan yang sama, kecuali 0

1
Contoh: x 3 = 3/6, 3/100 x 2 = 6/200
2
2. Membagi bilangan dengan penyebutnya, dengan bilangan yang sama, kecuali 0

1
Contoh: : 3 = 3/6, 3/100 : 2 = 6/200
2

 Menyederhanakan Pecahan

Menyederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana itu, berarti


membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama kecuali nol,
sampai tidak ada lagi bilangan yang bisa habis membagi pembilang dan
penyebutnya.

9 6 3
Contoh : = dengan bentuk sederhana
12 8 4

 Uji Kompetensi

Ubahlah pecahan-pecahan berikut ini menjadi bentuk pecahan yang paling


sederhana!

9 12 18 24
1. 2. 3. 4.
12 30 24 30

20 28 15 18
5. 6. 7. 8.
30 42 20 30

C. Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan


 Membandingkan Pecahan

Simbol yang digunakan untuk membandingkan pecahan yaitu:


1. Lebih dari (˃)
2. Kurang dari (<)
3. Sama dengan (=)
Untuk membandingkan pecahan kita bisa menggunakan beberapa cara
yaitu dengan menggunakan gambar, menyamakan penyebut, bisa juga dengan
menggunakan perkalian silang.

Untuk membandingkan pecahan dengan gambar, kita tinggal melihat


bagian gambar yang diarsir lebih luas yang mana.

Untuk membandingkan pecahan dengan menyamakan penyebut, kita lihat


dahulu penyebutnya sudah sama atau belum. Jika sudah sama, maka kita langsung
bandingkan pembilang. Misalkan 1/5 < 3/5. Jika penyebut belum sama, maka kita
harus samakan penyebut terlebih dahulu.

Contoh:
1/2 … 1/6
Kita samakan penyebut menjadi:
3/6 … 1/6
3/6 > 1/6

Jika penyebut tidak sama, kita bisa membandingkan pecahan dengan melakukan
perkalian sila.

Contoh:
1/2 … 2/3
Kita kalikan silang sehingga:
1×3 = 3
2×2 = 4
sehingga 3<4
maka 1/2 < 2/3
 Uji Kompetensi

Bandingkanlah pecahan di bawah ini dengan memberikan simbol ˃ (lebih dari), ˂


(kurang dari), atau = (sama dengan) dengan tepat!

 Mengurutkan Pecahan

Cara mengurutkan pecahan :

1. Jika penyebut sudah sama langsung urutkan pembilangnya.


2. Jika penyebut berbeda, makan harus menyamakan penyebut.

Contoh Soal 1:
Urutkan pecahan berikut dari yang terkecil! 3/7, 1/7, 5/7
Pembahasan :
Kalau diperhatikan penyebut ketiga pecahan tersebut sudah sama yaitu 7.
Untuk mengurutkan pecahan dengan penyebut sama, tinggal dilihat pembilang.
Pembilang yang lebih besar, merupakan pecahan terbesar.
Sehingga urutan dari terkecil = 1/7, 3/7, 5/7
Contoh Soal 2:
Urutkan pecahan berikut dari yang terkecil! 3/6, 2/3, 4/12
Pembahasan:
Karena kita penyebut pecahan berbeda, kita samakan penyebut pecahan tersebut.
Penyebut pecahan bisa jadi sama jika kita jadikan penyebutnya 12.
3/6 = 6/12
2/3 = 8/12
4/12
Kalau penyebut sudah sama, kita urutkan pecahan dengan membandingkan
pembilang:
Urutan pecahan dari terkecil = 4/12, 3/6, 2/3

 Uji Kompetensi

Urutkanlah bilangan tersebut dari yang terkecil!

1. 3/4, 5/4, 2/4 6. 6/5, 2/5, 8/5


2. 7/2, 2/2, 6/2 7. 1/7, 7/7, 6/7
3. 7/8, 1/8, 8/8 8. 1/2, 5/2, 3/2
4. 3/9, 2/9, 1/9 9. 8/3, 7/3, 3/3
5. 7/6, 4/6, 5/6 10. 4/7, 2/7, 7/7

D. Berbagai Bentuk Pecahan


Pecahan memiliki beberapa bentuk, yaitu:

1. Pecahan Biasa

Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan penyebut.

Contohnya: a/b dengan a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut.


2. Pecahan Campuran

Pecahan campuran adalah pecahan yang nilai pembilangnya lebih besar daripada
nilai bilangan penyebut.

Contohnya: 5/4 dengan 5 sebagai pembilang lebih besar nilainya daripada 4


sebagai penyebut.

1
Sehingga pecahan tersebut bisa disederhanakan menjadi 1 atau satu satu per
4
empat.

3. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah bentuk lain dari penghitungan pecahan yang ditandai
dengan tanda koma (,).

Pecahan desimal juga merupakan pecahan yang nilai penyebutnya 10, 100, 1000,
dan seterusnya.

Contohnya: pecahan 4/10 dapat diubah menjadi bilangan desimal, menjadi 0,4.

4. Bentuk Persen

Pecahan bentuk persen biasanya dilambangkan dengan tanda %. Persen berarti


perseratus.

Contohnya: 45/100 sama juga dengan 45%.

 Uji Kompetensi

Ubahlah angka ini kedalam bentuk persen

1. 55/100
2. 22/100
3. 50/100
4. 20/100
5. 10/100

E. Mengubah Berbagai Bentuk Pecahan


 Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan pecahan campuran

Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran ada syarat


yang perlu dipenuhi. Pecahan biasa yang dapat diubah menjadi pecahan biasa
apabila pembilangnya lebih besar dari pada penyebut atau disebut juga pecahan
tidak murni.

Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran adalah dengan


cara membagi pembilang dengan penyebut. Kemudian meletakan hasil sebagai
bilangan bulat, sisanya sebagai pembilang dan penyebut sebagai penyebut.

Contoh :
 Cara mengubah pecahan campuran menjadi pecahan pecahan biasa

Cara mengubah pecahan yaitu pembilang dibentuk dari bilangan bulat


pada pecahan campuran yang dikalikan dengan penyebut, lalu ditambahkan
pembilang pada pecahan campuran.

Contoh :

 Uji Kompetensi

Ubahlah Pecahan dibawah ini dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran atau
sebaliknya !

1. 7/2 3. 17/4
2. 10/4 4. 24/5

F. Pembulatan dan Penaksiran Pecahan


 Pembulatan Bilangan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan Ribuan Terdekat

Untuk materi ini, Admin Guru Dikdas Lamongan akan turut menjelaskan
tentang: (1) Pembulatan ke Puluhan Terdekat, (2) Pembulatan ke Ratusan
Terdekat, dan (3) Pembulatan ke Ratusan Terdekat.

Pada dasarnya, pembulatan adalah membulatkan bilangan pecahan


menjadi bilangan bulat dengan tujuan memudahkan dalam perhitungan. Dalam
melakukan pembulatan, yang perlu diperhatikan adalah nilai tempat bilangan
tersebut.

1. Pembulatan ke Puluhan Terdekat

Yang harus kalian perhatikan dalam membulatkan bilangan ke puluhan


terdekat yaitu angka satuannya. Apabila angka satuannya kurang dari 5, maka
dibulatkan ke bawah menjadi bilangan 0. Apabila angka satuannya 5 atau lebih,
maka angkat tersebut dibulatkan ke atas menjadi bilangan 10.

Simak contoh-contoh berikut, agar kalian dapat memahami.

 47 dibulatkan menjadi 50
 32 dibulatkan menjadi 30
 55 dibulatkan menjadi 60
 24 dibulatkan menjadi 20
 88 dibulatkan menjadi 90

2. Pembulatan ke Ratusan Terdekat

Yang harus kalian perhatikan dalam membulatkan bilangan ke ratusan


terdekat yaitu angka puluhannya. Apabila angka puluhannya kurang dari 50, maka
dihilangkan. Apabila angka puluhannya 50 atau lebih, maka angkat tersebut
dibulatkan ke atas menjadi bilangan 100.

Simak contoh-contoh berikut, agar kalian dapat memahami.

 470 dibulatkan menjadi 500


 320 dibulatkan menjadi 300
 550 dibulatkan menjadi 600
 240 dibulatkan menjadi 200
 880 dibulatkan menjadi 900
3. Pembulatan ke Ribuan Terdekat

Yang harus kalian perhatikan dalam membulatkan bilangan ke ribuan


terdekat yaitu angka ratusannya. Apabila angka ratusannya kurang dari 500, maka
dihilangkan. Apabila angka ratusannya 500 atau lebih, maka angkat tersebut
dibulatkan ke atas menjadi bilangan 1000.

Simak contoh-contoh berikut, agar kalian dapat memahami.

 4.700 dibulatkan menjadi 5.000


 dibulatkan menjadi 3.000
 5.500 dibulatkan menjadi 6.000
 dibulatkan menjadi 2.000
 8.800 dibulatkan menjadi 9.000

 Penaksiran Bilangan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan Ribuan Terdekat

Penaksiran bilangan bulat berarti memperkirakan hasil suatu bilangan


setelah sebelumnya angka tersebut dibulatkan terlebih dahulu. Dalam melakukan
penaksiran yang harus kalian perhatikan dan pahami adalah nilai tempatnya.
Bentuk-bentuk penaksiran bilangan bulat terbagi menjadi: (1) Taksiran rendah, (2)
Taksiran terdekat, dan (3) Taksiran tinggi. Agar lebih memahami materi
Penaksiran Bilangan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan Ribuan Terdekat. Untuk itu,
simak materi hingga selesai.

1. Penaksiran Hasil Penjumlahan ke dalam Puluhan Terdekat


 Contoh: 93 + 27 = ....
 Taksiran rendah = 90 + 20 = 110
 Taksiran terdekat = 90 + 30 = 120
 Taksiran tinggi = 100 + 30 = 130

2. Penaksiran Hasil Penjumlahan ke dalam Ratusan Terdekat


 Contoh: 572 + 329 = ....
 Taksiran rendah = 500 + 300 = 800
 Taksiran terdekat = 600 + 300 = 900
 Taksiran tinggi = 600 + 400 = 1000

3. Penaksiran Hasil Penjumlahan ke dalam Ribuan Terdekat


 Contoh: 2.275 + 6.720 = ....
 Taksiran rendah = 2.000 + 6.000 = 8.000
 Taksiran terdekat = 2.000 + 7.000 = 9.000
 Taksiran tinggi = 3.000 + 7.000 = 10.000

4. Penaksiran Hasil Pengurangan ke dalam Puluhan Terdekat


 Contoh: 77 – 37 = ....
 Taksiran rendah = 70 – 30 = 40
 Taksiran terdekat = 80 – 40 = 40
 Taksiran tinggi = 80 – 40 = 40

5. Penaksiran Hasil Pengurangan ke dalam Ratusan Terdekat


 Contoh: 842 – 468 = ....
 Taksiran rendah = 800 – 400 = 400
 Taksiran terdekat = 800 – 500 = 300
 Taksiran tinggi = 900 – 500 = 400

6. Penaksiran Hasil Pengurangan ke dalam Ribuan Terdekat


 Contoh: 8.615 – 1.250 = ....
 Taksiran rendah = 8.000 – 1.000 = 7.000
 Taksiran terdekat = 9.000 – 1.000 = 8.000
 Taksiran tinggi = 9.000 – 2.000 = 7.000

Penaksiran bilangan di atas, juga berlaku untuk perkalian dan pembagian.

 Uji Kompetensi
1. Tulislah pembulatan bilangan berikut sampai puluhan terdekat!

75 dibulatkan menjadi ….
58 dibulatkan menjadi ….
35 dibulatkan menjadi ….
59 dibulatkan menjadi ….
82 dibulatkan menjadi ….

2. Tulislah pembulatan bilangan berikut sampai ratusan terdekat!

923 dibulatkan menjadi ....


418 dibulatkan menjadi ....
254 dibulatkan menjadi ....
377 dibulatkan menjadi ....
672 dibulatkan menjadi ....

3. Tulislah pembulatan bilangan berikut sampai ribuan terdekat!

6.106 dibulatkan menjadi ....


2.844 dibulatkan menjadi ....
4.531 dibulatkan menjadi ....
4.215 dibulatkan menjadi ....
5.842 dibulatkan menjadi ....

4. Taksirlah operasi hitung di bawah ini dalam puluhan terdekat!

 49 + 43 = ....
 Taksiran rendah = ....
 Taksiran terdekat = ....
 Taksiran tinggi = ....

 53 – 24 = ....
 Taksiran rendah = ....
 Taksiran terdekat = ....
 Taksiran tinggi = ....

45 x 23 = ....
Taksiran rendah = ....
Taksiran terdekat = ....
Taksiran tinggi = ....

 79 : 24 = ....
 Taksiran rendah = ....
 Taksiran terdekat = ....
 Taksiran tinggi = ....

5. Taksirkan hasil operasi hitung di bawah ini dalam ratusan terdekat!

215 + 250 = ....


810 – 650 = ....
410 x 320 = ....
760 : 190 = ...
BAB II
OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

A. Operasi Hitung Bilangan Cacah


Operasi hitung bilangan cacah terdiri atas penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Aturan dalam pengerjaan operasi hitung
campuran bilangan cacah sebagai berikut.
1. Operasi hitung campuran terdiri atas penjumlahan dan pengurangan dilakukan
urut dari depan.
Contoh:
8 + 14 - 12 = 22 - 12 = 10
26 - 11 + 9 = 15 + 9 = 24

2. Operasi hitung campuran terdiri atas perkalian dan pembagian dilakukan urut
dari depan.
Contoh:
12x3 : 9 = 36 : 9 = 4
20 : 5x7 = 4x7 = 28

3. Operasi hitung campuran terdiri atas penjumlahan, pengurangan, perkalian dan


pembagian. Perkalian dan pembagian dilakukan lebih dahulu daripada
penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
13 + 8x3 = 13 + 24 = 37
9x5 - 24 : 4 = 45 - 24 : 4 = 45 - 6 = 39
4. Operasi hitung campuran yang memuat operasi hitung di dalam tanda kurung
harus diselesaikan terlebih dahulu.
Contoh:
32 : (13 - 5) = 32 : 8 = 4
9. (6 + 14 : 7) = 9. (6 + 2) = 9 * 8 = 72
 Uji Kompetensi
Hitunglah operasi hitung campuran bilangan cacah dibawah ini!

B. Pembulatan dan Penaksiran Bilangan


 Pembulatan
Hal yang harus diperhatikan pada pembulatan bilangan adalah angka pada tempat
nilai satuan.
 Pembulatan ke puluhan terdekat
Pembulatan ke puluhan terdekat dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
a. Angka 0, 1, 2, 3, dan 4 (kurang dari 5) dibulatkan ke bawah menjadi 0 atau
dihilangkan.
b. Sedangkan angka satuan 5 ke atas (5, 6, 7, 8, dan 9) dibulatkan menjadi 1
puluhan.
Contoh:
Bulatkan bilangan 78 dan 52 ke puluhan terdekat.
Jawab:
a. 78 dibulatkan menjadi 80
b. 52 dibulatkan menjadi 50
b. Pembulatan ke ratusan terdekat

 Pembulatan ke ratusan terdekat


Pembulatan bilangan ke ratusan terdekat dilakukan denganaturan sebagai berikut.
a. Bilangan yang kurang dari 50 dibulatkan ke bawahmenjadi 0.
b. Bilangan 50 ke atas dibulatkan ke atas menjadi 100.
Contoh:
Bulatkan bilangan 172 dan 521 ke ratusan terdekat.
Jawab:
a. 172 dibulatkan menjadi 200
b. 521 dibulatkan menjadi 500

 Pembulatan ke ribuan terdekat


Pembulatan bilangan ke ribuan terdekat dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan yang kurang dari 500 dibulatkan ke bawah menjadi 0.
b. Bilangan 500 ke atas dibulatkan menjadi 1.000
Contoh:
Bulatkan bilangan 7.895 dan 12.164 ke ribuan terdekaJawab:
a. 7.895 dibulatkan menjadi 8.000
b. 12.164 dibulatkan menjadi 12.000
Sekarang, kamu dapat melakukan pembulatan pada bilangan puluhan
ribu, ratusan ribu, daripada bilangan jutaan. Perhatikan contoh berikut.
a. 45.358 dibulatkan ke puluhan ribu menjadi 50.000
b. 219.847 dibulatkan ke ratusan ribu menjadi 200.000
c. 1.793.469 dibulatkan ke jutaan menjadi 2.000.000

 Penaksiran
Taksiran merupakan perkiraan terdekat dari suatu hasil operasi hitung.
Ada 3 macam taksiran dalam operasi hitung, yaitu:
a. Taksiran tinggi
Taksiran tinggi dilakukan dengan cara semua bilangan yang akan
dioperasikan dibulatkan ke atas terlebih dahulu. Penaksiran pada operasi
penjumlahan dan pengurangan
b. Taksiran rendah
Taksiran rendah dilakukan dengan cara semua bilangan yang akan
dioperasikan dibulatkan ke bawah terlebih dahulu.
c. Taksiran terbaik
Taksiran baik dilakukan dengan cara semua bilangan yang akan
dioperasikan dibulatkan ke dalam puluhan, ratusan, atau ribuan terdekat terlebih
dahulu.
Contoh penaksiran:

Taksirlah penjumlahan berikut ke puluhan ribu terdekat.

1) 18.445 + 21.648 = ....


2) 50.321 – 29.975 = ....
Jawab:
1) 18.445 + 21.648 = ....
Kita lakukan terlebih dahulu pembulatan bilangannya.
18.445 dibulatkan ke puluhan ribu 20.000
21.648 dibulatkan ke puluhan ribu 20.000
Sehingga 20.000 + 20.000 = 40.000
Jadi, 18.445 + 21.648 hasilnya adalah sekitar 40.000.Sekarang kita lihat hasil
yang sebenarnya.
18.445
21.648
––––– +
40.093
Ternyata hasil perkiraan mendekati hasil yang sebenarnya.
2) 50.321 – 29.975 = ....
Kita lakukan terlebih dahulu pembulatan bilangannya.
50.321 dibulatkan ke puluhan ribu 50.000
29.975 dibulatkan ke puluhan ribu 30.000
Sehingga 50.000 – 30.000 = 20.000
Jadi, 50.321 – 29.975 hasilnya adalah sekitar 20.000.
Sekarang kita lihat hasil yang sebenarnya.
50.321
29.975
––––– –
20.346

 Uji Kompetensi
1. Tentukan pembulatan kesatuan terdekat dari 28,67
2. Pembulatan dari 6,1 yaitu….
3. Pembulatan dari puluhan terdekat untuk 48 yaitu…
4. Pembulatan dari ratusan terdekat untuk 379,258 yaitu…
5. Pembulatan keratusan terdekat untuk 499,5 yaitu…
BAB III
KPK dan FPB

A. Kelipatan dan Faktor Bilangan


Konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB) banyak dipergunakan untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep KPK dapat digunakan untuk menentukan jadwal
liburan, menghitung orbit planet, dan menentukan jumlah barang yang disusun
dalam baris dan kolom.

Sedangkan konsep FPB sering digunakan untuk menyederhanakan


pecahan, menentukan berapa potong kain yang terbesar, pembagian kue yang
sama banyak ke beberapa bagian (kotak/plastik), dan sebagainya. Agar dapat
memahami KPK dan FPB dengan baik, maka kalian harus mengingat kembali
tentang perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan bilangan.

B. Faktor dan Kelipatan Suatu Bilangan


1. Faktor suatu bilangan

Faktor suatu bilangan adalah pembagi habis suatu bilangan yang


ditentukan. Faktor disebut juga pembagi.

Contoh: Tentukan faktor dari 16

Jawab:

16:1 = 16 16:2 = 8 16:4 = 4

Jadi, faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8, dan 16.

Atau, bisa juga dibuat tabel perkalian seperti berikut.

Dari tabel disamping, faktor dari 16 adalah


1, 2, 4, 8, dan 16

2. Kelipatan suatu bilangan

Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil


perkalian suatu bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 4, ...)

Contoh:

Kelipatan bilangan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, ...

Bilangan kelipatan di atas diperoleh dari

1x5 = 5 2x5 = 10 3x5 = 15 dan seterusnya.

 Faktorisasi Prima

1. Faktor Prima

Faktor prima adalah faktor-faktor yang berupa bilangan-bilangan prima.


Contoh:
Tentukan faktor prima dari 24
Penyelesaian:
Bilangan 24 dapat dinyatakan sebagai
1 x 24
2 x 12
3x8
4x6
Sehingga faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24.
Bilangan 1 bukan bilangan prima karena bilangan 1 hanya memiliki satu faktor
yaitu 1 itu sendiri.
Bilangan 2 bilangan prima karena bilangan 2 tepat memiliki 2 faktor yaitu 1 dan
2.
Bilangan 3 bilangan prima karena bilangan 3 tepat memilki 2 faktor yaitu 1 dan 3
Bilangan 4 bukan bilangan prima karena bilangan 4 memilki 3 faktor yaitu 1, 2,
dan 4
Bilangan 6 bukan bilangan prima karena bilangan 6 memiliki 4 faktor yaitu 1, 2,
3, dan 6
Bilangan 8 bukan bilangan prima karena bilangan 8 memilki 4 faktor yaitu 1, 2,
4, dan 8
Bilangan 12 bukan bilangan prima karena bilangan 12 memiliki 6 faktor yaitu 1,
2, 3, 4, 6, dan 12
Bilangan 24 bukan bilangan prima karena bilangan 24 memilki 8 faktor yaitu 1,
2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.
Karena bilangan prima dari faktor 24 adalah
2 dan 3
Jadi, faktor prima dari 24 adalah 2 dan 3.
2. Faktorisasi

Faktorisasi adalah menyatakan bilangan dalam bentuk perkalian


bilangan-bilangan prima.
Untuk mencari faktor prima suatu bilangan antara lain:
1. Bagilah bilangan dengan bilangan 2
2. Ulangi langkah pertama, jika memungkinkan jika sisa bilangan sudah tidak
bisa dibagi dengan 2, maka bagilah dengan 3, 5, 7, dan seterusnya.
Jika sisa bilangan sudah tidak bisa dibagi dengan 2, maka bilangan dengan 3, 5,
7, dan seterusnya.
Contoh:
A. Tentukan faktorisasi dari 20
Penyelesaiannya:
Faktorisasi dari 20 adalah 2 x 2 x 5 = 22 x 5

B. Tentukan faktorisasi dari 42

Penyelesaian:

Faktorisasi dari 42 adalah 2 x 3 x 7

C. KPK dan FPB


1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Kelipatan persekutuan terkecil adalah kelipatan yang sama dari dua


bilangan atau lebih. Cara menentukan kelipatan persekutuan terkecil dan
dilakukan dengan cara berikut.

1. Tentukan bilangan apa yang akan dicari faktorisasi primanya


2. Bagi bilangan tersebut dengan bilangan prima terkecil yang mungkin bisa
diakukan
3. Tulis pembagi bilangan pada cabang sebelah kiri (lingkaran) pohon faktor,
sedangkan hasil pembagian ditulis pada cabang sebelah kanan dan
seterusnya hingga menghasilkan pembagian yang sudah tidak bisa dibagi
lagi.

Misalnya,
Kelipatan persekutuan 2 adalah 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, ... dst
Kelipatan persekutuan 3 adalah 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, ... dst
Jadi, KPK 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, ... dst
Contoh:
1. Tentukan KPK dari 6 dan 12
Penyelesaian

Faktorisasi dari 6 = 2 x 3

Faktorisasi dari 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3

Jadi, KPK dari 6 dan 12 adalah 22 x 3 = 12

2. Tentukan KPK dari 12 dan 16 Penyelesaian:

Faktorisasi dari 12 = 2 x 2 x 3 = 2₂ x 3

Faktorisasi dari 12 = 2 x 2 x 2 x 2 = 2₄

Jadi, KPK dari 6 dan 12 adalah 2₂ x 3 = 12

3. Fitri les Matematika setiap 3 hari sekali. Lina les Matematika setiap 4 hari
sekali. Pada tanggal 25 Juli 2019 mereka berangkat les bersama. Sebelumnya,
mereka telah berangkat les bersama pada tanggal ...
Penyelesaian:

Faktorisasi dari 3 = 3 x 1 = 3
Faktorisasi dari 4 = 2 x 2 = 2₂
KPK = 2₂ x 3 = 12
Diperoleh nilai KPK dari bilangan 3 dan 4 adalah 12, artinya Fitri dan Lina
bertemu setiap 12 hari sekali.
Jadi, Fitri dan Lina sebelumnya berangkat les bersama pada tanggal 13 Juli.

Contoh soal lain:


2. Faktor Persekutuan Terbesar

Faktor persekutuan terbesar adalah faktor yang sama dua bilangan atau
lebih, nilai terbesar dari faktor bilangan tersebut. Cara menentukan faktor
persekutuan dari dua bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

A. Tulis dua bilangan yang merupakan hasil perkalian kedua bilangan tersebut.
B. Jika mungkin lanjutkan seperti cara di atas
C. Berhenti jika pada baris terakhir menunjukkan faktor-faktor prima.

Misalnya:
Faktor dari 4 adalah = (1, 2, 4)
Faktor dari 8 adalah = (1, 2, 4, 8)
Faktor persekutuan dari 4 dan 8 adalah = 1, 2, 4
Jadi, FPB dari 4 dan 8 adalah 4
Contoh:
1. Tentukan FPB dari bilangan 21 dan 35
Penyelesaian:

Faktorisasi dari 21 = 3 x 7
Faktorisasi dari 35 = 5 x 7
Jadi, FPB dari 21 dan 35 adalah 7
2. Tentukan FPB dari 16 dan 24
Penyelesaian:
Faktorisasi dari 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Faktorisasi dari 24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
FPB = 23 = 8
Sehingga FPB dari 16 dan 24 adalah 23 = 8
Dari penyelesaian tersebut, terlihat bahwa untuk menentukan FPB dari dua
bilangan dapat dilakukan dengan mengalikan faktor-faktor prima yang sama dari
bilangan-bilangan tersebut dengan pangkat yag terkecil.

Contoh soal lain :


D. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan KPK dan FPB
Masalah I

Bu Aminah mempunyai 20 jeruk dan 30 salak. Jeruk dan salak akan


dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah yang sama. Berapa banyak jeruk dan
salak pada masing-masing plastik.

Penyelesaian:

Faktorisasi dari 20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5
Faktorisasi dari 30 = 2 x 3 x 5
FPB dari 20 dan 30 adalah = 2 x 5 = 10 Sehingga,
Jumlah jeruk pada setiap plastik = 20/10 = 2 jeruk
Jumlah salak pada setiap palstik = 30/10 = 3 salak

Masalah II

Tiga buah lampu dinyalakan bersama-sama. Lampu merah menyala setiap


4 detik. Lampu hijau menyala setiap 7 detik dan lampu kuning menyala setiap 5
detik. Ketiga lampu itu akan menyala bersamaan pada detik ke berapa?
Penyelesaian :
Pada permasalahan tersebut pada prinsipnya sama dengan kelipatan seperti soal
pertama. Jadi permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mencari KPK dari
4, 7, dan 5.
Cara I : Menemukan himpunan kelipatan
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, 60, 64, 68,
72, 76, 80, 84, 84, 88, 92, 96, 100, 104, 108, 112, 116, 120, 124, 128, 132, 136,
140, …
Kelipatan 7 adalah 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, 77, 84, 91, 98, 115, 112,
119, 126, 133, 140, …

Kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85,
90, 95, 100, 105, 110, 115, 120, 125, 130, 135, 140, …
Maka KPK dari 4, 7, 5 adalah 140
Ketiga lampu tersebut akan menyala bersama-sama pada detik ke 140.

Cara II : Pemfaktoran Prima


Faktorisasi prima dari 4 adalah
Faktorisasi prima dari 7 adalah
Faktorisasi prima dari 5 adalah 1
Maka KPK dari 4, 7, 5 adalah
Ketiga lampu tersebut akan menyala bersama-sama pada detik ke 140.

 Uji Kompetensi
1. KPK dari 12 dan 30 adalah ….
2. KPK dari 12 dan 30 adalah ….
3. Faktor persekutuan dari 20 dan 24 adalah ….
4. Kanina berjalan-jalan setiap 4 hari sekali sedangkan Danya berjalan-jalan
setiap 6 hari sekali.
Kamu berjalan-jalan pada 15 Juli 2018. Pada tanggal berapa kamu akan
berjalan bersama-sama Danya dan Kanina untuk yang kedua dan ketiga kali?
5. Hana mempunyai 20 kue berwarna merah dan 25 kue berwarna biru. Kue
tersebut dibungkus kemudian dijual pada teman-temannya di sekolah.
Berapa banyak paket kue yang dapat dibuat Hana?
Berapa banyak lapisan dan potongan kue per bungkus?
BAB IV
BANGUN SEGI BANYAK

A. Pengertian Segi Banyak


Segi banyak adalah suatu kurva atau bangun datar tertutup yang dibentuk
oleh garis-garis yang berhubungan. Garis-garis yang berhubungan pada segi
banyak itu membentuk sisi. Segi banyak yang paling sedikit sisinya adalah
bangun datar segitiga.
Contoh segi banyak antara lain ada bangun datar persegi panjang,
persegi, belah ketupat, jajar genjang, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku,
trapesium, segi lima (pentagon), dan segi enam (heksagon).

Garis, titik, bidang, dan garis merupakan ide dasar yang tidak
mempunyai definisi dalam bidang geometri merupakan objek (benda) yang
abstrak. Suatu titik dalam geometri tidak mempunyai ukuran. Titik tidak
mempunyai panjang tidak mempunyai tebal, dan tidak mempunyai lebar. Suatu
titik menunjuk suatu posisi, tempat, atau letak tertentu dari suatu objek. Suatu titik
biasanya digambar dengan suatu noktah, noktah yang digambar pada kertas cukup
memberikan gambaran secara kasar kepada kita tentang ide suatu posisi atau letak
suatu titik yang dibicarakan.
Himpunan semua titik membentuk suatu ruang. Maka dengan demikian
yang menjadi perhatian kita adalah himpunan bagian dari ruang. Salah satu
himpunan bagian dari ruang adalah bidang. Jadi, bidang merupakan himpunan
titik atau suatu bidang penuh dengan titik. Panjang dan lebar suatu bidang adalah
tak terhingga. Dua garis dapat sejajar, berpotongan, atau bersilangan. Dua garis
adalah sejajar, jika kedua garis itu terletak pada satu bidang dan tidak mempunyai
titik persekutuan. Dua garis disebut berpotongan adalah jika kedua garis itu
mempunyai titik persekutuan. Dua garis disebut bersilangan adalah jika kedua
garis yang tidak terletak pada satu bidang dan tidak mempunyai titik sekutu. Ruas
garis merupakan bagian dari suatu garis, serta sinar garis merupakan himpunan
bagian dari suatu garis.
Sudut adalah gabungan dua sinar garis dan masing-masing disebut kaki
sudut. Sudut siku-siku adalah sudut yang ukurannya 90 derajat. Sudut lurus adalah
sudut yang lurus atau sudut yang berukuran 180 derajat. Sudut lancip adalah sudut
yang berukuran kurang dari 90 derajat. Sudut tumpul adalah sudut yang berukuran
lebih dari 90 derajat tetapi kurang dari 180 derajat. Kurva adalah kumpulan semua
titik pada suatu bidang datar. Terdapat beberapa jenis kurva diantaranya, kurva
tertutup sederhana karena masing-masing kurva ini tidak memotong dirinya
sendiri atau tidak mempunyai titik potong. Kurva tertutup tidak sederhana karena
masing-masing kurva ini memotong dirinya sendiri atau mempunyai titik potong.
Kurva tidak tertutup sederhana adalah kurva yang tidak memotong dirinya sendiri.
Kurva tidak tertutup tidak sederhana adalah kurva yang memotong dirinya sendiri.
Hanya kurva yang tidak tertutup saja yang memiliki titik ujung.
Suatu daerah atau kumpulan titik ada yang konveks (cembung) dan ada
yang tidak konveks (cekung). Daerah tidak konveks kadang-kadang disebut
daerah konkav.
Segi banyak adalah suatu kurva sederhana tertutup yang dibentuk oleh
(terdiri atas) segmen garis-segmen garis. Segmen garis-segmen garis yang telah
membentuk segi banyak tersebut dinamakan sisi. Apabila suatu segi banyak
ukuran sisinya sama dan ukuran sudutnya juga sama, maka segibanyak tersebut
dinamakan segi banyak beraturan.
B. Jenis-Jenis Segi Banyak
Bangun segi banyak dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bangun segi
banyak beraturan dan bangun segi banyak tidak beraturan. Berikut penjelasannya.

1. Bangun Segi Banyak Beraturan

Bangun segi banyak beraturan adalah bangun segi banyak yang semua
sisinya sama panjang dan semua sudutnya sama besar. Nama lain untuk sebuatan
bangun segi banyak beraturan yaitu poligon.

Bangun segi banyak beraturan memiliki ciri ciri sebagai berikut:

 Memiliki sisi sama panjang


 Memiliki sudut sama besar
 Memiliki bentuk cembung (melengkung ke luar)
 Jumlah simetri putar sama dengan banyaknya sisi
 Jumlah simetri lipat sama dengan banyaknya sisi

Contoh bentuk bangun segi banyak beraturan yaitu:

 Segitiga sama sisi (trigon)

 Persegi (tetragon)
 Segi lima beraturan (pentagon)

 Segi enam beraturan (heksagon)

 Segi tujuh beraturan (heptagon)

 Segi delapan beraturan (oktagon)


 Segi sembilan beraturan (nonagon)

 Segi sepuluh beraturan (dekagon)

2. Bangun Segi Banyak Tidak Beraturan

Bangun segi banyak tidak beraturan adalah bangun segi banyak yang
sisinya tidak sama panjang atau sudutnya tidak sama besar.

Bangun segi banyak tidak beraturan memiliki ciri ciri sebagai berikut:

 Memiliki sisi tidak sama panjang


 Memiliki sudut ridak sama besar
 Bentuknya dapat cembung atau cekung
 Jumlah simetri putar tidak sama dengan banyaknya sisi
 Jumlah simetri lipat tidak sama dengan banyaknya sisi

Contoh bentuk bangun segi banyak tidak beraturan yaitu:


 Segitiga sama kaki

 Segitiga sembarang

 Persegi panjang

 Jajar genjang

 Belah Ketupat
 Trapesium

 Layang-layang

Dari masing-masing penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


perbedaan bangun segi banyak beraturan dan bangun segi banyak tidak beraturan
terletak pada panjang sisi dan besar sudutnya.

Bangun segi banyak beraturan memiliki sisi yang sama panjang dan sudut
yang sama besar, sedangkan banun segi banyak tidak beraturan memiliki panjang
sisi dan besar sudut yang berbeda.
 Uji Kompetensi
1. Mengapa belah ketupat termasuk bangun datar segi banyak tidak beraturan?

3. Sebutkan contoh benda di sekitar yang termasuk segi banyak tidak beraturan!

4. Sebutkan contoh bangun datar yang termasuk segi banyak tidak beraturan!

5. Apa yang dimaksud dengan bangun datar segi banyak tidak beraturan?
BAB V
KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR

A. Keliling dan Luas Bangun Datar


Bangun datar atau bangun dua dimensi, bersumber dari Toppr, adalah
bentuk yang hanya memiliki panjang dan lebar. Berbeda dengan bangun ruang
atau bangun tiga dimensi yang memiliki tinggi, panjang, dan lebar serta bisa dicari
jumlah volumenya. Ada berbagai macam contoh bentuk dari bangun datar seperti
segi empat atau persegi, persegi panjang, lingkaran, dan segitiga.

 Segi empat
Segi empat atau persegi memiliki karakteristik utama yaitu panjang
keempat sisinya sama. Selain sisi yang sama panjang, segi empat juga memiliki
diagonal yang sama panjangnya.
Rumus luas untuk bangun datar segi empat adalah L = s x s s = panjang sisi segi
empat.
Untuk rumus kelilingnya adalah: K = s + s + s + s atau K = 4 x s.

 Persegi panjang
Persegi panjang memiliki bentuk yang hampir sama dengan segi empat.
Namun bedanya adalah persegi panjang memiliki dua sisi lebar (l) dan dia sisi
panjang (p).
Untuk persegi panjang, rumus luasnya adalah L = p x l
Jika Anda ingin mencari keliling dari persegi panjang maka menggunakan rumus
berikut ini k = 2 x (p + l)

 Segitiga
Rumus untuk mencari luas segitiga adalah L = 1/2 x a x t
a = alas
t = tinggi
Sedangkan rumus untuk mencari keliling dari segitiga adalah K = s + s + s
 Lingkaran
Lingkaran merupakan salah satu dari jenis bangun datar. Jumlah keseluruhan
sudut lingkaran adalah 360 derajat.
Bangun datar ini memiliki komponen yaitu titik tengah, jari-jari, diameter, serta
garis lengkung dan phi. Phi memiliki nilai 22/7 atau 3,14. Rumus luas dan keliling
lingkaran adalah:

 Jajar genjang
Jajar genjang atau jajaran genjang memiliki dua sisi panjang dan dua sisi lebar
yang sama.
Rumus luas jajar genjang adalah L = alas x tinggi.
Sedangkan untuk mencari keliling bangun datar ini menggunakan rumus K = 2
(panjang + lebar).

B. Luas Gabungan Bangun Datar


Faktor penting untuk mencari luas dari bangun datar yaitu ketepatan mencari
ukuran setiap unsur bangun penyusunnya. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Kita bisa membagi bangun datar tersebut menjadi bangun-bangun yang mudah
untuk dihitung luasnya yaitu dengan memberi garis bantu.
2. Kita hitung luas setiap bangun yang telah kita batasi dengan garis bantu.
3. Langkah terakhir yaitu kita jumlahkan hasil dari setiap luas bangun yang telah
kita hitung satu persatu.

Contoh:

Pembahasan:
Kita bagi bangun datar gabungan di atas menjadi 2 buah bangun datar,
yaitu bangun persegi panjang dan segitiga. Kita menggunakan garis bantu untuk
memisahkan gabungan bangun datar menjadi 2 jenis bangun datar. Setelah itu kita
hitung luasnya satu persatu dan langkah terakhir adalah menjumlahkannya. Untuk
luas bangun persegi panjang kita singkat dengan LI dan untuk luas segitiga kita
singkat dengan LII. Sehingga gambar dan langkah menghitung luasnya bisa
dilihat di bawah ini!
= 200 cm2
C. Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Keliling Dan Luas
Bangun Datar
Soal 1

Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 5
 Uji Kompetensi
1.
DAFTAR PUSTAKA

Ball, Johnny. 2005. Think of a Number. London: Dorling Kindersley


Clake, Peter. 2005. Investigative Maths Year 1. Collins: London.
Harris, Gloria. 2003. NSW Targeting Math Year 6. Sydney: Pascal Press.
McSeveny, Alan, et al. 2004. New Signpost Maths Student Book 3 stage 2.
London: Person Longman
Gunanto,Adhalia Dhesy.2016.MATEMATIKA KELAS 4 SD.Jakarta: Gelora
Aksara Pratama.

Hobri, dkk. 2018. Senang Belajar Matematika. Jakarta: Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Nightingale, Paul. 2000. Math Outcomes 5 Stage 3. Royston: Nightingle Press.

Parker, Alan, et al. 2000. NSW Signpost Maths 5. Sydney: Pascal Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


66 Tahun 2013. Standar Penilaian Kurikulum 2013.

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun


2013. Standar Penilaian Kurikulum 2013.

Sobel, M. A. dan Evan M. M. 2003. Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber


Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi untuk Guru Matematika SD, SMP,
SMA, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai